OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 01 Mei 2018

Lagu Lama Judul Baru: Dari Intimidasi CFD hingga Ibu Saeni

Lagu Lama Judul Baru: Dari Intimidasi CFD hingga Ibu Saeni

10Berita, Apa yang terlintas di kepala saya saat isu intimidasi di Car Free Day (CFD) tiba-tiba memadati ruang publik? Saya teringat tiga persitiwa dan kemudian berkesimpulan: ini hanya lagu lama dengan judul baru.

Pertama, Insiden Monas pada 2008. Saat itu umat Islam diberitakan melakukan aksi terhadap AKKBB (Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan). Islam pun diopinikan sebagai antikebhinekaan, mengingat saat peristiwa terjadi bertepatan dengan Hari Pancasila. Padahal, bentrokan antara FPI dan AAKBB disebabkan oleh provokasi AKKBB. Tapi media tak mau tahu. Fakta itu mereka sisihkan, dan hanya memberitakan aksi kekerasan FPI.

Keesokan harinya, Koran Tempo menampilkan foto headline saat Munarman, tokoh FPI, sedang “mencekik” seorang laki-laki “yang ditulis mereka sebagai anggota AKKBB“, untuk memberikan efek dramatis aksi kekerasan FPI. Ternyata, fakta yang sesungguhnya tidak demikian. Munarman justru sedang berusaha mencegah tindakan anarkis.

Kedua, tragedi berdarah Ciketing Asem, Kota Bekasi pada 2011. Saat umat Islam merayakan Hari Kemenangan, kaum muslim justru bersimbah darah setelah aksi provokasi jemaat HKBP. Seketika itu juga dunia internasional menyoroti Ciketing Asem.

Berbagai media (cetak dan elektronik), baik dalam maupun luar negeri, kompak mengangkat peristiwa itu dengan satu angel yang seragam: kebebasan beribadah. Judul kemudian dibuat beragam. Beberapa di antaranya: Pemkot Bekasi Diminta Berikan Izin Ibadah untuk jemaat HKBP (detik), Romo Benny: Negara Tidak Boleh Kalah oleh Pelaku Kekerasan (detik), Indonesia, Belajarlah Toleransi (kompas), Kebebasan Beragama Belum Terjamin (kompas), Ada Pertemuan sebelum Penusukan (kompas)

Ketiga, razia warung makan Ibu Saeni saat Ramadhan. Silakan simak judul berita di Kompas. Sengaja saya hanya menampilkan judul dari Kompas karena mereka media yang kali pertama mengangkat razia terhadap warung miliki Ibu Saeni dan terus memberitakannya secara massif.

http://nasional.kompas.com/read/2016/06/12/13570941/kebijakan.penutupan.warung.makan.di.bulan.ramadhan.sering.bersifat.politis

http://properti.kompas.com/read/2016/06/11/224904121/polemik.razia.warung.nasi.pantaskah.serang.dilabeli.kota.islami.

Lagu sejenis sudah sering kita dengarkan. Biasanya dinyanyikan bersama-sama oleh media arus utama dan kaum Islamphobia saat ada peristiwa yang melibatkan umat Islam atau Islam. Ketika Front Pembela Islam (FPI) melakukan sweeping atau aksi unjuk rasa menentang kemungkaran, lagu tersebut nyaring terdengar. Preman berjubah, Islam identik dengan kekerasan dan syair sejenis terus berkumandang.

Ketika terjadi aksi bom yang pelakunya umat Islam, syair lagu tersebut makin kencang dinyanyikan. Membuat telinga kita bising. Begitu seterusnya. Dan biasanya, dalam lagu tersebut terselip syair berupa kecaman dan dukungan dari presiden hingga tokoh JIL. Dalam kasus Ibu Saeni misalnya, ada donasi untuknya yang berjumlah ratusan juta, termasuk dari Presiden Jokowi sebesar Rp 10 juta.

Bukankah demikian pula yang terjadi pada isu intimidasi di CFD? Ada usaha menjelekkan umat Islam dengan menyebut “musllim apaan” yang terlontar dari wanita yang katanya diintimidasi. Lalu dari Istana Negara dan GP Ansor dengan cepat bersuara. Media arus utama menjadikan ini isu utama. Skenario playing victim dilakukan, dan seterusnya.

Inilah lagu lama judul baru. Syairnya senada: soal kebebasan, radikalisme, terorisme, kebhinekaan dan sejenisnya. Tapi judulnya berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.

Erwyn Kurniawan
Pemerhati Media dan Politik Islam

Sumber :Ngelmu.co 

#2019GantiPresiden Lahir Karena Jokowi Ingkar Janji

#2019GantiPresiden Lahir Karena Jokowi Ingkar Janji


10Berita – Semaraknya acara #2019GantiPresiden di Car Free Day di berbagai kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan membuktikan bahwa gerakan tersebut tidak hanya sekedar menggema di media maya.

“Tapi berlanjut di darat, bahkan di berbagai kota besar. Ini artinya memang rakyat sudah menghendaki dan menginginkan perubahan,” kata Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI) Panji Nugraha kepada redaksi, Senin (30/4).

Aksi #2019GantiPresiden, kata dia, merupakan aksi spontanitas dari masyarakat yang menginginkan presiden baru di Pilpres 2019.

“Dinilai dari aspek demokrasi adanya aksi tersebut menandakan jika demokrasi Indonesia semakin matang, dan juga merupakan wujud rakyat sudah dewasa dalam berpolitik,” tutur Panji.

Panji menambahkan, aksi tersebut secara politik kekinian merupakan hambatan serius bagi Jokowi untuk melanjutkan kepemimpinanya.

Dia menekankan bahwa lahirnya gerakan #2019GantiPresiden disebabkan oleh kepemimpinan Jokowi saat ini bukan dalam artian like atau dislike. Akan tetapi, rakyat menilai Jokowi sudah diberikan kesempatan untuk memimpin selama 5 tahun, tetapi hasilnya justru membuat publik kecewa karena Jokowi selama memimpin tidak mampu memenuhi seluruh janji-janji Pilpres lalu.

“Jadi jika ada yang mendiskreditkan gerakan #2019GantiPresiden sama halnya ia membela kebijakan-kebijakan pemerintah Jokowi yang tak pro rakyat. Karena tidak akan ada asap jika tidak ada api, rakyat kecewa terhadap rezim yang telah diberikan kesempatan dan kepercayaan untuk memimpin,” tukas Panji.[]

Sumber :rakyatmerdeka

Layang-layang bawa bom molotov dari Gaza bakar ladang gandum Israel

Layang-layang bawa bom molotov dari Gaza bakar ladang gandum Israel

10Berita, GAZA – Kebakaran hutan terjadi pada Ahad (29/4/2018) malam setelah sebuah layang-layang yang dilepaskan dari Gaza ke arah pemukiman Israel yang dibangun di tanah Palestina di sebelah timur kamp pengungsi Al-Bureij, di Jalur Gaza tengah.

Seorang koresponden berita PIC mengatakan bahwa layang-layang yang diikatkan bom molotov dilepaskan ke arah pemukiman Israel, menyebabkan kebakaran hutan dan kerusakan ladang gandum.

Selama beberapa pekan terakhir, warga Gaza telah menerbangkan layang-layang yang membawa bom molotov ke perbatasan Israel sebagai tanggapan atas penindasan dan agresi yang dilakukan oleh militer Israel terhadap massa demonstran Great March of Return, yang dimulai pada 30 Maret.

(ameera/)

Sumber :arrahmah.com

Ini bukan Event Pemprov DKI, Sandi: Panitia bagi Sembako di Monas Lakukan Pelanggaran

Ini bukan Event Pemprov DKI, Sandi: Panitia bagi Sembako di Monas Lakukan Pelanggaran

10Berita, JAKARTA  Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno mengaku telah bertemu panitia ‘Untukmu Indonesia’ yang menggelar acara bagi-bagi sembako di Monas pada Sabtu (28/4/2018) lalu. Dari pertemuan tersebut, ia menyimpulkan ada beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh panitia.

“Pertama, panitia menggunakan logo resmi Pemprov DKI Jakarta tanpa izin. Jadi saya ingin garisbawahi bahwa ini bukan event Pemprov DKI,” katanya di Balai Kota, Senin (30/4) malam sebagaimana dilansir Republika.co.id, Selasa (1/5).

Kedua, lanjut Sandi, pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan kesepakatan awal. Sejak awal, pemprov tak menyetujui ada pembagian sembako. Seminggu sebelum acara, pemprov memperingatkan kepada panitia untuk tidak menggelar acara bagi sembako, namun panitia membangkang.

“Dinas Pariwisata dan Budaya maupun kepala UP Monas sudah menyatakan tidak diperkenankan tapi tetap dilakukan (panitia),” ujar Sandi.

Kesalahan ketiga dari panitia, kata Sandi, adalah tidak bertanggung jawab terkait kebersihan taman dan prasarana serta kegiatan di sekeliling area Monas.

Keempat, kenyamanan dari pengunjung tidak diperhatikan hingga terjadi penumpukan pengunjung yang tidak diantisipasi dan tidak terkoordinasi dengan baik. “Terakhir panitia tidak dapat berpartisipasi aktif dalam menjaga ketertiban,” katanya.

Yang sangat disesalkan Sandi yakni adanya dua korban meninggal dalam acara ini. Korban meninggal tersebut adalah warga Pademangan, Jakarta Barat dan keduanya masih berusia anak-anak.

“Ada dua korban yang mesti kehilangan nyawanya yaitu saudara kita Mahesha Junaedi dan satu lagi, adinda Rizki. Keduanya warga Pademangan,” ungkapnya.
Masing-masing mereka berusia 12 tahun dan 10 tahun. Rizki bersama Mahesha harus kehilangan nyawa karena berdesak-desakan. Sandi menyebut saat ini ada investigasi lanjutan berkaitan dengan penyebab pasti dari kematian kedua korban.

“Kami sekarang sedang berkoordinasi dengan panitia untuk tindak lanjutnya dan bagaimana langkah tanggung jawab dari panitia atas kejadian yang telah terjadi. Sangat kita sayangkan,” sesalnya.

Sumber : Salam Online.

Didatangi Buruh di Istana Merdeka, Jokowi Pergi ke Bogor, Katanya Kangen di Demo???

Didatangi Buruh di Istana Merdeka, Jokowi Pergi ke Bogor, Katanya Kangen di Demo???


10Berita, JAKARTA - Demo Buruh 1 Mei atau yang dikenal dengan May Day berlangsung hari ini, Selasa (1/8/2018).

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, ada sebanyak 150 ribu buruh yang melancarkan aksinya di Istana Merdeka Jakarta pada pagi ini.

Dari 150 ribu yang berpartisipasi dalam long march di Jakarta, merupakan gabungan pekerja yang berasal dari berbagai wilayah di Jabodetabek. Khususnya wilayah Karawang, Purwakarta dan juga Bekasi.

"Untuk aksi di istana negara Jakarta ada 150 ribu buruh se-jabodetabek serang Karawang Purwakarta dengan titik kumpul aksi di patung kuda Indosat jam 10 pagi, setelah itu peserta massa aksi akan long march ke istana Presiden," ujar Said Iqbal.

Di Istana Jokowi, massa buruh akan menyampaikan tuntutan Tritura Plus.

Tuntutan pertama, menurunkan harga beras, listrik, BBM dan bangun ketahanan pangan dan ketahanan energi.

Tuntutan kedua, menuntut pemerintah menolak upah murah, mencabut PP 78/2015 tentang Pengupahan, dan merealisasikan 84 item Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

Tuntutan ketiga, menolak tenaga kerja asing, buruh kasar dari China, mencabut Pepres 20/2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA).

Namun, ternyata Presiden Joko Widodo malah memilih berkegiatan di Istana Bogor.

Berdasarkan jadwal resmi yang dikeluarkan pihak Istana, Presiden Jokowi diagendakan menerima kunjungan kehormatan Delegasi Wakil Presiden Republik Islam Iran Bidang Wanita dan Urusan Keluarga sekitar pukul 09.45 WIB.

Setelah itu, sekitar pukul 10.30 WIB, Presiden Jokowi diagendakan membuka konsultasi tingkat tinggi dengan tajuk "World Moslem Scholars on Wasatiya Al-Islam" di Istana Presiden Bogor.

Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Triadi Machmudin mengatakan, sejauh ini belum ada agenda Jokowi menerima perwakilan buruh yang berunjuk rasa di seberang Istana Presiden Jakarta.

"Agenda Presiden hari ini sesuai jadwal resminya. Belum ada informasi mengenai apakah akan menerima perwakilan buruh atau tidak," kata Bey, seperti dilansir Kompas.com.

Pak JOKOWI tdk mau menemui BURUH yg saat ini sdh di area ISTANA...???kemana Pak Presiden sih,mana mungkin gk tau BURUH akan ke ISTANA...
Rakyatnya datang malah menghindar, tapi kalo pendukungnya yg dtng langsung Di temui...
Begini sikap seorang PEMIMPIN...?#BuruhTidakPilihJokowi

— Mahendra Gunawan (@MAHENDRA_GNW) 1 Mei 2018


Karena yg demo bukan buruh TKA kali ya.. @adv_supyadi @Fahrihamzah@fadlizon
Hari Buruh May Day Jokowi Pilih Berkegiatan di Bogor – VIVA https://t.co/CiMqFRr8II

— #2019GantiPresiden (@BagasiKecil1) 1 Mei 2018


KONON KATANYA... JOKOWI KANGEN DI DEMO..

Ini Buruh datang untuk mengadukan nasib malah milih ke Bogor.

[Video - pernyataan Jokowi kangen di demo]

Sumber : PORTAL ISLAM

Curi Start Kampanye, Bawaslu Panggil PSI

Curi Start Kampanye, Bawaslu Panggil PSI


10Berita – Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja, mengatakan pihaknya resmi memanggil Partai Solidaritas Indonesia (PSI) karena diduga melakukan pelanggaran kampanye pemilu 2019. Pemanggilan ini terkait pemasangan iklan PSI di beberapa media cetak yang terbit baru-baru ini.

“Ada dugaan pelanggaran yang dilakukan PSI, khususnya masalah penanyangan iklan parpol itu di media cetak. Ada indikasi bahwa iklan itu melanggar ketentuan (kampanye) Pemilu 2019,” kata Bagja ketika dijumpai wartawan di Kantor Bawaslu, Thamrin, Jakarta, Senin (30/4).

Surat pemanggilan kepada PSI, kata Bagja, sudah resmi disampaikan. Bawaslu meminta PSI memberikan klarifikasi atas iklan yang ada di enam media cetak nasional dan daerah.

Adapun iklan tersebut menayangkan lambang partai nomor partai, calon presiden yang didukung partai dan susunan kabinet berdasarkan survei partai tersebut. Temuan atas iklan ini berdasarkan pantauan dari panwaslu di daerah dan juga anggota Bawaslu.

“Temuan ini sudah dipantau teman-teman dan akan diperdalam. Karena itu PSI kami panggil untuk melakukan klarifikasi. Yang jelas ini terindikasi pelanggaran,” jelas Bagja.

Bagja juga mengingatkan bahwa Bawaslu, KPU, KPI dan Dewan Pers sudah melakukan penandatanganan kesepakatan bersama terkait peraturan kampanye Pemilu 2019. Dalam kesepakatan ini diatur tentang larangan melakukan kampanye atau tindakan yang mengandung unsur kampanye sebelum masa kampanye pemilu resmi dimulai. Sebagaimana diketahui, masa kampanye Pemilu 2019 akan dimulai pada 23 September mendatang. []

Sumber : republika

MBAK SUSI INI "HEBAT", Pinter "Meramal", Mendadak Kerudungan

MBAK SUSI INI "HEBAT", Pinter "Meramal", Mendadak Kerudungan


MBAK SUSI INI "HEBAT"

Oleh: Kawendra Lukistian*

Angkat topi untuk nyali mbak Susi Ferawati saat di CFD, umumnya orang normal itu akan menghindar bila melihat potensi benturan dikarenakan perbedaan, terlebih saat bawa anaknya, menerobos keramaian, naluriah seorang ibu akan menghindari potensi benturan itu, tapi ini nekad menerobos, membawa anak, edan kan?!

Decak kagum untuk kemampuan mbak Susi dalam "meramal", di CFD dengan jelas mbak Susi mengatakan "MUSLIM APA KALIAN?!" kepada orang-orang yang menggunakan kaos #2019GantiPresiden, kualitas ramalannya patut diacungi jempol, kenapa? Apa mbak Susi sudah menerawang KTP mereka satu per satu, sehingga tau mereka yang berkaos ganti presiden itu muslim?! Belum tentu semua muslim!

Nah, dan ini yang paling keren, saat di CFD dengan santai melenggang menerobos keramaian tanpa kerudungan, eh saat heboh di media dan mulai diwawancara sana-sini dadakan kerudungan, beda-beda tipis sama tahu bulat, dadakan.

Mencermati semua itu, jelas, penting untuk umat menjaga akal sehat, amati normalkah semuanya? Terlebih saat googling dengan kata 'intimidasi' yang keluar berita intimidasi terkait CFD semua. padahal satu hari sebelumnya ada kejadian yang lebih parah dari intimidasi, menyebabkan dua orang anak mati di aksi yang diselenggarakan oleh organisasi yang bernama Forum Untukmu Indonesia alias FUI !

Cermatilah, amatilah dan jagalah akal sehat kita.

#MenjagaAkalSehat

Sumber: fb penulis
Link: https://www.facebook.com/kawendra.lukistianfull/posts/10214622601430390

[video - mbak Susi teriak 'Muslim Apa Kalian?!' kenapa langsung menuding Muslim?]

— #2019GantiJokowi (@fadreee) 30 April 2018


Sumber :Portal Islam 

DAHSYAT! Demo Buruh Kepung Istana "KAMI PASTIKAN TIDAK PILIH JOKOWI" #2019GantiPresiden

DAHSYAT! Demo Buruh Kepung Istana "KAMI PASTIKAN TIDAK PILIH JOKOWI" #2019GantiPresiden


10Berita,  JAKARTA - Demo Buruh 1 Mei atau yang dikenal dengan May Day yang berlangsung hari ini, Selasa (1/8/2018), mengepung Jokowi di Istana Merdeka Jakarta.

Pantauan kumparan (kumparan.com), sejak pukul 08.30 WIB massa sudah berkumpul. Salah satu titik kumpul massa berada di kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Tampak massa gabungan mengenakan seragam dan mengibarkan bendera dari masing-masing kelompok buruh.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, ada sebanyak 150 ribu buruh yang melancarkan aksinya di Istana Merdeka Jakarta pada pagi ini.

Dari 150 ribu yang berpartisipasi dalam long march di Jakarta, merupakan gabungan pekerja yang berasal dari berbagai wilayah di Jabodetabek. Khususnya wilayah Karawang, Purwakarta dan juga Bekasi.

"Untuk aksi di istana negara Jakarta ada 150 ribu buruh se-jabodetabek serang Karawang Purwakarta dengan titik kumpul aksi di patung kuda Indosat jam 10 pagi, setelah itu peserta massa aksi akan long march ke istana Presiden," ujar Said Iqbal.

Di Istana Jokowi, massa buruh akan menyampaikan tuntutan Tritura Plus.

Tuntutan pertama, menurunkan harga beras, listrik, BBM dan bangun ketahanan pangan dan ketahanan energi.

Tuntutan kedua, menuntut pemerintah menolak upah murah, mencabut PP 78/2015 tentang Pengupahan, dan merealisasikan 84 item Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

Tuntutan ketiga, menolak tenaga kerja asing, buruh kasar dari China, mencabut Pepres 20/2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA).

Para buruh ini juga mendukung #2019GantiPresiden dengan membawa baliho bertuliskan #2019GantiPresiden dan membentangkan spanduk besar bertuliskan:

KAMI PASTIKAN TIDAK PILIH JOKOWI

SEJAK ANDA JADI PRESIDEN, KAUM BURUH MAKIN SENGSARA

Hal senada disampaikan Presiden Federasi Serikat Pekerja Aneka Sektor Indonesia (FSPASI) Herry Hermawan menilai, pemerintah Jokowi-JK telah gagal mensejahterakan rakyat dengan menerbitkan kebijakan yang tidak pro buruh. Dalam aksinya nanti, kata Herry, ada 8 tuntutan yang akan disampaikan kepada pemerintah.

“Ada 8 tuntutan yang akan kami sampaikan. Selain itu, kami menilai Jokowi-JK gagal mensejahterakan rakyat dengan menerbitkan kebijakan yang menyengsarakan buruh dan rakyat,” ujar Herry melalui rilis resminya, Selasa (1/5).

Hingga saat ini massa dari berbagai organisasi buruh terus datang dan meramaikan kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.


Selamat Hari Buruh! May Day!

Simak Tagline dalam Sepanduk Para Buruh

SEJAK ANDA JADI PRESIDEN KAUM BURUH MAKIN SENGSARA

KAMI PASTIKAN TIDAK PILIH JOKOWI

Itu mah sama artinya dengan#2019GantiPresiden
Mamam tuh bong! 😃 pic.twitter.com/uroLicv0ab

— ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ (@RajaPurwa) 1 Mei 2018


Sumber :Portal Islam 

TERCYDUK! Dave Revano Ketua Acara Monas Yang Tewaskan 2 Anak Ternyata Dulu Ketua Forum Relawan Jokowi (ForJokowi)

TERCYDUK! Dave Revano Ketua Acara Monas Yang Tewaskan 2 Anak Ternyata Dulu Ketua Forum Relawan Jokowi (ForJokowi)


10Berita, JAKARTA - Dua anak warga Pademangan, Jakarta Barat dilaporkan menjadi korban tewas di acara pembagian sembako yang dilaksanakan panitia dari Forum Untuk Mu Indonesia di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Sabtu (28/4/2018). Tewasnya dua anak ini dibenarkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.

"Fakta kejadian telah terjadi dan kami sangat prihatin. Adanya dua korban yang mesti kehilangan nyawanya yaitu saudara kita Mahesha Junaedi dan satu lagi, Adinda Rizki. Keduanya warga Pademangan," kata Sandiagadi Balai Kota DKI Jakarta, Senin (30/4) malam.

Link: http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/18/04/30/p807mn409-sandi-dua-anak-tewas-pada-acara-pembagian-sembako-di-monas

***

Mirisnya.. Tewasnya dua anak ini tak seheboh kejadian CFD yang digorang goreng untuk mendiskreditkan gerakan #2019GantiPresiden.

Usut punya usut... ternyata Ketua Forum Untuk Mu Indonesia, Dave Revano, adalah pendukung utama Jokowi.

BACA... Dave Revano adalah Ketua Forum Untuk Mu Indonesia yang menggelar acara di Monas dengan dalih "Gelar Pesta Kerakyatan, "Forum Untuk Mu Indonesia" Kibarkan Semangat NKRI Harga Mati!"

Link: http://www.tribunnews.com/nasional/2018/04/30/gelar-pesta-kerakyatan-forum-untuk-mu-indonesia-kibarkan-semangat-nkri-harga-mati

SIAPA Dave Revano???

Jejak digital tidak bisa ditutupi siapa itu Dave Revano.

[Minggu, 01 Juni 2014]
Dave Revano, ketua fasilitator Forum Relawan Jokowi (ForJokowi)


Dalam pertemuan yang banyak dihadiri oleh para pemimpin gereja, Dave memaparkan harapan ForJokowi dan Forum Pemimpin Gereja adalah Jokowi menjadi presiden terpilih tahun 2014 ini.

“Kita semua harus berdoa untuk pak Jokowi agar beliau diberi kasih karunia dan anugerah dari Tuhan agar beliau bisa memimpin bangsa ini,” kata Dave Revano, ketua fasilitator Forum Relawan Jokowi (ForJokowi).

Dalam acara Deklarasi Forum Pemimpin Gereja-gereja Indonesia hadir pula Pendeta Karel Ketua PGI, Alwi Sihab, Luhut Panjaitan, Yeri Tawaluyan Koordinator FPGI dan Harun Alrasyid Penasihat ForJokowi.

Link: http://www.satuharapan.com/read-detail/read/dave-revano-jokowi-pantas-jadi-presiden

***

SEKARANG SUDAH TAHU KAN...

KENAPA INSIDEN CFD HEBOH DIGORENG MEDIA, PARA TOKOH, Bahkan ISTANA turut Bersuara...

LALU TEWASNYA 2 ANAK DI ACARA Forum Untuk Mu Indonesia SEPI???

Di acara pembagian sembako Monas juga dibagikan Kupon Bazar Murah dari Caleg PDIP Charles Honoris, ada logo PDIP nya. Cek di bawah...

— Effendi (@eae18) 30 April 2018

— Effendi (@eae18) 1 Mei 2018

Masuk ke Monas tangan di stempel, logo Kristusnya paling menonjol, ada kupon dari Charles honoris (Kader PDIP/Caleg dapil DKI 3 )...hahhaha bilang aja lu mo menipu, Dasar Kodok Bangkong !!!! pic.twitter.com/ZcuTZ9NbiE

— PangeranJKT (@MuchlistHassan) 28 April 2018


Sumber : PORTAL ISLAM

Soal Intimidasi, 5 Keanehan Yang Terungkap Ini, Justru Bikin Mengernyitkan Dahi

Soal Intimidasi, 5 Keanehan Yang Terungkap Ini, Justru Bikin Mengernyitkan Dahi

Foto: www.jawapos.com

10Berita, Tidak seharusnya acara jalan santai di hari libur car free day, diwarnai aksi politik apalagi sampai terjadi selisih sengit antar dua kelompok. Sudah seharusnya semua pihak manahan diri masing-masing. Tidak kedepankan sikap-sikap tak etis dalam penyampaian aspirasi.

Kericuhan dan adanya dugaan intimidasi yang terjadi pada hari Minggu kemarin 29 April lalu, benar-benar bikin prihatin. Seorang ibu bahkan sampai mengaku diintimidasi oleh kelompok kaus yang berbeda. Tapi, bagaimana sebenarnya kejadian ini?

Dilansir dari Kumparan.com (30/4/2018), pegiat media sosial, Mustofa Nahrawardaya, mengungkapkan kejanggalan demi kejanggalan yang dilihatnya berdasar fakta saat dirinya ada di lapangan.

Pertama, ada beberapa orang yang mengaku Koordinator Aksi #2019GantiPresiden yang secara tiba-tiba umumkan pembatalan acara di media massa. Begitu dicek, nyatanya Mardani Ali Sera dan Neno Warisman bahkan tak mengenal orang yang mengaku koordinator itu.

Kedua, saat akan berfoto di tengah massa, ada yang merebut spanduk yang dipegang istrinya tiba-tiba. Orang itu kemudian kabur sambil mengaku bahwa dirinya polisi.

Ketiga, ada orang berkaus #DiaSibukKerja sengaja memasuki kerumunan pemakai kaus #2019GantiPresiden yang terbilang beringas. Dan tiba-tiba ada segerombol orang yang berkaus #2019GantiPresiden menawar kaus lawannya dengan uang.

Keempat, ada orang berpakaian preman mirip perebut spanduk tadi, memaksa minta kaus yang dibeli massa. Mengaku polisi. Saat diminta ikut selfi dan ditanya identitasnya, orang itu kabur.

Kelima, ada sekitar 1.000 orang memakai kaus #DiaSibukKerja dengan kaus seragam persis, tidak seperti #2019GantiPresiden yang variatif. Tapi mereka terlihat melamun dan polos di tengah aksinya.

Mustofa mengatakan, “Nah, saya saja tidak bernai mendekati rombongan pendukung Pak Jokowi yang dikawal polisi. Lah kok Mbak Susi nekat sekali bawa anak kecil, memasuki rombongan kemlompok lain. Bukan soal apa. Dalam situasi seperti itu, rawan penyusupan.”

Jika demikian ada sudut pandang yang berbeda, jelas hal ini menimbulkan tanda tanya juga. Benarkah massa yang lakukan dugaan intimidasi itu, dari rombongan “ganti presiden”?

Tentu saja tindakan intimidasi dan pengeroyokan semacam itu, tidak ada yang membenarkan. Apalagi seorang ibu dan anak yang menjadi sasarannya.

Tapi satu hal, jika selama ini terus ada kelompok yang dipojokkan dan tuding main kasar, mari sama-sama dinginkan kepala untuk kroscek ulang.

Dan marilah, damai. Sesekali pemakai kaus #2019GantiPresiden bersanding hangat dengan pemakai kaus #DiaSibukKerja. Dengan begitu tentu, sudah meunjukkan adanya kedewasaan dalam berdemokrasi. Semua harus saling menghargai. Damai itu meneduhkan.

Desti Anggraini Nor
Wallahu a’lam.

Referensi: Kumparan.com (30/4/2018).

Sumber : UC News