OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 03 Mei 2018

Ceramah Gus Nur: Haram Hukumnya Pilih Jokowi

Ceramah  Gus Nur: Haram Hukumnya Pilih Jokowi

 

10Berita - Sugi Nur Raharja alias Gus Nur, pengkhotbah yang tengah naik daun, menggegerkan media sosial karena memberikan hukum haram untuk memilih Joko Widodo sebagai presiden pada Pilpres 2019.

Pernyataan Sugi Nur tersebut viral, setelah video ceramahnya di masjid Kota Surakarta, Jawa Tengah, diunggah ke laman berbagi video YouTube, Selasa (1/5/2018).

Berikut penggalan-penggalan ceramah Sugi Nur yang dianggap kontroversial oleh warganet.

”Kalau menurut Gus Nur siapa presidennya? Saya tidak mau menyebut nama, dan saya harus netral dalam masalah itu, silakan kalau antum.”

”Saya tidak memilih Prabowo. Tidak dukung Prabowo, Tidak siapa-siapa, itu urusan pribadiku sama Allah.”

”Cuma saya mengasih wacana, haram hukumnya milih Presiden Jokowi, kembangkan. Kalau mau. Kata siapa Gus, haram? kata Saya! Dalilnya mana Gus? Qola Gus Nur. Kok repot, begitu, selesai."

Dalam video khotbah yang disebar akun Munjiat Channel tersebut, Sugi Nur juga menuturkan jemaahnya yang memilih Jokowi ketika pemilu agar keluar dari masjid.

”Jadi apa ini kira-kira, ganti presiden? Ini di dalam masjid ini ganti presiden apa? Siapa yang milih Jokowi di dalam masjid ini angkat tangan? Siapa yang pilih Jokowi keluar dari masjid ini,” tuturnya.

Warganet membanjiri kolom komentar video tersebut dengan penilaian negatif. Menurut mereka, pemuka agama seharusnya memberikan ceramah yang ”menenangkan”.

”Seharus ulama itu membawa kedamaian bukan membawa kebencian,” tulis Anni Mentaya, Rabu (2/5/2018).

Sementara akun Subiyanto 2016 mengatakan, ”Kalau ada ceramah yang tidak baik, sebaiknya tidak usah diikuti atau dipatuhi.”

Sedangkan akun Lukman Hakim menilai, ceramah itu justru berisi fitnah. ”Ustad kok kerjanya fitnah, tolong jangan memprovokasi. Berilah ceramah yang adem.”

Hingga berita ini diunggah, Kamis (3/5), video itu telah disaksikan 32.279 warganet, dan dikomentari sedikitnya 742 orang.

Sumber : Suara.com

Menurut Pigai, Tidak Ada Islam yang Intoleran di Indonesia

Menurut Pigai, Tidak Ada Islam yang Intoleran di Indonesia

10Berita, JAKARTA -Mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai menyatakan, Islam merupakan agama yang penuh cinta dan menjunjung tinggi nilai sesama. Untuk itu, menurutnya, di Indonesia tidak ada Islam yang intoleransi, radikal dan teroris.

"Yang ada adalah cara pandang pemimpin yang intoleransi dan radikal," kata Pigai kepada TeropongSenayan di Jakarta, Kamis (3/5/2018).

Meski dirinya bukan muslim, namun Pigai mencintai Islam secara tulus dari lubuk hati yang terdalam.

"Islam adalah agama Allah SWT yang dijiwai cinta," tukasnya.(yn)

Sumber : Teropongsenayan

Menhan Ingatkan Prajurit TNI Agar Mengarahkan Keluarganya Untuk Memilih Presiden yang Benar

Menhan Ingatkan Prajurit TNI Agar Mengarahkan Keluarganya Untuk Memilih Presiden yang Benar


10Berita, PRAJURIT Tentara Nasional Indonesia (TNI) diingatkan agar tak ikut dalam politik praktis dan tetap menjaga netralitas selama tahun pemilu 2018 dan 2019 mendatang.

“Tahun politik kita tidak boleh ikut-ikut politik, semuanya sama. Tentara tak boleh memilih. Jangan,” kata Menteri Pertahanan, Ryamirzard Ryacudu, saat memberi pengarahan kepada ratusan prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut (AL) di Markas Komando Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (3/5/2018).

Meski begitu, mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu menganjurkan kepada seluruh prajurit TNI untuk membimbing dan mengarahkan istri beserta sanak keluarga lainnya untuk memilih pemimpin yang pantas memimpin Indonesia ke depannya.

“Kalau istri, keluarga boleh. Tapi dikasih tahu milih tuh yang bener. Kalau gak bener nanti negara jadi tidak bener. Kalau (pemimpin) kacau, kita juga rugi,” katanya.

Ryamirzard juga meminta prajurit mengarahkan keluarganya dalam memilih bukan semata-mara karena bujukan dan rayuan dari politik uang yang marak beredar saat musim pemilu.

“Cara milih (pemimpin) yang bener ya berdoa sama Tuhan, berikan pemimpin yang benar karena amanah bukan karena duit. Ingat, Tuhan akan menghancurkan suatu bangsa yang diberikan pemimpin yang zalim,” katanya.

Tak hanya itu, ia juga menganjurkan agar melihat latar belakang dan rekam jejak calon presiden Indonesia untuk menentukan pilihan di pemilu mendatang.

Hal itu bertujuan agar kedepannya Indonesia dipimpin oleh orang yang tak merugikan dan menghancurkan masyarakat Indonesia.

 
Sumber : Galamedianews
 

 

 

DULU Jokowi Pidato Duka Cita untuk Intan, Kok KINI MINGKEM kepada Rizki dan Mahesa?

DULU Jokowi Pidato Duka Cita untuk Intan, Kok KINI MINGKEM kepada Rizki dan Mahesa?


10Berita,  Terungkapnya kematian tragis dua bocah lelaki dalam acara Untukmu Indonesia di Monas, Sabtu, 28 April 2018, menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban serta masyarakat yang berhati bersih dan berpikiran sehat

Kepergian dua bocah yang berangkat dalam keadaan sehat, tentu membuat banyak kalangan sedih dan berduka.

Respon simpatik telah ditunjukkan oleh banyak tokoh seperti Wakapolri Komjen Syarifuddin, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jakarta Taufiqurrahman, serta tentu saja Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies dan Sandiaga Uno.

Namun sayangnya, kematian memilukan 2 bocah lelaki asal Pademangan ini tak menyentuh hati penghuni istana kepresidenan. Tak ada satu pun pernyataan lisan maupun tertulis pihak istana terkait meninggalnya almarhum Mahesa dan Rizki.

Hal ini berbeda dengan saat Jokowi dengan kesedihan mendalam menyampaikan pidato dukacita atas meninggalnya Intan Olivia Marbun bocah balita usia 2,5 tahun, korban serangan bom Molotov digereja Oikumene Samarinda Kalimantan Timur Ahad, 13 November 2016 lalu.

"Tidak ada kata yang dapat menggambarkan betapa dalam rasa duka cita saya atas meninggalnya Intan. Itu sudah di luar batas kemanusiaan. Karena ini anak-anak kita. Balita-balita kita," kata Jokowi kala itu.

Perbedaan sikap Jokowi ini memicu kecaman warganet.

"Ananda Rizki & Mahesa yang malang, kau ditakdirkan lahir sebagai anak Indonesia tapi negaramu tak mau mengakuimu bahkan presidenmu malu menyebut namamu dalam pidatonya, nasibmu tak sebaik intan entah kenapa kalian berbeda #GelangKode," kicau @ekowBoy.

"Ucapan bela sungkawa saja pilih²  nasibmu tak diakui negara ananda Rizki dan Mahesa, semoga Husnul Khãtimah," tulis @ArwanAmin.

"Innalillahi.... menyampaikan ungkapan duka cita aja pilih pilih... sama sama anak bangsa oiii... @jokowi," imbuh @sailordreamer.

Sumber :Portal Islam 

Mengapa Jazirah Arab Sulit Bersatu? Hadits Nabi Ini Menjelaskannya

Mengapa Jazirah Arab Sulit Bersatu? Hadits Nabi Ini Menjelaskannya


ilustrasi Qatar vs Arab (Sesawi)

10Berita, Jazirah Arab merupakan semenanjung besar di Asia Barat Daya pada persimpangan Afrika dan Asia. Secara geografis, ia berbatasan dengan Laut Merah di barat daya, Laut Arab di tenggara, Teluk Persia dan Telok Oman di timur lautnya.

Secara politik, Jazirah Arab terdiri dari sembilan negara yakni Arab Saudi, Kuwait, Yaman, Oman, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Irak dan Suriah. Total luasnya mencapai 3,7 juta Km2 dengan jumlah penduduk sekitar 140 juta jiwa.

Yang menarik, mengapa Jazirah Arab sulit bersatu padahal sama-sama negara muslim, mayoritas penduduknya beragama Islam? Misalnya kasus terbaru, pemboikotan Qatar. Mereka juga terbelah dalam menghadapi masalah Palestina.

Padahal jika mau bersatu, jazirah Arab akan menjadi kekuatan Islam yang cukup disegani. Jika bersatu, masalah Palestina dan dunia Islam lebih mudah diatasi.

Sulitnya Jazirah Arab bersatu rupanya telah diisyaratkan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ أَيِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ فِى جَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَلَكِنْ فِى التَّحْرِيشِ بَيْنَهُمْ

“Sesungguhnya setan telah putus asa untuk menjadikan orang-orang yang sholat di Jazirah Arab menyembahnya. Akan tetapi (ia tidak putus asa) dalam menaburkan benih pertikaian di antara mereka” (HR. Muslim)

Setan-setan telah berputus asa karena umat Islam di Jazirah Arab tidak mungkin menyembahnya. Namun, setan-setan dari kalangan jin dan manusia terus menaburkan benih pertikaian agar Jazirah Arab tidak bersatu. Agar mereka tidak menjadi kekuatan besar yang membela dan memperjuangan Islam dan dunia Islam.

Apa yang dihembuskan sebagai biang utama petikaian? Materi, kepentingan duniawi. Mulai dari ekonomi hingga pengaruh politik. Yang satu ingin lebih unggul dari yang lain, dan di saat yang sama tidak mau pihak lain lebih unggul dari pihaknya.

فَوَاللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ ، وَلَكِنِّى أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ قَبْلَكُمْ ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا ، وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ

“Demi Allah bukan kemiskinan yang aku takutkan atas diri kalian tetapi yang aku takutkan ialah dunia dibentangkan untuk kalian sebagaimana dibentangkan untuk umat sebelum kalian lalu kalian berlomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba sehingga dunia membinasakan kalian sebagaimana telah memisahkan mereka” (HR. Bukhari dan Muslim)

Level keinginan menguasi materi ini terus meningkat hingga pada tahapnya menjadi cermin dari al wahn; penyakit akut yang disabdakan Rasulullah akan menimpa umatnya. Cinta dunia dan takut mati.

يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا. فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ. فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

“Hampir saja para umat (orang-orang kafir) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah menjawab,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagaikan buih di lautan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan wahn dalam hati kalian.” Kemudian seseorang bertanya, “Apa itu wahn?” Rasulullah bersabda, “Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad; shahih)

Maka di samping pertikaian dan sulitnya bersatu, mereka juga kehilangan kekuatan ketika berhadapan dengan musuh. Bahkan laksana sepiring makanan yang diperebutkan hegemoni Barat. Lihatlah pengaruh Amerika Serikat di Jazirah Arab yang mampu mempengaruhi kebijakan-kebijakan mereka. Jazirah Arab yang mestinya menjadi singa pemberani, kini tampak bertekut lutut di hadapan kekuatan kafir Barat. Semoga tidak lama lagi kebangkitan umat datang membalik keadaan. [Muchlisin BK/]

Sumber :BersamaDakwah

Bantah Pakai #GelangKode di CFD, Mustofa Nahra Ungkap Bukti Ini

Bantah Pakai #GelangKode di CFD, Mustofa Nahra Ungkap Bukti Ini


10Berita, Mustofa Nahrawardaya ramai membahas 'gelang kode' lewat akun Twitternya, @NetizenTofa. Dia menyoroti soal penggunaan gelang kayu cokelat saat terjadi gesekan warga yang mengenakan kaus #2019GantiPresiden dan #DiaSibukKerja di CFD, Minggu (29/4) lalu.

Namun, akun Mustofa juga mendapatkan beberapa balasan yang berisi gambar dirinya tengah mengenakan gelang. Ada yang menyama-nyamakan gelang yang dipakai Mustofa sama dengan gelang Susi Ferawati.

12. Bahkan MEME ini sudah beredar luas. Karena memang sekilas tampak nyata dan afdhal. #GelangMisterius 😀😀😀😀😀 pic.twitter.com/nbjjH501GJ

— Mustofa Nahrawardaya (@NetizenTofa) May 3, 2018


Mustofa membantah menggunakan gelang cokelat kayu seperti yang dipakai Susi Ferawati ataupun warga lain. Dia mengaku mengenakan gelang karet #2019GantiPresiden.

"Itu gelang #2019GantiPresiden. Itu gelang karet, berbeda itu. Mungkin karena foto dari jauh ya. Keliatan detail kalau difoto dari dekat," kata Mustofa saat dihubungi, Kamis (3/5/2018).

Mustofa menggambarkan gelang yang dipakai Fera adalah gelang kayu berwarna cokelat. Gelang ini punya ciri khas tali yang menjuntai.

"Kalau secara detail bentuk dari video kan gelang kayu cokelat-cokelat, kemudian ada talinya gitu ngelewer. Saya tidak tahu namanya. Kalau tasbih itu kan bulat-bulat ya. Tapi ini seperti kotak-kotak gitu kalau dilihat dari gambar," ujarnya.

Fenomena gelang kode itu ditangkapnya setelah menyaksikan video viral di YouTube. Mustofa menduga gelang itu tak hanya dipakai warga yang mengenakan kaus #DiaSibukKerja tapi juga #2019GantiPresiden. Mereka mengenakan gelang itu untuk saling mengenali.

Sebelumnya diberitakan, pengacara Fera, Muannas Alaidid, mengatakan gelang yang dipakai kliennya berasal dari Madinah yang dibeli saat umrah. Muannas menganggap ungkapan Mustofa sebagai sekadar asumsi.

14. Lebih jelas lagi, ini gelang yang saya pakai. Memang ada yang coklat. Warna mirip dengan #GelangMisterius😀😀😀 pic.twitter.com/PjfOJZ5yDX

— Mustofa Nahrawardaya (@NetizenTofa) May 3, 2018


"Jadi kalau masalah gelang itu tanda munculnya kepanikan dia. Waktu saya tanya ke Bu Fera, dia beli gelang waktu umrah di Madinah. Kedua, dia tak saling mengenal dengan Pak Stedi atau korban yang dipersekusi juga di CFD itu," kata Muannas saat dihubungi, Kamis (3/5/2018).

"Jadi kalau kemudian dicocok-cocokkan biarin saja, itu asumsi Mustofa saja. Tapi untuk membuat satu perkara menjadi terang adalah penegakan hukumnya," sambungnya.

Sumber : opini-bangsa.com, detik.com

 

Bela PKS yang Diserang karena Undang Rocky Gerung, Arsitek Katolik Ungkap Fakta Mengejutkan yang Bikin Jokower Klenger

Bela PKS yang Diserang karena Undang Rocky Gerung, Arsitek Katolik Ungkap Fakta Mengejutkan yang Bikin Jokower Klenger


10Berita, Menjelang Pilkada 2018 dan Pilpres 2019, suhu politik semakin memanas. Berbagai upaya digunakan untuk menyerang dan mendiskreditkan lawan politik.

Salah satu tokoh yang kerap membuat rezim kebakaran jenggot dan panik adalah Rocky Gerung.

Kehadiran Rocky Gerung  yang diundang PKS untuk menjadi narasumber dalam seminar Hari Pendidikan Nasional, Rabu, 2 Mei 1018 ternyata membuat para pendukung Jokowi panik dan kesal.

"Ini berita yg menggemparkan dunia perpolitikan Indonesia

Baru kali ini PKS yg mengklaim partai Islam mengundang sosok non muslim (Rocky Gerung) yg di laporkan ke polisi karena dianggap menistakan Kitab suci.

PKS tanpa sadar menyetujui statement (kitab suci adalah fiksi)?", kicau @NurSyahbana9.

Ini berita yg menggemparkan dunia perpolitikan Indonesia

Baru kali ini PKS yg mengklaim partai Islam mengundang sosok non muslim (Rocky Gerung) yg di laporkan ke polisi karena dianggap menistakan Kitab suci

PKS tanpa sadar menyetujui statement (kitab suci adalah fiksi)? https://t.co/iFT1IDEGw4

— Nur Syahbana (@NurSyahbana9) May 2, 2018


Kicauan Nur Syahbana ini dibantah telak seorang arsitek dan pakar tata kota, Marco Kusumawijaya.

Marco, yang beragama Katolik, ternyata kerap diundang PKS untuk berdiskusi bersama mengenai tata kota dan persoalan kemiskinan di Indonesia.

Bukannya PKS itu memang sering undang narsum dari latar belakang apa saja, asal sesuai bidangnya? Sebagai parpol, PKS yg paling sering undang saya belajar bareng ttg kota dan masalah kaum miskin kota dalam 10 tahun terakhir. https://t.co/Ya9ArDV9w1

— marco (@mkusumawijaya) May 3, 2018


Kicauan picik Nur Syahbana ini juga membuat Rocky Gerung heran.

— Rocky Gerung (@rockygerung) May 2, 2018

Seperti dikabarkan, usai menggelar seminar Hari Pendidikan Nasional dengan tema "Tantangan Kepemimpinan Nasional untuk Mencerdaskan Bangsa" pada Rabu, 2 Mei 2018, DPP PKS dan Rocky Gerung diserang para pendukung Jokowi.

Dalam seminar tersebut, selain Rocky Gerung, hadir pula Ketua Pusat Kajian LPPM UPI Bandung, Prof. Cecep Darmawan.

Sumber : PORTAL ISLAM

BONGKAR #GelangKode, Mustofa Diserang Propaganda Pakai Foto Buram, Ternyata Gelang #2019GantiPresiden

BONGKAR #GelangKode, Mustofa Diserang Propaganda Pakai Foto Buram, Ternyata Gelang #2019GantiPresiden


10Berita, Insiden "intimidasi" CFD yang terjadi pada hari Minggu (29/4/2018), antara massa yang memakai kaos tagar #2019GantiPresiden terhadap pendukung Jokowi pemakai kaos tagar #DiaSibukBekerja, telah menjadi polemik luas di media sosial.

Di acara DUA SISI yang disiarkan tvOne tadi malam, Rabu (2/5/2018), dibahas terkait insiden CFD ini.

Salah satu narasumber, Mustofa Nahrawardaya yang merupakan aktivis #2019GantiPresiden dan hadir langsung saat terjadi insiden di CFD, membongkar "Gelang" yang sama dipakai oleh pelaku maupun korban insiden CFD.

[video - Paparan Mustofa Nahra di DUA SISI tvOne]

Mustofa memaparkan berdasarkan rekaman video saat kejadian. Dari video tsb di-capture gambar-gambar dan ternyata ditemukan "Gelang" yang sama, yang dipakai oleh pelaku maupun korban "intimidasi". Ini tentu menimbulkan tanda tanya dan kemungkinan ada rekayasa dibalik kejadian tersebut.

"Kenapa mereka memakai gelang yang sama? Ini luar biasa, kenapa kodenya sama? Jangan-jangan ini operasi intelijen yang luar biasa, ini temuan di video," kata Mustofa Nahra di acara DUA SISI tvOne, Rabu (2/5).

Temuan "Gelang" yang sama ini, sontak viral di sosial media. Warganet meramaikan dengan tagar #GelangKode yang jadi Trending Topik di twitter.

NAMUN... tak berapa lama, rupanya ada yang "kepanasan" dengan temuan #GelangKode. Di sosial media kemudian beredar foto-foto Mustofa Nahra yang seolah-olah juga memakai #GelangKode. Bahkan foto-foto itu ditulisi "Korlap #GelangKode" Tolong Pak Polisi Usut Dong".

Foto-foto ini memang sengaja dipilih yang samar-samar, tidak jelas bentuk gelang yang dipakai Mustofa Nahra sehingga seolah itu #GelangKode.


PROPAGANDA foto-foto yang menyasar Mustofa Nahra ini tak bertahan lama... Melalui akun twitternya Mustofa Nahra langsung menampilkan bukti foto dirinya saat di CFD.

TERNYATA... Mustofa Nahra bukan memakai #GelangKode, melainkan gelang bertuliskan tagar #2019GantiPresiden.


Cebong makin nyungsep, keantup kalajengking 🤣

— Mustofa Nahrawardaya (@NetizenTofa) 3 Mei 2018


14. Lebih jelas lagi, ini gelang yang saya pakai. Memang ada yang coklat. Warna mirip dengan #GelangMisterius 😀😀😀 pic.twitter.com/PjfOJZ5yDX

— Mustofa Nahrawardaya (@NetizenTofa) 3 Mei 2018


Sumber :Portal Islam 

Gusti Allah itu Netral??

Gusti Allah itu Netral??

Benarkah Pernyataan “Gusti Allah itu Netral??”

Ada orang mengatakan, gusti Allah itu netral… apakah kalimat ini benar?

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Diantara bentuk dosa besar adalah berbicara tentang Allah tanpa dasar dan ilmu yang benar.

Allah berfirman,

قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Katakanlah, “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. al-A’raf: 33)

Ibnul Qayyim menjelaskan,

فرتب المحرمات أربع مراتب، وبدأ بأسهلها وهو الفواحش، ثم ثنى بما هو أشد تحريما منه وهو الإثم والظلم، ثم ثلث بما هو أعظم تحريما منهما وهو الشرك به سبحانه، ثم ربع بما هو أشد تحريما من ذلك كله وهو القول عليه بلا علم، وهذا يعم القول عليه سبحانه بلا علم في أسمائه وصفاته وأفعاله وفي دينه وشرعه

Allah menyebutkan hal yang diharamkan secara berurutan. Allah awali dari yang paling ringan, yaitu fahisyah, kemudian  Dia sebutkan nomor dua, dengan yang lebih berat keharamannya, yaitu dosa dan kedzaliman. Kemudian Dia sebutkan yang nomor tiga, yang lebih berat lagi keharamannya, yaitu berbuat syirik kepada-Nya – subhanah – kemudian Allah sebutkan yang nomor empat, yang paling berat dari semuanya, yaitu berbicara tentang Allah tanpa ilmu. Dan ini mencakup berbicara tentang Allah terkait nama-Nya, sifat-Nya, perbuatan-Nya, atau berbicara terkait agama dan syariat-Nya. (I’lam al-Muwaqqi’in, 1/31).

Sudah selayaknya bagi kita untuk menjag lisan, jangan sampai melanggar larangan berbicara tentang Allah tanpa ilmu.

Allah itu Netral?

Netral berarti tidak memisah siapapun.

Jika maknanya demikian, tentu saja menyebut Allah netral adalah kesalahan. Bertentang dengan banyak ayat dalam al-Quran, dimana Allah membela para hamba-Nya yang baik, dan memusuhi hamba-hamba-Nya yang jahat.

Diantaranya,

[1] Allah akan menolong para hamba-Nya yang beriman,

وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ

“Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman. (QS. ar-Rum: 47)

[2] Allah bersama para hamba-Nya yang bertaqwa, berbuat baik dan bersabar

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. (QS. al-Baqarah: 153)

Allah juga berfirman,

وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Ketahuilah bahwa Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.” (QS. al-Baqarah: 194)

Allah juga berfirman,

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ

“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. an-Nahl: 128).

Sebaliknya, Allah memusuhi para hamba-Nya yang kufur kepada-Nya, yang durhaka kepada-Nya,

فَإِنَّ اللَّهَ عَدُوٌّ لِلْكَافِرِينَ

“Sesungguhnya Allah musuh bagi orang-orang kafir.” (QS.  al-Baqarah: 98).

Allah juga memerangi beberapa hamba-Nya karena melakukan pelanggaran tertentu, seperti pemakan riba.

Yang ini semua menunjukkan bahwa Allah membela hamba-Nya yang baik, dan memusuhi bagi para hamba-Nya yang jahat.

Bagaimana mungkin disebut netral?

Demikian, Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Sumber : Konsultasisyariah.com

Faisal Basri: Kerja Sama dengan China Untungkan Kroni Jokowi

Faisal Basri: Kerja Sama dengan China Untungkan Kroni Jokowi


10Berita, Pengamat Ekonomi Faisal Basri menilai, kebijakan pemerintah Joko Widodo yang memperlonggar masuknya Tenaga Kerja Asing ke Indonesia adalah sebuah ironi. Sebab, demi investasi pemerintah rela mengobral peluang kerja yang mestinya dinikmati anak-anak bangsa, justru menjadi dinikmati bangsa lain.

"Ini kan ekses ya. Intinya, kita kan mengobral. Demi investasi, semua kita buka. Dan, nyatanya sebagian besar yang datang buruh kasar. Jadi, salah pemerintah sendiri. Tidak ada masalah dengan negara lain, kecuali Tiongkok," kata Faisal di sela pertemuan Asia Pasifik Media Forum (APMF) 2018 di Nusa Dua, Bali, Rabu 2 Mei 2018.

Ia mengakui, sebelumnya pemerintah pernah bekerja sama dengan tenaga kerja asal Tiongkok. Sebut saja dalam hal pembangkit listrik di Riau, Sumatera. Hanya saja, bedanya dulu tenaga kerja asal Tiongkok itu kembali ke negara asalnya begitu pekerjaan selesai. Saat ini, mereka bisa tinggal lama, bahkan berganti-ganti orang.

"Kalau sekarang, mereka memanfaatkan fasilitas bebas visa, sehingga mereka rotasi," ujar dia.

Faisal mengaku belum lama ini mengunjungi Kendari. Ia mengakui, ada mobilitas warga asal Tiongkok yang begitu tinggi di Kendari.

"Di bandara sana, memang ada pesawat Sriwijaya Air pukul 03.00 pagi dan pukul 06.00 pagi itu Lion Air. Isinya rata-rata separuh mereka (WNA Tiongkok). Jadi ironis, karena kita mengobral," tuturnya.

Menurut dia, tak sedikit pelanggaran terjadi dari keberadaan mereka. Pelanggaran-pelanggaran itu, bahkan amat nyata di depan mata. Sialnya, hal itu justru dibiarkan.

"Bahasa Indonesia tidak bisa mereka itu. Jadi, apa yang didapat Republik ini?" ujarnya.

Ia mencontohkan, asumsi nilai tambah dari kehadiran mereka seperti dikatakan pemerintah dengan analogi pembangunan smelter oleh perusahaan tambang.

"Kita bangun smelter itu tujuannya meningkatkan nilai tambah. Nilai tambah itu apa? Yakni output minus input antara. Nilai tambah itu isinya apa saja? Ada upah, modal, laba dan lainnya. Upahnya mereka yang menikmati. Lalu, modalnya lari ke mereka juga. Laba juga begitu, lari ke mereka juga (WNA asal Tiongkok)," tutur dia.

"Jadi, apa yang didapat Republik ini? Hanya sewa tanah saja. Ini kebijakan apaan begini. Sekalian saja sewakan kayak Hong Kong ke Inggris biar jelas. Silakan suka-suka di sana. Sewanya bayar di muka biar bisa buat bayar utang. Parah. Tidak jelas visinya, nilai tambah tidak ada. Ke mereka semua kok larinya. Industri kita juga tidak mendapatkan keuntungan apapun. Dia numpang lahan saja. Nikel tadinya dia ekspor, sekarang dia mengolah langsung di sini di bawa ke Tiongkok. Apa bedanya. Industri kita tidak berkembang, nilai tambah tidak ada," tambah Faisal.

Faisal menduga, kebijakan itu hanya dinikmati oleh segelintir anak negeri yang memang memiliki akses kerja sama dengan Tiongkok.

"Paling yang kerja sama kroni-kroni mereka. Luhut ada di situ, kan. Apa yang Anda harapkan dari pejabat seperti itu, jual negerinya. Yang untung dia doang. Coba selidiki siapa di belakang itu semua, sehingga mereka tutup mata dengan pelanggaran itu. Masak dibandingkan jumlah TKI Indonesia yang bekerja di luar negeri dengan yang ratusan ribu yang ada di Indonesia. Cara berpikirnya tuh bagaimana. Mengerikan. Pejabat semua di belakangnya," tutur Faisal.

Sumber: Viva.co.id