07
Anehnya Negeri Berdinding Kertas
Oleh : Adithia Rachman Sastradinata
10Berita-PENDUDUK terbanyaknya adalah muslim, begitulah realitas
Namun aneh, negaranya jarang sekali memperhatikan perasaan penduduk mayoritas
Sebaliknya sangat peduli pada minoritas
Malah lebih peduli pada minoritasnya dan akhirnya menyebabkan yang mayoritas jadi terindas
Oh negeri berdinding kertas, realitas tirani minoritas atas mayoritas
Benturan keras di tiap tiang negeri ini membuat penduduk mayoritas lemas, perlukah memelas?
Berbeda boleh namun tak perlu mengaburkan yang sudah jelas
Dan tak perlu pula kau robek akal kami dengan pecahan gelas toleransi yang bablas
Seakan akan kami tak mengucapkan selamat hari raya mereka, tak bersih bersih rumah ibadah mereka, dan tak memakai atribut keagamaan mereka adalah sikap kriminalitas
Bagaimana bisa, katanya harus hormat menghormati perbedaan tapi kami diminta sama memakai topi sinterklas?
Bagaimana bisa, katanya harus hormat menghormati perbedaan tapi kami yang dikondisikan aqidahnya bisa lepas?
Bagaimana bisa, katanya harus hormat menghormati perbedaan tapi kami yang dibuat layaknya kaum tertindas?
Saat adil dianggap sama rata, saat bukan bagian dari suatu ummat tidak ikut merayakan dianggap tak toleran, ini sungguh sungguh bablas… Ini sungguh sungguh tak cerdas
Ulama-ulama kami jelas memiliki kapasitas yang paham betul suatu batas
Mereka tahu betul sesama manusia harus saling menghormati meskipun berbeda kelas
Karena tak ada paksaan dalam agama islam kepada umat yang lain, lakum diinukum wa liya diin, itu sudah jelas
Ada apa ini? Untuk apa ini? Tanpa muslim bersih bersih gereja pun sejak dulu sudah selaras
Menaikan pamoritas tak perlu menggadaikan aqidah islam hingga terlepas
Meninggikan popularitas tak perlu mengorbankan identitas mayoritas
Ini toleransi bablas, yang apabila dibiasakan akan membekas bagi generasi terlintas
Jangan rusak akidah kami, perlukah kami memelas?
Lindungi akidah kami, perlukah kami perjelas?
Karena kami merindukan syurga sebagai
Kami takut pertanggungan jawaban akidah kami dihadapan Alloh ditolak karena toleransi bablas
Kami takut kami ditolak syurga karena cara berfikir bebas dipaksa meretas
Oh, ini toleransi bablas di negeri berdinding kertas
Semua ini ada karena hukum Alloh selalu diperas hingga aturan dan kebutuhan saling berlepas
Dengan semua ini kawan, cukuplah islam, syariah, dan khilafah menjadi metode yang pas
Menerapkan jalan hidup yang saling selaras
Menapaki jalan kemuliaan yang berkualitas
Berdampingan dengan perbedaan tanpa toleransi bablas
Sumber; Islampos