OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.
Tampilkan postingan dengan label Corona. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Corona. Tampilkan semua postingan

Selasa, 26 Mei 2020

Akhirnya China Akui Simpan Virus Corona di Lab, Rahasia Soal Kebocoran Terkuak, Ini Fakta Ilmiahnya

Akhirnya China Akui Simpan Virus Corona di Lab, Rahasia Soal Kebocoran Terkuak, Ini Fakta Ilmiahnya





10Berita,Misteri yang selama ini terus dipertanyakan mulai terkuak sedikit demi sedikit.

Akhirnya China mengakui menyimpan sampel virus Corona di Laboraturiumnya di Wuhan.

China tak bisa lagi menghindarinya karena fakta ilmiah yang sudah terbukti dari berbagai penelitian.

Asal muasal virus yang kini membuat pusing seluruh negara di dunia tersebut akhirnya terus terjawab.

Salah satu teori yang banyak berkembang terkait asal muasal virus Corona penyebab Covid-19 adalah berasal dari kebocoran yang terjadi di laboratorium di Wuhan, China.

Ya, memang terlihat sangat kebetulan virus corona diketahui pertama kali menginfeksi manusia terjadi di Wuhan.

Sementara di kota yang sama, terdapat sebuah laboratorium milik Institut Virologi China yang banyak meneliti mengenai perkembangan virus.

Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo bahkan mengaku memiliki bukti bahwa virus corona memang berasal dari lab tersebut.

Setelah sekian lama bungkam, petinggi dari Institut Virologi China akhirnya buka suara mengenai kondisi di laboratorium mereka.

Salah satu yang akhirnya mengejutkan, atau mungkin memuaskan dugaan, banyak pihak adalah pengakuan bahwa laboratorium tersebut memang memiliki virus Corona

Namun, meski mengakui hal tersebut, mereka berani menjamin bahwa kebocoran adalah hal yang mustahil terjadi karena mereka memiliki suatu bukti yang kuat.

Teori konspirasi bahwa laboratorium di Wuhan bertanggung jawab dalam mewabahnya Covid-19 sebenarnya sudah menyeruak selama berbulan-bulan.

Namun, Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo kemudian melontarkannya ke permukaan, di mana mereka mengklaim sudah melihat bukti.

Lab itu kemudian menerima virus misterius tersebut pada 30 Desember, menentukan urutan genome, dan menginformasikannya kepada Badan Kesehatan Dunia (WHO) di 11 Januari.

Di wawancara yang disiarkan Sabtu malam (23/5/2020), Wang mengaku sebelum wabah ini ada, mereka tidak pernah menyimpan atau meneliti SARS-Cov-2.

"Faktatnya, seperti yang lainnya, kami malah tak tahu virus ini ada. Jadi, bagaimana bisa bocor jika kami saja tak pernah menyimpannya?" tanya dia.

WHO kemudian menyatakan bahwa Washington sama sekali tidak memberikan bukti konkret untuk mendukung klaim bahwa virus itu bocor.

Dalam wawancara dengan Scientific American, Shi mengungkapkan urutan genome SARS-Cov-2 tidak menyamai virus corona yang mereka punya.

Institut virologi China memang mengaku mempunyai tiga galur ( strain) virus corona yang berasal dari kelelawar.

Namun berdasarkan keterangan dari laboratorium, saat ini tidak ada koleksi mereka yang cocok dengan virus yang mewabah di dunia.

Awalnya peneliti berpikir Covid-19, yang sudah membunuh 340.000 orang di dunia, berasal dari kelelawar dan menular ke manusia melalui hewan perantara.

Karena itu dalam wawancaranya dnegan CGTN, Direktur Institut Virologi Wuhan, menyebut klaim AS bahwa virus corona bocor dari laboratorium mereka "kebohongan murni".

Dalam wawancara yang dilakukan pada 13 Mei, Wang Yanyi menyatakan mereka mempunyai galur virus yang berasal dari kelelawar.

"Kini kami mempunyai tiga strain virus hidup. Namun, kemiripan mereka dengan SARS-Cov-2 hanya mencapai 79,8 persen," papar Wang.

Salah satu tim peneliti mereka, dipimpin Profesor Shi Zhengli, sudah menangani coronavirus sejak 2004, dan fokus kepada sumber "pelacakan SARS".

Dilansir AFP Minggu (24/5/2020), mereka merujuk kepada Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) yang mewabah pada 2003-2004 silam.

"Kami tahu bahwa keseluruhan genome SARS-Cov-2 hanya sekitar 80 persen dari SARS. Jadi sangat berbeda," beber sang direktur.

Wang menuturkan, berdasarkan penelitian Profesor Shi terdahulu, mereka tidak memerhatikan jika ada virus yang hampir mirip dengan SARS.[tribunnews]


Rabu, 15 April 2020

Periksa Kaki Anda! Ada Memar seperti Cacar, Bisa Jadi Tanda Corona

Periksa Kaki Anda! Ada Memar seperti Cacar, Bisa Jadi Tanda Corona


10Berita, MADRID—Hati-hati bagi Anda yang mendadak mengalami lesi atau memar berwarna keunguan yang tampak seperti cacar air, campak, atau chilblains pada jari kaki. Dokter di Spanyol dan Italia menyebut itu mungkin bisa menjadi tanda virus corona.

Lesi adalah area jaringan yang telah rusak karena cedera atau sakit. Sementara chilblains terjadi ketika ada peradangan di pembuluh darah kecil yang berada di sekitar jempol kaki.

Pasien dengan luka memar hitam seperti itu, terutama anak-anak dan remaja, telah diuji positif untuk Covid-19 di Spanyol, Italia dan Prancis. Di antara kasus-kasus awal yang dilaporkan adalah seorang bocah lelaki berusia 13 tahun di Italia, yang sebelumnya dianggap gigitan laba-laba.

Dia kemudian pergi ke rumah sakit pada 8 Maret untuk memeriksakannya. Dua hari kemudian ia mengalami fenomena, demam, nyeri otot, sakit kepala dan gatal-gatal hebat serta rasa terbakar pada kaki.
Karena wabah COVID-19 tengah menyelimuti Italia, ia tidak dites virus itu. Tetapi pada 29 Maret, lima minggu setelah kasus Italia pertama Covid-19, laporan resmi pertama terkait lesi pada anak-anak dengan gejala Covid-19 muncul.

Dan sekarang, satu dari lima pasien di rumah sakit Italia menunjukkan kondisi dermatologis yang aneh. Seorang ahli dermatologi anak di Bari, Mazzotta Troccoli, mengatakan itu sudah menjadi hal yang umum di seluruh Italia.

“Jika pengamatan lebih lanjut dan data laboratorium akan mengkonfirmasi bahwa kita menghadapi tanda klinis COVID-19, tanda dermatologis ini dapat berguna untuk mengidentifikasi anak-anak dan remaja dengan bentuk infeksi minimal, tetapi sumber potensial infeksi lebih lanjut,” jelas Troccoli dikutip dari Metro.


Biasanya Covid-19 memengaruhi paru-paru, menyebabkan batuk terus-menerus, masalah pernapasan, dan demam tinggi. Namun, ada juga laporan peningkatan diare, nyeri testis dan hilangnya rasa dan bau sebagai tanda ‘atipikal’. Dan sekarang, lesi di kaki ini menjadi temuan terbaru.
Dewan Umum Resmi Sekolah Tinggi Podiatris Spanyol (The Spanish General Council of Official Podiatrist Colleges) juga telah meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan gejala baru dari lesi kaki. Dewan, yang memiliki 7.500 anggota profesional, telah membuka database kemungkinan kasus Covid-19 dan mereka yang mengalami luka dan memar pada kaki mereka.

“Banyak kasus sedang diamati di berbagai negara: Italia, Prancis, Spanyol. Ini adalah temuan yang aneh yang mulai menyebar kemarin di bidang perawatan kesehatan, di kalangan dokter kulit dan ahli penyakit kaki, secara mendasar: gejala yang sama semakin terdeteksi pada pasien dengan Covid-19, terutama anak-anak dan remaja, meskipun beberapa kasus juga telah terdeteksi di orang dewasa,” jelas Dewan Podiatris.

“Ini adalah lesi berwarna ungu (sangat mirip dengan cacar air, campak atau chilblains) yang biasanya muncul di sekitar jari kaki dan yang biasanya sembuh tanpa meninggalkan bekas pada kulit,” lanjut pernyataan itu.
Dewan Podiatris pun mendesak perguruan tinggi dan anggotanya untuk sangat waspada karena ini mungkin merupakan tanda deteksi COVID-19 yang dapat membantu menghindari penularan.

“Dewan ingin menyampaikan pesan kepada orang tua dan kemungkinan korban, mengingat sifat lesi yang jinak, dan untuk mengingat bahwa mereka harus memantau penampilan gejala klinis lainnya seperti batuk, demam, kesulitan pernapasan,” ujar Dewan Podiatris

Mereka memperingatkan bahwa siapa pun yang luka pada kakinya harus mengasingkan diri seperti yang mereka lakukan jika mereka mengalami gejala yang lebih khas dari penyakit baru ini. “Ketika kasus-kasus ini terdeteksi oleh orang tua atau kerabat, anak harus dikarantina, diisolasi, kontrol suhu dapat dilakukan,” tegasnya.

Untuk menghindari penularan pada mereka yang terkena dampak dan keluarga mereka, tidak dianjurkan untuk pergi ke pusat perawatan primer dan rumah sakit hanya karena penampakan lesi dermatologis ini.

Dr Randy Jacobs, asisten profesor klinis dermatologi di University of California, mengatakan COVID-19 dapat menampilkan tanda-tanda penyumbatan pembuluh darah kecil atau pembekuan darah. “Banyak yang bertanya-tanya apakah COVID-19 hadir dengan perubahan kulit tertentu. Jawabannya iya,” katanya di The Hospitalist. (amr)

Sumber: FAJAR.CO.ID

Sabtu, 11 April 2020

Terungkap, Masa Inkubasi Virus Corona di Indonesia Hanya 5-6 Hari

Terungkap, Masa Inkubasi Virus Corona di Indonesia Hanya 5-6 Hari




10Berita- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengungkapkan sebuah fakta terbaru perihal pandemi Covid-19 di tanah air. Menurut dia, dari masa inkubasi virus corona selama 14 hari, masa inkubasi dari kasus konfirmasi positif di Indonesia adalah 5-6 hari.

"Ini artinya kasus baru yang terdapat pada hari ini merupakan orang yang telah terpapar 5-6 hari yang lalu," ujar Yuri, sapaan akrab Acmad Yurianto, dalam keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (10/4/2020).

Oleh karena itu, untuk menghentikan penyebaran virus corona, Yuri berharap mengikuti berbagai anjuran pemerintah.

"Kita harus menjaga jarak, menggunakan masker, dan jangan melakukan perjalanan kemana pun atau tetap tinggal dirumah. Ini jawaban terbaik," katanya.

Yuri melaporkan dalam kurun waktu Kamis (9/4/2020) pukul 12.00 WIB hingga Jumat (10/4/2020) pukul 12.00 WIB ada penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 219 kasus baru.

"Artinya diperkirakan ini terinfeksinya di 5-6 hari lalu sebanyak 219 kasus baru sehingga totalnya adalah menjadi 3.512 kasus," katanya.

"Ada 30 pasien yang sudah sembuh sehingga total jadi 282 kasus. Kemudian ada 26 yang meninggal sehingga totalnya 306 kasus," lanjut Yuri yang juga Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan tersebut.[law-justice]


Minggu, 05 April 2020

Corona Bakal Memasuki Fase Tak Berdaya Saat Jelang Ramadhan

Corona Bakal Memasuki Fase Tak Berdaya Saat Jelang Ramadhan



Gambar virus corona menggunakan teknologi canggih. Foto/Reuters
10Berita,LONDON - Memasuki bulan April, atau menjelang bulan Ramadhan, para ilmuwan menantikan virus Corona baru, Covid-19 bakal bermutasi kira-kira setiap 15 hari sekali dan terus menjinak.
Ribuan urutan genetik virus telah diunggah ke database terbuka NextStrain yang menunjukkan bagaimana virus bermigrasi dan membelah menjadi subtipe baru.
Para peneliti mengatakan data menunjukkan virus corona bermutasi rata-rata setiap 15 hari, menurut National Geographic.

Salah satu pendiri NextStrain, Trevor Bedford, mengatakan bahwa mutasi sangat kecil sehingga tidak ada satu strain yang lebih mematikan daripada yang lain.
Para peneliti juga percaya strain tidak akan tumbuh lebih mematikan ketika berevolusi.
Bedford mengatakan kepada National Geographic: "Mutasi ini benar-benar jinak dan berguna sebagai potongan teka-teki untuk mengungkap bagaimana virus menyebar." tulis The Sun Minggu (5/4/2020).
Dia menambahkan berbagai jenis virus memungkinkan untuk melacak penularannya dan seberapa luas penyebarannya, yang mengindikasikan apakah kebijakan isolasi sendiri berdampak.
"Kita akan dapat mengetahui seberapa jauh transmisi yang kita lihat dan menjawab pertanyaan, Bisakah kita melepaskan kaki kita dari gas?," kata Bedford.

Sebelumnya di Bulan Maret lalu, Otoritas kesehatan Islandia mendeteksi 40 varian virus corona setelah bermutasi. Temuan itu muncul setelah mereka melakukan tes dengan menggandeng perusahaan genetika swasta deCODE genetics terhadap 9.768 orang di negara tersebut.
Menurut profesor dan virolog Universitas Copenhagen, Allan Randrup Thomsen, temuan ini menyiratkan bahwa virus pada akhirnya akan menjadi lebih menular, kendati tidak terlalu parah.
"Ini berarti bahwa virus dapat menginfeksi lebih banyak karena lebih baik beradaptasi, tetapi bukan varian virus penyebab penyakit yang bertahan. Ini adalah varian yang menyebabkan lebih sedikit penyakit," papar Thomsen kepada surat kabar Denmark, Information, yang dikutip Sputnik.

Sumber: Sindonews

Bahkan Xi Jin Ping Tolak Rakyatnya Pulang, 208 WNA Asal China Tertahan di Bandara Soetta

Bahkan Xi Jin Ping Tolak Rakyatnya Pulang, 208 WNA Asal China Tertahan di Bandara Soetta




10Berita - Di tengah Virus Corona mewabah di Indonesia, pemerintah China membuat kebijakan yang mengejutkan.

Otoritas China tidak menzinkan warga negaranya yang berada di Indonesia untuk kembali ke negaranya.

Akibatnya, ratusan warga asal China sempat tertahan di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Jumlahnya sekira 208 orang yang akan terbang menggunakan pesawat Charter Garuda Indonesia GA-8900 tujuan Guangzhou, China, Jumat (3/4/2020) kemarin.

Hal itu buntut dari kembali menyebarnya Virus Corona di China.

Padahal, paspor mereka telah menerima cap clearance oleh Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta.

Namun, cap clearance atau tanda keluar dari negara Indonesia tersebut dibatalkan oleh pihak Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta menyusul adanya pembatalan penerbangan.

Saat dikonfirmasi, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Bandara Soekarno-Hatta, Saffar Muhammad Godam pun membenarkan informasi tersebut.

"Benar, bahwa pada tempat dan waktu tersebut telah dilakukan pembatalan keberangkatan terhadap 208 warga negara Tiongkok," ujar Godam saat dikonfirmasi, Sabtu (4/4/2020).

WNA China yang gagal pulang ke negara asalnya tersebut terdiri dari 205 orang penumpang dewasa dan tiga orang infant (bayi).

Godam membenarkan, pembatalan kepulangan ratusan WNA China tersebut karena tidak mendapat persetujuan dari Otoritas Pemerintah China.

"Informasi sementara terakit pembatalan penerbangan yang sedianya mengangkut mereka (WNA China) karena belum mendapat persetujuan dari otoritas Pemerintah China," jelas Godam.

Sebagai informasi, seluruh penerbangan dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta sudah dihentikan sejak 5 Februari 2020 karena pandemi Virus Corona atau Covid-19.(gelora)


Rabu, 01 April 2020

Berapa Lama Virus Corona Bertahan di Uang dan Sajadah? Ini Kata FK UI

Berapa Lama Virus Corona Bertahan di Uang dan Sajadah? Ini Kata FK UI


Foto: ilustrasi corona

10Berita,Jakarta -Masyarakat mempertanyakan durasi virus Corona dapat bertahan di benda akibat terpercik cairan atau droplet seseorang yang terjangkit COVID-19. Dekan FKUI Prof Dr dr Ari Fahrial Syam menjelaskan tentang durasi virus Corona yang menempel di benda seperti uang dan sajadah.

"Memang penularan Corona ini melalui droplet. Jadi ketika saya bicara seperti ini ada percikan-percikan ini, di situ lah bisa kalau percikan itu mengandung virus, atau ketika batuk atau bersin," kata Ari, di kantornya melalui siaran langsung di akun YouTube Medicine UI, Jumat (20/3/2020).

Ia mencontohkan, misalnya uang tersebut baru saja terkena droplet orang lain yang sedang batuk, kemudian uang tersebut berpindah tangan. Sementara orang kedua langsung mengusapkan tangan ke hidungnya sehingga orang tersebut bisa berpotensi terjangkit Corona.

"Oke lah misalnya terpercik pada uang kita. Nah ini tinggal berapa lama di uang ini? Kalau memang dalam waktu hitungan menit kemudian uang itu dipegang orang lain, kemudian orang itu langsung menggaruk hidungnya ada potensi itu bisa menular. Tapi kalau uang itu sudah lama di dompet, saya rasa kita tidak usah takut," ujar Ari.

"Sekali lagi dalam kondisi seperti ini saya rasa ini era nya e-money (uang digital) gunakan lah uang uang elektronik," imbuhnya.

Sementara itu, banyak pihak yang juga mempertanyakan berapa lama virus Corona menempel pada sajadah. Ari menjelaskan virus Corona dapat bertahan di benda dalam 2-3 hari jika suhu dingin, ia mencontohkan seperti di Italia, negara tersebut bersuhu dingin sehingga penularan bisa saja terjadi.

Sementara jika suhu panas 30 derajat, maka dalam durasi sekitar 1 jam maka virus tersebut diperkirakan tak dapat bertahan lama. Meski begitu, Ari mendukung imbauan agar masyarakat membawa sajadahnya masing-masing saat beribadah di tempat umum untuk mencegah penularan.

"Saya rasa kembali lagi virus ini kan bisa bertahan relatif lebih lama 2-3 hari jika udaranya dingin. Ini tergantung lah posisi sajadahnya itu bagaimana. Kalau memang itu ketika dipakai orang bersin di sajadah tersebut, jadi memang nempel di sajadah tersebut. Oleh karena itu saya dalam tanda petik menyetujui ketika ada aturan kita harus bawa sajadah sendiri," ungkapnya.

"Bisa saja kalau secara panas 30 derajat disebutkan virus tersebut akan mati dalam 1 jam, tapi kalau udaranya dingin itu yang harus diperhitungkan lagi apalagi kalau 0 derajat seperti di Italia sehingga apa virusnya bisa bertahan lama di permukaan-permukaan tersebut. Dia mudah menular, ketika tangannya tersenggol di handle pintu yang sudah ada virusnya bisa saja kondisi tersenggol itu dia bisa menularkan," ungkapnya.

Sumber: detik

Minggu, 29 Maret 2020

Terbukti Efektif Obati Covid-19, Interferon Buatan Kuba Dipesan Puluhan Negara

Terbukti Efektif Obati Covid-19, Interferon Buatan Kuba Dipesan Puluhan Negara




10Berita - Interferon Alpha 2b Human Recombinant diyakini ampuh mengobati pasien terinfeksi virus corona atau Covid-19.

Obat yang dibuat pada 1980-an untuk kasus-kasus kondisi pernapasan akut dan infeksi virus seperti hepatitis B dan C, herpes zoster, dan HIV/AIDS itu kian dicari oleh banyak negara.

Sejauh ini dikabarkan lebih dari 45 negara pada akhirnya telah meminta Kuba untuk memenuhi permintaan obat Interferon Alpha 2b Human Recombinant.

Ada pun Interferon sendiri diproduksi oleh Center of Genetic Engineering and Biotechnology (CIGB), yang merupakan sebuah lembaga berstandar internasional di Kuba.

"Interferon terus menjadi obat yang digunakan untuk memerangi infeksi virus dan itu bisa efektif, seperti yang terjadi di China, berfungsi untuk mengendalikan dan kemudian menghilangkan virus," ujar sang pencipta Interferon, Luis Herrera, yang merupakan seorang dokter asal Kuba.

"Interferon adalah senyawa alami yang fungsinya untuk menciptakan mekanisme penghambatan pada tingkat pertama dari respons tubuh," lanjutnya seperti yang dimuat Telesur.

Di Amerika Latin, Interferon berhasil digunakan untuk mengatasi wabah demam berdarah tipe 2 dan konjungtivis hemoragik.

Sejak 2003, Interferon kemudian diproduksi oleh perusahaan China-Kuba, Changchun Heber Biological Technology.

Obat ini juga telah memenangkan Penghargaan Inovasi Teknologi Nasional 2012 dan Penghargaan Kesehatan Nasional 2013. (Rmol)


Jumat, 27 Maret 2020

Percakapan Dokter dengan Pasien Positif Corona di Ruang Isolasi Bikin Hati Tersayat

Percakapan Dokter dengan Pasien Positif Corona di Ruang Isolasi Bikin Hati Tersayat



10Berita,Ratusan ribu petugas kesehatan, termasuk dokter dan staf paramedis, berjuang sepanjang waktu untuk menahan penyebaran virus corona di seluruh dunia.

Mereka menghabiskan malam tanpa tidur dan bahkan mempertaruhkan hidup mereka sendiri untuk menyelamatkan mereka yang terinfeksi virus mematikan serta mereka yang dirawat di ruang isolasi rumah sakit untuk menunjukkan gejala pandemi.

Mereka mendapatkan pengalaman yang unik dan beragam ketika berurusan dengan pasien yang sebenarnya dan yang dicurigai dari semua kelompok umur dan memiliki sifat kepribadian yang beragam.


Mereka juga berjuang untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan mereka yang hidup dalam isolasi medis. Nour Al-Jarbaa, seorang dokter di fasilitas kesehatan di Kerajaan Arab Saudi, adalah satu di antara mereka.

"Dokter, apakah saya akan mati karena virus corona?" kata Al-Jarbaa menirukan pertanyaan yang sering diulang pasien, seperti dikutip dari Saudi Gazette, Kamis (26/3/2020).


“Kami berjuang untuk menenangkan perasaan mereka yang terganggu, dengan meyakinkan mereka bahwa tidak perlu khawatir karena kami menawarkan mereka perawatan terbaik. Ini membantu mengurangi kecemasan mereka dan membuat mereka tidur lebih baik,” kata Al-Jarbaa menambahkan.

Al-Jarbaa mengatakan dia dan rekan-rekannya bertemu dengan sejumlah orang yang terinfeksi virus yang datang dari Kuwait dan Bahrain dan mereka diisolasi.

"Kami mengambil sampel dari mereka dan mengirim beberapa dari mereka pulang yang hasil tesnya negatif, sementara yang lain tetap dalam isolasi meskipun tidak ada gejala," katanya menambahkan bahwa siapa pun yang dinyatakan positif langsung dikarantina.

Al-Jarbaa mengatakan sebagian besar pasien tidak mengetahui penyakit ini meskipun mereka tertular melalui kontak.

“Orang yang terinfeksi berbeda satu sama lain dalam menerima berita karena beberapa dari mereka pada awalnya menolak dan kemudian menerima kondisi mereka dan setuju untuk perawatan.”

Al-Jarbaa menunjukkan bahwa perawatan dimulai dengan antibiotik. “Responsnya sangat baik ketika kami mulai dengan antibiotik untuk malaria," ujarnya.

Dia juga mengingat kisah salah seorang pasiennya. “Seorang pria muda membuat janji karena ada gejala corona dan dirujuk untuk diisolasi. Ketika saya memeriksanya dan berbicara kepadanya tentang riwayat kesehatannya, menjadi jelas bahwa dia tinggal di sebuah apartemen sendirian. Dia makan takeaway sehari sebelumnya, dan setelah makan dia mengalami gejala suhu tubuh tinggi dengan diare dan sakit tenggorokan," ujar Al-Jarbaa.

Al-Jarbaa melanjutkan kisahnya, "Saya mengambil sampel karena dia bepergian seminggu yang lalu, dan saya mengatakan kepadanya bahwa dia kemungkinan besar menderita keracunan makanan dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dia meminta saya meyakinkan ibunya karena dia sangat khawatir tentang kondisinya. Ketika hasil tes medis datang, ditemukan bahwa ia tidak terinfeksi virus," ujarnya.

Al-Jarbaa juga menceritakan pengalaman bertemu dengan pria muda lain yang datang menjerit dan meminta untuk segera menemui dokter.


“Menjadi jelas bahwa dia tidak menderita penyakit itu, dan dia pergi ke rumahnya dengan tenang dan tenang,” tambahnya.

Rabu, 25 Maret 2020

Profesor Ungkap Tanda Baru Seseorang Terkena Virus Corona | Bukan Hanya Demam, Batuk dan Sesak Napas

Profesor Ungkap Tanda Baru Seseorang Terkena Virus Corona | Bukan Hanya Demam, Batuk dan Sesak Napas



10Berita - Sebuah studi mengungkap adanya gejala kehilangan indra perasa dan penciuman bisa menjadi tanda terpapar virus corona dalam tubuh. Virus corona adalah virus pemicu COVID-19.

Orang tersebut, biasanya tidak memiliki gejala umum Covid-19, seperti demam dan batuk.

Sekira sepertiga pasien di Korea Selatan, China, dan Italia, yang dites positif Covid-19  mengaku penciumannya terganggu atau hilang.

Studi tersebut diungkap oleh ahli rinologi terkemuka di Inggris, sebagaimana dilansir Kompas.com.

Menurut ahli THT di Inggris, kondisi dengan gejala itu dikenal sebagai anosmia atau hyposmia.

"Di Korea Selatan, di mana pengujian dilakukan sangat luas, 30 persen pasien yang dites positif Covid-19 memiliki anosmia (hilangnya penciuman)," kata President of the British Rhinological Society Professor, Clare Hopkins, dan President of the British Association of Otorhinolaryngology, Professor Nirmal Kumar.

Sementara itu, para profesor mengungkapkan banyak pasien di seluruh dunia yang positif Covid-19 terinfeksi tanpa gejala demam tinggi atau batuk.

Mereka sulit mencium bau dan mengecap rasa.

Profesor Kumar mengatakan pasien yang lebih muda dapat menunjukkan hilangnya bau atau rasa.

Tanpa menunjukkan gejala covid-19 seperti pada umumnya, yaitu demam tinggi dan batuk terus-menerus, sebagaimana dilansir dari Business Insider, Selasa (24/3/2020).

Gejala yang sulit diketahui membuat pasien kemungkinan positif tidak memeriksakan diri dan tidak mengarantina diri.

Sehingga, pasien Covid-19 tanpa gejala bisa berkontribusi besar dalam penyebaran penyakit.

Berikut gejala-gejala klinis virus corona:

Virus corona atau covid-19 merupakan jenis virus baru yang menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan.

* Demam

* Batul-batuk

* Pernapasan cepat tak normal

* Dahak kental (kuning-kehijauan)

* Anggota tubuh lemas

* Sinar-X pada paru-paru, dilansir akun media sosial Instagram Bappeda Jabar @bappedajabar.

Apabila seseorang dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke negara terjangkit perlu dilakukan pemeriksaan.

Begitu pun, ketika pernah merawat/kontak erat dengan penderita COVID-19 diperlukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya.

Pemeriksaan medis yang akurat disertai rujukan pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mengonfirmasi apakah seseorang terinfeksi COVID-19.

Covid-19 merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.

Pada manusia, biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti MERS dan SARS, sebagaimana dilansir Kemkes.go.id.

Berikut cara mencegah melindungi diri dari covid-19, dilansir covid19.bnpb.go.id:

1. Rutin mencuci tangan

Anda perlu mencuci tangan secara rutin menggunakan sabun dan air selama 20 detik.

Terutama setelah berada di tempat umum, atau setelah meniup hidung, batuk, atau bersin.

Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan yang mengandung setidaknya 60% alkohol.

Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci.

2. Hindari kontak dekat

Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit

Beri jarak antara diri Anda dan orang lain jika COVID-19 menyebar di komunitas Anda.

3. Tetap di rumah jika Anda sakit

Tetap di rumah jika Anda sakit, kecuali untuk mendapatkan perawatan medis.

4. Tutupi batuk dan bersin

Tutup mulut dan hidung Anda dengan tisu saat Anda batuk atau bersin atau

menggunakan bagian dalam siku Anda.

Lempar tisu bekas di tempat sampah.

Segera cuci tanganmu dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik.

5. Kenakan masker wajah

Kenakan masker wajah jika Anda sakit agar tidak menular.

6. Bersihkan dan disinfeksi

Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh setiap hari.

Misalnya, meja, gagang pintu, sakelar lampu, countertops, gagang, meja, telepon, keyboard, toilet, keran, dan bak cuci.

7. Lakukan social distancing

Tindakan menjaga jarak dengan orang sekitar, dimaksudkan untuk mengurangi

penyebaran virus corona.

Sumber: tribun Pontianak

Selasa, 24 Maret 2020

Peta dan Infografis Pasien Corona di Indonesia dan Dunia

Peta dan Infografis Pasien Corona di Indonesia dan Dunia




10Berita - Virus corona baru yang pertama muncul di provinsi Hubei China kini telah menyebar di semua benua, kecuali Antartika.

Kasus virus secara global tercatat setidaknya 381.000, dengan angka kematian lebih dari 16.000 dan 101.000 orang lebih yang pulih.

Di Indonesia, jumlah kasus virus corona terus meningkat. Sejak Senin (23/03) hingga Selasa (24/03) terdapat tambahan 107 pasien baru, sehingga total ada 686 orang terjangkit virus corona, dan 55 orang di antara mereka meninggal dunia. Sementara yang sembuh sebanyak 30 orang.

Tidak dijelaskan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, apakah penambahan kasus positif yang pesat di Indonesia dalam satu hari ini terkait dengan rapid test yang tengah dilakukan pemerintah.

  •     Jokowi imbau warga untuk 'bekerja, belajar dan ibadah di rumah'
  •     Virus corona: Apa risiko naik bus, kereta, dan pesawat di tengah wabah virus?
  •     Mengapa Indonesia 'tidak terbuka', sementara negara lain bersikap 'transparan' soal virus corona?
Berdasarkan data terbaru, virus corona telah menyebar ke-22 provinsi di Indonesia. Tiga provinsi dengan kasus terbanyak ada di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

Virus ini menyebabkan penyakit yang disebut Covid-19. Penyakit infeksi pernafasan ini dimulai dengan demam dan batuk kering dan setelah sekitar satu minggu, dapat menyebabkan sesak napas.

Secara global, virus ini telah menginfeksi orang di lebih dari 160 negara.

Angka kematian di negara-negara yang terkena wabah, secara total telah melewati angka 14.500 orang.

Angka kematian terbanyak ada di China, Italia, Iran dan Spanyol.

Berikut perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia dan dunia.

BBC Indonesia merangkum data perkembangan di Indonesia berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan.




Sementara itu dari 69 orang pasien yang dirawat karena positif virus corona di Indonesia hingga 13 Maret 2020, lebih dari separuhnya berusia lebih dari 40 tahun.

Namun Kementerian Kesehatan tidak membeberkan usia dan jenis kelamin pasien tambahan yang dikonfirmasi sebagai pasien positif virus corona baru setelah tanggal 13 Maret 2020.




Benarkah laki-laki lebih rentan terjangkit virus corona seperti analisa para pakar kesehatan?

Di Indonesia lebih dari separuh pasien (data hingga 13 Maret 2020) berjenis kelamin laki-laki.




Berikut ini adalah perkembangan kasus Covid-19 di dunia termasuk Indonesia.




Seperti apa perkembangan di dunia?

Data infografis ini diperbaharui sesuai perkembangan yang terjadi.[detik]


Minggu, 22 Maret 2020

Alasan China Tuding Indonesia Sebarkan Virus Corona Baru di Negaranya, Ini Cara Covid-19 Menyebar

Alasan China Tuding Indonesia Sebarkan Virus Corona Baru di Negaranya, Ini Cara Covid-19 Menyebar



 10Berita  - Alasan China Tuding Indonesia Sebarkan Virus Corona Baru di Negaranya, Ini Cara Covid-19 Menyebar

Bukannya Virus Corona menyebar dari Wuhan, China?  Kok, Indonesia yang dituding?

Ternyata gara-gara ada warga negara China didiagnosis positif terinfeksi Virus Corona setelah mengunjungi Indonesia.

China telah mengumumkan kasus virus corona impor dari Indonesia.

Mengutip The Jakarta Post, dia adalah seorang warga negara China berusia 35 tahun, yang diidentifikasi sebagai Zhang.

Zhang mengalami gejala tidak enak badan saat berada di Indonesia pada pekan lalu, sebelum didiagnosis positif pasca kembali ke provinsi Shaanxi.

Dalam situs resminya, Komisi Kesehatan Shaanxi mengumumkan pada hari Selasa bahwa Zhang adalah kasus impor pertama di provinsi tersebut.

Dia dilaporkan menderita batuk dan demam pada 10 Maret selama dia tinggal di Indonesia.

Namun, kota mana di Indonesia yang dia kunjungi dan bagaimana dia terinfeksi tetap tidak jelas.

Laporan itu mengatakan, Zhang menggunakan penerbangan Dragon Air KA896 dari Indonesia ke Shanghai melalui Hong Kong pada 13 Maret dan tinggal di Vienna International Hotel di Shanghai malam itu.

Keesokan harinya, Zhang melakukan perjalanan dengan mobil ke Bandara Internasional Pudong Shanghai pukul 14:00 waktu setempat, kemudian berangkat dengan penerbangan China Eastern MU2162 sekitar pukul 17:00, dan tiba di Bandara Internasional Xi'an Xianyang di Shaanxi pada pukul 19:45.

Setelah tiba di Xi'an, Zhang memberi tahu staf bandara tentang ketidaknyamanan fisiknya.

Saat hasil pengukuran menunjukkan suhu tinggi, ia dikirim ke Rumah Sakit Pusat Xi'an pada tengah malam.

Minggu pagi dini hari, Pusat Pengendalian Penyakit Xiʻan (CDC) melakukan uji asam nukleat dan serologis padanya.

Tes asam nukleat tidak meyakinkan, sedangkan tes serologis negatif.

Tes asam nukleat kedua dilakukan pada hari berikutnya hasilnya positif.

Zhang juga menjalani pemeriksaan gejala klinis, tes darah, dan konsultasi ahli sebelum didiagnosis sebagai kasus yang dikonfirmasi positif.

Dia lantas segera dipindahkan ke Eighth Hospital di Xi'an untuk isolasi dan perawatan.

Pihak berwenang telah mengisolasi kontak dekat Zhang di China untuk observasi medis.

Departemen Kesehatan Shaanxi mengatakan ada 80 kontak dekat baru di provinsi itu, 79 di antaranya terhubung dengan Zhang.

Direktur Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, mengatakan dia belum menerima informasi mengenai masalah ini tetapi akan melacak kontak dekat Zhang di Indonesia.

“Menelusuri adalah hal tertentu, tetapi itu akan sulit. Di mana kita ingin memulai jika kita tidak tahu ke kota mana dia pergi?" kata Achmad Yurianto kepada The Jakarta Post pada hari Rabu (18/3/2020).

Dia menambahkan bahwa Kedutaan Besar Indonesia di China akan mengambil langkah awal.

Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun mengatakan dia akan menghubungi pemerintah China dan menanyakan rincian tentang Zhang sebelum menyerahkan mereka ke Jakarta untuk penyelidikan lebih lanjut.

“Memang, jumlah kasus dari transmisi internal di Tiongkok kini telah menurun. Mereka sebagian besar diterbangkan dari luar (China). Dari 13 kasus yang dikonfirmasi (pada hari Rabu), 12 diimpor,” katanya kepada The Jakarta Post.

Bagaimana Covid-19 menyebar?

Sejak awal 2020, dunia digemparkan dengan sebuah virus yang menyerang pernapasan manusia dan dapat menyebabkan kematian.

Virus yang dinamakan SARS-CoV-2 tersebut berasal dari Wuhan, China, dengan cepat menyebar ke berbagai belahan dunia.

Lalu, sebenarnya apa itu Virus Corona?

Virus Corona atau coronavirus (CoV) merupakan keluarga virus yang menaungi virus SARS-CoV-2 yang terjadi saat ini, SARS-CoV pada 2002, dan MERS-CoV pada 2012.

Kata corona sendiri diambil dari bahasa Latin yang berarti mahkota.

Nama ini diberikan karena bentuk Virus Corona menyerupai mahkota.

Sedangkan penyakit yang disebabkan terinfeksi SARS-CoV-2 disebut Covid-19, yang merupakan akronim dari coronavirus disease 19.

Virus Corona bersifat zoonotik.

Ini berarti virus pertama kali berkembang di hewan sebelum akhirnya menyerang manusia.

Ketika sudah menginfeksi manusia, penyebaran Virus Corona dapat melalui droplet pernapasan.

Percikan batuk atau bersin dari orang yang terinfeksi Virus Corona akan menempel di permukaan benda atau kulit manusia.

Sehingga virus akan berpindah ketika manusia menyentuh benda atau melakukan kontak fisik dengan manusia lainnya.

Kemudian, virus akan menginfeksi manusia ketika tangan yang terkontaminasi oleh virus menyentuh wajah, seperti mulut, hidung, dan mata.

Siapa yang berisiko terinfeksi Covid-19?

Anda akan berisiko terinfeksi virus ketika Anda berdekatan atau melakukan kontak fisik dengan orang terinfeksi Virus Corona.

Namun, ada beberapa faktor yang membuat orang memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi Virus Corona.

Dikutip dari Healthline, Selasa (17/3/2020), Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) pada akhir Januari melaporkan rata-rata orang yang terinfeksi virus berada di usia sekitar 45 tahun dan dua per tiganya merupakan laki-laki.

Hal ini berarti orang tua dan laki-laki rentan terinfeksi Virus Corona.

Selain itu, orang dengan penyakit penyerta juga lebih rentan terinfeksi Covid-19.(*)

Sumber: POS-KUPANG.COM

Sabtu, 21 Maret 2020

Jack Ma Sumbang 2 Juta Masker Untuk Lawan Corona di RI, Netizen: Konglomerat Indonesia Mana?

Jack Ma Sumbang 2 Juta Masker Untuk Lawan Corona di RI, Netizen: Konglomerat Indonesia Mana?


Pendiri e-commerce Alibaba yang juga orang paling kaya se-Asia, 10Berita,Jack ma memberikan sumbangan kepada Indonesia pasca ditetapkannya wabah virus corona atau Covid-19 sebagai bencana nasional beberapa waktu lalu.

Lewat Jack Ma Foundation dan Alibaba Foundation, pria berusia 55 tahun itu akan menyumbang perlengkapan medis seperti masker dan juga alat tes corona. Tidak heran, namanya langsung jadi salah trending di media sosial Indonesia.

Berikut laporan lengkapnya.

Jack Ma sumbang 2 juta masker untuk Indonesia


akurat.co
Dilansir dari Kompas.com, Jum’at (20/3), Jack Ma mengakui bila aksi menyumbang perlengkapan kesehatan pada Indonesia merupakan salah satu upaya untuk melawan corona bersama-sama.

Jumlah perlengkapan yang disumbangkan pun tidak main-main, ada 2 juta masker, 150 ribu test kit (alat tes corona), 20 ribu baju pelindung hingga 20 ribu pelindung wajah.


“Kami bergandengan tangan dengan negara-negara tetangga kami di Asia untuk bersama-sama menghadapi Covid-19,” tulis Jack Ma dalam keterangan tertulis.


“Bersama dengan Alibaba Foundation, kami akan mengirimkan 2 juta masker, 150 test kit, 20 ribu baju pelindung, dan 20 ribu pelindung wajah ke Indonesia,”

Namun, Indonesia tidak menjadi satu-satunya negara yang mendapatkan gelontoran bantuan dari Jack Ma. Alibaba Foundation juga akan memberikan bantuan serupa pada Malaysia, Filipina, dan juga Thailand.

Jack Ma terus melawan corona


www.technologyreview.com
Aksi Jack Ma menyumbang beragam bantuan kesehatan untuk membantu Indonesia melawan corona ternyata bukan yang pertama.

Sebelumnya, konglomerat dari China itu juga sudah memberikan bantuan masker dan alat tes corona ke Amerika Serikat dan Eropa.

Jack Ma juga mencoba membuat sebuah pedoman digital bagi para medis dan fasilitas kesehatan yang rencananya akan disebarkan ke seluruh dunia sebagai petunjuk penanganan wabah.

Dalam pedoman tersebut, terdapat beragam ilmu dan hasil pemeriksaan para dokter yang sempat bertugas di Rumah Sakit Rujukan Utama Fakultas Kedokteran Universitas Zhejiang yang jadi lembaga paling terdepan menangani corona di China.

Baca Juga: Divonis Positif Corona, Wali Kota Bogor Bima Arya Ngaku Cuma Batuk-Batuk

Perjuangan melawan corona memang belum berlangsung terlalu lama di Indonesia, ratusan kasus baru muncul sejak seorang pasien dinyatakan positif pada awal Maret lalu.

Kondisi darurat pun akhirnya terjadi di Indonesia, dimulai dari terjadinya kelangkaan masker hingga hand sanitizer. Pemerintah juga kelabakan dengan banyaknya kasus yang tiba-tiba muncul.

Namun, bantuan dari Jack Ma ini membuat banyak warganet bertanya-tanya, dimana bantuan para konglomerat Indonesia saat wabah ini terjadi.

Sumber: kompas

Berapa Lama Virus Corona Bertahan di Uang dan Sajadah? Ini Kata FK UI

Berapa Lama Virus Corona Bertahan di Uang dan Sajadah? Ini Kata FK UI


Foto: ilustrasi corona

10Berita,Jakarta -Masyarakat mempertanyakan durasi virus Corona dapat bertahan di benda akibat terpercik cairan atau droplet seseorang yang terjangkit COVID-19. Dekan FKUI Prof Dr dr Ari Fahrial Syam menjelaskan tentang durasi virus Corona yang menempel di benda seperti uang dan sajadah.

"Memang penularan Corona ini melalui droplet. Jadi ketika saya bicara seperti ini ada percikan-percikan ini, di situ lah bisa kalau percikan itu mengandung virus, atau ketika batuk atau bersin," kata Ari, di kantornya melalui siaran langsung di akun YouTube Medicine UI, Jumat (20/3/2020).

Ia mencontohkan, misalnya uang tersebut baru saja terkena droplet orang lain yang sedang batuk, kemudian uang tersebut berpindah tangan. Sementara orang kedua langsung mengusapkan tangan ke hidungnya sehingga orang tersebut bisa berpotensi terjangkit Corona.

"Oke lah misalnya terpercik pada uang kita. Nah ini tinggal berapa lama di uang ini? Kalau memang dalam waktu hitungan menit kemudian uang itu dipegang orang lain, kemudian orang itu langsung menggaruk hidungnya ada potensi itu bisa menular. Tapi kalau uang itu sudah lama di dompet, saya rasa kita tidak usah takut," ujar Ari.

"Sekali lagi dalam kondisi seperti ini saya rasa ini era nya e-money (uang digital) gunakan lah uang uang elektronik," imbuhnya.

Sementara itu, banyak pihak yang juga mempertanyakan berapa lama virus Corona menempel pada sajadah. Ari menjelaskan virus Corona dapat bertahan di benda dalam 2-3 hari jika suhu dingin, ia mencontohkan seperti di Italia, negara tersebut bersuhu dingin sehingga penularan bisa saja terjadi.

Sementara jika suhu panas 30 derajat, maka dalam durasi sekitar 1 jam maka virus tersebut diperkirakan tak dapat bertahan lama. Meski begitu, Ari mendukung imbauan agar masyarakat membawa sajadahnya masing-masing saat beribadah di tempat umum untuk mencegah penularan.

"Saya rasa kembali lagi virus ini kan bisa bertahan relatif lebih lama 2-3 hari jika udaranya dingin. Ini tergantung lah posisi sajadahnya itu bagaimana. Kalau memang itu ketika dipakai orang bersin di sajadah tersebut, jadi memang nempel di sajadah tersebut. Oleh karena itu saya dalam tanda petik menyetujui ketika ada aturan kita harus bawa sajadah sendiri," ungkapnya.

"Bisa saja kalau secara panas 30 derajat disebutkan virus tersebut akan mati dalam 1 jam, tapi kalau udaranya dingin itu yang harus diperhitungkan lagi apalagi kalau 0 derajat seperti di Italia sehingga apa virusnya bisa bertahan lama di permukaan-permukaan tersebut. Dia mudah menular, ketika tangannya tersenggol di handle pintu yang sudah ada virusnya bisa saja kondisi tersenggol itu dia bisa menularkan," ungkapnya.

Anda Mungkin Mengidap Corona, Tapi Tidak Tahu

Anda Mungkin Mengidap Corona, Tapi Tidak Tahu



10Berita, Mayoritas orang punya imunitas atau daya tahan tubuh yang baik. Tapi belum tentu mereka memiliki imun terhadap rasa takut. Terlebih lagi tanggungjawab pada orang lain.

Pencetus terbesar rasa takut: ketidaktahuan atau memproses informasi yang keliru.
Saya bukan dokter. Sehingga yang akan saya sampaikan berikut bukanlah sebuah rujukan medis. Saya hanya seseorang yang berbagi pengalaman tinggal selama sebulan di kawasan pandemi Corona/Covid pada Februari lalu: Taiwan dan Singapura. Alhamdulillah saya sehat sampai hari ini -- tak memiliki gejala sakit.

Saya di Taiwan sejak 8-25 Februari. Lalu di Singapore 26 Feb - 1 Maret. Setelah itu kembali ke Jakarta. Pada 3 negara ini saya melihat perbedaan bagaimana orang merespon Corona. Hingga sekarang saya tidak cemas berlebihan pada virus ini. Tapi justru cemas bagaimana perilaku orang-orang Indonesia meresponnya.

PERTAMA
Merujuklah pada fakta, data, dan informasi yang valid. Olahlah informasi hanya dari sumber yang kredibel. Sehingga kita tahu apa yang sedang kita hadapi.
1.1. Mortality rate (rasio kematian) Corona di dunia adalah 3%.
1.2. 80% kasus kematian adalah orang berusia di atas 60 tahun, atau sebelumnya menderita penyakit yang berhubungan dengan pernapasan. Beberapa kasus berhubungan dengan tumor dan diabetes.
1.3. Penangkal Corona paling efektif saat ini adalah daya tahan tubuh kita sendiri. Makin rendah daya tahan, makin berisiko.
1.4. Virus Corona terdapat pada cairan dari mulut dan hidung penderita -- organ yang berhubungan dengan pernapasan. Virus yang ukurannya sangat kecil tersebut akan menulari orang lain ketika masuk ke hidung atau mulut yang menjadi pintu gerbang pernapasan.
1.5. Virus Corona tidak hidup di udara. Tapi ia memerlukan medium untuk menempel. Virus bisa hidup sampai dengan 2 hari pada medium tersebut.
1.6. Medium itu bisa apa saja. Tangan, uang, gagang pintu, piring, meja, kursi, alat tulis, belt pada eskalator, keranjang belanja, dll.
1.7. Medium paling berisiko adalah yang diakses secara umum. Misal seorang penderita Corona batuk dan menutup mulutnya dengan tangan. Lalu ia memegang uang kertas. Uang kertas itu ia berikan ke seorang penjual. Kita mendapatkan uang yang sama dari penjual tersebut sebagai kembalian belanja. Maka menempellah virus ke tangan kita dan tangan penjual. Lalu kita memegang hidung atau makan sesuatu langsung dengan tangan. Virus masuk ke organ pernapasan.
1.8. Karena itu menggunakan masker agar tidak terkena virus bukanlah hal yang efektif. Berapa besar rupanya kemungkinan seorang pengidap Corona batuk depan kita lalu cairannya mengenai wajah kita? Kecil. Kemungkinan besarnya adalah, dia batuk, menutup mulut, memegang sebuah benda di sekitar, lalu kita pegang juga benda itu.
1.9. Sehingga cara yang paling efektif adalah perbanyak mencuci tangan dengan sabun atau desinfektan. Di Taiwan ada protokol di tempat kerja untuk membersihkan tangan dengan alkohol tiap 1 jam. Jangan menyentuh area wajah tanpa cuci tangan sebelumnya. Jangan makan tanpa alat. Hindari berpergian ke tempat umum bila tidak harus.
1.10. Jagalah tubuh tetap sehat. Jangan terlampau lelah. Imbangkan gizi. Agar imunitas kita tetap baik.

KEDUA
Kita mungkin memiliki virus Corona dalam tubuh kita. Tapi kita tidak tahu karena tak mengalami gejala. Namun kita sangat mungkin jadi carrier (pembawa).
2.1. Darimana kita tahu kita tidak mengidap virus Corona? Karena kita sehat-sehat saja? Virus ini bisa masuk ke tubuh kita dan kita sehat-sehat saja karena imunitas tubuh kita berhasil mengalahkannya dalam masa inkubasi 14 hari.
2.2. Kalau dalam 14 hari inkubasi itu imunitas tubuh kita kalah, maka timbul gejala dan kita sakit. Lalu kita ke rumah sakit dan terdeteksi Corona.
2.3. Kalau imunitas kita menang, virus hilang. Kita sehat-sehat saja dan tak punya gejala. Hampir tidak mungkin kita yang sehat-sehat saja pergi ke rumah sakit untuk tes Corona yang seharga Rp 700 ribu itu.
2.4. Tapi ketika virus masuk ke tubuh kita, maka kita resmi mengidap/terinfeksi Corona (meski kemudian sembuh sendirinya). Selama virus itu masih ada dalam tubuh kita, maka otomatis kita jadi carrier.
2.5. Penyebaran virus dari pengidap tanpa gejala inilah (yang mungkin termasuk kita) memerlukan tanggungjawab di level individu.
"Asymptomatic and mildly symptomatic transmission are a major factor in transmission for Covid-19," said Dr. William Schaffner, a professor at Vanderbilt University School of Medicine and longtime adviser to the CDC. "They're going to be the drivers of spread in the community."

KETIGA
Sampai titik ini kita tidak tahu apakah kita carrier atau bukan. Tapi kita bisa lebih bertanggungjawab.
3.1. Sebagai pengidap dan carrier, imunitas kita mungkin kuat. Tapi tidak bagi orang lain, terutama mereka yang berusia tua dan memiliki penyakit.
3.2. Sebisa mungkin hindari atau batasi pertemuan dengan orang-orang berisiko tinggi di atas. Misalnya bertemu orangtua. Kita bisa menulari mereka dan rasio kematian mereka akan tinggi.
3.3. Cuci tangan dan memelihara kesehatan adalah cara paling efektif.
3.4. Cara efektif lain adalah 'mengkarantina diri'. Membatasi pergi ke tempat publik dimana kita akan menyentuh banyak benda yang juga disentuh orang lain.

KEEMPAT
Manusia hidup di antara berbagai virus dan bakteri yang ada di sekitar. Kita tak menyadarinya. Per meter persegi ada 800 juta virus yang hidup -- terutama di udara.

Kita masih bisa tetap hidup dan sehat karena imunitas tubuh kita selalu bekerja melawan mereka. Makin seseorang menjaga kesehatan tubuhnya lewat pola hidup dan pola makan, makin kuat juga imun tubuhnya. Itu sebabnya penderita HIV/AIDS bisa meninggal hanya karena flu -- karena imunitas mereka lemah.

Jadi: pelihara kesehatan diri, jangan terlalu lelah, cuci tangan tiap 1 jam, makan dengan alat makan, karantina diri dengan tidak berpergian ke tempat publik bila tidak harus, dan usahakan jangan menemui orang tua dan penderita penyakit agar mereka tidak tertular dari kita (tanpa kita sadari).

Kita bisa lebih bertanggungjawab pada orang lain dan diri sendiri. Kita mungkin tidak bisa mengontrol banyak hal di luar diri kita (benda yang jadi medium, keharusan pergi bekerja, dll). Tapi kita bisa mengontrol diri kita sendiri.

Tantangan terbesar kita: sebentar lagi LEBARAN!

Penulis: Hilman Fajrian
Sumber: portal islam

Kamis, 19 Maret 2020

Terpapar Corona, 4 Pendeta Dan Pengerja GPIB Meninggal

Terpapar Corona, 4 Pendeta Dan Pengerja GPIB Meninggal




10Berita - Keluarga besar gereja GPIB tengah berduka. Empat pendeta dan pengerja meninggal dunia akibat terpapar virus Corona.

Dua pendeta yang meninggal berinisial MP dan Ong. Mereka terpapar virus Corona sepulang mengikuti seminar di Hotel Aston Bogor pada Februari 2020 lalu.

“Pagi teman teman yg baik. Maaf baru mengikuti wa group. Krn beberapa hari ini kami kel besar GPIB yg kemarin kumpul di Bogor kehilangan rekan rekan Pendeta dan pengerja 4 orang. Dan ini membuat kk dan teman2 yg ikut konfrensi dibogor terpukul. Banyak yg masuk rumah sakit,” kata salah satu peserta seminar di grup WhatsApp, Kamis (19/3/2020).

Ia menyebut Pendeta MP telah dikebumikan tanpa upacara apa-apa. Sedangkan peserta seminar lainnya kini masih dirawat di rumah sakit.

Salah satu peserta seminar dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek Bandar Lampung.

Pasien laki-laki berusia 62 tahun itu menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Abdul Moeloek.

Ia dinyatakan positif virus corona atau Covid-19 sepulang mengikuti seminar di Bogor, Jawa Barat.

Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Lampung Reihana mengungkapkan, kasus ini dilaporkan oleh anaknya yang berusia 32 tahun.

Menurut Reihana, akanya melapor dikarenakan khawatir setelah mendapat informasi pada 14 Maret 2020 dari perkumpulan jemaat Lampung.

Saat itu, itu mendapat kabar bahwa ada 1 orang jemaat yang meninggal dunia dengan diagnosa covid-19 di daerah Jawa Tengah serta ada satu orang jemaat sedang dirawat di Jakarta.

“Di mana jemaat tersebut berada pada saat acara kegiatan yang sama dengan ayahanda pelapor,” beber Reihana, seperti dikutip Pojoksatu.id dari Radar Lampung, Kamis (19/3).

Reihana menjabarkan riwayat perjalanan pasien ini. Pada tanggal 25-28 Februari, laki-laki 62 tahun tersebut menghadiri seminar di GPIB hotel Aston Bogor. Kemudian pada 29 Februari pasien kembali ke Bandarlampung.

Setelah kembali ke Lampung, pasien mulai merasakan gejala panas, batuk, makan minum susah menelan, dan suhu 37 derajat celcius.

Menurut Reihana, Dinkes Lampung sudah melakukan tracking pada setiap orang yang memiliki riwayat kontak dengan pasien tersebut.

Nantinya Dinkes akan mengambil Swab tenggorokan pada orang-orang yang memiliki kontak dengan pasien.

”Selanjutnya untuk semua orang-orang yang pernah berhubungan dengan pasien sudah kami data. Jadi untuk informasi kami di Lampung ini, saya punya kebijakan kalau orang sudah masuk dalam PDP (pasien dalam pemantauan) sambil kita menunggu hasil laboratorium kita sudah melakukan tracking,” katanya.

“Jadi jangan panik, insya Allah bapak ini kondisinya baik mudah-mudahan kita doakan bersama bisa survive dan sehat,” tandasnya.
[pojoksatu]


Peneliti AS: Virus Corona Dapat Hidup Berjam-jam di Udara dan Berhari-hari di Permukaan Barang

Peneliti AS: Virus Corona Dapat Hidup Berjam-jam di Udara dan Berhari-hari di Permukaan Barang




10Berita - Sebuah penerlitian baru dari National Institue of Allergy and Infectious Deaseases (NIAID) mengemukakan, virus corona atau Covid-19 dapat berada udara selama berjam-jam dan permukaan barang selama berhari-hari.

NIAID yang menjadi bagian dari National Institute of Health dari Amerika Serikat melakukan penyelidikan daya tahan Covid-19.

Penelitian dilakukan dengan berusaha meniru virus dari orang yang terinfeksi ke permukaan benda yang berada di lingkungan rumah dan rumah sakit, melalui batuk atau menyentuh benda terkait.

Penelitian ini menggunakan alat untuk mengeluarkan aerosol yang menggandakan tetesan mikroskopis yang dibuat dalam batuk dan bersin.

Hasil tes yang diunggal di New England Journal of Medicine pada Selasa (17/3) menunjukkan, virus dapat dibawa oleh tetesan yang dilepaskan ketika seseorang batuk atau bersin. Di mana virus dapat tetap hidup atau masih dapat menginfeksi manusia dalam aerosol setidaknya selama tiga jam.

Sementara untuk permukaan benda plastik dan stainless steel, virus masih dapat dideteksi selama tiga hari. Namun, untuk di atas kertas, virus tidak dapat hidup setelah 24 jam.

Sedangkan pada tembaga, butuh 4 jam hingga virus tidak aktif, melansir Reuters.

Dalam hal waktu paruh, tim peneliti menemukan, butuh sekitar 66 menit bagi partikel virus untuk kehilangan fungsinya jika berada di tetesan aerosol.

Artinya, setelah 1 jam 6 menit berikutnya, tiga perempat partikel virus tidak aktif, namuan 25 persen lainnya masih dapat hidup.

Menurut tim peneliti yang dipimpin oleh Neeltje van Doremalen dari fasilitas Montana NIAID di Rocky Mountain Laboratories ini, jumlah virus pada akhir tiga jam akan menurun menjadi 12,5 persen.

Untuk stainless steel, dibutuhkan 5 jam 38 menit untuk setengah dari partikel virus menjadi tidak aktif. Pada plastik, waktu paruh adalah 6 jam 49 menit/

Di atas kertas karton, waktu paruh adalah sekitar tiga setengah jam, namun ada banyak variabilitas dalam hasil tersebut sehingga sulit untuk dipastikan angka yang jelas.

Waktu bertahan hidup terpendek bagi virus corona adalah pada tembaga, di mana setengah virus menjadi tidak aktif dalam waktu 46 menit.(rmol) 

Senin, 16 Maret 2020

Italia 2 Minggu Lalu Santuy, Sekarang Satu Hari 368 Orang Tewas Akibat Corona, Keluar Rumah Diancam Penjara dan Denda

Italia 2 Minggu Lalu Santuy, Sekarang Satu Hari 368 Orang Tewas Akibat Corona, Keluar Rumah Diancam Penjara dan Denda



10Berita - 368 orang meninggal di Italia dalam satu hari akibat Corona. Ini negara yang 2 minggu lalu santai-santai aja tidak mengurangi aktivitas sosial. Sok jumawa. Sekarang keluar rumah tanpa sertifikat aja didenda atau masuk penjara. 

Italia Catat Rekor Satu Hari 368 Orang Tewas Akibat Corona

 Italia mengupdate data terbaru terkait angka kematian akibat Corona. Pada Minggu (15/3) tercatat ada 368 kematian baru dari virus corona.

 Dilansir dari AFP Senin (16/3/2020), total angka kematian akibat corona menjadi 1.809 orang.

 Sedangkan jumlah infeksi telah mencapai 24.747, hitungan dirilis ke media oleh layanan perlindungan sipil Italia.

 Link: https://news.detik.com/internasional/d-4940412/italia-catat-rekor-satu-hari-368-kematian-akibat-corona

Pelanggar Dekrit Lockdown Corona di Italia Terancam Bui dan Denda

 Otoritas Italia memberlakukan hukuman khusus bagi siapa saja yang melanggar perintah lockdown nasional di tengah wabah virus Corona. Lebih dari 2 ribu orang dilaporkan telah didakwa atas pelanggaran tersebut.

 Seperti dilansir Fox News, Jumat (13/3/2020), Menteri Luar Negeri Italia, Luigi Di Maio, menuturkan bahwa hukuman denda dan hukuman penjara diberlakukan terhadap orang-orang yang tidak mematuhi aturan-aturan yang diberlakukan selama lockdown berlangsung.

 Di bawah dekrit darurat pemerintah Italia, seluruh perjalanan yang dianggap tidak penting, dilarang untuk dilakukan dan orang-orang harus membawa formulir khusus untuk membuktikan alasan mereka beraktivitas di luar rumah.

 Dalam pernyataan terpisah, seperti dilansir Reuters, Kementerian Dalam Negeri Italia mengumumkan bahwa kepolisian setempat telah mem-booking atau mendakwa sekitar 2.162 orang yang kedapatan melanggar dekrit darurat itu.

 Laporan media lokal, Ansa News Agency, menyebut tujuh warga negara asing ditangkap di Roma setelah ditangkap karena bermain kartu di area terbuka. Tidak disebut lebih lanjut asal kewarganegaraan mereka.

 Bagi siapa saja yang terbukti bersalah melanggar dekrit darurat itu, terancam hukuman maksimum 3 bulan penjara dan hukuman denda hingga 206 Euro (Rp 3,3 juta).

 Kemudian untuk orang-orang yang terinfeksi virus Corona yang kedapatan melanggar kewajiban karantina selama 2 minggu, akan terancam hukuman 1-12 tahun penjara.

 Sejauh ini, kebanyakan warga Italia menunjukkan sikap suportif terhadap keputusan lockdown nasional ini. Salah satu polling setempat menunjukkan lebih dari 80 persen warga Italia mendukung keputusan pemerintah ini.

 "Saya yakin bahwa langkah-langkah ini tepat dan akan mengurangi wabah ini. Jadi pada saat ini, semakin banyak pengorbanan yang kita lakukan, semakin mungkin kita akan mengatasi masalah ini," ucap salah satu warga Italia, Frederica Bravi.

 Link: https://news.detik.com/internasional/d-4937777/pelanggar-dekrit-lockdown-corona-di-italia-terancam-bui-dan-denda


China Ungkap Empat Fakta Terbaru COVID-19 dan Cara Indonesia Membunuh Tanpa Vaksin

China Ungkap Empat Fakta Terbaru COVID-19 dan Cara Indonesia Membunuh Tanpa Vaksin



10Berita, Beijing : Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan timbulnya infeksi pernafasan Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19 memang cukup unik untuk diamati pergerakannya.
Dari siapa saja yang diserangnya, level usia, bahkan dapat pula diperhatikan bagaimana virus berbasis flu tersebut senang bersemayam di manusia dengan penyakit akut bawaan tertentu, atau dia justru takut dan tidak kuat berada di dalam tubuh manusia yang sudah terjangkit virus yang jauh lebih besar dan mematikan.
Ketika seseorang masih sehat, tapi Coronavirus sudah ada di dalam tubuhnya, memang belum terjadi apa-apa. Tapi ketika ia tiba-tiba 'down', kondisi tubuh menurun, virus Corona akan langsung menyerang dengan sangat kejam.
Berdasarkan data Chinese Center for Disease Control and Prevention (CDC), bisa ditarik beberapa fakta menarik betapa 'kerdil' COVID-19 itu sebenarnya. Sehingga tidak perlu panik apalagi takut, cukup waspada saja, karena ia hanya benalu yang bisa disingkirkan.
1. Virus kanker lebih kuat dari Corona.
Menurut data yang berhasil didapatkan Pusat Pengendalian dan Penanganan Wabah di China, hingga 11 Februari, pasien positif Corona dengan penyakit bawaan kanker ada 107 kasus dengan korban meninggasl dunia 6 (enam) orang. Tingkat kematiannya sangat rendah, atau hanya 5,6% pada level dan jenisnya.
2. Corona tidak kuat menyerang manusia usia muda berimunitas.
Rekomendasi World Health Organization (WHO), menjaga imun tubuh menjadi salah satu cara menghindari masuknya virus Corona. Hal ini terjawab dengan data hasil penelitian CDC bahwa manusia dengan rentang umur 0-39 tahun kuat terhadap COVID-19.
Positif Corona bagi manusia 10-19 tahun, 549 kasus dengan satu kematian (fatality rate 0,2%).
Positif Corona bagi manusia 20-29 tahun, 3.619 dengan tujuh kematian (fatality rate 0,2%).
Positif Corona bagi manusia 30-39 tahun, 7.600 kasus dengan 18 kematian (fatality rate 0,2%).
Dalam rentang usia muda dan produktif, sistem kekebalan tubuh manusia memang masih tertata dengan baik. Belum muncul penyakit-penyakit bawaan atau penyakit-penyakit yang terpicu akibat makanan maupun minuman yang selama ini dikonsumsi dengan sangat masif. Artinya, imunitas menjadi musuh menakutkan bagi virus Corona.
3. COVID-19 hanya perkasa menyerang usia 40 tahun keatas.
Ketika usia manusia masuk angka 40 tahun, ini sebenarnya sudah warning atau peringatan baginya untuk memperbaiki semua 'kenakalan hidup' yang selama ini dilakukan. Tidak memiliki pola makan teratur, menyantap semua menu makanan maupun minuman tanpa berpikir dua kali, menganggap remeh obat-obatan herbal penambah stamina ketika masih muda, hingga tidak suka olahraga.
Usia 40 tahun keatas (40 sampai 80+), fungsi organ tubuh maupun imun mulai berkurang. Di sinilah celah Corona masuk, berdiam diri dalam tubuh, lantas menunggu waktu yang tepat melancarkan serangan mematikan. Hal ini dinilai bertalian erat dalam hukum sebab-akibat melalui data hasil penelitian CDC bahwa manusia dengan rentang umur 40-80+ sangat rentan diserang virus Corona.
Positif Corona bagi manusia 40-49 tahun, 8.571 kasus dengan 38 kematian (fatality rate 0,4%).
Positif Corona bagi manusia 50-59 tahun, 10.008 kasus dengan 130 kematian (fatality rate 1,3%).
Positif Corona bagi manusia 60-69 tahun, 8.583 kasus dengan 309 kematian (fatality rate 3,6%).
Positif Corona bagi manusia 70-79 tahun, 3.918 kasus dengan 312 kematian (fatality rate 8.0%).
Positif Corona bagi manusia 80 tahun keatas, 1.408 kasus dengan 208 kematian (fatality rate 14,8%).
4. Corona menempel pada manusia berpenyakit bawaan jantung, hipertensi dan diabetes.
Terjawab melalui data CDC, bahwa pasien positif Corona dengan penyakit bawaan yang berkaitan dengan gangguan pada fungsi jantung, adalah paling beresiko. Salah satu penyakit bawaan tersebut adalah kardiovaskular atau cardiovascular disease (CVD), yang merupakan penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah, contohnya gangguan jantung iskemik, stroke, dan PAD yang melibatkan atherosclerosis.
Selain itu, mereka yang punya penyakit bawaan seperti hipertensi dan diabetes juga tak kalah 'seksi' bagi Corona untuk menempel kepada manusia sekaligus merusaknya.
Positif Corona dengan penyakit bawaan hipertensi, 2.683 kasus dengan 161 kematian (fatality rate 6,0%).
Positif Corona dengan penyakit bawaan diabetes, 1.102 kasus dengan 80 kematian (fatality rate 7,3%).
Positif Corona dengan penyakit bawaan kardiovaskular, 873 kasus dengan 92 kematian (fatality rate 10,5%).
Positif Corona dengan penyakit bawaan paru-paru, asma, dan alergi, 511 kasus dengan 32 kematian (fatality rate 6,3%).
Dengan semua penyakit bawaan seperti di atas, sangat mudah COVID-19 menjadi penyebab kematian. Karena Corona ini menyerang dengan double-kill, yakni flu dibarengi batuk tak henti dengan cairan yang terus menerus meleleh hingga mengganggu fungsi pernafasan, terutama jantung hingga pembuluh darah. Dengan batuk tak henti, tekanan darah akan naik dan sangat berbahaya bagi manusia dengan penyakit bawaan hipertensi.
Manusia dengan penyakit bawaan paru-paru, asma, dan alergi, juga berada dalam posisi sulut dan terancam meninggal dunia jika diserang Coronavirus dengan gejala-gejala sangat masif. Sesak nafas bagi penderita asma yang terutama, itulah yang 'membantu' keberhasilan COVID-19 untuk menjadi penyebab kematian 'menakutkan'.
Sementara jika bicara diabetes, penyakit bawaan ini berhubungan dengan kadar glukosa dalam darah, dengan gejala komplikasi merusak pembuluh darah. Penderita diabetes dua kali lebih berisiko untuk mendapat penyakit kardiovaskular (gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah). Dan sekitar 75 persen kematian akibat diabetes disebabkan oleh penyakit jantung korner. Sedangkan penyakit pembuluh besar lainnya adalah stroke, serta penyakit pembuluh darah tepi (peripheral vascular disease).
Nah, pasien positif Corona dengan penyakit bawaan diabetes juga tak kalah menderita. Dia akan berujung kematian dengan proses berkala, namun bisa juga langsung 'menghadap Tuhan' apabila virus Corona berhasil memicu komplikasi dengan pembuluh darah dan fungsi jantung, yang sebenarnya sudah satu paket buat penderita diabetes. Dengan kehadiran Corona, 'paket' tersebut dibuka untuk membawa manusia langsung pada kematian.
5. Manusia waspada imunitas bisa membunuh Corona.
Data memang menakutkan dan kadang bisa masuk akal maupun tidak. Tergantung cara pembaca menginterpretasikannya saja. Tapi satu hal yang harus diingat dan menjadi utama adalah, virus Corona tidak kuat menyerang usia muda produktif karena mereka masih memiliki imunitas kuat. Apakah usia yang sudah tidak muda lagi bisa memiliki imun kuat?
Jawabannya tentu bisa. Karena imun itu berkaitan dengan kebugaran tubuh. Jika badan bugar, sehat, sistem organ dalam bekerja dengan baik, pasti penyakit tidak mudah hinggap termasuk virus 'benalu' seperti Corona.
Ramuan herbal sederhana sangat disarankan. Jahe, temulawak, kunyit, ketiganya disatukan. Kupas dan cuci bersih terlebih dahulu, kemudian masing-masing dipotong maksimal jadi 8 (delapan) bagian, lantas rebus dengan air. Hasil air rebusannya disaring, kemudian minum setiap pagi. Lakukan itu setiap hari, dan imunitas tubuh atau kebugaran maupun stamina akan terjaga.
Tentunya nanti diikuti pola hidup teratur, seperti memperhatikan kebersihan tubuh, terutama tangan. Rajin mencuci tangan dengan sabun lalu bilas di bawah air yang mengalir selama 20 detik. Ingat, semisal ingin melakukan sesuatu Anda cuci tangan, sesudahnya ditutup dengan cuci tangan pula.
Kemudian memperhatikan pola makan teratur agar tidak terjadi gangguan lambung. Menu makanan juga dijaga, junk food dikurangi, perbanyak makanan sehat berserat dengan kandungan vitamin A dan C secukupnya.
Perhatikan juga kebersihan makanan, tempat Anda makan, harus detil. Ini bukan mempersulit hidup, tapi inilah yang seharusnya dilakukan. Terakhir adalah, hentikan rokok, minuman beralkohol, dan sedapat mungkin kurangi tidur larut malam.
Jika hidup teratur, bukan cuma virus Corona yang bisa ditangkal, tapi hampir seluruh wabah yang berkaitan dengan imunitas bakal teratasi. Ingat, mati memang sekali dan merupakan kehendak Tuhan. Tapi manusia diciptakan sebagai makhluk paling sempurna di muka bumi, yang bisa menjaga sekaligus menghancurkan bumi itu sendiri, sehingga sangat sempurna lengkap dengan akal budi. Pergunakanlah akal budi itu untuk mempertahankan hidup agar tidak mati konyol.
Manusia menggunakan akal budinya untuk hidup teratur dan bersih, menyerahkan sisa hidup kepada Tuhan dengan rajin ibadah, itu membunuh Corona gaeeesss....Yuk dilakukan sama-sama. (Ilustrasi: CDC/AP/TheGuardian)
Sumber: KBRN