OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.
Tampilkan postingan dengan label HIKMAH. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label HIKMAH. Tampilkan semua postingan

Jumat, 24 Februari 2023

Megawati dan Pengajian

Megawati dan Pengajian


10Berita, Saya rasa ibu Megawati sebenarnya ingin bicara tentang penting dan perlunya ibu-ibu memperhatikan kesehatan dan gizi anak agar mereka bisa tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat, cerdas dan produktif, karena kalau masalah kesehatan dan gizi anak-anak ini tidak diperhatikan maka tentu nanti kesehatan dan kecerdasan serta produktivitas anak-anak tersebut tentu akan rendah dan terganggu dan kita tentu saja tidak mau hal itu terjadi.

Cuma yang mengherankan mengapa Megawati menghubungkan masalah tersebut dengan keterlibatan ibu-ibu dengan pengajian, padahal dalam pengajian itu juga disinggung banyak hal termasuk masalah yang menyangkut kesehatan.

Jadi menurut saya telah terjadi kesalahan dalam membuat kesimpulan dimana beliau telah menjadikan pengajian sebagai penyebab dari terjadinya stunting dan terganggunya kesehatan anak. Padahal seperti kita ketahui anak-anak tersebut akan terkena stunting penyebabnya bukanlah karena ibunya ikut pengajian tapi karena ibu dan keluarganya tidak bisa memberikan asupan gizi yang cukup kepada sang anak karena faktor kemiskinan yang mereka hadapi.

Jadi bukan karena ikut pengajian tapi adalah karena pemerintah belum melaksanakan tugas konstitusionalnya dengan baik karena di dalam UUD 1945 pasal 34 sudah dijelaskan bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.

Jadi yang harus disalahkan dalam hal ini bukan pengajian tapi adalah pemerintah dan partai ibu Megawati sendiri yaitu PDIP yang merupakan bagian dari rezim yang memerintah yang bertanggung jawab dalam mencegah hal yang tidak diinginkan tersebut.

Anwar Abbas 
Pengamat sosial ekonomi dan keagamaan.

Sumber: panjimas

Sabtu, 11 Februari 2023

Ingin Bahagia? Berbaktilah kepada Kedua Orang Tua

Ingin Bahagia? Berbaktilah kepada Kedua Orang Tua

 

Ilustrasi: kompas.com

Allah Ta’ala menjadikan kedua orang tua sebagai sumber kebahagiaan bagi seseorang. Mereka adalah kebun yang dipenuhi kasih sayang dan kelembutan. Kebaikan-kebaikan mereka yang sangat luas dan tak akan pernah bisa kita balas. Ini layak untuk dijadikan pengingat akan besarnya hak mereka dari kita. Allah Ta’ala mengisyaratkan hal ini dengan menyebutkan hak keduanya setelah menyebutkan hak diri-Nya sendiri,

وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا

“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua.” (QS. An-Nisa’: 36)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga menekankan bahwa mereka berdualah yang paling layak untuk kita berikan kasih sayang, kebaikan, dan perlakuan baik. Suatu ketika datang seseorang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya,

يا رَسولَ اللَّهِ، مَن أحَقُّ النَّاسِ بحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قالَ: أُمُّكَ قالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قالَ: ثُمَّ أُمُّكَ قالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قالَ: ثُمَّ أُمُّكَ قالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قالَ: ثُمَّ أبُوكَ

“Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berlaku baik kepadanya?” Beliau menjawab, “Ibumu.” Dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Beliau menjawab, “Ibumu.” Dia bertanya lagi, “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ibumu.” Dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Beliau menjawab, “Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Nabi ulang penyebutan ibu sebanyak tiga kali dan bapak sekali, bukan dalam rangka meremehkan hak bapak, akan tetapi sebagai penguat akan betapa besarnya hak seorang ibu terhadap anak-anaknya.

Alangkah besarnya kebaikan dan jasa seorang ibu terhadap mereka. Banyaknya rasa capek dan lelah yang dialaminya. Rasa sakit dan tidak nyaman yang ditanggungnya saat hamil. Rasa lelah saat melahirkan dan menyusui, serta betapa besar jasa mereka dalam memberikan pelayanan dan kasih sayang terbaiknya kepada anak-anak.

Sayangnya, besarnya kasih sayang seorang ibu terkadang membuat seorang anak menjadi tamak dan lupa diri, sering meremehkannya, dan tidak mau patuh kepadanya. Sampai-sampao oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wasallam, kita diingatkan dengan menyebutkannya sebanyak tiga kali.

Ketahuilah wahai saudaraku, sungguh di dalam berbakti kepada kedua orang tua terdapat banyak sekali keutamaan dan keistimewaan. Keutamaan yang akan membantu seseorang di dalam meraih kebahagiaan. Dan ketahuilah bahwa di dalam kedurhakaan kepada keduanya, maka akan menghantarkan seseorang kepada kesengsaraan dan kesulitan.

Berbakti, identitas para nabi dan orang saleh

Allah Ta’ala berfirman menceritakan kisah Nabi Yahya ‘alaihissalam,

وَّبَرًّاۢ بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّا 

“Dan (Nabi Yahya) sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong, (bukan pula) orang yang durhaka.” (QS. Maryam: 14)

Allah Ta’ala juga mengisahkan perihal Nabi Isa ‘alaihissalam tatkala beliau masih bayi dan  berada di gendongan Ibunda Maryam. Allah Ta’ala berikan kepadanya mukjizat untuk bisa berbicara. Lantas di antara yang beliau ucapkan adalah,

وَّبَرًّاۢ بِوَالِدَتِيْ وَلَمْ يَجْعَلْنِيْ جَبَّارًا شَقِيًّا

“Dan (Allah Ta’ala menjadikanku) berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS. Maryam: 32)

Sungguh di antara bentuk bakti paling agung yang ditunjukkan Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an adalah kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dengan ayahnya. Bagaimana kelembutan beliau di dalam mendakwahi sang ayah, gigihnya beliau di dalam berdakwah, dan semangat beliau untuk mengajak ayahnya meninggalkan kekufuran. Allah Ta’ala berfirman,

وَاذْكُرْ فِى الْكِتٰبِ اِبْرٰهِيْمَ ەۗ اِنَّهٗ كَانَ صِدِّيْقًا نَّبِيًّا

“Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur’an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi.”

اِذْ قَالَ لِاَبِيْهِ يٰٓاَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِيْ عَنْكَ شَيْـًٔا

(Ingatlah) ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolongmu sedikit pun?”

يٰٓاَبَتِ اِنِّيْ قَدْ جَاۤءَنِيْ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَمْ يَأْتِكَ فَاتَّبِعْنِيْٓ اَهْدِكَ صِرَاطًا سَوِيًّا

“Wahai ayahku! Sungguh, telah sampai kepadaku sebagian ilmu yang tidak diberikan kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.” (QS. Maryam: 41-43)

Nabi Ibrahim memanggil ayahnya dengan panggilan yang lembut, menasihatinya dengan kelembutan dan kesabaran, meskipun pada akhirnya Allah Ta’ala belum memberikan hidayah kepada sang ayah, akan tetapi Allah karuniakan kepada Ibrahim dua anak saleh yang taat kepada kedua orang tuanya. Allah Ta’ala berfirman,

فَبَشَّرْنٰهُ بِغُلٰمٍ حَلِيْمٍ * فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail). Maka, ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka, pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu, insyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS. As-Saffat: 101-102)

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَبَشَّرْنٰهُ بِاِسْحٰقَ نَبِيًّا مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ * وَبٰرَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلٰٓى اِسْحٰقَۗ

“Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishak seorang Nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. Dan Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Ishak.” (QS. AS-Saffat: 112-113)

Betapa besar kebahagiaan yang Allah Ta’ala berikan kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Allah berikan kepadanya keturunan yang saleh lagi beriman. Yang mana salah satu sebabnya adalah kebaktian beliau kepada ayahnya serta lembutnya beliau dalam berdiskusi dan mendakwahkan ajaran yang benar kepada ayahnya.

Berbakti, sumber kebahagiaan

Saudaraku, kebahagiaan apa yang dapat melampaui kebahagiaan seseorang karena mendapatkan jaminan surga setelah kebahagiaan melihat wajah Allah Ta’ala?

Setiap mukmin pasti ingin masuk surga, hanya saja sebagian dari mereka melupakan salah satu pintu yang paling utama dan paling baik, yaitu berbakti kepada kedua orang tua. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

الوالِدُ أوسطُ أبوابِ الجنَّةِ، فإنَّ شئتَ فأضِع ذلك البابَ أو احفَظْه

“Orang tua adalah pintu surga yang paling baik. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya.” (HR. Tirmidzi no. 1900, Ibnu Majah no. 3663 dan Ahmad no. 27551)

Ketahuilah wahai saudaraku, tidak ada seorang pun masuk ke dalam surga, kecuali Allah Ta’ala telah meridainya. Lalu, bagaimana bisa seseorang yang durhaka kepada kedua orang tuanya akan mendapatkan rida Allah Ta’ala?! Sedangkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan,

رِضى اللَّهِ في رِضى الوالِدَينِ ، وسَخَطُ اللَّهِ في سَخَطِ الوالدينِ

“Rida Rabb tergantung rida kedua orang tua, dan murka Allah tergantung murka kedua orang tua.” (HR. Tirmidzi no. 1899, Ibnu Hibban no. 429 dan Al-Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman no. 7830)

Saudaraku, berbakti kepada orang tua juga merupakan salah satu sebab kelapangan dan kebahagiaan di dunia. Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَن سرَّه أن يُمَدَّ له في عمرِه ويُزادَ في رزقِه فليبَرَّ والدَيْه وليَصِلْ رحِمَه

“Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, maka hendaknya ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung (tali silaturahmi) kekerabatannya.” (HR Ahmad no. 13811)

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita semua sebagai pribadi yang bisa berbakti kepada kedua orang tua, konsisten di dalam melakukan kebaikan-kebaikan untuk keduanya, menjaga diri dari menyakiti keduanya, dan senantiasa berbuat baik kepada keduanya hingga keduanya meninggalkan kita semua.

Semoga Allah Ta’ala menjauhkan kita dari menjadi salah satu di antara  golongan yang Nabi sebutkan dalam hadisnya,

رَغِمَ أنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أنْفُ، قيلَ: مَنْ؟ يا رَسولَ اللهِ، قالَ: مَن أدْرَكَ أبَوَيْهِ عِنْدَ الكِبَرِ -أحَدَهُما أوْ كِلَيْهِما- فَلَمْ يَدْخُلِ الجَنَّةَ

“Celakalah, kemudian celakalah, kemudian celakalah.” Ditanya, “Siapa, ya Rasulallah?” Beliau menjawab, “Orang yang mendapati orang tuanya di kala tuanya, baik salah satu atau keduanya, lalu ia tidak dapat masuk surga (karena sebab kedurhakaannya).” (HR. Muslim no. 2551)

Wallahu a’lam bisshawab.

***

Penulis: Muhammad Idris, Lc.

Artikel: www.muslim.or.id


Kitab “Khutuwaath Ilaa As-Sa’adah.” (Langkah-Langkah Menuju Kebahagiaan) karya Syekh Abdul Muhsin Al-Qasim hafidzhohullah dengan beberapa tambahan dan perubahan.


Rabu, 08 Februari 2023

Dosa Besar dan Dosa Kecil

Dosa Besar dan Dosa Kecil


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Walhamdulillah, wash-shalatu was-salamu ‘ala rasulillah. Amma ba’du,

Definisi dosa

Dosa adalah sesuatu yang menyelisihi aturan syar’i dengan meninggalkan kewajiban atau melakukan keharaman.

Pembagian dosa ditinjau dari besar kecilnya

Ditinjau dari besar kecilnya, dosa terbagi menjadi dua, yaitu:

Dosa besar

Dosa besar adalah dosa yang dalam dalil disebut dengan hukuman (ancaman) khusus di dunia atau di akhirat, atau disebut sebagai dosa yang besar.

Maksud dari “hukuman (ancaman) khusus di dunia”, seperti: hukuman had, atau peniadaan iman, pelakunya disebut fasiq, dan membinasakan di dunia.

Maksud dari “ancaman (hukuman) khusus di akhirat”, seperti: neraka, laknat, murka Allah, tidak masuk surga, tidak mencium bau surga, dan membinasakan di akhirat.

Contoh dosa besar:

Syirik, sihir, mencela para nabi ‘alaihimush shalatu wassalam, meninggalkan salat wajib 5 waktu, durhaka kepada orang tua, zina, membunuh, minum minuman yang memabukkan, riba, makan harta anak yatim tanpa hak, dll.

Berikut ini kutipan ucapan ulama tentang dosa besar [1]:

Abu Abbas Al-Qurthubi rahimahullah berkata,

الصَّحيحُ إن شاء اللهُ تعالى: أنَّ كُلَّ ذَنبٍ أطلَقَ الشَّرعُ عليه أنَّه كبيرٌ أو عظيمٌ، أو أخبَرَ بشِدَّةِ العِقابِ عليه، أو عَلَّق عليه حَدًّا، أو شَدَّد النكيرَ عليه وغَلَّظه، وشَهِد بذلك كتابُ اللهِ أو سُنَّةٌ أو إجماعٌ: فهو كبيرةٌ

Pendapat yang benar insyaAllah Ta’ala bahwa setiap dosa yang dalam syari’at disifati dengan besar (kabir atau ‘azhim), atau dikabarkan bahwa hukuman bagi pelakunya itu keras, atau disebutkan had (hukuman khusus) bagi pelakunya, atau diingkari dengan keras dan kuat, serta hal tersebut disebutkan dalam Kitabullah, Sunnah, atau ijma’, maka ini adalah dosa besar.

Dan Abu Ya’la rahimahullah berkata, “Imam Ahmad rahimahullah telah mendefinisikan dosa besar dengan definisi,

بما يُوجِبُ حَدًّا في الدُّنيا، ووعيدًا في الآخرةِ

Dosa yang mengakibatkan had (hukuman khusus) di dunia dan diancam (dengan ancaman khusus) di akhirat.”

Sedangkan Syaikhul Islam rahimahullah menyebutkan bahwa dosa besar adalah dosa yang dihukum (pelakunya) dengan hukuman khusus.

Dalil jenis dosa besar:

Di antara dalil-dalil dosa besar adalah firman Allah Ta’ala,

اَلَّذِيْنَ يَجْتَنِبُوْنَ كَبٰۤىِٕرَ الْاِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ اِلَّا اللَّمَمَۙ اِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِۗ هُوَ اَعْلَمُ بِكُمْ اِذْ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاِذْ اَنْتُمْ اَجِنَّةٌ فِيْ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْۗ فَلَا تُزَكُّوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقٰى

“(Yaitu) mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, kecuali dosa-dosa kecil. Sungguh, Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya. Dia mengetahui tentang kalian, sejak Dia menjadikan kalian dari tanah, lalu ketika kalian masih janin dalam perut ibu kalian. Maka, janganlah kalian menganggap diri suci. Dia mengetahui tentang orang yang bertakwa. (QS. An-Najm: 32)

Allah Ta’ala berfirman,

وَوُضِعَ الْكِتٰبُ فَتَرَى الْمُجْرِمِيْنَ مُشْفِقِيْنَ مِمَّا فِيْهِ وَيَقُوْلُوْنَ يٰوَيْلَتَنَا مَالِ هٰذَا الْكِتٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيْرَةً وَّلَا كَبِيْرَةً اِلَّآ اَحْصٰىهَاۚ وَوَجَدُوْا مَا عَمِلُوْا حَاضِرًاۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ اَحَدًا

“Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, ‘Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal dosa yang kecil maupun dosa yang besar, melainkan tercatat semuanya.’ dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun.” (QS. Al-Kahfi : 49)

Allah Ta’ala berfirman,

وَكُلُّ صَغِيْرٍ وَّكَبِيْرٍ مُّسْتَطَرٌ

“Dan segala (dosa) yang kecil maupun yang besar (semuanya) tertulis.” (QS. Al-Qomar : 53)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ

Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan!

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah itu?”

Beliau pun menjawab,

الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلَاتِ

Menyekutukan Allah (syirik), sihir, membunuh manusia yang Allah haramkan kecuali dengan alasan yang hak, makan harta riba, makan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan menuduh berzina kepada wanita yang beriman, menjaga kehormatannya, lagi bersih dari perbuatan zina.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَلا أُنَبِّئُكُمْ بأَكْبَرِ الكَبائِرِ قُلْنا: بَلَى يا رَسولَ اللَّهِ، قالَ: الإشْراكُ باللَّهِ، وعُقُوقُ الوالِدَيْنِ، وكانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فقالَ: ألا وقَوْلُ الزُّورِ، وشَهادَةُ الزُّورِ، ألا وقَوْلُ الزُّورِ، وشَهادَةُ الزُّورِ فَما زالَ يقولُها، حتَّى قُلتُ: لا يَسْكُتُ

“Maukah aku beritahukan kepada kalian dosa terbesar dari dosa-dosa besar?” Kami menjawab, “Tentu mau, wahai Rasulullah.” Beliau pun bersabda, “Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orangtua.” Ketika itu beliau sedang bersandar, lalu beliau duduk, melanjutkan sabdanya, “Hati-hati dengan perkataan batil dan persaksian batil, hati-hati dengan perkataan batil dan persaksian batil! [2]” Beliau terus mengulang-ulangi sampai aku bergumam, “Wah, beliau tidak berhenti-berhenti.” (HR. Bukhari)

Dosa kecil

Dosa kecil adalah dosa yang dalam dalil TIDAK ADA hukuman/ ancaman khusus di dunia atau di akhirat, atau tidak disebut sebagai dosa yang besar.

Contoh dosa kecil [3]:

Menghadapnya seseorang ke arah kiblat saat buang air kecil maupun buang air besar, sedangkan antara dia dengan kiblat tidak ada penghalang yang dekat.

Memotong habis jenggot, ini termasuk dosa kecil, kecuali jika terus menerus melakukannya atau disertai niat tasyabbuh dengan wanita atau orang fasiq, maka menjadi dosa besar. Ini adalah pendapat sebagian ulama, sebagaimana difatwakan oleh Syekh Shalih Al-‘Ushaimi hafizhahullah [4], dan fatwa yang mirip dengannya adalah fatwa Syekh Al-Utsaimin rahimahullah [5].

Dalil jenis dosa kecil:

Di antara dalil-dalil dosa kecil, selain ketiga dalil di atas, juga:

Dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إذا أتيتُم الغائِطَ فلا تستقبِلوا القِبلةَ، ولا تَستَدبِروها ببولٍ ولا غائِطٍ، ولكِن شرِّقوا أو غَرِّبوا

Jika kalian berada di tempat buang air, maka janganlah menghadap kiblat dan jangan membelakanginya saat buang air kecil maupun buang air besar, tetapi menghadaplah ke timur atau ke barat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

جزوا الشوارب، واعفوا اللحى، خالفوا المجوس

Cukurlah kumis, panjangkanlah jenggot, dan selisihilah orang-orang majusi.”

Dalam hadis Aisyah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan dari selain beliau, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عَشْرٌ مِنَ الْفِطْرَةِ قَصُّ الشَّارِبِ وَإِعْفَاءُ اللِّحْيَةِ

Sepuluh hal yang termasuk fitrah, yaitu mencukur kumis dan memanjangkan jenggot.

Wallahu a’lam

الحمد لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ

***

Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah

Artikel: www.muslim.or.id

Catatan kaki:

[1] https://dorar.net/aqeeda/2646

[2] Seluruh perkataan batil, baik ucapan dusta, persaksian palsu, maupun selainnya.

[3] shorturl.at/hxCDI

[4] https://www.youtube.com/watch?v=QjvMlUb5zvQ

[5] https://shamela.ws/book/2300/1358


Senin, 23 Januari 2023

TINGGAL MAKAN AJA RIBET

TINGGAL MAKAN AJA RIBET



 

10Berita - Oleh: Ustadz Ahmad Syahrin Thoriq

"Afwan kiyai, kalau semua pendapat madzhab yang berbeda-beda itu semua sama-sama kuat, yang benar yang mana? Kami jadi bingung."

Begitulah, kalau nggak tahu tehniknya, jangankan masalah ilmu, la wong urusan makan saja bisa membingungkan bagi sebagian orang...

Ada yang hari-hari makannya cuma sayur sama sambel, atau maksimal tiga jenis hidangan. Lalu tiba-tiba dia hadir di meja prasmanan ala sultan, kemungkinan bingung bahkan malah panik.

Dari cara masaknya saja ada berbagai ragam masakan mulai dari yang kering, yang berkuah, yang digoreng, yang dipanggang sampai yang cuma dibiarkan mentahan.

Satu model makanan seperti ayam saja ada yang digeprek, digepuk, dipenyet sampai yang dicincang.

Ini makanan sebanyak ini, mana dulu yang mau dimakan. Bisa habis nggak ya ? Padahal yang nyuruh habisin semua juga siapa. Akhirnya lahir pikiran "barbar" keluar cari tas kresek, jurus membungkus.

Tapi bagi yang sudah ngerti, menghadapi situasi seperti ini, ia akan senyum dengan manis sekali. Saat perbaikan gizi dimulai.
Dia akan memilih dari sekian banyak hidangan yang sesuai seleranya. Bahkan jika perlu ia akan mainkan tehnik mengunyah makanan mulai dari makanan pembuka, pelanjut, penerus hingga penutup.

Tak akan ada sedikitpun ekspresi kebingungan di wajahnya, yang ada malah sumringah. Pikirnya, kan enak kalau banyak makanan begini, bisa dipilah dan dipilih sesuai kebutuhan dan selera.

Yang hobinya pecel lele yang ikannya digoreng sampai matang cenderung gosong, tak harus memaksakan diri untuk menelan Susi ala Jepang yang isian teripangnya masih uget-uget...

Tamsil Madzhab

Begitulah kurang lebih tamsil memilih pendapat dari para ulama madzhab, tak ubahnya seperti memilih makanan yang beragam. Para Imam Madzhab telah memasakan hidangan. Semuanya halal.

Setelah bab memilah yang halal dari yang haram selesai, makanan di meja makan itu kemudian tergantung kebutuhan, selera dan kebiasaan.

Anda akan sangat aneh jika kemudian di hadapan hidangan halal yang beraneka ragam itu anda dengan pedenya berkata: "Pilih yang halal, singkirkan yang haram."

Lalu anda menepi di pojok seorang diri hanya makan sayur bening sama sambel terasi, karena menganggap itu saja yang halal sebab itulah yang biasa anda konsumsi.

Yang salah tentu bukan menu pilihan anda, yang salah ketika anda menyalahkan menu orang lain yang bahkan bisa jadi lebih enak dari apa yang anda pilih....

Berkata Khalifah Umar bin Abdul Aziz:

ما يسرني أن أصحاب رسول الله يختلفوا ، لأنهم لو لم يختلفوا لم يكن لنا رخصة

"Aku akan kehilangan kebahagiakanku seandainya para sahabat Rasulullah tidak berbeda pendapat, karena jika mereka tidak berbeda, maka kita tidak akan punya banyak pilihan."

لوَإِذَا اخْتَلَفُوا فَأَخَذَ رَجُلٌ بِقَوْلِ هَذَا وَرَجُلٌ بِقَوْلِ هَذَا كَانَ فِي الْأَمْرِ سَعَةٌ

"Karena mereka saling berbeda pendapat, maka ada yang bisa mengambil pendapat ini, dan yang lain bisa mengambil pendapat yang itu. Karenanya agama ini menjadi luas." 

(*)

Sumber: 

Minggu, 22 Januari 2023

Meraih Mahabbatullah

Meraih Mahabbatullah

 

Mahabbatullah (kecintaan Allah) bisa kita dapatkan –Insya Allah- dari hal-hal berikut:  

Bertaqwa kepada Allah Ta’ala

فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ

 Maka Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.(QS. Ali ‘Imran (3): 76)

Mengikuti sunah nabi

Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah  mencintai dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali ‘Imran (3): 31)

Melakukan berbagai kebaikan

وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِين

Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Ali ‘Imran (3): 134)

Menjadi orang yang bersabar

وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

Dan Allah mencintai orang-orang yang bersabar. (QS. Ali ‘Imran (3): 146)

Mensucikan diri

وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ

Dan Allah mencintai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. At Taubah (9): 108)

Bersatu padu memperjuangkan agama Allah Ta’ala

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ

Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (QS. Ash Shaf (61): 4)

Mencintai sesama muslim karena Allah Ta’ala

Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, ia berkata:

أَنَّ رَجُلًا كَانَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَرَّ بِهِ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّ هَذَا فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْلَمْتَهُ قَالَ لَا قَالَ أَعْلِمْهُ قَالَ فَلَحِقَهُ فَقَالَ إِنِّي أُحِبُّكَ فِي اللَّهِ فَقَالَ أَحَبَّكَ الَّذِي أَحْبَبْتَنِي لَهُ

Ada seorang laki-laki sedang bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu ada seorang laki-laki yang lewat, lalu dia berkata: “Wahai Rasulullah, saya mencintai laki-laki itu.” Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepadanya: “Apakah kamu sudah memberitahukannya?” Beliau menjawab: “Belum.” Beliau bersabda: “Beritahu dia!” lalu dia mendekatinya dan berkata: “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.” Laki-laki itu menjawab: “Semoga Allah mencintaimu karena kamu mencintaiku karenaNya.” (HR. Abu Daud No. 5125, An Nasa’i dalam As Sunan Al Kubra No. 10010, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 9006, 9011, Al Bazzar No. 6533, Abu Ya’la No. 3442. Syaikh Husein Salim Asad mengatakan: hasan)

Sumber: Tarbawiyah

Minggu, 08 November 2020

Jumlah Mualaf di Prancis Naik Dua Kali Lipat

 Jumlah Mualaf di Prancis Naik Dua Kali Lipat




10Berita
-   Jumlah mualaf di Prancis terus mengalami pertumbuhan. Terdapat beberapa laporan yang memberikan perincian informasi terkait jumlah orang yang masuk Islam.

Dilansir di About Islam, Ahad (1/10), Bangunan masjid Sahaba di jantung pinggiran kota kelas menengah Creteil di Paris, dikenal sebagai masjid para mualaf. Sekitar 150 acara pengucapan syahadat dilakukan setiap tahun di masjid Sahaba.

Masjid ini dibangun pada 2008. Masjid ini merupakan simbol pertumbuhan Islam di Prancis.

Menurut video Muslim Converts Stories, jumlah orang Prancis yang masuk Islam setiap tahun meningkat secara signifikan. Sementara itu para ahli menyebutkan, meski jumlah mualaf tetap relatif kecil di Prancis, jumlah mualaf tahunan ke Islam meningkat dua kali lipat dalam 30 tahun terakhir.

Laporan lain oleh harian La Croix pada 25 Agustus, mengutip survei yang dilakukan oleh Pierre Schmidt tentang mualaf di Prancis, menyatakan selalu ada warga yang memeluk Islam. Kepala Biro Agama di Kementerian Dalam Negeri, Didier Leschi, mengatakan apa yang baru hari ini adalah jenis gerakan yang dituju oleh para mualaf muda.

"Menurut informasi yang kami terima dari Muslim yang bertanggung jawab atas asosiasi, dia menjelaskan, mungkin ada sekitar 10 mualaf setiap hari", ujarnya.

Itu berarti ada sekitar 3.600 orang mualaf setiap tahun. Banyak ahli mencatat pengaruh para mualaf, terutama dari pemain sepak bola. Adalah Nicolas Anelka, yang bermain untuk tim nasional Prancis dan orang tuanya berasal dari Martinik, mengubah namanya menjadi Abdul-Salam Bilal Anelka ketika dia masuk Islam pada 2004.[rol]

[news.beritaislam.org]


Mencaci Orang Tua Orang Lain Sama dengan Mencaci Orang Tua Sendiri

 Mencaci Orang Tua Orang Lain Sama dengan Mencaci Orang Tua Sendiri



10Berita - Hawa nafsu terkadang tidak bisa dikendalikan oleh kita ketika sedang terjebak dalam adu pendapat atau pertikaian. Dan terkadang, sebagian dari kita sering terpancing untuk mencela orang tua lawan bicara. Padahal, pertikaian yang terjadi sama sekali tidak berhubungan dengan para orang tua.

Kadang kita lupa diri saat kita berdebat atau bertengkar dengan seseorang. Emosi menyelimuti diri kita dan mengobarkan hawa nafsu untuk saling menjatuhkan. Pertempuran kata-kata pun terjadi. Keduanya ingin berusaha mengejek dan menghinakan lawannya. Yang sering terjadi, dalam suasana emosi nama orang tua sering terbawa-bawa.

Pertengkaran yang membawa-bawa nama dan posisi orang tua biasanya dilakukan oleh anak kecil. Mereka bertengkar dengan meledek orang tua lawan masing-masing. Menghina orang tua lawan memang efektif untuk membuatnya marah. Jangankan menghina, orang tua kita disebut dengan nama menghina saja sudah membuat kita marah.

Orang dewasa yang terbawa emosi saat bertengkar juga sering membawa nama orang tua. Entah dengan menyombongkan orang tua sendiri atau menghina orang tua lawan.

Maka hati-hatilah. Rasulullah SAW menyebut diri kita sama dengan memaki orang tua sendiri, jika kita membangkitkan emosi lawan dengan saling memaki orang tua. Artinya yang pertama kali memulai menghina orang tua lawan sehingga menyebabkan lawan juga memaki orang tuanya, maka orang itu sama saja dengan memaki orang tuanya sendiri.

Memang tidak masuk akal sebetulnya. Orang sedang emosi pikirannya tertutup hawa nafsunya.

Kembali kepada membawa-bawa orang tua dalam bertengkar. Seemosi apa pun diri kita, janganlah sampai kita membawa-bawa nama orang tua. Tegakah diri kita mendengarkan orang tua kita sendiri dicaci maki dan dihina?


Pada saat ada orang yang mencaci maki orang tua kita langsung kepada mereka, pasti kita panas. Kalau ada di tempat itu pasti kita akan langsung turun tangan, main pukul. Apabila kejadiannya ketika kita tidak berada di tempat, pasti kita akan mencari orangnya. Hati kita geram jika tahu orang tua kita dicaci maki.

Nah, sebelum kita menghina orang tua lawan, ingatlah orang tua kita. Kita amat marah apabila orang tua kita dihina, jangan sampai kita memulai menghina orang tua lawan. Jadilah anak yang berbakti. Anak yang tidak pernah memaki orang tua sendiri dengan cara apa pun. Langsung maupun tidak langsung. []

Sumber: Hikmah dari Langit/Ust. Yusuf Mansur & Budi Handrianto/Penerbit: Pena Pundi Aksara/2007


Jumat, 06 November 2020

Ketika Kaisar Heraclius Bertanya tentang Nabi Muhammad ﷺ

 Ketika Kaisar Heraclius Bertanya tentang Nabi Muhammad ﷺ



Oleh: Abdan Syakura

Keagungan Nabi Muhammad ﷺ sudah sejak lama diketahui orang-orang, bahkan sebelum beliau diangkat sebagai Nabi dan Rasul. Gelar ‘Al-Amin’ atau ‘orang yang dapat dipercaya’ menjadi bukti tentang keagungan yang disematkan kepadanya karena sifat terpujinya tersebut.

Kekaguman terhadap Nabi Muhammad ﷺ bukan hanya karena mukjizat, melainkan juga sifat terpuji yang dimilikinya.

Syekh Safiyyurahman Mubarakfuri dalam buku ‘Perjalanan Hidup Rasul yang Agung Muhammad ﷺ’ yang ditulisnya menceritakan banyak kisah sebagai bukti agungnya sosok Muhammad ﷺ.

Salah satunya adalah sebuah kisah ketika Kaisar Heraclius bertanya kepada Abu Sufyan tentang sosok Nabi Muhammad ﷺ. Abu Sufyan yang saat itu belum masuk Islam, diminta menghadap Raja Romawi tersebut bersama rombongan orang-orang Quraisy.

Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari meriwayatkan kisah ini dari Ibnu Abbas, bahwa Abu Sufyan (setelah masuk Islam) pernah bercerita kepadanya.

Ketika itu mereka sedang melakukan perdagangan Negeri Syam, dan saat Nabi Muhammad masih memberi kelonggaran kepada Abu Sofyan dan kaumnya. Mereka menemuinya ketika berada di Iliya. Raja Romawi Heraclius mengundang mereka ke majelisnya dengan didampingi pembesar Romawi lainnya. Lalu ia memanggil juru bahasanya dan bertanya.

Raja Romawi: “Siapa di antara kalian yang paling dekat nasabnya dengan orang yang mengaku Nabi itu?”

Abu Sufyan: “Aku yang paling dekat nasabnya di antara mereka.”

Raja Romawi kemudian berkata, dekatkan dia dariku, juga sahabat-sahabatnya, dan berdirikan mereka di belakangnya.” Kemudian, dia berkata kepada juru bahasanya, “Aku akan menanyakan orang ini tentang yang mengaku Nabi itu. Jika ia membohongiku, dustakanlah orang ini oleh kalian. “Abu Sufyan berkata, “Demi Allah, kalaulah tidak karena takut menanggung malu jika ketahuan bohong, pasti aku berdusta tentang Nabi.”

Raja Romawi: “Pertanyaanku yang pertama, tentangnya adalah, Bagaimanakah nasab keturunannya menurut kalian?”

Abu Sofyan: “Dalam masyarakat kami, dia memiliki nasab yang baik.”

Raja Romawi: “Apakah salah seorang di antara kalian ada yang pernah mengaku sebagai nabi sebelumnya?”

Abu Sufyan: “Tidak.”

Raja Romawi: “Apakah ada di antara kakek-kakeknya yang menjadi raja?”

Abu Sufyan: “Tidak.”

Raja Romawi: “Ia diikuti pemuka-pemuka masyarakat atau orang-orang lemah?”

Abu Sufyan: “Diikuti orang lemah.”

Raja Romawi: “Mereka semakin bertambah atau berkurang?”

Abu Sufyan: “Semakin bertambah.”

Raja Romawi: “Apakah ada seorang di antara mereka yang murtad karena benci kepada agamanya setelah ia memeluknya?”

Abu Sufyan: “Tidak.”

Raja Romawi: “Pernahkan kalian menyangkanya berbohong sebelum dia mengaku Nabi?”

Abu Sufyan: “Belum.”

Raja Romawi: “Pernahkah dia berkhianat?”

Abu Sufyan: “Belum pernah walau sekalipun, setidaknya untuk saat ini, kami tidak tahu apa yang ia perbuat.”

Raja Romawi: “Tidak bisa aku memeriksanya lebih jauh lagi kecuali dengan pertanyaan itu tadi. Apakah kalian memeranginya?”

Abu Sufyan: “Ya.”

Raja Romawi: “Bagaimana peperangan antara kalian dengannya?”

Abu Sufyan: “Peperangan antara kami seimbang, kadang dia yang menang, kadang kami juga yang menang.”

Raja Romawi: “Apa yang dia perintahkan kepada kalian?”

Abu Sufyan: “Sembahlah Allah semata, janganlah kalian mempersekutukanNya dengan sesuatu pun, tinggalkan apa yang dikatakan oleh leluhur kalian. Ia memerintah kami melakukan shalat, berkata jujur, menjaga kehormatan, dan menyambung silaturahim.”

Kemudian, kepada penerjemahnya, Raja Romawi berkata, “Katakan kepadanya, aku tanyakan kepadamu tentang nasab keturunannya, lalu kau sebutkan bahwa ia mempunyai nasab yang jelas, begitulah memang para rasul diutus (dari keluarga) yang mempunyai nasab luhur di antara kaumnya.”

“Aku tanyakan padamu apakah ada seorang dari kalian yang menyerukan kepada hal ini sebelumnya, kamu jawab belum pernah, kataku, “Bila ada orang yang pernah menyeru kepada hal ini sebelumnya, niscaya aku berkata, ia cuma mengikuti perkataan yang pernah diucapkan sebelumnya.”

“Aku tanyakan apakah kakek-kakeknya ada yang pernah menjadi raja, kau jawab tidak ada. Kataku,”Bila ada di antara kakek-kakeknya yang pernah menjadi raja, pasti aku katakan, ia hanya ingin mengembalikan kekuasaan leluhurnya.”

“Aku tanyakan, apakah kalian pernah menuduhnya berdusta sebelum ia mengaku Nabi, kau jawab belum pernah. Aku tahu, tidakah mungkin ia meninggalkan perkataan dusta kepada manusia kemudian dia berani berbohong kepada Allah.”

“Aku tanyakan, pemuka-pemuka masyarakat yang menjadi pengikutnya ataukah orang-orang lemah di antara mereka, kau jawab orang lemah yang menjadi pengikutnya. Aku tahu, memang orang-orang lemahlah pengikut para Rasul.”

“Aku tanyakan, apakah mereka bertambah atau berkurang, kau jawab mereka selalu bertambah. Begitulah halnya perkara Iman sampai ia sempurna.”

“Aku tanyakan, apakah ada orang yang murtad karena benci agamanya setelah ia memeluknya, kau jawab tidak ada. Begitulah halnya perkara iman ketika telah bercampur pesonanya dengan hati.”

“Aku tanyakan, apakah ia pernah berkhianat, kau jawab belum pernah. Begitulah para Rasul, tidak pernah berkhianat.”

“Aku tanyakan, apa yang ia perintahkan, kau jawab bahwa ia memerintahkan agar kalian menyembah Allah, tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu pun, melarang kalian menyembah berhala, memerintah kalian shalat, berkata benar, dan menjaga kehormatan.”

“Jika yang telah kau katakan adalah benar, maka ia akan dapat memiliki tempat kedua kakiku berdiri ini. Aku tahu bahwa ia akan diutus. Aku tidak menyangka ternyata dia dari bangsa kalian. Jika saja aku dapat memastikan bahwa aku akan bertemu dengannya, niscaya aku memilih bertemu dengannya. Jika aku ada di sisinya, pasti aku cuci kedua kakinya (Sebagai bentuk penghormatan).”

Kemudian, Raja Heraclius meminta diambilkan surat dari Nabi Muhammad lalu dibacanya. Setelah selesai dari membaca surat, ramailah suara-suara di sampingnya dan semakin gaduh. Abu Sufyan pun diperintahkan untuk keluar.

Abu Sufyan kemudian berkata, “Aku katakan kepada sahabat-sahabatku ketika kami keluar, Sungguh masalah anak Abi Kabsyah (Muhammad) ini semakin runyam, sungguh ia ditakuti raja orang kulit kuning. Maka aku senantiasa selalu meyakini perkara Rasulullah bahwa ia akan meraih kejayaan hingga akhirnya Allah memasukanku ke dalam agama Islam.”

Inilah yang dilihat Abu Sufyan dari pengaruh surat Nabi Muhammad kepada Raja Romawi. Di antara kesan surat itu adalah, dia menghadiahi hadiah berupa uang dan pakaian kepada Dihyah bin Khalifah bin al-Kalbi, pembawa surat Nabi itu.

Ketertarikan Kaisar Heraclius pada kepribadian Nabi Muhammad ﷺ sesungguhnya mewakili keingintahuan banyak orang. Umumnya, mereka yang tertarik untuk mengetahuinya adalah orang-orang yang memiliki pikiran cerdas dan terbuka untuk menerima kebaikan-kebaikan.

Mereka inilah orang-orang yang tak lelah untuk mencari dan mendapatkan cahaya kebenaran. Bukan orang-orang yang bertahan dengan sifat egoisnya karena merasa benar dan melihat orang lain berada di jalur yang salah.

Sungguh beruntunglah orang-orang yang senang menapaki kisah-kisah Rasulullah ﷺ, karena sejatinya, mereka tengah dibimbing Allah Ta’ala untuk meraih cahaya kebenaran. (Fath)

Sumber: Muslim Obsession.


Senin, 02 November 2020

Syekh Ali Jaber: Apa yang Terjadi di Prancis, InsyaAllah Akan Allah Hadirkan Jutaan Orang Bersyahadat

 Syekh Ali Jaber: Apa yang Terjadi di Prancis, InsyaAllah Akan Allah Hadirkan Jutaan Orang Bersyahadat

 




10Berita
-  Di acara Maulid Nabi Muhammad yang diadakan DPP Partai Keadilan Sejahtera, pendakwah masyhur Syekh Ali Jaber menyinggung terkait penghinaan Prancis terhadap Nabi Muhammad SAW. DI balik penghinaan tersebut, menurut dia, Allah akan menghadirkan hikmah.

“Saya percaya apa yang terjadi di Prancis, Insya Allah tidak lama lagi akan Allah hadirkan hikmah dibandingkan kehinaan yang terjadi. Akan Allah hadirkan ribuan bahkan Insya Allah jutaan orang akan mengucapkan keimanan ‘Laailaha Illallah Muhammadur Rasulullah’ dan sikap akhlak yang mulia yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Syekh Ali saat tausiyah di acara maulid, Ahad (1/11/2020).

Kalau di Prancis menyakiti kita tapi sebenarya, menurut Syekh, kita sebenarnya yang menyakiti dahuluan Rasulullah SAW. “Kira-kira mana yang lebih parah? Menyakiti Rasulullah atau Prancis menyakiti kita?” tutur dia.

“Maka jamaah sekalian ayo mari kita bersatu menanamkan kejujuran di antara kita, menjaga kebersamaan dan kebersatuan. Boleh ada beda pandangan, beda pendapat tapi kita harus belajar saling menghormati. Tidak semua orang suka apa yang kita perjuangkan, biarkan saja suara-suara yang ingin menjatuhkan,” imbuh pria yang kini resmi menjadi Warga Negara Indonesia itu.

Diadakannya maulid yang diselenggarakan oleh PKS, ia mendoakan semoga para pengurus dan kader PKS dipertemukan di dalam surganya Allah.

“Semoga kita semua dipertemukan di surga Allah bersama Nabi Muhammad SAW,” pinta Syekh yang terhalang hadir secara langsung karena insiden yang menimpanya beberapa pekan lalu.

[news.beritaislam.org]

Kamis, 29 Oktober 2020

Ini Dia 10 Fakta Menarik Nabi Muhammad

 Ini Dia 10 Fakta Menarik Nabi Muhammad



10Berita,TAK terasa, kini kita telah kembali memperingati maulid Nabi Muhammad ﷺ. Ya, waktu ini begitu penting untuk diperingati, mengingat beliau merupakan sosok yang paling penting bgai kita, sebagai umat Islam. Beliau-lah yang memperjuangkan Islam, hingga sekarang masih bisa berdiri tegak.

Rasulullah ﷺ merupakan panutan untuk kita. Tingkah lakunya bisa menjadi cerminan bagi kita. Sebab, apa yang dilakukan oleh beliau merupakan jalan menuju arah keselamatan. Maka, di hari lahirnya beliau, mengetahui kembali tentang beliau, insyaAllah akan lebih menambah rasa cinta kita padanya.

Salah satunya mengenai hal-hal menarik tentang Rasulullah ﷺ ini nih. Apa sajakah itu?

1. Nama “Muhammad” adalah nama yang paling populer di seluruh dunia (walaupun sedikit berbeda tergantung lokasinya seperti mahomed, mohammed, dan lain-lain). Dan menempati urutan nomor dua di negara Inggris untuk nama bayi laki-laki (urutan pertama ditempati oleh nama ‘Jack’).

2. Nabi Muhammad ﷺ melaksanakan ibadah haji hanya 1 kali dalam hidupnya. Setelah Rasulullah ﷺ berhijrah ke Madinah turunlah ayat yang mewajibkan Haji. Beliau hanya sempat berhaji sebanyak satu kali yaitu Haji Wada’ pada tahun 10 H dan berumroh sebanyak empat kali. Sebelum hijrah beliau berhaji berkali kali.

3. Islam menyebar ke Nusantara ketika Nabi Muhammad masih hidup. Sebuah dokumen kuno asal Tiongkok juga menyebutkan bahwa menjelang seperempat tahun 700 M atau sekitar tahun 625 M—hanya berbeda 15 tahun setelah Rasulullah menerima wahyu pertama.

4. Jasad Nabi Muhammad pernah ingin dicuri 2 kali, namun kedua-duanya gagal.

5. Shalat yang pertama dilakukan oleh Rasulallah ﷺ menghadap Masjidil Haram adalah shalat Ashar bersama para sahabat, setelah sebelumnya berkiblat ke Masjidil Baitul Maqdis selama enam belas bulan.

6. Rasulullah menyebutkan ada 73 golongan dalam Islam, dan hanya 1 yang akan masuk jannah yaitu “Al Jama’ah” menggambarkan banyaknya kelompok-kelompok dalam agama Islam yang terbentuk sepeninggal beliau.

7. Semua anak laki-laki Nabi Muhammad, yakni, Al-Qasim, Abdullah dan Ibrahim, meninggal kurang lebih pada usia 2 tahun. Salah satu hikmahnya agar kaum muslimin tidak mengangkat mereka menjadi rasul yang baru.

BACA JUGA: Ketika Malaikat Jibril Membelah Dada Nabi

8. Kata-kata terakhir Nabi Muhammad sebelum wafat adalah “Ummatii… ummatii… ummatii…” yang mengungkapkan betapa besar cintanya kepada umatnya.

9. Selama 23 kali perang semasa Rasulullah memimpin, hanya sekali kekalahan yang di derita kaum muslimin, yakni, perang uhud.

10. Nabi Muhammad tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis, namun ingatannya sangat kuat dan sangat cerdas.

Itulah 10 fakta menarik tentang Nabi Muhammad ﷺ. Ternyata, beliau memang sungguh istimewa, bukan? []

Sumber:www.indonesiadikuwait.com


Hidup Penuh Sunah Nabi, Seperti Apa Itu?

 Hidup Penuh Sunah Nabi, Seperti Apa Itu?

10

10Berita – Penggunaan istilah sunah memang marak digencarkan oleh umat Muslim dalam satu dekade terakhir ini. Namun apakah yang disebut sunah itu segala sesuatu yang asalnya hanya dari hadis? Lantas bagaimana keterkaitan hadis dengan Alquran itu sendiri?

Dalam buku Ilmu Living Quran-Hadis; Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi karya Ahmad Ubaydi Hasbullah dijelaskan, secara singkat penggunaan sunah sejatinya berupa penegasan bahwa kata tersebut merupakan perwakilan dari kata Alquran dan hadis. Sedangkan istilah sunah yang hidup dan menghidupkan sunah juga merupakan komponen utama living Quran-Hadis.

Tema living Alquran-hadis memiliki makna ganda. Yang pertama yaitu bermakna menghidupkan Alquran dan hadis (ihya Alquran wal ihya al-hadis). Sedangkan yang kedua adalah the living Alquran and hadis.


Dijelaskan bahwa yang disebut sebagai sunah adalah Alquran dan hadis. Dengan mengacu pada Alquran saja, maka sunah itu tidak akan hidup. Sebab hidupnya Alquran adalah dengan sunah. Sedangkan esensi dari hadis adalah sunah itu sendiri. Sehingga komposisi sunah adalah Alquran dan hadis.

Sedangkan pada masa Nabi, sunah pasti hidup karena Nabi sendiri yang menghidupkannya. Nabi mengacu pada Alquran, hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam testimoni Sayyidah Aisyah bahwa akhlak Nabi tak lain adalah Alquran (kaana khuluquhu Alquran). Hal ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Nabi merupakan artikulasi dari Alquran tanpa terkecuali. (rol)


Minggu, 25 Oktober 2020

Belajar dari Sosok Khabib Nurmagomedov, Petarung Sejati yang Rela Pensiun Demi Taati Ibu

 Belajar dari Sosok Khabib Nurmagomedov, Petarung Sejati yang Rela Pensiun Demi Taati Ibu


10Berita, Nama Khabib Nurmagomedov kembali menjadi perbincangan usai berhasil mempertahankan gelar juara kelas ringan Mix Martial Arts (MMA) pada UFC 254 di Pulau Yas, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Minggu (25/10/2020).

Dia mengalahkan Justin Gaethje pada ronde kedua dengan membuatnya menyerah menggunakan teknik submission.

Yang lebih mengejutkan, Khabib menutup kemenangan dengan mengumumkan pensiun. Hal ini sontak mengejutkan banyak pihak.

Dia juga mengungkapkan alasannya pensiun meski tengah berada di puncak karir.

Seperti diketahui, Khabib dinobatkan sebagai petarung MMA yang tak pernah kalah di ajang UFC. Dia telah menghajar lawan-lawannya sebanyak 29 kemenangan tanpa kalah sekalipun.

Tak disangka, keputusan ini merupakan bentuk kepatuhan dirinya kepada sang ibu.

Khabib berjanji kepada ibunya agar segera berhenti dari ring setelah ayahnya, Abdulmanap Nurmagomedov, meninggal dunia pada 3 Juli 2020 lalu.

“Saya berbicara dengan ibu saya tiga hari lalu. Dia tidak ingin saya bertarung tanpa ayah. Saya berjanji kepadanya bahwa ini akan menjadi pertarungan terakhir saya. Saya harus menepatinya,” ujar Khabib.

Kemenangan ini memang menjadi momen tersendiri bagi Khabib dan keluarganya.

Sebab, sang ayah sekaligus pelatih sejatinya, Abdulmanap Nurmagomedov. Bagaimana tidak, baru beberapa bulan lalu sosok idonya itu pergi untuk selamnya.

Duka mendalam pun dirasakan Khabib. Abdulmanap diketahui merupakan orang yang paling berperan membawa anaknya itu duduk di puncak kejayaan. Keduanya juga diketahui sangat dekat dan sering tampil bersama.

Namun, Khabib sudah berjanji dengan ibunya. Dia memilih mengakhiri ini dan mempersembahkan kemenangan buat sang ayah.

Melalui media sosialnya, Khabib juga mengenang Abdulmanap usai dinyatakan menang pada pertarungan Minggu (25/10/2020).

“Kemenangan. Alhamdulillah,” tulis Khabib sembari mengunggah ilustrasi dirinya bersama Abdulmanap.

Victory. Alhamdulillah

Posted by Khabib "the Eagle" Nurmagomedovon Saturday, October 24, 2020

Setelah itu, dia kembali mengunggah foto dengan sang ayah sembari menulis kalimat yang begitu menyentuh hati.

“Ketika ALLAH bersamamu, tidak ada yang bisa menghancurkanmu, tidak ada yang bisa menghancurkanmu. Terima kasih Ayah untuk segalanya, engkau mengajarkan sepanjang hidupku, semoga ALLAH memberikan surga tertinggi untukmu,” tulisnya.

When ALLAH with you, nobody can broke you, nobody


Thanks Father for everything, you teach all my life, may ALLAH grant you the highest Paradise

Posted by Khabib "the Eagle" Nurmagomedovon Saturday, October 24, 2020

Petarung asal Rusia Khabib Nurmagomedov mencuri perhatian publik saat melawan Conor McGregor pada 2018 lalu.

Perseteruan keduanya bahkan berujung ricuh akibat sikap rasis Conor.

Khabib membayar lunas mulut besar Conor dengan mengalahkannya pada pertarungan perebutan gelar juara kala itu.

Sosok Khabib juga disukai banyak orang lantaran dianggap jarang dimiliki petarung lainnya.

Khabib dikenal sebagai seorang Muslim yang taat. Hal inilah yang membuatnya begitu geram saat Conor menghina kepercayaannya.

Tak hanya itu, ada berbagai hal yang juga menjadi ciri Khabib. Dia dikenal begitu tertutup dengan kehidupan pribadi.

Seperti jarang atau bahkan hampir tak pernah mengunggah foto-foto istri dan anaknya ke media sosial.

Bahkan nama istri serta identitas dua anaknya juga sangat dirahasiakan ke publik.

Khabib lahir di pelosok Rusia, tepatnya didesa Sildi di Distrik Tsumadinsky, Dagestan. Pada 20 September 2020 lalu, Khabib genap berusia 32 tahun.

Meski usianya relatif masih muda, dia sudah memutuskan pensiun demi menuruti permintaan ibunda.

Sikap inipun menuai banyak simpati. Bahkan hastag Khabib Nurmagomedov merajai trending topic di media sosial Twitter.

Netizen di Indonesia pun tak ketinggalan membagikan rasa salut kepada Khabib atas keputusannya. Seperti yang ditulis akun Facebook Jefry Berahim.

“Belajar dari Khabib “the Eagle” Nurmagomedov,” tulisnya.

“Saking taatnya ia dengan tegar memutuskan PENSIUN dari MMA ..sebuah dunia yang selama ini membesarkannya..dan yang sudah memberikannya sebuah kebebasan finansial …apakah karena ia sering kalah ? jawabannya TIDAK apakah karena sudah tidak laku ? jawabannya TIDAK ataukah karena ia bangkrut ? dan lagi lagi jawabannya TIDAK .ternyata semua keputusannya bermuara di IBU dan AYAHnya ….memulai Karir UFC karena AYAHnya. mengakhiri karir UFC karena IBU nya …padahal ia sedang di PUNCAK KARIR UFC …,” sambung Jefry.

TAAT SANG ANAK TERHADAP IBUNYA
——————————————————-

Belajar dari Khabib "the Eagle" Nurmagomedov

sering kita tidak…

Posted by Jefry Berahimon Sunday, October 25, 2020

Tak hanya netizen dalam negeri, pujian juga disampaikan mantan rival Khabib, Conor McGregor.

Melalui akun Twitter @TheNotoriousMMA, Conor menyampaikan selamat dan memuji penampilan Khabib saat memenangkan pertarungan.

Tak hanya itu, Conor juga mengungkapkan belasungkawanya atas kematian ayah Khabib beberapa waktu lalu.

“Good performance @TeamKhabib. I will carry on. Respect and condolences on your father again also. To you and family. Yours sincerely, The McGregors,” tulis Conor tak lama usai Khabib dinyatakan menang.

Sumber: indozone.id

Senin, 19 Oktober 2020

Penampakan al-Qur’an Utuh Dalam Rumah yang Ludes Terbakar di Surabaya

 Penampakan al-Qur’an Utuh Dalam Rumah yang Ludes Terbakar di Surabaya



10Berita,Ada Al-Qur’an utuh di rumah yang ludes terbakar, Jalan Dapuan Tegal IX, Surabaya.

Kitab Agama Islam itu ditemukan tidak terbakar di lemari yang hangus terbakar.

Pantauan detikcom di lokasi, Al-Qur’an dengan cover depan berwarna merah dan hijau itu ditemukan utuh tidak terbakar bersama buku yasin. Sementara tumpukan buku lainnya terbakar.

Di sudut lain, tampak tumpukan tatanan gelas juga utuh meski di beberapa bagian tampak gosong karena terkena api.

Namun di Al-Qur’an yang tidak terbakar itu sama sekali tidak ditemukan bekas gosong.

Al-Qur’an itu ditemukan dalam keadaan basah setelah terkena air dari pemadam kebakaran.

Tari, tetangga pemilik rumah yang ludes terbakar, mengaku menemukan Al-Qur’an itu rak lemari yang mayoritas ludes terbakar.

“Lah sampean (anda) lihat sendiri lemarinya wes gak rupo (sudah tidak berwujud). Gosong semua, dan hampir semuanya terbakar,” ujar Tari di lokasi, Minggu (18/10/2020).

“Iya ini Al-Qur’an-nya basah tapi. Ini sama ada buku yasinan juga. Yang Al-Qur’an saya tinggal sana (rak lemari). Kalau buku yasinan saya pindah ini di luar rumah,” kata Tari.

Usai ditemukan utuh, Al-Qur’an itu sempat diabadikan oleh warga sekitar yang turut kaget karena tidak terbakar.


Salah satunya Qosim. Ia mengaku kaget Al-Qur’an masih utuh, padahal rumah ludes.

“Motornya aja ludes sisa rangka. Kulkas sama isinya aja udah gak karuan. Nah ini kuasa Gusti Allah, Al-Qur’an masih utuh gak ada gosongnya sama sekali. Hanya basah aja,” terangnya.

Diketahui sebelumnya, sebuah Al-Qur’an ditemukan utuh tidak terbakar dalam peristiwa kebakaran di Jalan Dapuan Tegal IX, Surabaya.

Dalam kebakaran yang disebabkan oleh api dari kompor elpiji itu, dua rumah ludes dilahap si jago merah.

Sebuah motor Honda Scoopy juga ludes terbakar, serta satu rumah lainnya yang juga terbakar di beberapa bagian.

Sumber: detik.com


Sabtu, 17 Oktober 2020

UAS Unggah Kisah Rangga Tewas Saat Cegah Ibu Diperkosa: Tempatmu di Surga

 UAS Unggah Kisah Rangga Tewas Saat Cegah Ibu Diperkosa: Tempatmu di Surga



 10Berita - Bocah di Aceh, Rangga (9), dibunuh pria bernama Samsul saat berteriak demi mencegah ibunya diperkosa. Peristiwa ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk ulama kondang Ustaz Abdul Somad (UAS).

Dilihat detikcom, Sabtu (17/10/2020), UAS mengunggah foto serta kisah Rangga di akun Instagram resminya, @ustadzabdulsomad_official. Dia menyertakan sebuah hadis soal mati syahid dalam unggahannya itu.

"Rasulullah Saw bersabda: 'Siapa yang terbunuh karena membela keluarganya, maka ia mati syahid' (HR At-Tirmidzi)," demikian ditulis UAS dalam akun Instagram-nya.

Dia kemudian menulis soal tindakan Rangga yang dinilainya mengajari anak di Indonesia tentang arti menjaga kehormatan. UAS menyebut Rangga meninggal dalam keadaan syahid.

"Ananda Rangga. Dengan perbuatanmu, engkau telah mengajarkan kepada anak bangsa ini tentang arti menjaga kehormatan, walau mesti dibayar dengan nyawa. Engkau hadap Allah tanpa dosa, karena belum aqil baligh," tulis UAS.

UAS kemudian menulis soal penjelasan tentang syahid. Dia menilai Rangga meninggal dalam keadaan syahid.

"Syahid berarti menyaksikan, karena engkau telah menyaksikan tempatmu di surga sebelum kematian tiba," tulisnya.

"Ruhmu berada di paruh burung-burung berwarna hijau terbang kian kemari di dalam surga. Bila engkau diberi Allah kuasa untuk memberi syafaat, berikanlah sebagiannya untuk hamba Allah yang hina: Abdul Somad," sambung UAS.

Peristiwa menyayat hati ini berawal saat Samsul masuk ke rumah tempat Rangga dan ibunya, DA (28), tinggal di Aceh Timur ketika keduanya sedang tertidur, Sabtu (10/10) dini hari. Samsul, yang masuk dengan cara mencongkel pintu, kemudian berupaya memperkosa DA.

Kaget tubuhnya disentuh saat tidur, DA tersentak. Dia melihat Samsul membawa parang berada di dekatnya. Rangga yang tidur bersamanya kemudian ikut terbangun.

Rangga sempat disuruh lari oleh ibunya. Namun dia tak kabur dan menjerit agar ibunya tak jadi diperkosa.

Samsul mengayunkan parangnya ke pundak Rangga. Anak itu ambruk bersimbah darah. Samsul kembali membacok Rangga hingga tewas.

"Korban R meninggal karena putusnya nadi besar di sebelah kiri," kata Kasat Reskrim Polres Langsa Iptu Arief Sukmo Wibowo kepada wartawan, Minggu (11/10).

Setelah membunuh Rangga, Samsul menyeret DA keluar dan berulang kali memperkosanya. Setelah melakukan aksi bejatnya, Samsul membuang mayat Rangga yang kemudian ditemukan di sungai.

Samsul telah ditetapkan sebagai tersangka. Dia dijerat pasal berlapis, yakni Pasal 338 juncto 340 juncto 285 juncto 351 ayat 2 KUHPidana dan/atau Pasal 80 UU 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Samsul terancam hukuman mati.(detik)


Jumat, 16 Oktober 2020

Suka Tinggalkan Sholat Jumat? Ingat Pesan Nabi Muhammad Ini

 Suka Tinggalkan Sholat Jumat? Ingat Pesan Nabi Muhammad Ini


10Betita,Hari ini, Jumat (16/10), adalah waktu diwajibkannya umat Islam yang laki-laki untuk menunaikan sholat Jumat. Kecuali, bagi mereka yang memiliki uzur seperti sakit.

Karena wajib, Nabi Muhammad SAW pernah mengingatkan bagi orang-orang yang kerap meninggalkan sholat Jumat agar tidak melakukannya lagi. Dalam sebuah hadits disebutkan, orang-orang yang kerap meninggalkan sholat Jumat terancam dibutakan hatinya oleh Allah SWT.

Abdullah bin Umar dan Abu Hurairah menceritakan bahwa mereka mendengar Rasulullah SAW bersabda di atas mimbarnya, “Hendaklah orang yang suka meninggalkan sholat Jumat menghentikan perbuatannya, ataukah mereka ingin Allah membutakan hati mereka, dan sesudah itu mereka benar-benar menjadi orang yang lalai.” (HR Muslim).




Dalam hadits lainnya, Nabi Muhammad SAW menyampaikan firman Allah tentang orang-orang yang meninggalkan sholat Jumat karena urusan perdagangan. Firman Allah ini ada pada Surat Al Jumu’ah ayat 11.

“Jabir bin Abdullah menceritakan Nabi SAW menyampaikan khutbah dengan berdiri pada hari Jumat, tiba-tiba datanglah suatu kafilah dagang dari negeri Syam, maka jamaah pun berlarian menjemput kafilah itu, hingga yang tinggal di masjid hanya dua belas orang lagi.”

“Maka diturunkanlah ayat ini (dalam Surat Al Jumu’ah ayat 11): Dan apabila mereka melihat perdagangan atau permainan, mereka segera menuju kepadanya dan mereka tinggalkan engkau (Nabi Muhammad) sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah, apa yang ada di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perdagangan dan Allah pemberi rezeki yang terbaik.” (HR Muslim).

Sebagaimana diketahui, umat Islam diwajibkan melaksanakan sholat Jumat berjamaah bila tidak ada udzhur syar’i seperti pandemi Covid-19 yang membahayakan jiwa. Nabi Muhammad SAW juga mengingatkan betapa pentingnya melaksanakan sholat berjamaah yang pahalanya berlipat ganda (rol)

Kamis, 15 Oktober 2020

3 Kategori Jiwa Manusia

 3 Kategori Jiwa Manusia

1

10Berita – Gagasan Said Hawwa tentang keteguhan jiwa (nafs) dapat dikatakan lebih dikenal luas. Karyanya, Tarbiyatuna ar-Ruhiyah, mengeksplorasi lebih jauh pemikiran Imam Ghazali tentang jiwa.

Menurut dia, jiwa manusia dapat dibagi dalam tiga keadaan, yakni annafs al-muthma’innahan-nafs al-lawwamah, dan an-nafs la’ammarat bissu’.  Penjelasan keadaan pertama dapat merujuk pada Alquran surat al-Fajr ayat 27-30.

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً فَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي

“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku Masuklah ke dalam surga-Ku.”

 


Jiwa yang tenang (an-nafs al-muthma’innah) bertujuan pada ridha Allah SWT melalui keikutsertaannya pada golongan kebaikan. Bila menjauh dari golongan ini, (jiwa) seseorang akan merasa resah.

Sementara itu, keadaan yang kedua yakni jiwa yang amat menyesali diri sendiri (an-nafs al-lawwamah)—seperti diilustrasikan dalam surat al-Qiyamah ayat 2.

وَلَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ

Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).

Munculnya keadaan ini yakni ketika seseorang rentan terhadap hawa nafsu sehingga lalai dari perintah Tuhan nya.

Sumber: Eramuslim

Selasa, 08 September 2020

Peringatan Bagi yang Menjadikan Alquran Alat Meraih Dunia

 Peringatan Bagi yang Menjadikan Alquran Alat Meraih Dunia


10Berita – Membaca Alquran perlu untuk mengikuti adab-adab yang diajarkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa salam. Salah satunya mengikhlaskan niat untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.

ancaman terhadap orang-orang, terutama para qari, yang menjadikan qiraahnya sebagai alat untuk berbangga-bangga di hadapan manusia atau untuk mencari dunia semata.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Pelajarilah Alquran dan mintalah surga dengannya sebelum (datangnya) suatu kaum yang mempelajarinya untuk mencari dunia. Sesungguhnya Alquran dipelajari orang karena tiga hal, untuk berbangga-bangga dengannya, mencari makan dengannya, dan membacanya karena Allah Azza wa Jalla“, As-Silsilah Ash-Shahihah, karya Syaikh al-Albani.


“Islam akan jaya (menang) sehingga para pedagang silih berganti berlayar di lautan, dan pasukan berkuda dapat mengarunginya di jalan Allah. Kemudian muncullah suatu kaum yang membaca Alquran, mereka berkata: ‘Siapakah yang bacaannya lebih hebat daripada kita? Siapakah yang lebih berilmu daripada kita? Siapakah yang lebih paham daripada kita?’ Beliau pun berkata kepada para sahabatnya: ‘Apakah ada kebaikan pada diri kaum itu?’ Mereka menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui’. Beliau berkata: ‘Mereka berasal dari kalian umat ini, mereka adalah bahan bakar api neraka'”. Shahih at-Targhih wat Tarhib, Syaikh al-Albani dari hadits Umar bin Khattab.

أَكْثَرُ مُنَافِقِي أُمَّتِي قُرَّاءُهَا

Kebanyakan orang-orang munafik dari kalangan umatku adalah para qarinya“, As-Silsilah ash-Shahihah dan dalam Shahih al-Jaam i’ dari Ibnu Amr.

Sumber: 

Minggu, 26 Juli 2020

Khutbah Jumat Hagia Sophia: Hari Penuh Kehormatan dan Kerendahan Hati

Khutbah Jumat Hagia Sophia: Hari Penuh Kehormatan dan Kerendahan Hati


Oleh: Prof. Dr. Ali Erbas (Ketua Direktorat Urusan Keagamaan Turki)

Muslim yang terhormat!

Semoga berkah dan pertolongan Allah menyertai kedamaian berkelimpahan di hari Jumat ini bagi Anda!

Di saat yang diberkahi ini, di tempat sakral ini, kita menyaksikan momen bersejarah. Masjid Hagia Sophia diperjumpakan dengan kita dengan cahaya Hari Raya Idul Adha di hari ketiga bulan haji Dzulhijjah.

Kerinduan bangsa kita, patah hati kita selama ini, akan segera berakhir hari ini. Terima kasih dan segala puji yang tiada tara untuk Allah SWT!

Hari ini adalah hari ketika pelafalan takbir, tahlil, dan salawat bergema lagi di bawah kubah Hagia Sophia, diikuti adzan yang menyeru dari menara-menara masjidnya.

Hari ini kita mengalami hari yang mirip dengan ketika 16 muadzin menggemakan suara Allahu Akbar di sekitar 16 menara Masjid Biru (Masjid Sultan Ahmed), tepat di seberang kita, 70 tahun yang lalu. Dan bersatu kembali antara masjid dengan adzan setelah pemisahannya 86 tahun.

Hari ini adalah hari ketika orang-orang beriman berdiri untuk bersimpuh berdoa dalam air mata, dalam damainya ruku, dan sujud penuh kesyukuran.

Hari ini adalah hari kehormatan dan kerendahan hati. Terima kasih dan puji yang tak terkira kepada Allah SWT yang mengizinkan kita untuk memiliki hari ini.

Hari yang terhormat (Jumat dan Dzulhijjah) seperti hari ini (momen pembebasan Aya SofIya), untuk berkumpul di (masjid) tempat paling suci di bumi, dan untuk bersujud di hadapan-Nya di Hagia Sophia agung ini.

Shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad SAW yang memberikan kabar baik tentang penaklukan ini melalui sabdanya, “Suatu hari Konstantinopel akan ditaklukkan. Sehebat-hebat komandan adalah komandan yang akan menaklukkannya, dan sehebat-hebatnya tentara adalah tentaranya!”

Salam kepada arsitek spiritual Istanbul, yang menapaki dan merintis jalan untuk mencapai kegembiraan ini, Abu Ayyub al-Ansari khususnya, para sahabat Nabi, dan mereka yang mengikuti jejak langkah mereka yang kokoh dan bersahaja.

Salam kepada Sultan Alp Arslan, yang membuka gerbang Anatolia bagi bangsa kita dengan keyakinan bahwa penaklukan tidak berarti menyerang tetapi menjadikannya makmur, dan membangun (bukan menghancurkan).

Salam kepada para martir dan veteran kami yang telah menjadikannya (bumi konstantinopel ini) tanah air kami dan mempercayakannya kepada kami; dan semua sultan dari hati yang telah membentuk kembali geografi (jati diri) kita dengan iman.

Salam kepada Aaq Syamsuddin, cendekiawan bijak yang menyulam cinta penaklukan di hati Sultan Mehmed II dan memimpin shalat Jumat pertama di Hagia Sophia pada 1 Juni 1453.

Salam kepada penguasa muda dan tekun itu, Mehmed Sang Penakluk (Al- Fatih, Semoga Allah memberikan ganjaran terbaik berupa surga), yang melekat dalam hati pada ayat “Dan ketika Anda telah memutuskan/berazzam, maka andalkanlah (tawakkal kepada) Allah. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bersandar (kepadaNya)”.

Dia Sultan muda, seorang jenius dalam hal sejarah, sastra, sains, dan seni; yang menghasilkan teknologi paling maju di zamannya dan membuat kapal-kapal bergerak di atas tanah; yang menaklukkan Istanbul dengan izin dan pertolongan Allah; dan kemudian tidak mengizinkan siapa pun untuk menyebabkan kerusakan sekecil apa pun bahkan sepotong kerikil di kota terhormat ini.

Salam kepada bapak arsitektur, seniman besar, Mimar Sinan sang Arsitek, yang merenovasi Hagia Sophia dengan menara dan memperkuatnya sehingga bertahan selama berabad-abad.

Salam bagi semua saudara dan saudari kita di seluruh penjuru dunia yang telah merindukan dan merayakan dengan gembira pembukaan kembali Hagia Sophia untuk beribadah.

Salam kepada orang-orang terkemuka kami yang telah mengusahakan dengan segenap hati dan jiwa mereka, dari zaman dahulu hingga sekarang, untuk memastikan bahwa Hagia Sophia memenuhi panggilan adzan, iqamat, wa’z, khutbah, doa, pelafalan, kegiatan ilmiah, dan pembinaan jamaah besarnya.

Salam kepada orang-orang terpelajar dan intelektual kami dan para pemimpin terkemuka yang penuh dengan kebijaksanaan dan kebajikan yang menggambarkan Hagia Sophia sebagai “kamar kerohanian dan perhiasan (kami) di rumah kami sendiri”dan menanamkan harapan serta kesabaran dalam hati dan pikiran dengan mengatakan “Hagia Sophia akan (pasti) dibuka (menjadi masjid) kembali! Tunggulah, wahai anak muda, tunggu! Biarkan hujan kasih sayang turun lagi membanjiri. Apa lagi yang aku inginkan selain menjadi bagian dari arus rahmat itu! Hagia Sophia akan dibuka kembali, seperti buku tua tercinta!”

Semoga rahmat Allah atas mereka semua!

Hai orang-orang yang beriman,

Hagia Sophia, dengan usianya lebih dari lima belas abad, adalah salah satu tempat ibadah, pusat pengetahuan, dan kebijaksanaan paling berharga dalam sejarah umat manusia. Tempat ibadah kuno ini adalah ekspresi penghambaan dan ketundukan yang luar biasa kepada Allah, Rabb semesta alam.

Sultan Mehmed Al-Fatih menganugerahkan dan mempercayakan tempat ibadah yang luar biasa ini sebagai cindera matanya (pesan) kepada orang-orang beriman bahwa ini (Hagia Sophia) harus tetap menjadi masjid sampai hari akhir. Setiap aset yang diberkahi dalam keyakinan kami, tidak dapat diganggu gugat, dan akan membakar siapa pun yang menyentuhnya; piagam perjanjian (amanat) itu sangat dijaga dan siapa pun yang melanggarnya akan dikutuk.

Oleh karena itu, sejak hari itu (29 Mei 1453) hingga saat ini, Hagia Sophia telah menjadi tempat perlindungan (ibadah) tidak hanya negara kita tetapi juga umat Nabi Muhammad SAW seluruhnya.

Hagia Sophia adalah tempat dari mana rahmat Islam yang tak terbatas, sekali lagi, disyi’arkan ke seluruh dunia. Sultan Mehmed Al-Fatih berkata kepada orang-orang yang berlindung di Hagia Sophia setelah penaklukan dan sedang menunggu dengan cemas apa yang akan terjadi pada mereka:

“Mulai saat ini, jangan takut untuk kebebasan dan hidupmu! Tidak ada aset persorangan yang akan dijarah, tidak ada orang yang akan ditindas, dan tidak ada orang yang akan dihukum karena (perbedaan) agama mereka yang dianut.”

Sang Sultan bertindak sesuai nurani kemanusiaan. Karena alasan inilah Hagia Sophia merupakan simbol penghormatan terhadap keberimanan, kebijaksanaan dan moralitas.

Muslim yang terkasih!

Pembukaan kembali Hagia Sophia untuk beribadah adalah bukti kesetiaan terhadap akumulasi sejarah peradabannya. Ini adalah kembalinya tempat suci, yang telah memeluk orang-orang beriman selama lima abad untuk kembali pada perannya. Pembukaan kembali Hagia Sophia untuk aktifitas ibadah adalah bukti bahwa peradaban Islam (yang fondasinya adalah tauhid, bangunannya adalah ilmu pengetahuan, dan semennya kebajikan) akan terus meninggi mengayomi, terlepas dari semua kelemahan.

Pembukaan kembali Hagia Sophia untuk ibadah berarti bahwa semua masjid yang menyedihkan, pertama dan terutama Masjid al-Aqsha, dan orang-orang yang tertindas di bumi, mendapatkan dukungan garis hidup.

Pembukaan kembali Hagia Sophia untuk beribadah adalah tekad bangsa kita yang mulia, yang memegang iman dan cinta tanah air di atas segalanya, untuk membangun masa depan yang kokoh dengan kekuatan spiritual yang diwariskan dari para leluhur.

Hai orang-orang yang beriman,

Masjid-masjid kami adalah sumber persatuan, persahabatan, persaudaraan, iman dan ketenangan kami dalam peradaban kami. Allah Yang Maha Kuasa menyatakan tentang mereka yang membangun dan memelihara masjid, “Masjid-masjid Allah hanya dijaga oleh mereka yang beriman kepada Allah dan hari akhir, yang mendirikan sholat, memberikan zakat, dan yang tidak takut kecuali kepada Allah, karena berharap bimbingan-Nya”

Saudara dan saudari yang terkasih!

Apa yang lebih menghancurkan (hati kita) daripada (melihat) masjid, menaranya sunyi? Kubah yang bisu, dan taman yang sepi? Karena permusuhan terhadap Islam yang meningkat setiap hari, ada masjid di berbagai belahan dunia saat ini yang diserang, ditutup, bahkan dibom dan dihancurkan dengan segala kekuatan. Ratusan juta muslim di seluruh penjuru menghadapi penindasan.

Saudara dan saudari yang terkasih!

Kita sebagai orang beriman memaknai Hagia Sophia sebagai tujuan mulia dan keyakinan kokoh untuk memastikan bahwa belas kasih, toleransi, kedamaian, ketenangan, dan kebajikan harus berlaku di seluruh dunia. Inilah alasan mengapa Nabi Muhammad SAW dan nabi-nabi lainnya diutus, yakni membawa risalah keselamatan dan kedamaian.

Jadi, saat ini yang perlu kita lakukan adalah bekerja siang malam untuk memastikan bahwa kebajikan, kebenaran, dan keadilan mendominasi dunia. Kita harus menjadi harapan untuk keselamatan umat manusia yang berada dalam pusaran masalah besar. Kita perlu mempertahankan keadilan dalam wilayah yang dikelilingi oleh penindasan, ketidakadilan, air mata, dan keputusasaan. Kita perlu menyambut seruan, “Wahai Muslim! Pahami, jalankan dan sebarkan Islam dengan baik/benar sebagaimana mestinya sehingga siapa pun yang datang untuk menyerang anda, akan (berbalik) bangkit hidup (yang lebih bermakna) bersebab anda!”

Kami percaya, sebagaimana yang diungkapkan oleh Ali bin Abu Thalib, bahwa bumi adalah rumah kita bersama. Apakah persaudaraan karena seagama atau sesama manusia. Kami percaya bahwa semua anggota rumah (di bumi) ini, tanpa memandang agama, etnis, warna kulit, atau negara, memiliki hak untuk hidup bebas secara manusiawi dalam keselamatan, dalam kerangka nilai-nilai universal dan prinsip-prinsip moral.

Di bawah kubah Hagia Sophia, kami menyerukan kepada semua umat manusia untuk menegakkan keadilan, kedamaian, belas kasih, dan kebenaran. Kami menyeru untuk mempertahankan nilai-nilai universal dan prinsip-prinsip moral yang melindungi martabat manusia dan menjadikan kita makhluk yang paling terhormat.

Sebagai pengikut agama yang final dan benar, yang menyatakan bahwa kehidupan setiap orang tanpa memandang jenis kelamin dan usia dijamin. Kami menyerukan kepada umat manusia untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam melindungi kehidupan, agama, aset, dan generasi semua orang. Hari ini kita membutuhkan banyak faktor untuk menyatukan hati kita, dengan segala posisi relasi kita, hati nurani, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.

Izinkan saya menyimpulkan khutbah bersejarah ini, saya ingin melakukan panggilan ke seluruh dunia dari tempat terhormat ini:

Wahai manusia, pintu Hagia Sophia akan senantiasa terbuka untuk semua hamba tanpa diskriminasi. Sebagaimana pintu Masjid Sulaimaniye, Masjid Selimiye, Masjid Sultan Ahmed, dan masjid-masjid kami yang lain. Perjalanan untuk beriman, beribadah, merangkai sejarah, dan berkontemplasi (merenungi hikmah) dalam suasana spiritual Masjid Hagia Sophia akan berlanjut tanpa henti, selamanya Insya Allah.

Semoga Allah yang Maha Kuasa memampukan kita untuk melayani Masjid Hagia Sophia dengan sebaik-baiknya. Masjid yang memiliki tempat khusus dalam benak hati kita, dan bernilai sejarah yang mulia.

Semoga Allah SWT memberkahi kita, bersebab menghormati dan memuliakan Masjid Hagia Sophia, cap-a-pie (pelengkap kepingan sejarah) yang luar biasa.

Semoga Allah memuliakan yang terhormat (Erdogan) dan semua otoritas yang melakukan upaya dalam melindungi budaya dan identitas kita.

Semoga Allah juga memuliakan semua orang yang berdoa, yang berbagi kebahagiaan dengan kita hari ini. Aamiin

(Diterjemahkan dengan beberapa penyesuaian tanpa mengurangi makna)

Penerjemah: Agastya Harjunadhi, M.Pd. (Founder Visi Peradaban Foundation)
Editor: Rusydan Abdul Hadi

 

Sumber:  Kiblat