OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.
Tampilkan postingan dengan label sumber: PBI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sumber: PBI. Tampilkan semua postingan

Minggu, 21 Februari 2021

Mau Cari Duit ke Timur Tengah, Tapi Terlanjur Tak Suka Arab

Mau Cari Duit ke Timur Tengah, Tapi Terlanjur Tak Suka Arab



Mau Cari Duit ke Timur Tengah, Tapi Terlanjur Tak Suka Arab

By Asyari Usman

Saya banyak mendengar cerita faktual, bukan fiktif, tentang orang Arab —khususnya Arab Saudi, Kuwait, Qatar, UAE— yang sangat dermawan. Mereka menyalurkan infak, zakat, sedekah, dll, ke para mustahiq (yang berhak) di negara-negara berpenduduk Islam.

Banyak per orangan (individu) orang Arab yang menyumbangkan uang miliaran rupiah kepada per orang atau orgasisasi amal. Di Indonesia maupun di negara-negara lain.

Ini menunjukkan negara-negara Arab tidak mengalami gangguan finansial signifikan di tengah pandemi ini. Pemerintah dan rakyat mereka tetap surplus. Masih sangat bagus cash flow mereka. 

Nah, di tengah paceklik duit akhir-akhir ini yang dialami pemerintah Indonesia, teringat kita seandainya para pejabat dan buzzer tidak rasis atau tidak Arabfobia terhadap orang Arab, mungkin saja bisa kita dekati mereka untuk mendapatkan pinjaman lunak tanpa bunga. Tapi, para penguasa dan buzzer sudah terlanjur membenci orang Arab. Dan orang Arab pun tahu itu.

Para penguasa lebih suka RRC. Pinjam duit dari China. Menjualkan barang-barang produk China. Membukakan pintu lebar-lebar untuk TKA China. Memberikan keistimewaan kepada para investor China. Pokoknya, semua serba RRC.

Padahal, RRC sendiri sekarang memperketat pinjaman. Belakangan ini, mereka datang ke sini hanya untuk berjualan, bukan membawa uang.

Jadi, sayang sekali. Ada negara-negara Arab yang mungkin masih bisa meminjamkan uang, tapi sudah tak enak rasa. Mereka dilecehkan sebagai kadrun, pembawa agama arogan, dlsb. Para penguasa dan buzzer juga tidak suka dengan orang Arab dan hal yang kearab-araban.

20 Februari 2021
(Penulis wartawan senior)

Selasa, 02 Februari 2021

Gubernur Anies Siagakan 24 Jam Full 5000 Personel Untuk Tangani Sampah Antisipasi Banjir Kiriman

Gubernur Anies Siagakan 24 Jam Full 5000 Personel Untuk Tangani Sampah Antisipasi Banjir Kiriman



𝐆𝐮𝐛𝐞𝐫𝐧𝐮𝐫 𝐀𝐧𝐢𝐞𝐬 𝐒𝐢𝐚𝐠𝐚𝐤𝐚𝐧 𝟐𝟒 𝐉𝐚𝐦 𝐅𝐮𝐥𝐥 𝟓𝟎𝟎𝟎 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐨𝐧𝐞𝐥 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐓𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧𝐢 𝐒𝐚𝐦𝐩𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐚𝐭 𝐁𝐚𝐧𝐣𝐢𝐫

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerjunkan sebanyak 5.000 personel gabungan untuk menangani tumpukan sampah saat banjir kiriman melanda Ibu Kota. 

Sejumlah personel tersebut terdiri dari Tim Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) Badan Air dan Suku Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta. DLH DKI juga mengaku telah menyiagakan Satuan Tugas (Satgas) 24 jam untuk menangani sampah di saat musim hujan dan cuaca ekstrem. 

"Sebanyak 5.000 personel dari UPK Badan Air dan Suku Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta disiagakan di lokasi rawan tumpukan sampah saat banjir kiriman," kata Plt Kepala Dinas DLH DKI, melalui akun instagram @dinaslhdki, Senin (1/2/2021).

Syaripudin menjelaskan, ribuan petugas tersebut ditempatkan untuk memantau perkembangan situasi dan melakukan penanganan sampah, terutama di 10 titik khusus yaitu aliran Sungai Ciliwung, aliran Pesanggrahan Angke, dan aliran Kali Sunter. 

"Selain satgas ini, personel dan armada organik tetap melakukan pelayanan rutin. Personel dan armada organik ini siap juga dimobilisasi melakukan penanganan pascabanjir," terangnya. 

Sarana yang disiagakan satgas ini terdiri dari 44 mobil pickup angkut sampah, 50 truk sampah, 5 ekskavator jenis spider, 6 ekskavator long arm, 20 ekskavator jenis biasa, serta satu ekskavator liebher yang didampingi oleh 23 orang petugas mobilisasi dan 12 orang petugas mekanik. 

"Jika perlukan armada pelayanan rutin dari daerah lain juga dapat dimobilisasi ke daerah terdampak. Target kita penanganan cepat sesuai arahan Gubernur," ujarnya. 

Selama melakukan pekerjaannya, klaim dia, Dinas DLH memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan sampah di musim hujan. SOP dilakukan berdasarkan perkembangan kondisi hasil pantauan dari tim satgas, BPBD/BMKG/CRM/ Info lainnya terkait kenaikan TMA Katulampa, curah hujan yang tinggi dan banjir ROB yang dibagi menjadi 4 mode yaitu mode normal, mode awas, mode tergenang, dan mode rehabilitasi. 

"Kami pastikan sistem penanganan sampah berjalan efektif," tandasnya.

(Oleh: Imania, Warganet)