OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.
Tampilkan postingan dengan label pos. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pos. Tampilkan semua postingan

Kamis, 05 Oktober 2017

Partai Demokrat dan Gerindra Lawan Politik Pemerintahan Jokowi?

Partai Demokrat dan Gerindra Lawan Politik Pemerintahan Jokowi?


10Berita~JAKARTA  Awal September lalu, pada saat perayaan hari Ulang Tahun Partai Demokrat ke-16, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan agar seluruh kader membantu rakyat untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat untuk penuhi kebutuhan pokok. Dua hal ini dari Lima instruksi Susilo Bambang Yudhoyono kepada seluruh kader Partai Demokrat.

Pertanyaannya, mengapa Partai Demokrat memerintahkan kadernya untuk membantu rakyat menciptakan lapangan kerja dan membantu rakyat meningkatkan daya beli? Pasti ada alasannya. Karena memang fakta realita di tengah publik dua hal ini sedang sulit. Sulit mencari kerja dan sulit mencari pemasukan,” kata Ferdinand Hutahean yang merespon diragukannya daya beli turun oleh Pemerintahan Joko Widodo yang kemudian menuding isu dihembuskan oleh lawan politik, Selasa (3/10/2017).

Instruksi tersebut, lanjut Ferdinand, digulirkan dengan cepat dan ditanggap dengan cepat oleh kader Partai Demokrat melalui kegiatan bersama rakyat dengan gerakan ekonomi kerakyatan menyumbang rakyat budi daya ikan lele dan lain sebagainya secara nasional serta menanam kebutuhan pokok sebagai upaya menjaga ketahanan pangan. Semua ini difasilitasi oleh kader Demokrat untuk rakyat.

“Semua ini dilakukan dengan harapan agar mampu menciptakan lapangan kerja dan mampu meningkatakan daya beli masyarakat yang menurun. Pertanyaannya, apakah Presiden menuding Demokrat sebagai lawan politik? Karena ada kaitanya, penurunan daya beli itu nyata dan disampaikan saat HUT Demokrat.”

Selain Demokrat, kami juga mencermati cuitan akun twitter Partai Gerindra yang juga mengangkat tentang penurunan daya beli masyarakat ini. “Apakah Presiden juga menuding Gerindra sebagai lawan politik? Kembali kepada kalimat dua kata Lawan Politik yang dituding oleh Presiden Jokowi, tentu hanya presiden yang tau siapa yang dimaksud.”


Namun pernyataan itu sangat disayangkan olehnya karena justru menunjukkan Presiden yang belum mampu merangkul semua kekuatan nasional untuk bersama-sama, Presiden menunjukkan bahwa ia memiliki lawan, presiden menunjukkan kegelisahannya yang tak kunjung mampu menyelesaikan masalah bangsa dengan menunding pihak lain sebagai penyebab kegagalannya.

Selamat bekerja pak Preisden, masih ada 2 tahun sebelum oktober 2019 berakhir untuk masa jabatan bapak. Mari kerja bersama untuk bangsa! Seluruh teman politi maupun lawSan politik pasti mencintai bangsa ini dan ingin bangsa ini maju.

Justru karena kita semua ingin bangsa ini majulah makanya ada kritik kepada bapak, karena puja puji hanya akan menyebabkan kerusakan lebih dalam.” (Robi/voa-islam.com)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Sumber: voa-islam.com

Kamis, 15 Juni 2017

Meraih Ketakwaan dengan Berpuasa Ramadhan

Meraih Ketakwaan dengan Berpuasa Ramadhan

Keutamaan Ibadah Puasa

Ibadah puasa memiliki banyak manfaat bagi seorang mukmin. Di antara faidah terbesar menjalankan ibadah puasa adalah tumbuhnya ketakwaan di dalam hati, sehingga menahan anggota badan dari berbuat maksiat. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah [2]: 183).

Di dalam ayat yang mulia ini, Allah Ta’ala menjelaskan bahwa puasa disyariatkan bagi hamba-Nya untuk meningkatkan dan menyempurnakan ketakwaan mereka. Takwa merupakan sebuah istilah yang mencakup seluruh kebaikan. Para ulama menjelaskan bahwa takwa adalah melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, karena mengharap pahala dari Allah Ta’ala dan karena rasa takut terhadap adzab dan hukuman-Nya.

Lalu, mengapa puasa merupakan sebab ketakwaan? Terdapat beberapa penjelasan mengenai hal ini.

Pertama, dengan puasa, seseorang akan lebih sedikit makan dan minum, yang menyebabkan lemahnya syahwat. Lemahnya syahwat ini menyebabkan berkurangnya maksiat yang ingin dia kerjakan. Karena syahwat adalah sumber dan awal dari semua maksiat dan keburukan. Hal ini sebagaimana sabda Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam,

الصِّيَامُ جُنَّةٌ

Puasa adalah perisai” (HR. An-Nasai no. 2228, 2229 dan Ibnu Majah no. 1639, shahih).

Kedua, berpuasa melatih seseorang untuk kuat, sabar, dan tabah. Semua ini akan mendorong seseorang untuk meninggalkan dan menjauhi hal-hal buruk yang disukai jiwanya. Sebagai salah satu contoh, seseorang yang terbiasa dan sulit untuk berhenti merokok, dia mampu meninggalkannya dengan sebab puasa. Dia pun mampu meninggalkan kebiasaan buruk itu dengan lebih mudah.

Ketiga, berpuasa memudahkan seseorang untuk berbuat ketaatan dan kebaikan. Hal ini tampak nyata di bulan Ramadhan. Orang-orang yang di luar bulan Ramadhan malas dan merasa berat beribadah, maka ketika bulan Ramadhan mereka berlomba-lomba untuk beribadah sebanyak mungkin.

Keempat, berpuasa menyebabkan lunaknya hati untuk senantiasa berdzikir kepada Allah Ta’ala dan memutus berbagai sebab yang dapat melalaikan-Nya.

Semoga Allah Ta’ala memberikan hidayah-Nya kepada kita sehingga bisa menjadi hamba-Nya yang bertkwa.

***

Diselesaikan menjelang dzuhur, Rotterdam NL 24 Sya’ban 1438/20 Mei 2017

Yang senantiasa membutuhkan rahmat dan ampunan Rabb-nya,

Disarikan dari kitab Ittihaaf Ahlil Imaan bi Duruusi Syahri Ramadhan hal. 156-157, cet. Daar Al-‘Ashimah KSA tahun 1422, karya Syaikh Dr. Shalih Al-Fauzan hafidzahullahu Ta’ala.

Sumber: Muslim.pos