OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.
Tampilkan postingan dengan label KESEHATAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KESEHATAN. Tampilkan semua postingan

Minggu, 08 November 2020

Divonis Dokter Idap Kanker Paru-paru, Pria ini Ngaku Sembuh Total Tanpa Perlu Operasi, Kok Bisa?


Divonis Dokter Idap Kanker Paru-paru, Pria ini Ngaku Sembuh Total Tanpa Perlu Operasi, Kok Bisa?


10Berita - Penyakit kanker menjadi momok yang menakutkan untuk banyak orang.


Apalagi kanker merupakan penyakit mematikan yang bisa kita alami kapan saja.


Baik tua ataupun muda bisa terkena penyakit ini.


Salah satu penyakit kanker yang berbahaya adalah kanker paru-paru.


Dikutip dari laman who.int, kanker paru-paru adalah satu dari lima jenis kanker paling mematikan di dunia.




Namun, ternyata seorang pria bisa sembuh total dari kanker ini tanpa operasi, lho!


Bagaimana bisa ya?


Yuk simak kisahnya berjuang melawan kanker paru-paru berikut ini.


Awal Mula Terkena Kanker Paru-paru


Tidak ada yang tidak mungkin, begitulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan perjuangan Elang dalam melawan penyakit kanker paru-paru.


Pria berusia 57 tahun itu, kini bisa bernafas lega setelah dinyatakan dokter bersih dari kanker paru yang dideritanya.


Kanker ini menyumbangkan angka kematian paling tinggi di dunia.


Hasil riset terbaru International Agency for Research on Cancer (IARC) yang dirilis WHO menemukan, pada 2018 angka kematian penyakit ini diperkirakan 2,1 juta dari total 9,6 juta kematian akibat kanker.


Dikutip dari Kompas.com, pria asal Bekasi tersebut menceritakan tentang awal mulai terkena penyakit mematikan itu.




Susi (57) saat mendampingi suaminya Elang (57)

Elang menuturkan, hal tersebut bisa terjadi lantaran ia memiliki gaya hidup tidak sehat.


Begadang, konsumsi makanan yang tidak sehat, minuman alkohol ditambah kebiasaan merokok sudah sangat akrab di kehidupannya.


Kebiasaan buruk tersebut tanpa disadari mengantarkan dirinya pada kanker paru-paru stadium dua pada 2015.


Padahal, saat itu ia sama sekali tidak merasakan adanya gangguan kesehatan yang berarti.


“Tidak menyangka, karena keseharian saya sehat-sehat saja, masih beraktivitas seperti biasa. Namun pas lihat hasil Medical Check Up (MCU) rutin, ada nodule di paru-paru saya,” ungkapnya.


Mengetahui dirinya mengidap kanker paru, kekhawatiran langsung menghinggapi pikiran ayah tiga anak tersebut.


“Ya sejak itu saya jadi galau terus, kerja tidak fokus, tapi saya terus berpikir mencari cara untuk sembuh,” ungkapnya.


Lalu apa rahasianya Elang bisa sembuh dari penyakit mematikan tersebut?


Pengobatan Tanpa Operasi dan Kempoterapi


Menurutnya, dari beberapa pemeriksaan medis yang sempat dijalani tak satu pun bisa dijadikan solusi.


Saat itu, semua metode pengobatan yang disarankan justru semakin menambah kekhawatirannya.


Sementara itu, yang ia inginkan adalah metode pengobatan tanpa operasi maupun kemoterapi.


Artikel berlanjut setelah video berikut ini.



“Saya enggak mau dibedah, lagi pula saya tahu kemoterapi itu berat,” ungkap Elang. Keyakinan Elang bahwa masih adanya metode pengobatan kanker tanpa perlu operasi dan kemoterapi ternyata berbuah manis.


Dari hasil browsing, ia menemukan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou.


Berbekal informasi tersebut, ia dan istrinya, Susi (57), segera melakukan konsultasi di kantor perwakilan rumah sakit yang salah satunya berada di Jakarta.


Tanpa mempertimbangkan soal biaya, Elang akhirnya memutuskan untuk berobat di rumah sakit tersebut.


“Saya tutup mata soal budget, karena fokus saya hanya sembuh,” tuturnya.


Setelah menyelesaikan kelengkapan administrasi, Elang beserta istri kemudian terbang ke negeri tirai bambu untuk menjalani pengobatan.


Apa saja metode pengobatan yang Elang tempuh hingga akhirnya ia sembuh?


Cryosurgery


Ini merupakan metode pengobatan minim luka yang berfungsi menggantikan metode operasi konvensional.


Cryosurgery sebenarnya sudah ada sejak lama, tapi baru berkembang menjadi sebuah teknologi pengobatan kanker saat ini.


Metode ini telah disetujui oleh Food Drug Administration (FDA) Amerika sebagai sebuah teknologi modern yang membunuh semua jenis sel kanker dengan tingkat ketelitian tinggi.


Keunggulan dari Cryosurgery ini adalah tingkat keberhasilannya yang tinggi, tetapi minim invasif.


Selain itu, juga dapat mencegah sel kanker tumbuh kembali.


Imunotherapy


Metode ini merupakan terapi biologis dengan cara menyuntikkan sel imun anti tumor ke dalam tubuh pasien.


Tak hanya efektif membunuh tumor secara langsung, metode Imunotherapy juga dapat merangsang reaksi kekebalan tubuh untuk melawan kanker.


Dengan begitu kanker dapat dicegah untuk kambuh kembali.


Metode Intervensi


Kemoterapi adalah sebuah kemajuan dalam sejarah manusia melawan kanker.


Namun pada kemoterapi konvensional, konsentrasi obat menyebar ke seluruh tubuh sehingga memberikan dampak buruk bagi organ yang baik.


Maka sebagai penggantinya, St. Stamford Modern Cancer Hospital memiliki Metode Intervensi.


Pada metode intervensi, obat langsung dimasukkan ke titik sel kanker.


Tingkat konsentrasi obat di bagian tumornya pun 2-8 kali lipat lebih tinggi daripada obat kemoterapi konvensional.


Hal itu jauh lebih efektif membunuh sel-sel kanker tanpa menimbulkan side effect pada organ lainnya.


Nah, dari serangkaian pengobatan tersebut, akhirnya Elang dinyatakan bersih dari kanker.


Semenjak itu, ia jadi lebih disiplin dalam menerapkan pola hidup sehat, seperti rajin konsumsi makanan sehat, olah raga dan tidak merokok.


“Rokok itu membunuhmu, kan sudah ditulis di bungkusnya. Saya sudah merasakannya sendiri.” pungkasnya.


Artikel ini telah tayang di Kompas.com oleh Hotria Mariana dengan judul "Di Guangzhou, Kanker Sembuh Tanpa Operasi"

Jumat, 04 September 2020

Mayoritas OTG Covid-19 Tak Sadar Paru-Paru Mereka Rusak dan Memutih

 Mayoritas OTG Covid-19 Tak Sadar Paru-Paru Mereka Rusak dan Memutih



Ilustrasi orang terkena virus Korona (Bagus/Jawa Pos)

10Berita - Pasien Covid-19 yang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) memang tidak merasakan gejala apa-apa seperti batuk, demam, dan sesak napas. Tapi mereka tak boleh menganggap sepele, sebab dari hasil pemeriksaan CT Scan, kondisi paru-paru mereka sebetulnya rusak dan memutih.


Secara umum, para ilmuwan telah menemukan jejak virus Korona pada orang tanpa gejala atau 'silent spreaders'. Sekitar 40 persen dari mereka yang terinfeksi virus Korona tetapi asimtomatik, tidak memiliki gejala seperti demam, kelelahan, batuk parah, mual, dan gangguan indera. Sebagian besar OTG tak menyadari bahwa paru-paru mereka terganggu.


Dilansir dari Science Times, Rabu (12/8), Peneliti Dr. Eric Topol dari Scripps Translational Research Institute dan Daniel Oran menemukan bukti medis dalam serangkaian sinar-X jantung dan paru-paru. Pemindaian tomografi komputer (CT) pasien asimtomatik memiliki 'ground-glass opacities' atau area putih keruh di paru-paru.


Dalam empat penelitian terpisah pada OTG, sekitar 50 persen memiliki kekeruhan di paru-paru mereka. Kekeruhan yang sama ditemukan di paru-paru pasien dengan gejala virus Korona yang parah.


Satu studi yang melibatkan lebih dari 3.500 penumpang di kapal pesiar Diamond Princess menunjukkan bahwa 331 dari 712 orang yang dites positif Covid-19 tidak menunjukkan gejala. Paru-paru 76 penumpang asimtomatik diperiksa. Lebih dari 50 persen dari mereka memiliki paru-paru dengan kekeruhan memutih.



Peneliti Aileen Marty dari Florida International University menjelaskan bahwa warna keruh merupakan tanda adanya peradangan di paru-paru. Dia melihat tanda yang sama pada pasiennya, sekitar 67 persen di antaranya tidak menunjukkan gejala tetapi mengalami perubahan pada CT scan paru-parunya.


Paru-paru mereka sakit meski tanpa gejala. Para ahli belum menentukan apakah kekeruhan bersifat sementara atau permanen. Mereka juga tidak tahu apakah infeksi itu akan menyebabkan fibrosis paru atau jaringan parut.


"Menurut saya jika Anda masih muda dan memiliki cadangan paru-paru yang cukup, sepertinya aman dan masih dapat berfungsi dengan baik," kata Marty.


Kekeruhan yang sama juga ditemukan pada anak-anak tanpa gejala dari Wuhan, Tiongkok. Tanda-tanda peradangan konsisten dengan gejala peradangan yang umum terjadi pada anak-anak dengan virus Korona berat.


Pejabat Departemen Kesehatan Palm Beach County Alina Alonso ragu-ragu tentang pembukaan kembali sekolah karena alasan ini. Bagaimana jika kerusakan paru-paru pada anak-anak dapat menyebabkan masalah paru-paru kronis.


Ahli daribValentina Puntmann dari University Hospital Frankfurt, Jerman, mencari tanda-tanda kerusakan jantung pada orang tanpa gejala. Mereka menemukan tingkat troponin yang tinggi, yaitu protein yang dilepaskan otot jantung saat terjadi kerusakan. "Namun, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan karena jantung yang normal terkadang dapat meningkatkan kadar troponin juga," jelas Topol.

Sumber: jawapos.com

Selasa, 30 Juni 2020

G4, Flu Babi Jenis Baru yang Muncul di China dan Bisa Jadi Pandemi

G4, Flu Babi Jenis Baru yang Muncul di China dan Bisa Jadi Pandemi


10Berita, Para peneliti di China menemukan flu babi jenis baru yang dapat meluas jadi pandemi.

Temuan itu diungkap oleh sebuah penelitian yang diterbitkan PNAS jurnal sains di Amerika Serikat (AS) pada Senin (29/6/2020).

Dilansir dari AFP, virus yang dinamai G4 ini secara genetik adalah turunan dari strainH1N1 yang menyebabkan pandemi pada 2009.

Virus ini memiliki “semua syarat penting untuk bermutasi dan menginfeksi manusia,” kata para penulis yang terdiri dari ilmuwan di sejumlah universitas China serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.

Dari 2011-2018, para peneliti dari China Agricultural University (CAU) mengambil 30.000 tes swab hidung dari babi-babi di rumah jagal 10 provinsi China, termasuk di rumah sakit hewan.

Tes massal itu berhasil mengumpulkan 179 jenis flu babi.

Mayoritas adalah jenis baru yang sudah dominan berada di babi-babi sejak 2016.

Para peneliti kemudian melakukan berbagai percobaan termasuk pada ferret, sejenis musang yang banyak digunakan dalam studi flu.

Ferret dipakai lantaran memiliki gejala flu yang mirip manusisa, seperti demam, batuk, dan bersin.

AFP mewartakan, virus G4 sangat menular, bereplikasi dalam sel manusia, dan menyebabkan gejala yang lebih serius pada ferret dibandingkan virus-virus lainnya.

Hasil tes juga menunjukkan kekebalan yang didapat manusia dari paparan flu musiman, tidak memberikan kekebalan terhadap G4.

Menurut hasil tes antibodi, sebanyak 10,4 persen pekerja di industri babi sudah terinfeksi.

Hasil tes pun menunjukkan 4,4 persen populasi umum tampaknya juga telah terpapar.

Dengan demikian virus telah berpindah dari hewan ke manusia, tapi belum ada bukti virus itu dapat menular antarmanusia.

“Itu kekhawatiran kami bahwa infeksi virus G4 akan beradaptasi di manusia dan meningkatkan risiko pandemi pada manusia,” tulis para peneliti sebagaimana dikutip AFP.

Para penulis pun menyerukan upaya-upaya mendesak untuk memantau orang-orang yang bekerja dengan babi.

“Ini pengingat yang baik bahwa kita terus-terusan menghadapi risiko munculnya patogen zoonosis baru dan bahwa hewan ternak, yang berkontak lebih dekat dengan manusia daripada satwa liar, juga bisa menjadi sumber virus pandemi,” terang James Wood kepala departemen kedokteran hewan di Universitas Cambridge, dikutip dari AFP.

Infeksi zoonosis disebabkan oleh patogen yang melompat dari hewan ke manusia.

Sumber: kompas.com


Minggu, 14 Juni 2020

Kalsium , Otot dan Tulang Jadi Lebih Kuat Cukup Dengan Rajin Minum Air Rendaman Mentimun

Kalsium , Otot dan Tulang Jadi Lebih Kuat Cukup Dengan Rajin Minum Air Rendaman Mentimun

Mentimun.


10Berita - Mentimun merupakan buah yang sering ditemui.

Selain mudah ditemui, mentimun juga dapat dibeli dengan harga yang murah.

Mentimun sering diolah menjadi aneka makanan dan minuman.

Baca Juga: Tak Main-main! Berikut 10 Manfaat Luar Biasa Jika Rajin Memberikan Mentimun untuk Anak-anak

Salah satunya, dijadikan lalapan atau bahkan sebagai campuran sayuran yang banyak dikonsumsi orang banyak.

Dilansir Foodnetwork.com, ternyata mentimun menyimpan segudang manfaat dan khasiat yang sangat berguna bagi tubuh manusia.

Seiring sedang trend infused water, ternyata tidak hanya jeruk yang baik untuk direndam dalam air minum.

Namun, rendaman mentimun juga punya banyak khasiat untuk tubuh.

Irisan mentimun yang dimasukkan dan didiamkan selama 12 jam ke dalam air minum akan melindungi tubuh kita dari serangan berbagai macam penyakit termasuk faktor kekurangan gizi.

Manfaat air mentimun tidak tidak semata-mata untuk membuat tubuh segar, namun mentimun juga kaya akan kandungan Vitamin C, Vitamin B, K, kadar antioksidan, kalium.


Serta tembaga yang akan membuat badan tetap fit.

Dilansir dari Tribun Sumsel, berikut ini deretan manfaat rendaman air mentimun!

Bagus untuk otot dan tulang

Mentimun dapat memperkuat jaringan ikat, serta membuat tulang-tulang menjadi sehat.

Ini disebabkan karena mentimun kaya akan kandungan silika yang sangat penting untuk pengembangan jaringan ikat, sehingga otot dan tulang tetap kuat.

Memperkuat imunitas

Meningkatkan imunitas tubuh
Air mentimun kaya akan vitamin C dan vitamin B kompleks.

Hal ini akan membantu meningkatkan kekebalan tubuh.

Sementara vitamin C dapat menjaga kebugaran dan membantu meningkatkan proses penyembuhan.

Membersihkan tubuh

Air mentimun mengandung detoksifikasi, yang mengeluarkan racun-racun dari tubuh.

Termasuk membersihkan hati, juga mengeluarkan metabolit yang ada pada tubuh.

Air mentimun juga membantu organ-organ tubuh untuk bekerja lebih efektif.

Mengurangi kolesterol jahat

Baca Juga: Iseng Konsumsi Air Rendaman Nanas Saat Perut Kosong Secara Rutin, Wanita ini Rasakan Keajaiban Dalam Tubuh yang Tak Terduga

Baca Juga: Iseng Konsumsi Air Rendaman Bawang Putih 10 Hari Berturut-turut, Pria Ini Kaget dan Ketagihan Usai Lihat Perubahan yang Terjadi

Kolesterol yang terkandung dalam air mentimun ini dapat membantu mengeluarkan kolesterol.

Sehingga, air mentimun ini dapat mencegah tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.

Mentimun juga dapat membantu aliran darah lebih lancar.

Membantu melawan kanker

Kadar antioksidan (pinoresinol) yang tinggi dalam air mentimun dapat mengurangi resiko penyakit kanker.

Kandungan antioksidan ini yang dikandung dalam air mentimun ini memiliki manfaat untuk mengeluarkan radikal bebas yang menyebabkan sel-sel rusak dan kanker.

Membuat ginjal sehat

Mentimun juga dapat mengurangi kandungan kadar asam urat dalam tubuh.

Di samping itu, air mentimun juga dapat menghilangkan kreatinin, asam urat dan juga limbah lain yang terkumpul dalam ginjal.

Menghilangkan bau mulut

Mentimun memiliki kandungan phytochemcials yang dapat mematikan bakteri di dalam mulut, sebagaimana bau mulut disebabkan oleh bakteri yang ada di mulut.

Melindungi otak

Kandungan anti-inflamasi, fisetin yang terkandung pada mentimun dapat membantu meningkatkan kesehatan otak serta dapat mengurangi peradangan.

Khasiat dari air mentimun ini juga mampu mencegah kerusakan dalam otak dengan membantu meningkatkan aliran darah ke dalam otak.

Baik untuk kulit dan rambut

Kandungan antioksidan pada mentimun yang direndam dalam air akan membantu menjaga kulit tetap bersinar.

Kandungan sulfur dan silikon pada mentimum juga dapat membantu rambut tumbuh lebih cepat.

Demikian beberapa manfaat dan khasiat mentimun yang direndam dalam air minum.

Untuk segera merasakan manfaat dan khasiat ini segeralah mencari atau membeli mentimun, kemudian iris-iris dan masukkan ke dalam gelas atau botol infused water Anda.

Sumber:GridHits.id

Sabtu, 13 Juni 2020

Jaga Sistem Imun Tubuh agar Tak Mudah Diserang Virus, Waspada Bila Alami Tanda Ini

Jaga Sistem Imun Tubuh agar Tak Mudah Diserang Virus, Waspada Bila Alami Tanda Ini

Dokter umum Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depati Hamzah dr Annisa Rahmayuni - Bangkapos.com/Cici Nasya Nita

10Berita,BANGKA -- Di masa pandemi ini menjaga sistem kekebalan tubuh atau imun sangatlah penting.

Sistem imun adalah sistem pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme dari luar seperti bakteri, virus, dan mikroorganisme lain.

Dokter Umum Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depati Hamzah dr Annisa Rahmayuni mengatakan ketika kekebalan tubuh atau imun seseorang lemah, tentunya ini akan membuat seseorang rentan terkena penyakit.

"Sistem imun yang lemah dapat menyebabkan penyakit apapun itu termasuk covid19," ujar dr Annisa, Selasa (2/6/2020).

Lemah dan kuatnya sistem imun pada seseorang dapat dipengaruhi berbagai faktor.

"Imun sendiri banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti gaya hidup tidak sehat, makanan, usia, adanya penyakit yang sedang diderita, dan sebagainya," kata dr Annisa, Selasa (2/6/2020).

dr Annisa menuturkan ciri seseorang yang memiliki daya tahan tubuh rendah secara spesifik tidak ada, akan tetapi hal ini bisa dilihat dari faktor resiko yang mempengaruhi kekebalan tubuh.

"Misalkan jika orang itu sedang sakit, usia tua, anak-anak bisa saja lebih rendah pertahan tubuhnya dari orang-orang pada umumnya," tuturnya.

Disampaikan dr Annisa, sistem imun tubuh bisa ditingkatkan dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti makan-makanan sehat dan seimbang, olahraga, tidur dan istirahat yg cukup, mengurangi konsumsi junkfood, tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol.

Dilansir dari Kompas.com berikut 4 tanda yang harus diperhatikan ketika kekebalan tubuh sedang melemah :

1. Sering sakit

Sangat normal bagi orang dewasa untuk pilek sekali atau dua kali setahun.

Namun, semakin sering tertular infeksi virus, seperti sakit flu dan batuk yang lama sembuh, mengalami lebih dari empat infeksi telinga atau lebih dari tiga episode sinusitis bakteri setahun, kita harus waspada.

Menggunakan antibiotik jangka panjang dua kali setahun juga dapat menunjukkan bahwa "tentara tubuh" mungkin kurang kuat memerangi paparan patogen yang masuk.

2. Sariawan berulang

Kulit akan segera memperbaiki kerusakan setelah terjadinya luka bakar, luka dan memar. Tubuh mulai memperbaiki luka dengan mengirimkan darah yang kaya nutrisi ke luka untuk membantu regenerasi kulit.

Proses penyembuhan ini tergantung pada sel-sel kekebalan yang sehat. Ketika ada kekurangan dalam sistem kekebalan tubuh, penyembuhan melambat.

Terus-menerus berurusan dengan sariawan, serta nfeksi kulit lainnya seperti abses bisa menjadi tanda-tanda sistem kekebalan tubuh yang tidak memadai.

3. Perut kembung

Sistem pencernaan kita mewakili hampir 70 persen dari seluruh sistem kekebalan tubuh. Selain itu, bakteri dan mikroorganisme (flora) bermanfaat yang hidup di sana melindungi usus  dari infeksi dan mendukung sistem kekebalan tubuh kita.

Gangguan pada usus dan flora usus dapat meningkatkan risiko tertular virus, menyebabkan peradangan kronis dan bahkan dapat menyebabkan gangguan autoimun seperti Crohn's.

Sering kembung, diare, perut begah, atau sembelit seringkali bisa menjadi pertanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres pada usus.

4. Selalu merasa lelah

Tubuh akan memberi sinyal jika kita tidak memiliki energi untuk melakukan apa pun lagi.

Waspada jika kita masih merasa lelah walau sudah cukup tidur dan tidak melakukan aktivitas fisik yang berat.

Gejala yang tak menentu, terutama nyeri sendi, mual dan penurunan nafsu makan, juga bisa jadi tanda ada masalah dengan sistem kekebalan tubuh.

Terutama pada penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh berhenti akan melawan faktor-faktor eksternal dan mulai memperlakukan jaringannya sendiri seolah-olah mereka adalah musuh.

Bangkapos.com/Sela Agustika

Penting untuk Kekebalan Tubuh, Jangan Sampai Kekurangan Vitamin C! Konsumsi Buah dan Sayur Tinggi Ini

Penting untuk Kekebalan Tubuh, Jangan Sampai Kekurangan Vitamin C! Konsumsi Buah dan Sayur Tinggi Ini

Ilustrasi buah pepaya(Pixabay)

10Berita – Menguatkan daya tahan tubuh merupakan salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk membantu tubuh tetap sehat dan tidak mudah terpapar penyakit.

Selain demi mencegah tertular virus penyebab penyakit COVID-19, menjaga daya tahan tubuh juga penting untuk mencegah penyakit lainnya.

Nah, salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga dan menguatkan daya tahan tubuh adalah dengan mencukupi kebutuhan vitamin C di tubuh.

Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang tidak bisa disimpan di tubuh, sehingga kita harus memenuhi kebutuhannya setiap hari.

Dampak Kekurangan Vitamin C pada Sistem Imun

Mendapatkan asupan vitamin C yang cukup setiap hari sangat penting bagi tubuh kita.

Di tubuh, vitamin C digunakan untuk produksi kolagen, yang penting bagi penyembuhan luka. Vitamin C juga penting bagi tulang dan sendi.

Selain itu, vitamin C yang cukup juga penting bagi kekuatan jaringan di gusi.

Vitamin C pun penting bagi pertumbuhan dan perbaikan jaringan di tubuh, dan berbagai fungsi lainnnya.

Bagi sistem imun, vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang membantu melindungi sel darah putih dari penyakit.


Kekurangan vitamin C bisa menyebabkan beberapa gangguan tubuh, termasuk gangguan pada sistem imun. Ini membuat tubuh lebih berisiko mengalami infeksi dari penyakit.

Infeksi yang terjadi di tubuh juga bisa memengaruhi kadar vitamin C karena terjadi peradangan dan proses metabolisme tertentu.

Supaya tidak kekurangan vitamin C, kita bisa mendapatkannya dari makanan dan minuman, terutama buah dan sayur yang tinggi vitamin C.

Buah dan Sayur yang Tinggi Vitamin C

Sebenarnya, vitamin C mudah kita temukan di dalam buah dan sayur, kok, teman-teman.

Buah dan sayur itu bisa dengan mudah kita temukan di pasar, kios buah, maupun supermarket.

Berikut ini beberapa buah dan sayur yang tinggi kandungan vitamin C:

Pepaya

Siapa suka buah papaya yang manis?

Sekitar satu cangkir atau 145 gram papaya mengandung 87 mg vitamin C.

Ini bisa membantu memenuhi 97 persen kebutuhan vitamin C.

Jambu Biji

Buah jambu biji bisa dimakan langsung atau diolah menjadi jus dan smoothies.

Di dalam satu buah jambu bji ada sekitar 126 mg vitamin C yang bisa mencukupi seitar 140 persen kebutuhan harian vitamin C.

Paprika Kuning

Paprika kuning mengandung lebih banyak vitamin C dibandingkan paprika hijau.

Dalam paprika kuning seberat 75 gram, ada 137 mg vitamin C yang bisa memenuhi 152 persen kebutuhan vitamin C.

Bayam

Bayam juga mengandung vitamin C, nih. Sekitar 100 gram bayam mengandung 130 mg vitamin C.

Satu cangkir bayam mengandung 195 mg vitamin C yang bias memenuhi 217 persen kebutuhan harian.

Saat dimasak, kandungan itu menurun, namun masih mengandung 117 mg vitamin C, atau sekitar 130 persen kebutuhan vitamin C harian.

Cabai

Dalam satu buah cabai hijau besar, ada kandungan 109 mg vitamin C, lo. Ini bisa memenuhi sekitar 121 persen kebutuhan harian vitamin C.

Kemudian, cabai merah mengandung 65 mg vitamin C yang bisa memenuhi sekitar 72 kebutuhan harianmu.

Brokoli

Sayuran hijau yang renyah ini jika dimasak mengandung sebanyak 51 mg vitamin C.

Sehingga brokoli bisa membantu memenuhi kebutuhan harian tubuh sekitar 57 persen.

Beberapa buah dan sayur lain yang mengandung vitamin C tinggi antara lain ada lemon, jeruk, stoberi, kesemek, kiwi, dan sayur kale.

Kemudian, jaga keseimbangan asupan gizi agar daya tahan tubuh semakin kuat, ya!

Sumber: Bobo.id

Jumat, 12 Juni 2020

WHO Ungkap Fakta Baru, OTG Tak Memicu Penularan Virus Korona

WHO Ungkap Fakta Baru, OTG Tak Memicu Penularan Virus Korona


Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis WHO Dr. Maria Van Kerkhove menyebut masih jarang orang tanpa gejala (OTG) benar-benar menularkan virus Korona (Martial Trezzini/Keystone via AP)

10Berita - Sejumlah negara menemukan banyak kasus positif Covid-19 dengan kategori Orang Tanpa Gejala (OTG). Selama ini, OTG dikhawatirkan menjadi sumber penularan bagi kelompok-kelompok rentan. Akan tetapi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) justru mengungkap fakta baru. Orang-orang yang terinfeksi virus Korona tetapi tidak menunjukkan gejala, tidak memicu penyebaran pandemi.

“Dari data yang kami miliki, tampaknya masih jarang bahwa orang yang asimptomatik (tanpa gejala) benar-benar menularkan ke individu sekunder (orang lain),” kata Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis WHO Dr. Maria Van Kerkhove, di Jenewa.

"Ini sangat langka," tambahnya seperti dilansir dari New York Post, Selasa (9/6).

Pejabat kesehatan memperingatkan sejak awal bahwa pembawa asimptomatik dapat memicu penyebaran secara diam-diam. Van Kerkhove mengakui bahwa memang benar penyebaran asimptomatik dapat terjadi, tapi itu bukan cara utama virus Korona menular.

"Kami memiliki sejumlah laporan dari negara-negara yang melakukan pelacakan kontak yang sangat rinci," katanya.

"Mereka mengikuti kasus tanpa gejala. Mereka mengikuti kontak. Dan mereka tidak menemukan transmisi sekunder. Ini sangat jarang," katanya.


Pemerintah setiap negara disarankan harus fokus pada upaya mereka dalam mendeteksi dan mengisolasi orang yang terinfeksi dengan gejala. Kemudian melacak siapa pun yang mungkin telah melakukan kontak dengan mereka.

"Yang benar-benar ingin kami fokuskan adalah mengikuti kasus simptomatik atau dengan gejala," kata Van Kerkhove.

Dia menambahkan bahwa pihaknya masih berusaha untuk mendapatkan lebih banyak informasi dari berbagai negara untuk benar-benar menjawab apakah virus dapat menyebar secara luas melalui OTG atau tidak. Sebab paling utama justru harus fokus pada pasien yang sudah menunjukkan gejala.

"Jika kita benar-benar mengikuti semua kasus simptomatik, mengisolasi kasus-kasus itu, mengikuti kontak dan mengkarantina kontak. Itu akan menjadi pengurangan transmisi yang drastis," pungkasnya.

Sumber: jawapos

Kamis, 11 Juni 2020

Hadapi New Normal, Terapkan Pola Makan Sehat untuk Tingkatkan Imunitas

Hadapi New Normal, Terapkan Pola Makan Sehat untuk Tingkatkan Imunitas

Shutterstock
Ilustrasi makanan bergizi seimbang

10Berita - Menginginkan tubuh yang sehat itu berarti harus menjaga pola makan yang sehat. Makanan yang bergizi akan meningkatkan imunitas tubuh untuk melawan berbagai penyakit.

Dokter Spesialis Gizi Klinik dr. Diana Felecia Suganda, M.Kes, Sp.GK menjelaskan, asupan nutrisi yang tepat bisa didapatkan dengan pola makan gizi seimbang, yakni terpenuhinya kebutuhan makronutrien dan mikronutrien.

Makronutrien merupakan zat gizi makro yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar, terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak.

Sementara makronutrien adalah zat gizi mikro yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih sedikit, yakni vitamin dan mineral.

"Meski lebih sedikit, tapi jika tubuh tidak mendapatkan mikro, maka tubuh enggak bisa berfungsi sebagaimana mestinya," jelas Diana dalam webinar RSPI: Gizi Baik untuk Meningkatkan Imunitas, Rabu (10/6/2020).

Pemenuhan gizi seimbang ini digambarkan dengan piramida komposisi makanan.

Di mana semakin rendah posisinya berarti di konsumsi lebih banyak ketimbang yang berada di posisi atas.

Paling bawah terdapat air putih yang harus diminum minimal delapan gelas per hari. Bagi Ibu hamil atau menyusui jumlah konsumsi air bertambah menjadi minimal 12 gelas per hari.

Tingkat selanjutnya ada makanan pokok yakni karbohidrat dengan 3-8 porsi setiap harinya. Umumnya, orang Indonesia memenuhi kebutuhan karbohidrat dengan konsumsi nasi, meski bisa juga roti, jagung, atau singkong.


Kemudian pada tingkat diatasnya ada sayur-sayuran dan buah-buahan yang jadi sumber vitamin dan mineral. Masing-masing dikonsumsi dengan 3,5 porsi setiap harinya.


Dr dr Tan Shot Yen, M.Hum
Ilustrasi makanan sehat berdasarkan proporsi Isi Piringku.
Teratas, ada kebutuhan protein nabati dan hewani dengan masing-masing 2-3 porsi per hari. Protein hewani berasal dari hewan seperti telur, ikan, ayam, dan daging, sementara nabati dari tumbuh-tumbuhan seperti biji-bijian dan jamur.

"Protein harus dicukupi dari hewani dan nabati, enggak bisa salah satunya, harus dikombinasikan," kata Diana.

Oleh sebab itu, lanjutnya, untuk memenuhi gizi seimbang maka dalam seporsi makanan di piring harus terdiri dari makanan pokok, sayuran, buah, dan lauk-pauk.

Tak cukup disitu, pola makan yang sehat juga harus diiringi jadwal makan yang teratur yakni tiga kali sehari, pada pagi, siang, dan malam. Selain itu, diselingi dengan cemilan sehat.

Jam sarapan yang tepat dilakukan pada pukul 07.00-08.00, lalu makan siang pukul 12.00-13.00, serta makan malam pada pukul 18.00-19.00.

"Banyak yang bilang makan pagi dan siang saja, enggak mau makan malam, takut gemuk. Itu salah. Jadi tetap harus konsumsi tiga kali makan dalam sehari, pagi, siang, dan malam," tegasnya.

Adapun selingan camilan sehat dilakukan pada pukul 09.00-10.00 dan 15.00-16.00. Tentunya camilan sehat ini harus mengandung tinggi serat dan padat gizi.

"Jika sudah konsumsi seperti ini, maka imunitas tubuh juga akan meningkat," kata Diana.

Sumber: kompas.com

Selasa, 09 Juni 2020

5 Hal yang Perlu Diketahui soal Sesak Napas sebagai Gejala Covid-19

5 Hal yang Perlu Diketahui soal Sesak Napas sebagai Gejala Covid-19



shutterstock/Twinsterphoto
ilustrasi sesak napas

10Berita - Para pasien penderita Covid-19 ada yang mengalami kesulitan bernapas atau sesak napas.

Ada yang pulih seiring berjalannya waktu, namun tak sedikit juga yang memerlukan bantuan ventilator untuk mempermudah bernapas.

Apa yang harus kita pahami soal sesak napas sebagai salah satu gejala terinfeksi virus corona jenis baru?

Gejala awal Covid-19

Melansir Healthline, Jumat (5/6/2020) sesak napas yang secara medis dikenal dengan istilah dispnea ini merupakan salah satu gejala khas dari Covid-19.

Berbeda dengan sesak napas yang dialami seseorang dengan kelebihan berat badan, suhu ekstrem, ketinggian, dan sebagainya, dispnea yang terjadi pada penderita Covid-19 kondisinya bisa sampai parah dan bertahan cukup lama.

Sesak napas yang dialami penderita Covid-19 biasanya terjadi pada hari ke 4 dan 10 setelah infeksi terjadi dalam tubuh, mengikuti gejala yang lebih ringan, seperti demam, rasa kelelahan, dan pegal-pegal.

Namun, ada juga penderita yang tidak menunjukkan gejala ini sama sekali.

Yang membedakan apakah sesak napas ini merupakan gejala dari Covid-19 atau bukan adalah terjadinya penurunan saturasi oksigen secara tiba-tiba.


Sesak napas yang disertai dengan demam dan batuk menjadi kunci lain bahwa ini merupakan gejala dari Covid-19.

CDC melaporkan, 31-40 persen penderita Covid-19 mengalami sesak napas.

Jumlah ini sebenarnya masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan gejala lain yang lebih banyak terjadi pada penderita Covid-19.

Misalnya, demam (83-99 persen), batuk (59-82 persen), atau kelelahan (44-70 persen).

Hasil studi lain dari CDC, sesak napas pada penderita Covid-19 sebanyak 43 persen terjadi pada pasien dewasa bergejala, dan 13 persen pada pasien anak-anak bergejala.


Shutterstock
Ilustrasi infeksi virus corona. Gunakan masker saat muncul gejala Covid-19.
Mengapa Covid-19 menyebabkan sesak napas?

Pada kondisi normal di mana paru-paru sehat, oksigen akan melintasi alveoli dan memasuki pembuluh darah kecil yang dikenal sebagai pembuluh kapiler, tempat sebelum oksigen dialirkan ke seluruh tubuh.

Namun, pada mereka yang menderita Covid-19, transfer oksigen akan terganggu oleh respons imun yang muncul.

Sel darah putih melepaskan molekul inflamasi yang disebut kemokin atau sitokin.

Mereka akan mengumpulkan lebih banyak sel kekebalan demi membunuh sel yang terinfeksi virus corona.

Proses tersebut menyisakan nanah yang merupakan campuran dari cairan dan sel-sel mati di dalam paru-paru.

Keberadaan nanah tersebut menyebabkan terjadinya sesak napas, batuk, juga demam.

Namun, khusus untuk gejala sesak napas pada Covid-19, risiko terjadinya jauh lebih tinggi pada mereka yang berusia di atas 65 tahun, perokok, punya riwayat diabetes, dan penyakit kardiovaskular, serta sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Demikian pula setelah seseorang seubuh dari Covid-19, sesak napas masih mungkin terjadi karena paru-paru yang telah mengalami kerusakan dan tidak semuanya bisa disembuhkan secara sempurna.

Kerusakan ini menyebabkan pembentukan jaringan parut atau bekas luka pada paru-paru atau disebut sebagai fobrosis paru.

Bekas luka ini membuat paru-paru semakin keras sehingga menyulitkan seseorang untuk bernapas.

Risiko sesak napas pada Covid-19


Shutterstock
Ilustrasi virus corona dan gejala terinfeksi virus coronaMenurut review dari 13 penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Infection, sesak napas menimbulkan risiko timbulnya penyakit parah dan kritis jika terjadi pada penderita Covid-19.
Napas yang memburuk ini dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai hipoksia.

Saat kesulitan bernapas, tingkat saturasi oksigen akan turun hingga di bawah 90 persen. Hal ini meyebabkan otak kekurangan oksigen.

Shutterstock
Ilustrasi pasien virus corona dalam masa penyembuhan penyakit Covid-19.
Jika ini terjadi, maka seseorang akan mengalami kebingungan, lesu, dan mengalami gangguan mental lain.

Dalam kasus yang parah, apabila kadar oksigen turun hingga di bawah 80 persen, maka risiko terjadinya kerusakan organ vital dapat meningkat.

Pengaruh rasa cemas

Stres atau kecemasan yang berlebihan secara tidak langsung dapat membuat seseorang mengalami sesak napas.

Stres dan cemas ini juga tidak jarang terjadi pada seseorang yang didiagnosis menderita Covid-19.

Sistem saraf simpatik akan bereaksi dan menimbulkan respons fisiologis akan kecemasan yang dirasakan.

Misalnya, jantung berdetak leih kencang, napas menjadi cepat dan dangkal, dan pita suara akan menerut ketika seseorang tersebut mencoba bernapas.

Sesak napas pun tidak terhindarkan karena otot-otot di dada lebih banyak mengambil alih proses pernapasan.

Padahal, ketika kondisi rileks seseorang bernapas dengan banyak dibantu diafragma yang memungkinkan untuk seseorang bernapas lebih dalam dan panjang.

Akses pertolongan, jika...

Gangguan proses pernapasa ada yang ringan, ada juga yang berat atau disebut sebagai sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).

Tanda-tanda gangguan pernapasan yang mengarah pada ARDS di antaranya adalah napas yang menjadi cepat dan sulit, timbul rasa sakit, sesak, atau tidak nyaman di dada atau perut atas, bibir kaku atau kulit berubah warna, demam tinggi dan tekanan darah rendah.

Selain itu, terjadi kebingungan mental, denyut nadi cepat atau lemah, dan tangan atau kaki menjadi dingin.

Jika tanda-tanda itu sudah terlihat, maka disarankan untuk segera mengakses pertolongan medis, misalnya dengan menghubungi dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan cara pertolongan pertama dan petunjuk yang harus dilakukan.

Sumber: kompas.com

Minggu, 05 April 2020

Peneliti Ungkap Obat yang Bisa Bunuh Virus Corona dalam 48 Jam, Sudah Tersebar di Seluruh Dunia

Peneliti Ungkap Obat yang Bisa Bunuh Virus Corona dalam 48 Jam, Sudah Tersebar di Seluruh Dunia



10Berita,Studi gabungan yang dipimpin Monash Biomedicine Discovery Institute (BDI) dengan Peter Doherty Institute of Infection and Immunity (Doherty Institute), joint venture antara Universitas Melbourne dan Rumah Sakit Royal Melbourne, mengungkap, obat antiparasit mampu membunuh virus corona dalam waktu 48 jam.

Menurut peneliti asal Australia tersebut, kabar baiknya, obat tersebut sudah tersedia di seluruh dunia.

Pemimpin tim peneliti Kylie Wagstaff mengatakan, obat antiparasit dimaksud adalah Ivermectin yang mampu menghentikan pertumbuhan virus SARS-CoV-2 dalam kultur sel selama 48 jam.

“Kami menemukan bahwa dosis tunggal Ivermectin pada dasarnya dapat membunuh virus jenis RNA dalam jangka waktu 48 jam. Dalam 24 jam pertama bahkan kami menemukan dampak pelemahan sangat signifikan,” kata peneliti asal Monash Biomedicine Discovery Institute itu, dalam keterangannya.

Ivermectin merupakan obat antiparasit yang sudah disetujui otoriitas obat dan makanan (FDA) dan terbukti ampuh secara in vitro mengobati berbagai virus termasuk HIV, Dengue (DBD), Influenza, dan Zika.

Wagstaff menambahkan, pengujian yang dilakukan masih bersifat in vitro atau masih kultur suatu sel dan masih perlu pengujian lebih lanjut untuk penggunaan dosis terhadap manusia.

"Ivermectin cukup banyak digunakan dan diyakini sebagai obat yang aman. Kita perlu mencari tahu mengenai takaran dosis yang tepat yang dapat digunakan untuk manusia secara efektif. Itu merupakan langkah berikutnya,” ujar Wagstaff.

Saat dunia mengalami pandemi global dan belum ada obat yang disetujui, kata dia, kehadiran senyawa yang sudah tersedia secara luas dapat menolong banyak orang secara cepat.

Apalagi ketersediaan vaksin Covid-19 masih menunggu waktu lama bahkan bertahun-tahun.

Penulis pertama dari studi ini adalah Leon Caly, dokter di Rumah Sakit Royal Melbourne. Dia juga merupakan ilmuwan medis senior di Victorian Infectious Diseases Reference Laboratory (VIDRL) di Institut Doherty, tempat percobaan dengan virus corona hidup dilakukan.

"Sebagai virolog yang merupakan bagian dari tim pertama melakukan isolasi dan membagi kasus SARS-COV2 di luar China pada Januari 2020, saya memiliki harapan besar mengenai prospek Ivermectin yang digunakan sebagai obat potensial untuk mengobati penderita Covid-19," kata Caly.(*)
(UCnews)

Kamis, 02 April 2020

Bedanya Batuk Virus Corona dan Batuk Flu Biasa Dilihat dari Gejalanya

Bedanya Batuk Virus Corona dan Batuk Flu Biasa Dilihat dari Gejalanya



Ilustrasi batuk(Alen-D)
10Berita -Di tengah wabah virus coronapenyebab Covid-19 seperti saat ini, penting mengetahui gejala-gejala virus corona, yang salah satunya adalah batuk.

Sebenarnya, batuk yang menunjukkan gejala Covid-19 dan batuk biasa memiliki perbedaan yang bisa diamati.

Dikutip dari Medical News Today, batuk yang terjadi pada penderita Covid-19 dan flu/batuk biasa sama-sama terjadi di waktu yang cukup sering, sepanjang mereka sakit. Tingkatannya, mulai dari batuk ringan hingga sedang.

Flu atau batuk biasa

Batuk yang terjadi pada orang yang menderita influenza, menutur Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sering kali terjadi secara tiba-tiba dan penderita akan sembuh dalam waktu relatif singkat, kurang dari 2 minggu.

Selain itu, batuk yang terjadi pada orang yang menderita flu akan disertai dengan pilek dan bersin-bersin, sebagaimana dituliskan dalam artikelBusiness Insider.

Sedangkanpenderita Covid-19 nggak mengalami itu. Jadi, jika seseorang menunjukkan batuk yang disertai dengan pilek dan sebelum batuk dimulai dengan fase bersin, dimungkinkan ia terkena flu biasa.

Covid-19

Dilansir dari The Sun, Direktur Klinis dari Patientaccess.com, Dr Sarah Jarvis menjelaskan, batuk merupakan ciri dari gejala terinfeksi virus corona jenis baru yang sudah bisa diketahui.


Batuk yang menandakan mengindikasikan seseorang menderita Covid-19 adalah:

Batuk kering yang terjadi terus menerus

Batuk kering terjadi setidaknya dalam waktu setengah hari.
Batuk ini tidak terjadi sesekali hanya karena Anda berdehem atau ada sesuatu yang menyangkut di tenggorokan.
Batuk ini adalah sesuatu yang baru dirasakan oleh penderitanya. Artinya, bukan batuk seperti yang biasa dirasakan, misalnya karena seseorang terbiasa merokok kemudian sering batuk, dan sebagainya.
Batuk kering tidak berdahak

Meskipun penderita batuk kering tidak bisa disebut 100 persen adalah penderita Covid-19, namun jenis batuk ini lebih berpotensi menjadi gejala Covid-19 daripada batuk basah yang menghasilkan dahak.
Disebutkan, 67,7 persen pasien yang terkonfirmasi sebagai penderita Covid-19 menunjukkan gejala batuk kering ini, sehingga nggak jarang disebut sebagai gejala kunci.

Oleh karena itu, kalau mengalami batuk kering seperti ini, disarankan untuk melakukan isolasi diri secara mandiri sebagai langkah preventif menularkan virus ke orang lain. (*)

Sumber: HAI-online.com

Sabtu, 28 Maret 2020

IPB-UI Temukan Senyawa Lawan COVID-19, Cuma Butuh Jeruk dan Kulitnya, Ini Resepnya

IPB-UI Temukan Senyawa Lawan COVID-19, Cuma Butuh Jeruk dan Kulitnya, Ini Resepnya




10Berita - Jumlah orang terjangkit positif corona atau COVID-19 di Indonesia terus bertambah.

Per Kamis 26 Maret 2020 pukul 12.00 WIB, jumlah komulatif pasien positif COVID-19 sudah mencapai 893 kasus dan 78 orang meninggal dunia.

Sayangnya, hingga saat ini, belum ditemukan obat atau antivirus COVID-19.

Namun ini bisa jadi kabar gembira bagi masyarakat. Pasalnya, Institut Pertanian Bogor, menemukan senyawa yang berpotensi bisa melawan virus asal Kota Wuhan tersebut.

Senyawa itu ditemukan oleh tim periset Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Farmasi UI, Pusat Studi Biofarmaka Tropika (TropBRC).

Selain itu juga Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) serta Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB.

Berdasarkan penelitian bioinformatika itu, ada sejumlah senyawa yang bisa memberikan perlindungan terhadap mikroba dan virus.

Demikian disampaikan Guru Besar IPB yang juga Kepala Pusat Biofarmaka Tropika (TropBRC), Prof Irmanida Batubara, Jumat (27/3/2020).

“Senyawa tersebut adalah golongan flavonoid, yaitu salah satunya hesperidin. Hesperidin ini disinyalir bisa memberikan perlindungan terhadap mikroba dan virus,” ujar Irmanida.

Yang cukup melegakan adalah, senyawa itu bisa ditemukan dengan sangat mudah oleh masyarakat.

“Senyawa ini banyak ditemukan di kulit buah jeruk,” ungkapnya.

Dengan demikian, selama berdiam di rumah, masyarakat bisa membuat jus jeruk dan ditambahkan sedikit kulit jeruk yang sudah dicuci bersih.

“Memang akan terasa sedikit pahit. Nah, tahanlah sedikit rasa pahit ini karena ini menunjukkan hesperidin ada di dalamnya,” terangnya.

Ia menyarankan, bagi yang kurang sanggup mengonsumsi rasa pahit, bisa membuat infus water dari jeruk beserta kulitnya.

“Beberapa senyawa dari kulit jeruk akan larut dalam air sehingga juga terkonsumsi oleh kita. Jangan lupa, jeruknya dicuci bersih terlebih dahulu,” ingatnya.

Irmanida menjelaskan, senyawa herperidin itu ada di dalam semua jenis jeruk.

“Jadi tidak harus jeruk buah. Kita juga bisa memanfaatkan kulit jeruk nipis, jeruk lemon dan varietas jeruk lainnya,” pungkasnya. [pojoksatu]


Sabtu, 21 Maret 2020

6 Tips Traveling Aman Ditengah Wabah Virus Corona

6 Tips Traveling Aman Ditengah Wabah Virus Corona



phinemo.com

10Berita,Virus Corona mewabah di seluruh dunia sejak akhir tahun 2019 lalu belum juga mereda. Akibat adanya wabah Covid-19, tidak sedikit rencana liburan dari para wisatawan menjadi berantakan karena banyak maskapai penerbangan yang menghentikan sementara operasionalnya ke beberapa negara. Sejumlah destinasi wisata juga ditutup sementara untuk menekan penyebaran Covid-19.

Menurut Dr. dr. Erlina Burhan, MSc. Sp.P (K) dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia serta Rumah Sakit Persahabatan mengungkapkan, sejatinya Covid-19 bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti secara berlebihan hingga harus membatalkan rencana liburan yang telah disusun lama.

Dalam kesempatan yang sama, dr. Erlina membagikan beberapa tips terkait traveling aman dan nyaman di tengah wabah Covid-19 yang menjangkiti hampir seluruh negara di penjuru dunia.

1. Selalu Gunakan Masker


idnnews.id
Selama liburan atau berada di luar ruangan, selalu gunakan masker. Covid-19 merupakan kelompok virus yang menyerang saluran pernapasan, dan menular melalui droplet (tetesan) ludah yang keluar saat sedang berbicara, bersin, atau batuk. Masker dapat menyerap air, sehingga bisa menyerap droplet yang keluar dari mulut maupun hidung.

Pilih masker bedah dan masker N95 yang telah dilengkapi filter. Masker jenis ini dinilai efektif melindungi dari Covid-19. Bagian luar berwarna pada masker bedah bersifat tahan air, berfungsi untuk membuat droplet yang berisi bibit penyakit tidak akan terhirup oleh manusia. Hindari pusat keramaian untuk mengurangi resiko terinfeksi Covid-19.

2. Rajin Cuci Tangan


manfaat.co.id
Selain melalui droplet yang keluar dari mulut dan hidung, Covid-19 juga dapat dengan mudah menular melalui kontak personal seperti salaman. Menyentuh bagian wajah juga beresiko menularkan Covid-19. Oleh karena itu, tips traveling aman yang dapat mencegahnya dapat dilakukan dengan rajin mencuci tangan secara rutin. Jangan lupa juga untuk menggunakan cairan hand sanitizer kemanapun. Gunakan sebelum makan, menyentuh wajah, atau setelah memegang benda asing.

3. Rutin Cek Kesehatan dan Suhu Tubuh

Sebelum bepergian, saat tiba di destinasi tujuan, atau pulang kembali ke rumah terlebih dahulu memeriksa kesehatan diri. Bila diperlukan, bawa termometer untuk memantau kondisi tubuh sepanjang perjalanan. Jaga selalu kesehatan dengan minum vitamin, istirahat cukup, dan bawa obat-obatan pribadi. Jika mulai merasakan kurang sehat segera periksa ke dokter agar mendapatkan pertolongan secepatnya.

4. Perhatikan Kebersihan dan Kematangan Makanan


seruni.id
Sementara waktu, hindari mengonsumsi makanan mentah atau kurang matang untuk mengurangi resiko penularan Covid-19. Covid-19 adalah virus yang dapat mati dalam suhu 56 derajat celcius selama 30 menit. Proses pemasakan yang tepat dapat meminimalisir resiko penularan Covid-19 dari makanan ke manusia. Hal ini perlu diperhatikan, terutama saat berkunjung ke negara yang sering menyajikan makanan mentah, seperti Jepang, Vietnam, dan Thailand.

5. Hindari Hoaks


cnnindonesia.com
Seiring dengan mewabahnya Covid-19, banyak pula bermunculan berita-berita hoaks atau bohong yang menyesatkan. Oleh karena itu, perlu selektif dalam memilih dan membaca berita. Pastikan situs berita atau sumber berita berasal dari situs yang kredibel dan terpercaya. Terlebih dahulu, lakukan riset mendalam tentang negara atau destinasi tujuan untuk memastikan apakah benar-benar aman untuk dikunjungi.

6. Perhatikan Himbauan Pihak Berwajib

Perhatikan himbauan dari pihak berwajib selama liburan. Pihak berwajib dalam hal ini bisa berarti Pemerintah Indonesia atau pemerintah negara yang sedang dikunjungi. Pemerintah terkait biasanya akan memberikan informasi terkini dari negara tersebut terkait keamanan untuk para wisatawan yang sedang berkunjung. Beberapa negara seperti Korea Selatan, China, dan Jepang sepertinya sudah benar-benar tidak aman untuk dikunjungi wisatawan.

Sumber : https://phinemo.com/6-tips-traveling-aman-ditengah-wabah-virus-corona/

Kamis, 19 Maret 2020

Tanda Sucpect Virus Corona dan Cara Mencegahnya

Tanda Sucpect Virus Corona dan Cara Mencegahnya

10Berita – Kasus virus corona di Indonesia sudah memasuki waktu lebih dua pekan. Berdasarkan data pemerintah, hingga Rabu (18/3), jumlah positif kasus virus corona di Indonesia mencapai 227 kasus.
Jumlah yang meninggal mencapai 19 orang. Sementara, yang ada 11 orang pasisen corona yang dinyatakan sembuh.
Lalu, seperti apa tanda orang terpapar virus corona? Kepada Republika.co.id beberapa waktu lalu, Dokter Spesialis Paru RS Awal Bros Bekasi Timur, dr. Annisa Sutera Insani, SpP, mengatakan,  gejala yang timbul dari virus tersebut adalah demam, lemas, batuk, dan sesak atau kesulitan bernafas. Beberapa kondisi ditemukan lebih berat.

Orang dengan lanjut usia atau sedang memiliki penyakit penyerta lainnya memiliki risiko lebih tinggi untuk memperberat kondisi. Adapun, dampak terburuk yang dapat terjadi adalah infeksi berat (sepsis), kondisi shock, gagal pernafasan, dan meninggal.
Indikasi-indikasi medis yang dapat menyatakan bahwa seseorang terserang virus tersebut adalah indikasi medis yang dalam masuk kategori suspect (terduga) yaitu pasien dengan gejala yang telah disebutkan sebelumnya namun dalam kondisi yang berat dan membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tanpa etiologi (bakteri atau virus) yang jelas dan minimal memenuhi satu dari kriteria seperti riwayat perjalanan ke Wuhan, China selama 14 hari terakhir. Kriteria lain yang bisa jadi indikasi adalah pasien merupakan petugas kesehatan yang merawat pasien infeksi akut respirasi yang berat.


Sumber: Eramuslim

Rabu, 18 Maret 2020

Kondisi Tubuh Jika Terinfeksi Virus Corona, Mulai Demam di Hari Pertama hingga Membaik di Hari ke-17

Kondisi Tubuh Jika Terinfeksi Virus Corona, Mulai Demam di Hari Pertama hingga Membaik di Hari ke-17



10Berita - Kondisi tubuh jika terinfeksi virus Corona, mulai demam di hari pertama hingga membaik di hari ke-17.

virus Corona menjadi wabah yang membuat panik masyarakat Indonesia belakangan ini.

Bahkan, virus Corona telah ditetapkan sebagai pandemik oleh WHO.

Di Indonesia, pasien positif Corona kian bertambah, namun 8 di antaranya telah sembuh dari covid-19.

Pada Senin (16/3/2020), pemerintah kembali mengumumkan jumlah tambahan pasien yang dinyatakan positif tertular virus Corona.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona Achmad Yurianto mengatakan, ada penambahan 17 pasien baru yang positif menderita covid-19.

Secara rinci, Yuri mengungkapkan ke-17 pasien masing-masing berasal dari DKI Jakarta (14 pasien), Jawa Barat (1 pasien), Banten (1 pasien), dan Jawa Tengah (1 pasien).

Delapan pasien sembuh, kata Achmad Yurianto melanjutkan, dari 134 pasien  penderita covid-19 itu, 8 pasien telah dinyatakan sembuh.

Terbaru, Achmad Yurianto mengumumkan bahwa pasien positif covid-19 yang meninggal dunia di Indonesia menjadi 5 orang per Sabtu (14/3/2020) sore.

Dari semua kasus kematian akibat virus Corona tersebut, salah satunya merupakan petugas medis yang meninggal pada Jumat (13/3/2020).

Namun, Achmad Yurianto tidak mengungkapkan nomor kasus yang berstatus sebagai tenaga medis tersebut.

*****

Wabah virus Corona masih menjadi kekhawatiran di seluruh penjuru dunia.

Jumlah kasusnya di banyak negara semakin bertambah, meskipun angka kesembuhan juga menunjukkan persentase yang tinggi sehingga memberikan optimistis tersendiri.

Edukasi kepada warga dunia mengenai virus  ini terus dilakukan, terutama mengenai gejala yang sebaiknya diketahui sehingga setiap orang bisa membatasi dirinya dan tak menjadi pembawa virus yang baru.

Mengutip WHO, tanda-tanda mereka yang terinfeksi virus Corona jenis baru adalah batuk, sesak napas, hingga mengalami kesulitan bernafas.

Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

Business Insider memberitakan, sebagian besar kasus covid 19 tergolong ringan.

Akan tetapi, sekitar 20 persen pasien memiliki bawaan penyakit yang parah sehingga menyebabkan kondisi menjadi sangat kritis.

Sebuah studi yang dilakukan terhadap sekitar 140 pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan, mengidentifikasi pola khas gejala terkait covid-19.

Sekitar 99 persen pasien mengalami demam  dengan suhu tinggi, sedangkan lebih dari setengahnya mengalami batuk kering.

Adapun sepertiganya mengalami nyeri otot dan kesulitan bernapas.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian Penyakit China menunjukkan, sekitar 80 persen kasus virus Corona ringan.

Sementara itu, 15 persen pasien menderita kasus yang parah, dan 5 persen menjadi sakit kritis.

Bagaimana gejala virus Corona berkembang dari hari ke hari?

* Hari ke-1

Pasien mengalami demam.

Tubuhnya mungkin juga mengalami semacam kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering.

Ada pula yang mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya.

* Hari ke-5

Ada pasien yang mengalami kesulitan bernapas.

Kondisi ini biasanya terjadi pada mereka yang berusia lanjut atau memiliki riwayat penyakit lain sebelumnya.

* Hari ke-7

Pada hari ke-7, menurut penelitian Universitas Wuhan, ini merupakan waktu rata-rata pasien  masuk ke rumah sakit.

* Hari ke-8

Pada pasien yang mengalami kondisi parah, sekitar 15 persen mengalami sindrom gangguan pernapasan akut.

Saat ini terjadi, cairan telah memenuhi paru-paru, dan sering kali berakibat fatal.

* Hari ke-10

Ketika gejala memburuk, pasien akan dibawa ke ICU.

Biasanya, mereka mengalami gangguan pada bagian perut, dan kehilangan nafsu makan.

Pada rentang waktu ini, sebagian kecil meninggal, yakni 2 persen.

* Hari ke-17

Setelah menjalani perawatan selama lebih kurang 2,5 minggu, pasien yang kondisinya membaik biasanya sembuh dan keluar dari rumah sakit.

*****

Ahli epidemiologi University of Texas, Lauren Ancel Meyers, mengatakan, ada pasien yang terinfeksi tanpa menunjukkan gejala selama 5 hari atau lebih.

Oleh karena itu, gejala-gejala awal pada sebagian orang tidak datang tepat setelah mereka terinfeksi.

Namun, ketika gejala muncul, akan terlihat mirip dengan pneumonia.

Bagaimana membedakan covid-19 dengan pneumonia?

Ahli radiologi Thomas Jefferson University, Paras Lakhani, mengatakan, keduanya dapat dibedakan dari caranya memburuk dari waktu ke waktu.

Pneumonia biasanya tidak berkembang dengan cepat.

Pasien yang menderita pneumonia di antaranya akan diobati dengan antibiotik dan pasien akan stabil hingga kemudian mulai membaik.

Namun, pasien positif virus Corona kondisinya bisa semakin memburuk, bahkan setelah mereka menerima perawatan.

Kajian Terbaru

Mengutip dari Live Science, Kamis (12/3/2020), ditemukan bahwa orang yang terinfeksi virus Corona berpotensi besar menyebarkan ketika awal terinfeksi.

Hal ini menjawab pertanyaan mengapa virus  baru itu menyebar begitu mudah.

Potensi penularan terbesar terjadi ketika penderita masih menunjukkan gejala ringan.

Hal itu sangat kontras dari SARS. Pada pasien  SARS, pelepasan virus memuncak sekitar tujuh hingga 10 hari.

Pada 7 pasien covid-19, konsentrasi puncak terjadi sebelum hari ke-5 dan menjadi 1.000 kali lebih tinggi.

Penelitian itu dipublikasikan pada 8 Maret 2020 di Medrxiv, tetapi belum melalui peer-review dan hanya melibatkan 9 peserta.

Lakukan Ini Ketika Merasa Tidak Sehat

Kementerian Kesehatan mengeluarkan protokol kesehatan terkait virus Corona.

Jika Anda merasa tidak sehat, dengan gejala demam 38 derajat celsius, dan mengalami batuk atau pilek, maka disarankan melakukan hal berikut:

* Istirahat yang cukup di rumah.

* Bila keluhan berlanjut atau disertai dengan kesulitan bernapas (sesak/napas cepat), segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

Saat berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan, yang perlu Anda lakukan adalah:

* Gunakan masker.

* Apabila tidak memiliki masker, ikuti etika batuk/bersin yang benar.

Caranya yaitu dengan menutup mulut dan hidung dengan tisu atau punggung lengan.

* Usahakan tidak menggunakan transportasi massal.

Kunci melawan virus Corona adalah imunitas atau kekebalan tubuh.

Oleh karena itu, penting menjaga kondisi tubuh, di antaranya dengan asupan makanan bergizi dan istirahat yang cukup.

(*)

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Gejala atau Ciri-ciri Terinfeksi virus Corona dari Demam hingga Sembuh, 134 Terinfeksi dan 8 Sembuh, https://makassar.tribunnews.com/2020/03/17/gejala-atau-ciri-ciri-terinfeksi-virus-corona-dari-demam-hingga-sembuh-134-terinfeksi-dan-8-sembuh?page=all

Cuci Tangan Dengan Sabun Ternyata Lebih Ampuh Ketimbang Hand Sanitizer

Cuci Tangan Dengan Sabun Ternyata Lebih Ampuh Ketimbang Hand Sanitizer

10Berita – Pada saat merebaknya infeksi virus corona atau COVID-19 seperti saat ini. Salah satu hal yang banyak dicari adalah masker dan hand sanitizer. Keduanya dipercaya bisa membantu memperlambat penularan dari virus corona ini.
Walau begitu, secara medis ternyata kedua hal ini tak benar-benar terbukti. Hand sanitizer diketahui tidak terlalu efektif dalam menangkan serangan virus ini juka dibandingkan dengan cuci tangan.
Sanitizer alkohol hanya bertahan selama satu atau dua menit dan harus digunakan kembali saat muncul rekontaminasi,” terang Philip Tierno Jr, P.hD, dari NYU Langone Medical Center dilansir dari The Healthy.


Singkatnya dampak dari hand sanitizer ini tentu perlu menjadi perhatian bagi kita semua. Terutama karena maraknya penggunaan sanitizer ini dan dipercaya sebagai ramuan mujarab untuk terhindar dari serangan virus.
Solusi terbaik untuk terhindar dari masalah ini adalah tetap dengan melakukan cuci tangan. Walau begitu, hand sanitizer juga bisa menjadi pilihan dalam kondisi-kondisi tertentu.


Sumber: Eramuslim

Senin, 16 Maret 2020

WHO: Air Garam hingga Bawang Putih Tak Mempan Lawan Virus Korona

WHO: Air Garam hingga Bawang Putih Tak Mempan Lawan Virus Korona




10Berita - Organisasi kesehatan dunia atau WHO mengklarifikasi berbagai mitos seputar pengobatan Virus Korona yang tersebar melalui banyak platform.

WHO mengeluarkan bantahan beberapa informasi yang beredar di masyarakat. Dalam hal ini, WHO juga mengimbau agar jangan mudah percaya dengan informasi dari pihak manapun tanpa validitas resmi.

Informasi yang diterima dari situs resmi WHO, berikut mitos yang diragukan kebenarannya:

1. Cuaca panas dan lembab seperti di Indonesia tak bisa mencegah Virus Korona menyebar.

Cara terbaik untuk melindungi diri dari COVID-19 adalah dengan sering membersihkan tangan. Hilangkan virus yang mungkin ada di tangan Anda dan hindari infeksi yang dapat terjadi saat menyentuh mata, mulut, dan hidung Anda.

2. Cuaca dingin dan salju tidak bisa membunuh Virus Korona.

3. Mandi air panas tidak mencegah Covid-19.

4. Virus Korona tidak dapat ditransmisikan melalui produk atau barang dari China atau negara mana pun di mana kasus telah dilaporkan.

5. Virus Korona baru tidak dapat ditularkan oleh gigitan nyamuk.

6. Hanya menggunakan pengering tangan Tidak efektif untuk membunuh Virus korona. Sebelum menggunakan pengering tangan, cuci tangan menggunakan antiseptik.

7. Jangan gunakan lampu ultraviolet (UV) untuk mensterilkan tangan atau area kulit lainnya, karena radiasi ultraviolet dapat menyebabkan iritasi kulit.

8. Alat pendeteksi suhu panas tubuh tidak menjamin mampu mendeteksi Virus Korona. Jika orang yang terinfeksi sudah mengalami demam, alat ini cukup berguna. Namun, interval waktu seseorang terinfeksi hingga terjadi demam adalah 2 hingga 10 hari.

9. Jangan menyemprotkan alkohol atau klorin ke seluruh tubuh Anda dengan maksud membunuh Virus Korona. Yang harus dicatat, alkohol dan klorin mungkin berguna untuk mendisinfeksi permukaan, tetapi harus digunakan sesuai dengan rekomendasi yang tepat.

10. Saat ini, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa hewan peliharaan seperti anjing atau kucing dapat terinfeksi virus corona baru. Namun, disarankan selalu mencuci tangan dengan sabun dan air setelah kontak dengan hewan peliharaan Anda.

11. Vaksin pneumonia tidak bisa melindungi Anda dari Covid-19, virus ini membutuhkan vaksin khusus. Hingga saat ini vaksin Covid-19 belum ditemukan, masih dalam tahap penelitian.

12. Air garam tidak bisa melindungi Anda dari infeksi Covid-19.

13. Bawang putih tidak bisa melindungi Anda dari infeksi Covid-19.

14. Orang dari segala usia berpotensi terinfeksi Covid-19. Orang dengan usia tua dan orang-orang dengan kondisi penyakit seperti asma, diabetes, penyakit jantung, lebih rentan karena kondisi kesehatan mereka buruk.

15. Obat antibiotik tidak efektif dalam pencegahan dan pengobatan Virus Korona. Yang harus dicatat, antibiotik bekerja untuk melawan bakteri, sedangkan Covid-19 adalah virus.

16. Sampai saat ini, tidak ada obat khusus yang direkomendasikan untuk pencegahan atau pengobatan coronavirus baru (Covid-19). Namun, mereka yang terinfeksi virus harus menjalani perawatan yang tepat untuk meredakan dan mengobati.(okezone)


Minggu, 08 Maret 2020

Tentang Empon-empon yang Disebut Bisa Tangkal Virus Corona di Indonesia

Tentang Empon-empon yang Disebut Bisa Tangkal Virus Corona di Indonesia




10Berita - Empon-empon disebut bisa menangkal virus corona. Ramuan ini antara lain terdiri dari temulawak, jahe, kunyit, kencur, dan sereh.
Istilah empon-empon viral setelah disebutkan oleh guru besar biologi molekuler dari Universitas Airlangga, Chaerul Anwar Nidom. Nidom memaparkan empon-empon bisa menangkal virus corona.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto juga bicara soal empon-empon. Menurutnya, semua yang berupa imunitas termasuk empon-empon bisa menjadi penangkal virus corona.

Empon-empon juga terbukti aman untuk kesehatan. Dalam Peraturan MENKES/187/2017 Tentang Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia menyebutkan, formularium ramuan obat tradisional Indonesia (FROTI) merupakan informasi tentang jenis-jenis tumbuhan obat yang tumbuh di Indonesia yang telah terbukti aman jika digunakan sesuai aturan dan secara empiris bermanfaat bagi kesehatan.

Dalam buku 'Temu-temuan dan Empon-empon, Budidaya dan Manfaatnya', karya Ir Fauziah Muhlisah, empon-empon berasal dari bahasa Jawa. Asal katanya empu yang berarti rimpang induk atau akar tinggal. Kata ini digunakan untuk menyebut kelompok tanaman yang mempunyai rimpang atau akar tinggal.

Nenek moyang kita memanfaatkan tanaman yang termasuk kelompok empon-empon untuk pengobatan tradisional dan bumbu masakan. Namun kini penggunaannya meluas ke industri makanan, minuman, perawatan tubuh, dan kosmetika untuk perawatan kecantikan.

Berikut manfaaat jahe. Jahe yang dimaksud di sini yakni jahe merah. Jahe merah bermanfaat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh. Hal ini agar tubuh tubuh tetap fit. Ekstrak jahe merah dapat mencegah dan membunuh bakteri berbahaya dalam tubuh. Karena itu sistem kekebalan tubuh akan meningkat.

Temulawak. Manfaat temulawak yakni salah satunya untuk menjaga kebugaran. Bahkan mantan Menteri Kesehatan Nila Moeloek rajin minum jamu temulawak sebagai caranya untuk menjaga kebugaran di tengah kesibukan. Kebiasaan minum jamu temulawak tersebut dikatakan Menkes Nila sudah dilakukannya sejak lama dan hal ini ia terapkan juga untuk seluruh jajaran di Kementerian Kesehatan.

Kunyit. Manfaat kunyit yakni antioksidan, antitumor, dan antikanker. Sebab senyawa yang terkandung dalam kunyit yaitu kurkuminoid dan minyak atsiri mempunyai peranan dalam pemanfaatan kunyit. Antioksidan adalah senyawa yang dapat menangkal senyawa-senyawa radikal bebas. Senyawa kurkuminoid dalam rimpang kunyit memiliki sifat sitotoksik yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker dan dapat mengurangi dan menghilangkan bau, rasa gatal, dan mengurangi ukuran luka dari kanker. Oleh karena itu, kunyit memungkinkan untuk digunakan sebagai antiradang yang berguna dalam terapi pengobatan kanker dan tumor.

Kencur. Manfaat kencur salah satunya mengobati batuk. Sebab kencur mengandung zat yang juga terkandung dalam jahe dan kunyit. Kencur dapat menjadi obat tradisional untuk atasi batuk berdahak, membuat pernapasan lebih lega, dan membantu proses penyembuhan batuk yang optimal. Kencur juga sering dimanfaatkan untuk suara para penyanyi. Kencur disebut dapat membantu menjaga pita suara sehingga tenggorokan terasa lega.

Sereh. Salah satu manfaat sereh yakni menurunkan demam. Kandungan sereh juga bisa membantu mengeluarkan zat-zat berbahaya dari tubuh.

Di Indonesia, pasien positif virus corona telah menjadi 4 orang. Semuanya diisolasi di RSPI Sulianto Saroso. Jangan panik dengan keadaan ini. Konsumsi makanan sehat dan imunitas tubuh seperti empon-empon, akan membantu menangkal virus corona.(detik)


Senin, 02 Maret 2020

Kenali Gejala Awal Infeksi Virus Corona

Kenali Gejala Awal Infeksi Virus Corona


10Berita - Penyebaran virus corona yang bermula dari kota Wuhan, China menjadi ancaman serius bagi dunia.

Sejak pertama kali kali diumumkan pada 31 Desember 2019, virus Corona kini telah menyebar hingga ke 64 negara di dunia.

Terkini, dua orang di Indonesia dipastikan terinfeksi Virus Corona atau COVID-19.

Mereka tertular virus corona dari seorang WN Jepang yang pernah mengunjungi mereka.

Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto, menyebutkan dua orang warga negara Indonesia (WNI) yang positif virus corona tinggal di wilayah Depok, Jawa Barat.

"Daerah Depok," kata Terawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020).

Gejalavirus corona

Virus Corona sendiri masih satu keluarga dengan virus SARS dan MERS, sehingga memiliki gejala awal yang sama.

Dilansir dari CNN, pasien yang terinfeksi virus corona akan merasakan sakit kepala dan tidak enak badan.

Kondisi tersebut disertai dengan hidung meler dan batuk atau sakit tenggorokan.


Coronavirus: Penyebab, Gejala hingga Cara Pencegahan Coronavirus
Nyeri otot juga menjadi gejala awal pasien yang terinfeksi virus corona.


Kondisi-kondisi tersebut berpotensi menjadi komplikasi ketika disertai demam dengan suhu di atas 38 derajat celcius.

Selain itu, pasien juga akan mengalami kesulitas bernafas. Efek lanjut yang dirasakan oleh penderita adalah pneumonia, penyakit yang menginfeksi paru-paru.

Jika paru-paru sudah terinfeksi, maka hal itu akan membuat kantung udara di dalamnya meradang dan terisi cairan atau nanah.
Puncaknya penderita akan mengalami sepsis atau bahkan meninggal dunia.

Sepsis sendiri merupakan kondisi ketika sistem kekebalan tubuh masuk secara berlebihan.

Alih-alih memerangi infeksi, sistem kekebalan justru menjadi boomerang dan menyerang tubuh lainnya.

Selain itu, virus corona bisa bisa menimbulkan gejala-gejala lain, seperti :

- Sakit tenggorokan

- Sakit kepala

- Hidung beringus

- Bersin

- Batuk

- Demam

- Kelelahan

Virus corona NL63 dan 229E, HKU1 dan OC43 dapat menyebabkan gejala seperti flu yang berkisar dari ringan hingga sedang.

- Hindari makan daging dan telur mentah.

- Hindari area berasap atau merokok.

- Minum obat segera setelah gejalanya muncul dan jangan biarkan kondisinya menjadi parah

- Cuci tangan setelah bersin atau batuk.

- Tutup mulut sebelum batuk atau bersin.

- Jika Anda yakin telah terinfeksi, hindari kontak dekat dengan orang-orang.

- Lakukan istirahat yang tepat

- Tinggal jauh dari keramaian.


Coronavirus di Wuhan
Penyebab penyebaran virus Corona

Virus corona dapat menyebar melalui cairan yang terinfeksi dan ditularkan kepada orang lain melalui batuk atau bersin.

Virus ini akan menyebar di udara melalui tetesan yang tersebar.

Penyebaran virus corona juga dapat menyebar jika seseorang saling bersentuhan dengan orang yang terinfeksi, menyentuh benda atau permukaan yang terinfeksi disertai menyentuh hidung atau mulut secara bersamaan.

(*/kompas.com/tribunnews.com)