OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.
Tampilkan postingan dengan label 5. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 5. Tampilkan semua postingan

Senin, 02 Maret 2020

Kenali Gejala Awal Infeksi Virus Corona

Kenali Gejala Awal Infeksi Virus Corona


10Berita - Penyebaran virus corona yang bermula dari kota Wuhan, China menjadi ancaman serius bagi dunia.

Sejak pertama kali kali diumumkan pada 31 Desember 2019, virus Corona kini telah menyebar hingga ke 64 negara di dunia.

Terkini, dua orang di Indonesia dipastikan terinfeksi Virus Corona atau COVID-19.

Mereka tertular virus corona dari seorang WN Jepang yang pernah mengunjungi mereka.

Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto, menyebutkan dua orang warga negara Indonesia (WNI) yang positif virus corona tinggal di wilayah Depok, Jawa Barat.

"Daerah Depok," kata Terawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020).

Gejalavirus corona

Virus Corona sendiri masih satu keluarga dengan virus SARS dan MERS, sehingga memiliki gejala awal yang sama.

Dilansir dari CNN, pasien yang terinfeksi virus corona akan merasakan sakit kepala dan tidak enak badan.

Kondisi tersebut disertai dengan hidung meler dan batuk atau sakit tenggorokan.


Coronavirus: Penyebab, Gejala hingga Cara Pencegahan Coronavirus
Nyeri otot juga menjadi gejala awal pasien yang terinfeksi virus corona.


Kondisi-kondisi tersebut berpotensi menjadi komplikasi ketika disertai demam dengan suhu di atas 38 derajat celcius.

Selain itu, pasien juga akan mengalami kesulitas bernafas. Efek lanjut yang dirasakan oleh penderita adalah pneumonia, penyakit yang menginfeksi paru-paru.

Jika paru-paru sudah terinfeksi, maka hal itu akan membuat kantung udara di dalamnya meradang dan terisi cairan atau nanah.
Puncaknya penderita akan mengalami sepsis atau bahkan meninggal dunia.

Sepsis sendiri merupakan kondisi ketika sistem kekebalan tubuh masuk secara berlebihan.

Alih-alih memerangi infeksi, sistem kekebalan justru menjadi boomerang dan menyerang tubuh lainnya.

Selain itu, virus corona bisa bisa menimbulkan gejala-gejala lain, seperti :

- Sakit tenggorokan

- Sakit kepala

- Hidung beringus

- Bersin

- Batuk

- Demam

- Kelelahan

Virus corona NL63 dan 229E, HKU1 dan OC43 dapat menyebabkan gejala seperti flu yang berkisar dari ringan hingga sedang.

- Hindari makan daging dan telur mentah.

- Hindari area berasap atau merokok.

- Minum obat segera setelah gejalanya muncul dan jangan biarkan kondisinya menjadi parah

- Cuci tangan setelah bersin atau batuk.

- Tutup mulut sebelum batuk atau bersin.

- Jika Anda yakin telah terinfeksi, hindari kontak dekat dengan orang-orang.

- Lakukan istirahat yang tepat

- Tinggal jauh dari keramaian.


Coronavirus di Wuhan
Penyebab penyebaran virus Corona

Virus corona dapat menyebar melalui cairan yang terinfeksi dan ditularkan kepada orang lain melalui batuk atau bersin.

Virus ini akan menyebar di udara melalui tetesan yang tersebar.

Penyebaran virus corona juga dapat menyebar jika seseorang saling bersentuhan dengan orang yang terinfeksi, menyentuh benda atau permukaan yang terinfeksi disertai menyentuh hidung atau mulut secara bersamaan.

(*/kompas.com/tribunnews.com)

Selasa, 28 Januari 2020

Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok: Virus Corona Bisa Bersarang di Tubuh Manusia Lebih dari 14 Hari, Menular Sejak Masa Inkubasi

Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok: Virus Corona Bisa Bersarang di Tubuh Manusia Lebih dari 14 Hari, Menular Sejak Masa Inkubasi



10Berita - Komisi Kesehatan Nasional (NHC) mengatakan jika pemahaman masyarakat tentang infeksi masih terbatas, sedangkan kemampuan virus tersebut untuk menyebar semakin kuat.

NHC menyebut, kendati masih dalam masa inkubasi, wabah virus corona akan terus menular.

Masa inkubasi tersebut berlangsung hingga 14 hari, dan semakin hari kemampuan virus tersebut semakin kuat.

Data terbaru dari Kantor Informasi Dewan Negara Tiongkok, menunjukan secara global sudah lebih dari 2000 pasien yang terjangkit virus corona.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman South China Morning Post, menteri yang bertanggung jawab atas NHC, Ma Xiaowet berkata dalam sebuah konferensi pers jika pihaknya selalu memperingati bahaya yang ditimbulkan oleh virus tersebut.

"Wabah diperkirakan akan berlanjut untuk beberapa waktu kedepan," ujarnya.

Ma juga mengatakan bahwa virus ini tidak sama seperti SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), virus corona dikabarkan dapat menular selama masa inkubasinya.


Sementara itu menurut para ahli, virus corona memiliki tingkat kematian lebih tinggi dibandingkan virus SARS, yakni sebesar 37 persen.

Ma juga mengulangi laporan yang sebelumnya sudah diberikan, bahwa orang yang terinfeksi virus tidak akan menunjukan gejala yang signifikan secara langsung.


Hal tersebut membuat pihak berwenang sulit untuk mengidentifikasi pasien yang terkena virus corona atau tidak.

Ia juga menambahkan bahwa pemerintah tidak hanya semata-mata mengisolasi kota Wuhan, Tiongkok.

Namun, mereka mengirim lebih banyak dokter dan pasokan medis ke kota tersebut.

Sudah lebih dari 1.350 petugas kesehatan yang telat tiba di kota Wuhan untuk menangani virus corona, dan diperkirakan akan bertambah sekitar 1.000 orang lainnya.

Ma juga menegaskan, bahwa pengetahuan pemerintah Tiongkok terkait virus itu masih sangat terbatas dan mereka belum bisa memastikan risiko mutasi virus tersebut.

"Bahaya lintas umur dari penyakit ini juga terus berubah," ujarnya.


Tidak hanya di kota-kota besar, pemerintah juga memantau keadaan di beberapa daerah pedesaan di sekitar Wuhan.

Wakil menteri untuk Industri dan Teknologi Informasi Tiongkok, Wang Jiangping mengatakan dalam sebuah konferensi pers, bahwa Tiongkok sedang mencari bebagai bantuan baik dalam maupun luar negeri.

Menurut para ahli, tingginya penyebaran virus corona tersebut dikarenakan setiap orang yang terinfeksi memiliki potensi untuk menyebarkan virus tersebut dengan hanya melalui kontaminasi udara.

Reuters menyebut, virus corona pertama kali muncul pada 8 Desember 2019 di Wuhan, kemudian, pada 31 Desember pemerintah Tiongkok mulai melakukan investigasi lebih mendalam.

Lalu, sebanyak 27 orang ditemukan terjangkit virus corona, diketahui hal tersebut disebabkan karena seringnya beraktivitas di sekitar pasar Huanan di Wuhan.

Pada 1 Januari 2020, Pasar Huanan dicurigai sebagai sumber dari virus ini, pemerintah pun resmi menutup pasar tersebut.***

Sumber: pikiran rakyat

Jumat, 06 Desember 2019

Survei Pendidikan Dunia, Indonesia Peringkat 72 dari 77 Negara

Survei Pendidikan Dunia, Indonesia Peringkat 72 dari 77 Negara




10Berita - Survei kemampuan pelajar yang dirilis oleh Programme for International Student Assessment (PISA), pada Selasa (3/12) di Paris, menempatkan Indonesia di peringkat ke-72 dari 77 negara.

Data ini menjadikan Indonesia bercokol di peringkat enam terbawah, masih jauh di bawah negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Survei PISA merupakan rujukan dalam menilai kualitas pendidikan di dunia, yang menilai kemampuan membaca, matematika dan sains.

Mengapa kualitas pendidikan Indonesia begitu buruk?

Kompetensi guru dan sistem yang membelenggu

Menurut pengamat pendidikan Budi Trikorayanto, setidaknya ada tiga masalah yang masih membelenggu pendidikan Indonesia:

1. Kualitas pengajar

Kompetensi guru di Indonesia masih berada di tingkat yang sangat rendah. Padahal Budi menilai, untuk menghasilkan murid-murid cerdas diperlukan sumber-sumber pengajar yang kompeten.

“Nomor satu sebenarnya faktor yang bisa membuat anak pintar atau tidak adalah guru. Jadi memang kompetensi guru kita sangat rendah, bisa dilihat dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) itu nilainya di bawah 5 rata-rata,” ujar Budi.

2. Sistem pendidikan yang membelenggu

Di era pendidikan 4.0, seharusnya guru tidak lagi menjadi ‘narasumber’ utama dalam sistem pembelajaran, melainkan sebagai pendamping, penyemangat dan fasilitator. Artinya, bila sistem pendidikan 4.0 ingin berhasil, maka anak-anak murid kini harus diedukasi untuk menjadi lebih aktif.

“Jadi kita masih menganut pendidikan massal, sekolah masih ‘pabrik’ , itu kan edukasi 2.0. Kita sudah di edukasi 4.0 yang sudah zamannya artificial intelligence (AI) bukan lagi pabrik,” ujarnya kepada DW Indonesia.

Budi mengharapkan anak-anak lebih diedukasi untuk aktif belajar dan mencari tahu sesuatu dari sumber-sumber lain di luar sekolah, misalnya lewat situs-situs yang terverifikasi dan memiliki kredibilitas di internet.

Terlebih setiap anak mempunyai karakter yang berbeda-beda. Mereka akan menjadi lebih cerdas bila mempelajari suatu hal yang berkenaan dengan minat dan bakatnya.

3. Lembaga pendidikan perlu pembenahan

Budi menekankan perlunya meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang mencetak guru-guru berkualitas di masa depan. Ia mencontohkan salah satunya yakni Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP).

“Kampus-kampus IKIP, yang model pengajarannya seperti itu membuat guru menjadi kurang punya ide kreativitas dan kurang eksplorasi dengan akademisnya. Sehingga setiap tahun ketika ada Uji Kompetensi Guru (UKG) mereka hasilnya selalu rendah,” sebutnya.

Belajar dari negara tetangga

Hasil penelitian PISA menyebutkan bahwa Indonesia mendapatkan angka 371 untuk kategori membaca, 379 untuk matematika dan 396 untuk ilmu pengetahuan (sains). Indonesia tertinggal dari Malaysia yang berada di peringkat ke-56, dengan mendapat nilai 415 untuk membaca, 440 untuk matematika dan 438 untuk sains.

Sementara, Singapura menempati peringkat nomor dua teratas, karena mempunyai sistem pendidikan yang matang.

“Di Singapura penghargaan untuk guru sangat tinggi dan persyaratan untuk menjadi guru juga tidak sembarangan. Jadi kalau tidak pintar banget, tidak bisa menjadi guru. Kalau ogah-ogahan belajar, susah jadi guru. Tapi mereka juga dapat imbal jasa yang sangat memuaskan,” katanya.

Budi kembali menegaskan bahwa sejumlah permasalahan yang dihadapi Indonesia, seperti kesejahteraan guru, pada akhirnya bermuara kepada kompetensi seorang pengajar atau guru itu sendiri.

“Singapura memang menekankan kerja keras. Jadi bukan mengurangi jam belajar, kalau saya lihat. Kalau kita kan menekankan pada iman dan taqwa, serta anak berbahagia, itu repot juga. Belajar itu sesuatu yang serius dan perlu disiplin bukan supaya sekedar anak terlihat bahagia, anak beriman dan bertaqwa,” jelasnya.

Tinggalkan sistem pendidikan kuno

Budi menambahkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia masih terlalu kuno atau ia sebut ‘feodalistik’, sehingga kurang menghargai kebebasan berpikir.

Budi menambahkan bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim harus berani menyederhanakan kurikulum, serta mengurangi aturan-aturan dan belenggu untuk menciptakan kebebasan pendidikan.

“Jadi yang feodalistik itu mesti dihilangkan mesti ada kesetaraan mesti ada open source.

Saya kira Nadiem, dia lima tahun ini memulai dan tidak akan bisa distop lagi, dia sudah buka pintu gerbangnya dan harus dilaksanakan,” paparnya.

Sejak dilantik menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim memang hadir dengan usulan-usulan baru untuk memajukan pendidikan Indonesia, seperti menciptakan pendidikan berbasis kompetensi dan karakter. Usulannya kini tengah dalam tahap pengkajian di Kemendikbud.

"Peran teknologi akan sangat besar dalam semuanya, kualitas, efisiensi dan administrasi sistem pendidikan sebesar ini ya," pungkas Nadiem, seperti dilansir dari Tirto.

Ia juga menanggapi hasil survei PISA tidak boleh dikesampingkan. Justru survei ini menjadi acuan memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia selama lima tahun ke depan.

"Hasil penilaian PISA menjadi masukan yang berharga untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang akan menjadi fokus Pemerintah selama lima tahun ke depan. Menekankan pentingnya kompetensi guna meningkatkan kualitas untuk menghadapi tantangan Abad 21," kata Nadiem dalam keterangannya, Selasa (3/12/2019), seperti dilansir dari detikcom.

Kecenderungan zaman telah berubah ke arah yang lebih digital. Indonesia perlu segera berbenah dan menyongsong target pendidikan 4.0 untuk menciptakan manusia-manusia yang cerdas dan berbudi pekerti baik. [viva news]


Selasa, 19 September 2017

Mengejutkan! Inilah Puisi Taufik Ismail yang Membuat Anak Aidit Marah-Marah


Mengejutkan! Inilah Puisi Taufik Ismail yang Membuat Anak Aidit Marah-Marah


10Berita - Pada tahun 2016, penyair Taufik Ismail mendapat cemoohan dari para korban tragedi 1965 yang menghadiri Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, tepatnya pada Selasa (19/4/2016).

Saat itu, di sela-sela simposium, panitia simposium meminta Taufik Ismail untuk tampil membacakan sebuah puisi. Namun, ketika puisi dibacakan, Taufik mendapat respons negatif dari sejumlah peserta simposium yang hadir.

Bahkan, Ilham Aidit, anak dari Dipa Nusantara Aidit, yang menjadi salah satu peserta simposium, berteriak ke arah Taufik. “Provokator!”

Kemudian, peserta lain pun mengikuti sikap Ilham.

Inilah isi dari puisi yang dibacakan oleh penyair Taufiq Ismail

====================================

Dua orang cucuku bertanya tentang angka-angka

Datuk-datuk , aku mau bertanya tentang angka-angka

Kata Aidan, cucuku laki-laki

Aku juga, aku juga, kata riani cucuku yang perempuan

Aku juga mau bertanya tentang angka-angka

Rupanya mereka pernah membaca bukuku tentang angka-angka dan ini aga mengherankan

Karena mestinya mereka bertanya tentang puisi

Tetapi baiklah,

Rupanya mereka di sekolahnya di SMA ada tugas menulis makalah

Mengenai puisi, dia sudah banyak bertanya ini itu, sering berdiskusi

Sekarang Aidan dan Raina datang dengan ide mereka

Menulis makalah dengan angka-angka

Begini datuk,

Katanya ada partai di dunia itu membantai 120 juta orang, selama 74 tahun di 75 negara

Kemudian kata Aidan dan Raina, ya..ya.. 120 juta orang yang dibantai

Setiap hari mereka membantai 4500 orang selama 74 tahun di 75 negara

Kemudian cucuku bertanya

Datuk-datuk, ko ada orang begitu ganas?

Kemudian dia bertanya lagi,

Kenapa itu datuk? Mengapa begitu banyak?

Mereka melakukan kerja paksa, merebut kekuasaan di suatu negara

Kerja paksa

Kemudian orang-orang di bangsanya sendiri berjatuhan mati

Kerja paksa

Kemudian yang kedua

Sesudah kerja paksa,

Program ekonomi di seluruh negara komunis tidak ada satupun yang berhasil

Mati kelaparan, bergelimpangan di jalan-jalan

Kemudian yang ketiga,

Sebab jatuhnya puisi ini

Sebabnya adalah mereka membantai bangsanya sendiri,

Mereka membantai bangsanya sendiri

Di Indonesia

Pertamakali dibawa oleh Musso, dibawa Musso.

Di Madiun mereka mendengarkan pembantaian

[ngelmu]

Cek video di youtube: https://www.youtube.com/watch?v=Uwdz3jQ592c

Sumber: www.beritaislamterbaru.org