OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.
Tampilkan postingan dengan label ANOMALI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ANOMALI. Tampilkan semua postingan

Senin, 06 November 2017

Komisi III DPR: KPK kok Pasang Badan Untuk Ahok di Kasus Sumber Waras?

Komisi III DPR: KPK kok Pasang Badan Untuk Ahok di Kasus Sumber Waras?


10Berita – Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil mengapresiasi sikap Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno yang meminta kepastian status hukum skandal pengadaan lahan RS Sumber Waras.

Untuk itu, Nasir mendorong KPK untuk segera menyelidiki dugaan penyelewengan pembelian lahan RS Sumber Waras. Tentu saja, harus berkoordinasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

“Dalam catatan saya KPK sulit menemukan dua alat bukti selain OTT. Ini tantangan KPK,” kata Nasir di Jakarta, Minggu (5/11/2017).

Politisi PKS ini berharap, lembaga antirasuah tersebut tidak lemah dalam mengusut kasus RS Sumber Waras. Bagaimana pun, hingga kini status hukum RS itu belum dibeberkan secara rinci kepada publik.

Sehingga, lanjut Nasir, terkesan penanganan kasus RS Sumber Waras berlarut-larut karena diduga menyangkut mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

“Seolah pimpinan KPK ini pasang badan,” tandasnya.(TSC)

Sumber :Teropong senayan

Rabu, 01 November 2017

Antartika Ini Justru Mengalir ke Atas. Aneh Tapi Nyata

Bukan ke Bawah, Sungai di Antartika Ini Justru Mengalir ke Atas. Aneh Tapi Nyata

 

10Berita - Karena pengaruh gravitasi, air selalu mengalir ke bawah. Pada kasus air mancur, air memang bisa ke atas tapi tetap ke bawah juga akhirnya.

Air juga bisa bergerak naik pada busa atau tisu yang dicelupkan ke air. Tapi coba angkat busa atau tisu itu dari air, pasti airnya akan menetes ke bawah.

Nah, berbeda dengan sungai yang ada di Antartika ini. Alirannya tidak ke bawah, tapi menanjak di bawah salah satu lapisan esnya. Bagaimana sains menjelaskan gerakan air ke atas ini?

Gelombang (akibat angin), pasang surut (terutama disebabkan oleh gaya gravitasi bulan), dan tsunami (sering dipicu oleh gempa bumi dan tanah longsor atau gunung berapi) dapat menyebabkan air melawan gaya gravitasi.

Energi dan kekuatan yang dihasilkan oleh fenomena alam ini dapat mendorong air ke atas, sehingga memungkinkan gelombang alami naik atau mengalir ke garis pantai.

Sifon beroperasi dengan tekanan yang berbeda. Orang telah menggunakan sifon sejak zaman purba.

Orang Mesir kuno menggunakan sifon untuk irigasi dan dalam proses pembuatan anggur, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2014 di jurnal Scientific Reports.

Saat ini, sifon bisa digunakan untuk mencuri gas dari mobil. Namun, masih ada perdebatan tentang bagaimana cara kerjanya.

Kita bisa memvisualisasikan sifon dengan membayangkan dua gelas yang dihubungkan oleh tabung berbentuk seperti “U” terbalik. Cangkir yang satu berisi air ada di posisi atas, sedangkan cangkir satunya kosong berada di bawahnya.

Hubungkan kedua cangkir dengan tabung “U” terbalik lalu sedot air dari cangkir yang kosong. Air pun mengalir dari cangkir penuh ke cangkir kosong.

Nah, pipa U terbalik itulah yang disebut sifon. Siphons juga bekerja di vakum, sehingga tidak tampak peran tekanan atmosfer, menurut sebuah studi di Journal of Chemical Education tahun 2011.

Sebaliknya, gravitasi dan kohesi molekuler tampaknya terlibat, menurut sebuah studi tahun 2015 di jurnal Scientific Reports. Gravitasi mempercepat air melalui bagian “bawah” tabung, ke gelas bawah.

Karena air memiliki ikatan kohesif yang kuat, molekul air ini dapat menarik air ke belakang mereka melalui bagian tabung yang mengarah ke atas, menurut Wonderopolis, sebuah situs tanya jawab.

Namun, banyak cairan yang tidak memiliki ikatan kohesif yang kuat masih bekerja dalam sifon. Jadi tidak jelas bagaimana sifon bekerja dalam berbagai kasus.

Tindakan Kapiler
Bagaimana dengan contoh kertas tisu? Aksi kapiler ini memungkinkan volume kecil air mengalir ke atas, melawan gravitasi, asalkan air mengalir melalui ruang sempit dan kecil.

Aliran ke atas ini terjadi ketika adhesi cairan pada dinding material, seperti handuk kertas, lebih kuat daripada kekuatan kohesif antara molekul cairnya, menurut Survei Geologi AS (USGS).

Pada tanaman, molekul air disusun menjadi kapiler yang disebut xilem, membantu tanaman untuk menarik air dari tanah, kata USGS.

Sungai Antartika
Ada sungai yang mengalir ke atas di bawah salah satu lapisan es Antartika, menurut Robin Bell, seorang profesor geofisika di Observatorium Bumi Lamont-Doherty Universitas Columbia di New York.

Di bawah benua es itu ada Pegunungan Gamburtsev, dengan puncak dan lembah yang berukuran sama dengan Pegunungan Alpen Eropa, katanya.

“Di lembah, ada air,” kata Bell pada Live Science. “Kita bisa tahu karena ketika kita terbang di atasnya, gema dari radar [penetrasi-es] jauh lebih kuat.”

Menariknya, para periset dapat mengatakan bahwa sungai tersebut berbalik arah karena es di atasnya sejajar dengan arah arus es, menurut laporan Live Sciencesebelumnya. Keselarasan dan tekanan besar dari lapisan es di atasnya mendorong air mengalir ke atas, kata Bell.

“Kami menyadari bahwa es memaksa air ke mengalir ke atas bukit, menekan air berbalik arah,” kata Bell.

Ada contoh lain soal air mengalir ke atas ini. Sebuah gempa berskala 8.0 mengguncang Missouri tenggara begitu keras sehingga aliran Sungai Mississippi untuk sementara berbalik arah.

Alam memang memiliki fenomena-fenomena aneh.

Sumber: intisari.grid.id

Gallery of: Bukan ke Bawah, Sungai di Antartika Ini Justru Mengalir ke Atas. Aneh Tapi Nyata


Sumber :islamidia.com

Selasa, 03 Oktober 2017

Pelakunya Bukan Muslim, Trump Sebut Penembakan Massal di Las Vegas bukan Aksi Teroris

Pelakunya Bukan Muslim, Trump Sebut Penembakan Massal di Las Vegas bukan Aksi Teroris

10Berita~LAS VEGAS  Sedikitnya 59 orang tewas dan lebih dari 500 lainnya cedera setelah setidaknya satu orang bersenjata melepaskan tembakan ke penonton konser di Las Vegas Strip yang populer di negara bagian Nevada, Amerika Serikat. Jumlah korban tewas masih mungkin bertambah, mengingat banyak korban luka yang kritis.

Penembakan massal tersebut terjadi pada Ahad (1/10/2017) malam waktu setempat atau Senin (2/10) waktu Indonesia, di luar sebuah bangunan di Mandalay Bay Resort and Casino selama festival negara Route 91. Lebih dari 22.000 orang hadir di konser tersebut.

Polisi mengatakan penembak berusia 64 tahun tersebut bernama Stephen Craig Paddock. Stephen disebut menembaki kerumunan orang dari lantai 32 hotel Mandalay Bay, tetapi aparat tidak menyebutnya sebagai aksi terorisme.

Stephen kemudian ditemukan tewas di kamar hotelnya, kata polisi, yang menduganya dia bunuh diri.

Polisi juga sedang memburu seorang wanita bernama Marilou Danley yang diketahui menjadi teman seperjalanan pelaku.

Eric Paddock, saudara Stephen, mengatakan di CNN, “Sama sekali” saudaranya itu tidak memiliki masalah mental atau motif politik.

Presiden AS Donald Trump men-tweet “ucapan duka cita yang paling dalam” terhadap korban “penembakan Las Vegas yang mengerikan” itu.

Seperti halnya aparat kepolisian, dalam sebuah pidato di televisi pada Senin (2/10) pagi waktu setempat, Trump menyebut serangan itu sebagai “tindakan kejahatan murni”, bukan aksi terorisme.

Serangan pada Ahad malam atau Senin (2/10) itu adalah penembakan massal yang paling mematikan dalam sejarah modern AS.

Sejauh ini pada 2017, kelompok pengawas Gun Violence Archivetelah mendokumentasikan 273 penembakan massal di AS.

Kelompok tersebut juga mencatat 11.621 kematian dan 23.433 orang luka-luka terkait senjata api selama periode tersebut.

Stephen Craig Paddock

Serangan Mandalay Bay terjadi beberapa pekan setelah Spencer Hight melakukan penembakan massal di sebuah pertemuan di rumah istrinya yang terasing di Plano, Texas.

Penyerang tersebut membunuh delapan orang dan kemudian ditembak mati oleh polisi. (S)

Sumber: Aljazera,Salam Online

Kamis, 14 September 2017

Pemikiran "Nyeleneh" Inayah Wahid dalam Tragedi Rohingya

Pemikiran "Nyeleneh" Inayah Wahid dalam Tragedi Rohingya


Oleh: Setiawan Budi

Di acara kompas TV (12/9/2017), Inayah Wahid yang bernama asli Inayah Wulandari bertindak sebagai HOST di acara "NGOPI" Kompas TV yang membahas persoalan Rohingya yang lagi hangat di publik.

Layaknya seorang host, seharusnya bertindak netral atas permasalahan yang ada, bukan malah menjadi NARASUMBER yang memandang dari segi berbeda.

Ada Natalius Pigai (dari Komnas HAM) dan Yakult (GP Ansor) sebagai narasumber yang memiliki pandangan berbeda. Selain itu ada artis Olga Lidya dan juga Guntur Romli sebagai bunga-bunga acara. Yang satu bunga mawar, satunya lagi bunga ......

Ada perkataan Inayah yang menarik, saat Natalius Pigai berbicara bahwa konflik Rohingya adalah masalah ISLAMOPHOBIA dan juga masalah etnis atas keberadaan Rohingya, Inayah memberikan penjelasan pada Pigai.

"Bicara tentang islamophobia, okelah kita tau tentang bhiksu Asin Wirathu yang bicara keras atas Rohingya, tapi kan dia tidak MEWAKILI UMAT BUDDHA DI SANA...dst"

➡ Saya garis bawahi tentang perkataan "Asin Wirathu yang tidak mewakili umat Budha Myanmar". Inayah membela Budha Myanmar bahwa Budha disana tidak semuanya seperti Wirathu.

Di kesempatan lain, Inayah juga berbicara pada Pigai,

"Saya punya teman Buddhis di Myanmar mereka mengatakan takut ke Indonesia karena melihat di berita ada demo yang membentangkan spanduk bunuh Budha Myanmar".

➡ Disini kita bisa lihat bagaimana sosok Inayah seperti membuat framing.

Kalau di Myanmar Inayah bisa mengatakan bahwa Wirathu bukanlah gambaran Budha Myanmar, Inayah menganggap apa yang dilakukan Wirathu adalah sekelompok Budha radikal yang tidak menggambarkan Budha Myanmar. Namun untuk masalah demo di Indonesia yang mengatakan akan bunuh Budha Myanmar, Inayah tidak bisa menjelaskan pada teman Budhis nya itu bahwa gambaran yang melakukan demo itu BUKANLAH ISLAM INDONESIA.

Unik otak dia, entah apa maksud yang dia sampaikan tapi kita bisa menilai bahwa Inayah sendiri sudah menggambarkan bahwa Islam Indonesia sama dengan kelakuan para pendemo yang katakan akan bunuh Budha Myanmar.

Untuk Wirathu dia bisa tegas mengatakan bahwa itu bukan gambaran Budha Myanmar, namun untuk bangsanya sendiri dia tidak bisa katakan bahwa itu bukanlah gambaran Islam Indonesia seluruhnya.

Kalau dia bisa menjelaskan pada teman Budhis nya itu, tentu saja penilaian temannya itu tidak akan mengemuka. Sayang, Inayah tidak bisa tegas menjelaskan seperti dia tegas berkata pada Pigai bahwa kelakuan Wirathu tidak gambarkan keseluruhan Budha Myanmar.

Harusnya ia bisa menjelaskan pada teman Budhis nya itu bahwa kelakuan peserta demo itu hanyalah gambaran perasaan tidak terima atas perlakuan aparat Myanmar pada Rohingya. Dan pendemo itu bukanlah mewakili Islam Indonesia keseluruhan.

Jangan juga menyebutkan seperti kakaknya Alissa Wahid yang membuat persamaan Wirathu dengan FPI. Dimana Budha Myanmar tidaklah seperti Wirathu seperti halnya Islam Indonesia tidak semuanya FPI. Membuat kesejukan tanpa harus MENENDANG sesama itu lebih baik.

Kalau ajaran yang dipercayanya itu sejuk, maka sejukkanlah penjelasan yang dia bawa agar semua pihak bisa menerima dengan senyuman. Jangan sejuk itu hanya sebuah SLOGAN yang diperjual belikan.

Seandainya Inayah ini perannya sebagai duta perdamaian, maka ia telah GAGAL mengemban tugas itu. Karena dia telah membentuk stigma sendiri atau framing atas pendapatnya tentang pendemo di Indonesia.

Manusia itu dikenal hebat bukan karena warisan orang tuanya, manusia dikenal hebat ketika ia mampu berpijak pada segala SDM yang ada pada dirinya. Kalau manusia itu dihormati karena nama besar ayahnya, disitulah kesalahan selama ini.

Ketika dia salah, maka tidak akan ada kritik pada dirinya.

Karena yang akan memberi kritik terlalu takut mengatakan karena melihat penampakan bapaknya di wajah dia. Seolah apabila salahkan dia, maka kita menyalahkan bapaknya.

Kalau hal ini terus dibiarkan, maka apa yang akan terjadi...?

Kesalahan dia akan terus berlanjut tanpa ada koreksi atas apa yang dia lakukan. Dia akan jumawa dan akan merasa benar sendiri karena tidak ada kontrol atas apa yang dibicarakannya. Bahkan andai dia melakukan kejahatan sekalipun, maka itu juga akan di benarkan...karena ia adalah anak dari orang terpandang.
Nilailah manusia, dari apa yang di ucapkan dan apa yang di lakukannya. Jangan menilai manusia berdasarkan siapa bapaknya.***

[Video - KompasTV]

Tonton dan simpulkan... Pigai yang non muslim malah membela muslim Rohingya dengan tegas, sedangkan yang ngakunya Islam tapi...

Sumber: Portal Islam

Rabu, 06 September 2017

ANEH!! Polisi Tak Proses Laporan Terkait Tindak Pidana Victor Laiskodat. ADA APA?

ANEH!! Polisi Tak Proses Laporan Terkait Tindak Pidana Victor Laiskodat. ADA APA?


10Berita~ Tim Advokasi Pancasila mendatangi lagi Mabes Polri untuk menuntut kejelasan laporan pidana oleh Iwan Sumule atas politikus Partai Nasdem, Victor Bungtilu Laiskodat.

Victor Bungtilu Laiskodat dilaporkan melanggar UU 19/2016 tentang Informasi Transaksi Elektronik dan UU 40/2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis pada Senin, 4 Agustus 2017.

Iwan yang juga pengurus Partai Gerindra, membawa alat bukti berupa rekaman video pidato Victor Laiskodat yang melakukan ujaran kebencian dan provokasi yang dapat memicu konflik horizontal.

Namun, menurut koordinator Tim Advokasi Pancasila, Mangapul Silalahi, sudah satu bulan nasib laporan itu tidak jelas sudah sejauh mana.

"Kami dapat memaklumi pihak kepolisian membutuhkan waktu dalam melakukan penyidikan. Anehnya, mengapa Kepolisian terlihat serta merta memproses kasus yang baru dalam hitungan seminggu muncul, sementara laporan dari Iwan Sumule sudah sebulan belum ada kabar sedikitpun," kata Mangapul, dalam keterangan tertulisnya.

Dia menduga laporan itu ditelantarkan karena pihak terlapor adalah anggota DPR. Sementara Pasal 224 ayat 5 UU MD3 menerangkan bahwa hak imunitas tidak berlaku untuk kasus pidana.

Sementara, Victor diduga melakukan tindak pidana sebagaimana yang dimaksud dalam UU ITE Pasal 28 Ayat 2, Pasal 156 KUHP dan UU Diskriminasi (40/2008).

Mangapul ingatkan bahwa konstitusi telah mengamanatkan semua warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan. Selain itu, Nawacita yang adalah "kontrak politik" telah mengikat Jokowi dan pemerintahan di bawahnya dengan publik.

"Dalam penegakan hukum, khususnya point empat, menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya," jelasnya.

Sumber: RMOL

-------

Diketahui sebelumnya, dalam sebuah pidatonya Victor Laiskodat telah melakukan tindak pidana dengan menyebarkan ujaran kebencian.

Kenapa Laporan Atas Victor Laiskodat Ditelantarkan Polisi?https://t.co/mQfDnZbbZG

— RumahAksara™ (@didienAZHAR) September 6, 2017

@habiburokhman
Adlkh ni pk @akbarfaizal68 @muannas_alaidid ?
Jk hkum sdh dpgng olh Prtai Pnguasa,RAKYAT mo ngdu kmn?https://t.co/ssgKa8r5twpic.twitter.com/xdN2x9QMMx

— Citra Heriadi Kirana (@Ra_Ria_Rana) September 6, 2017

Ketika Poliitik mengalahkan Hukum, yang terjadi hanyalah Ketidak Adilan.

— Pejuang Konstitusi (@pbbkotamedan) September 6, 2017


(Link: Victor, Fikiran Kotor)

Sumber: Portal Islam

Kamis, 31 Agustus 2017

Beredar SPDP, Polri Tetapkan Novel Baswedan Sebagai Tersangka? 

Beredar SPDP, Polri Tetapkan Novel Baswedan Sebagai Tersangka?


[] Direktorat Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya pada 28 Agustus 2017 mengeluarkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP).

Dalam surat pemberitahun dimulainya penyidikan (SPDP) No.B/11995/VIII/2017/Datro yang dikirimkan penyidik Dirreskrimsus Polda Metro Jaya kepada Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Direktur Reskrimsus Kombes Pol. Adi Deriyan Jayamarta menyetujui adanya kenaikkan status hukum terhadap laporan Aris Budiman dengan menandatangani surat tersebut. Namun dalam surat yang salinannya dimilikiJawaPos.com, isi surat tersebut tidak secara eksplisit mencantumkan nama Novel Baswedan sebagai tersangka.

Dengan keluarnya SPDP maka berarti status terlapor (Anies Baswedan) sudah dinaikan sebagai tersangka.

SPDP ini terkait kasus dugaan pencemaran nama baik yang dilaporkan Direktur Penyidikan KPK Brigjen Pol Aris Budiman terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.

Pada Selasa (29/8) malam, Aris Budiman di hadapan anggota Pansus Hak Angket KPK memberikan kesaksian jika dirinya telah melaporkan Novel atas pencemaran nama baik.

Dalam SPDP disebutkan laporan yang dilakukan Aris dengan No: LP/3937/VIII/2017/PMJ/ Ditreskrimsus tanggal 21 Agustus 2017, dan kepolisian langsung bergerak cepat menaikkan status hukum tersebut ke tingkat penyidikan, dengan mengeluarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: SP. Sidik/524/VIII/2017/Ditreskrimsus per tanggal 21 Agustus 2017 juga, atau tepat di hari yang sama Aris melaporkan Novel.

"Sehubungan dengan dengan rujukan di atas, dengan ini diberitahukan kepada Ka, bahwa pada hari Senin tanggal 21 Agustus 2017 telah dimulai penyidikan terhadap dugaan tindak pidana pencemaran nama baik dan /atau penghinaan dan/ atau fitnah melalui media elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat(3) Jo Pasal 45 ayat(3) UU RI No.19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU RI No.11 Tahun 2008 tentang ITE dan/atau Pasal 310 KUHP dan/atau Pasal 311 KUHP yang diketahui terjadi pada tanggal 14 Februari 2017 di Jakarta Selatan, dengan pelapor Sdr. Aris Budiman," demikian bunyi surat tersebut.

Dikonfirmasi secara terpisah perihal beredarnya SPDP ini di kalangangan wartawan, istri Novel Baswedan Rina Emilda mengakui telah menerima surat tembusan perihal kasus yang dituduhkan kembali kepada suaminya. "Sudah (terima SPDP)," terang Rina kepada JawaPos.com. Namun, terkait isi surat tersebut, ibu lima anak ini enggan menjelaskan secara detail. "Itu saja suratnya, sudah saya sampaikan ke kuasa hukum," imbuhnya.

Sementara Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Raden Prabowo Argo Yuwono, hingga berita ini diturunkan tidak menjawab panggilan telefon yang dilakukan JawaPos.comberkali-kali. Pesan singkat yang dikirimkan melalui aplikasiwhatsapp pun tak kunjung di balas, meskipun terlihat sudah dibaca. Hal senada juga dilakukan lima pimpinan KPK. Mereka belum merespon pesan singkat yang dikirim JawaPos.com melalui aplikasi whatsapp.  ()

Sumber: Jawa Pos, PORTAL-ISLAM.ID

Jumat, 25 Agustus 2017

Kaum Kristiani Menggunakan Istilah #SARACEN Untuk Mengolok Umat Muslim, Mungkinkan MCA Menista Dirinya Sendiri?

Kaum Kristiani Menggunakan Istilah #SARACEN Untuk Mengolok Umat Muslim, Mungkinkan MCA Menista Dirinya Sendiri?


10Berita - Kaum Kristiani menggunakan istilah #SARACEN untuk mengolok-olok Umat Muslim. Apa masuk akal yg mengaku MCA menista dirinya sendiri?

Belakangan istilah Saracen diblow up besar-besaran oleh media. Namun dalam pemberitaannya saracen diidentikan alias ditujukan kepada kelompok MCA atau Muslim Cyber Army.

Dalam berita yang banyak beredar, beberapa kelompok yang disebut Saracen yang anehnya identik ditujukan kepada MCA ditangkap polisi karena diduga menyebarkan berita hoax dan sara di media sosial.

Padahal sejatinya jika paham sejarah, "Saracen" adalah istilah yang digunakan oleh kaum Nasrani untuk mengolok-olok Islam. Baca Wikipedia 

Mengomentari masifnya berita tentang ini, akun Instagram Indonesia Bertauhid 25/08/2017 menulis:

Yang mau menghina Mujahid Medsos dengan panggilan Saracen, ketauan dia antek pasukan salib 😁😆 .
.
False flag
Desakralisasi perjuangan sosial media
Katanya motif perjuangan karena uang
Karena mereka tahu, MCA isinya horangkaya
Bukan orang bayaran
MCA ga ada ketua

Ga ada sekretariat
MCA hati nurani umat
Jadi,
Lemparkan jalanya
Tuding '800.000 akun' (entah angka dari mana) bagian dari jaringan saracen
Tangkap

Btw, apakabar Jasmev? Apa kabar Seword? Apa kabar Obor Rakyat?

Kaum Kristiani menggunakan istilah #SARACEN utk mengolok Umat Muslim. Apa masuk akal yg mengaku MCA menista dirinya sendiri?#SaracenGate pic.twitter.com/9p4I07akcv

— SiBonekaKayu (@SiBonekaKayu) 25 Agustus 2017


Sumber: www.beritaislamterbaru.org

Jokowi Gelar Pertemuan Tertutup dengan Pegiat Media Sosial, Yang Diundang Penghina Lawan Politik!


Jokowi Gelar Pertemuan Tertutup dengan Pegiat Media Sosial, Yang Diundang Penghina Lawan Politik!



10Berita -  Jokowi Gelar Pertemuan Tertutup dengan Pegiat Media Sosial

Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan dengan para pegiat media sosial.

Mengenakan kemeja putih lengan panjang, puluhan pegiat medsos mulai berdatangan ke Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pukul 10.40 WIB, Kamis (24/8/2017).

Pertemuan berlangsung tertutup selama lebih dari tiga jam. Pertemuan dimulai pukul 11.00 WIB dan baru selesai pukul 14.20 WIB.

Pegiat media sosial yang hadir di antaranya adalah Ulin Yusron, yang memiliki 100 ribu pengikut di Twitter.

Ada juga Arief Muhammad, yang memiliki followers 4 juta di Twitter dan subscriber 800 ribu di YouTube.

Namun, dari sekian banyak pegiat media sosial yang hadir, disepakati hanya Chico Hakim dan Nita Kartika Sari yang menjadi juru bicara dan memberi keterangan kepada media.

Arief Muhammad mengatakan, pertemuan Jokowi dengan para pegiat media sosial berlangsung santai sambil makan siang.

Pertemuan membicarakan berbagai isu, salah satunya soal hoaks yang kini banyak berkembang di media sosial.

"Intinya sih gimana biar kita bisa bareng-bareng berperan memerangi hoax. Ber-medsos yang baik, yang negatif bisa tertutup dengan yang baik-baik," kata dia.

Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi mengatakan, pertemuan Jokowi dengan pegiat media sosial sudah dilakukan beberapa kali.

Presiden mengingatkan kepada kalangan muda untuk menggunakan media sosial secara santun.

"Juga mengajak pegiat medsos untuk selalu menyampaikan apa yang mengikat persatuan dan kesatuan bangsa," kata Johan.

Link: http://nasional.kompas.com/read/2017/08/24/15235141/jokowi-gelar-pertemuan-tertutup-dengan-pegiat-media-sosial

***

CATAT DAN GARIS BAWAHI...

Presiden mengingatkan kepada kalangan muda untuk menggunakan media sosial "secara santun".

SANTUN???

ANEHNYA.... KOK SALAH SATU YANG DIUNDANG ADALAH ULIN YUSRON???

Siapa Ulin Yusron???

Pegiat media sosial pasti tahu KELAKUAN Ulin Yusron yang secara VULGAR KASAR menghina dan memfitnah Prabowo Subianto saat Pilpres lalu. Akun Ulin Yusron nyata-nyata penebar KEBENCIAN dan FITNAH KEJI.

Kicauan Ulin Yusron yang menghina sangat luar biasa terhadap Prabowo tidak sekedar dengan kata-kata "SI FASIS" "PENCULIK" "PEMBERANG" juga dengan gambar/meme Prabowo dengan seragam Nazi dan kumis ala Hitler.


INIKAH Pegiat Sosmed yang diundang yang mulia Jokowi untuk menjadi contoh dan tauladan ber-sosmed yang santun???

Kita ini bangsa apa???

[www.beritaislamterbaru.org]

Jumat, 18 Agustus 2017

Jungkir Balik Moralitas: Membela Kebencian Laiskodat, Menghujat Doa Tifatul

Jungkir Balik Moralitas: Membela Kebencian Laiskodat, Menghujat Doa Tifatul


10Berita~Jungkir balik standar moralitas sedang terjadi di depan mata. Kebaikan dan keburukan bertukar tempat. Pahlawan dan penjahat bersalin rupa. Lalu kita bingung menentukan pilihan: siapa yang menjadi protagonis dan antagonis

Tersebutlah nama Victor Laiskodat. Di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Ketua Fraksi Partai Nasional Demokrat atau Nasdem di DPR  itu dengan entengnya menghujat Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat. Bukan sekadar hujatan biasa, namun bernada kebencian akut. Keempatnya dituduh sebagai pendukung HTI dan khilafah. Lalu Viktor juga menyinggung soal peristiwa Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965 silam dengan menyebutkan 'kita bunuh pertama mereka, sebelum kita dibunuh'.

Pidato Laiskodat dikecam. Langkah hukum diambil keempat partai dengan melaporkannya ke kepolisian. Namun pembelaan juga berdatangan. Anggota Komisi III DPR RI Ahmad HM di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, Jumat (4/8), mengatakan pidato yang disampaikan Viktor Laiskodat merupakan fakta politik yang saat ini dihadapi bangsa Indonesia dan bukan provokasi.

"Saya sudah menyimak isi pidato Pak Viktor secara utuh dan tidak ada provokasi di situ sebagaimana yang dituduhkan. Itu ekspresi keprihatinan Pak Viktor yang menjelaskan fakta politik hari ini, sebuah konfigurasi yang dijelaskan atas dasar-dasar empiris. Anda pasti mengenal sekali pesan yang digambarkan beliau sebagai peringatan untuk kehati-kehatian memilih haluan politik," sebut Ahmad.

Nasdem, sebagai tempat Laiskodat bernaung juga siap membela kadernya itu.Nasdem mendukung penuh langkah Viktor. 

"Sanksi apa? Justru harus didukung oleh partai," kata Ketua DPP Partai Nasdem Johnny G Plate.

 Kemudian muncul doa Tifatul Sembiring. Di Sidang Tahunan MPR, Rabu, 16 Agustus 2017, politisi PKS itu mendoakan agar Presiden Joko Widodo mendapakan hidayah dan jalan yang lurus. Juga agar para pemimin mampu amanah dan tidak berkhianat. Dan terselip doa yang membuat heboh.

"Gemukkanlah badan beliau karena kini terlihat semakin kurus. Padahal tekad beliau dalam membangun bangsa dan negara ini tetap membaja untuk maju terus agar menjadi bangsa yang adil, makmur, sejahtera."

Tifatul dihujat. Termasuk oleh Pendeta Gilbert Luiimondong. Dalam akun twitternya, Pendeta Gilbert menuliskan kritikannya.

@PastorGipbertL: #maaf emang doa boleh gitu ya?? #bingung; Doa @tifsembiring menit 04:50-06:10 



Sekretaris Badan, Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari juga ikut berkomentar. Dia mengaku sedih. 

"Aku sedih saja ya dipolitisasi. Menurut saya sesuatu yang sangat personal," kata Eva usai acara di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Rabu (16/8).

"Aku agak terganggu dan nggak rela lah. Karena itu presidenku. Dan itu pendidikan politik yang jelek untuk kita semua. Gunakan kesempatan untuk agenda pribadi dan politik. Politisasi doanya," tandas Eva.

Salahkah Tifatul mendoakan Jokowi gemuk? Bukankah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri pernah meminta itu.  

"Jokowi ini si krempeng, habis kolau disuruh makan susah baget, kalau disuruh makan banyak harus di depan saya," ujar Mega dalam Rapat Kerja Nasional Pemenangan Jokowi-JK, di Hotel Merdure, Ancol, Jakarta Utara, Selasa (27/5/2014).

Mega meminta Jokowi untuk menambah berat badannya ketika sudah menjadi presiden nanti, agar terlihat gagah. Bahkan Mega meminta Jokowi untuk menambah berat badan hingga 10 kilo gram. "Nanti kalau sudah jadi presiden agak gemuk ya, 10 kilolah."

Begitulah wajah negeri kita hari ini. Ujaran kebencian Laiskodat yang terang-benderang dibela dan diopinikan sebagai hal lumrah dan fakta. Sebaliknya, doa Tifatul yang sarat kebaikan dan soal gemuk yang masih bisa diperdebatkan justru dihujat. 

Kita masih belum lupa dengan kasus Ahok. Menista agama secara jelas tapi dia dibela dan dicitrakan sebagai pahlawan. Pancasilais sekaligus ikon kebhinekaan. Lalu umat Islam yang menuntut keadilan diopinikan sebagai kaum radikalis dan anti NKRI.

Juga kasus Elly Risman yang mengkritisi rencana kehadiran girl's band asal Korea Selatan bernama SNSD. Pakar parenting itu dibully habis oleh Ahoker dan sejenisnya. Menyedihkan.

Di usia negeri ini yang ke-72 tahun, potret buram seperti inilah yang sedang terjadi. Mereka, yang menghujat doa Tifatul, Elly Risman dan tokoh serta ulama memiliki agenda dahsyat: menjungkirbalikkan standar moralitas di Indonesia tercinta.

Erwyn Kurniawan
Pemimpin Redaksi Wajada

Sumber: Wajada

Kamis, 17 Agustus 2017

Beda sama Ahok, Ust. Alfian Tanjung Diborgol Tangannya Saat Masuk Ruang Sidang

Beda sama Ahok, Ust. Alfian Tanjung Diborgol Tangannya Saat Masuk Ruang Sidang

10Berita -Pengadilan Negeri Surabaya menggelar sidang perdana dengan terdakwa Ustad Alfian Tanjung. Dalam persidangan tersebut tampak hadir aktivis umat Islam dan beberapa tokoh memberikan dukungan.

Namun ada kejadian yang membuat Umat Islam kecewa dikarenakan perlakukan aparat yang memborgol Ustadz Alfian Tanjung saat memasuki ruangan sidang.

“Namun, ada yang membuat umat Islam yang hadir merasa kecewa, karena Ustadz Alfian Tanjung diborgol.” jelas Iqbal Maududi, putra Ustadz Alfian Tanjung seperti dilansir panjimas, rabu(16/8/2017).

Perlakuan aparat terhadap Ustadz Alfian Tanjung sangat berbeda jika dibandingkan saat terpidana penista agama Basuku Tjahaja Purnama (ahok) Melihat antusiasme Umat Islam Surabaya yang mendampingi proses pengadilan, Iqbal mewakili keluarga Ustadz Alfian mengucapkan terima kasih atas dukungan yang sangat luar biasa.

“Alhamdulillah antusias Umat Islam Surabaya sangat baik dan mensupport Ustadz Alfian Tanjung. Ruang persidangan penuh, dan gema takbir berkumandang disaat Ustadz Alfian Tanjung memasuki ruang sidang.” Ujar putra Iqbal Maududi Putra.

Selain dipenuhi oleh umat Islam Surabaya, nampak pula diruangan sidang Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Ustadz Ustadz Muhammad Al Khaththath.

Sedangkan penasehat hukum yang memberikan pembelaanya terhadap Ustadz Alfian Tanjung berjumlah 25 orang diantaranya, Alkatiri, Ahmad Michdan, Fahmi Bachmid dan yang lainnya.

Kasus Ustadz Alfian, diawali dari laporan seorang warga Surabaya bernama Sudjatmiko tanggal 11 April 2017 di Polda Jatim yang menuduh isi ceramah di Masjid Mujahidin Surabaya mengandung unsur ujaran kebencian terhadap Ahok.

Ustadz Alfian didakwa Pasal 16 Jo. Pasal 4 huruf b angka 2 UU No. 40 tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dan atau Pasal 156 KUHP. (kk/gr)

Sumber: Eramuslim


Rabu, 16 Agustus 2017

Anehnya Negeriku: Jadi Eksportir LNG Terbesar di Dunia, Luhut Malah Persilahkan Singapura Pasok Gas Cair ke Indonesia

Anehnya Negeriku: Jadi Eksportir LNG Terbesar di Dunia, Luhut Malah Persilahkan Singapura Pasok Gas Cair ke Indonesia

10Berita – Selasa 15 Agustus 2017, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengungkapkan bahwa Singapura telah menawarkan untuk memasok gas alam cair (LNG) ke sejumlah pembangkit listrik di Indonesia.

Penawaran ini di diskusikan dalam sebuah pertemua yang diadakan di kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman dengan perusahaan listrik negara “PLN” dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Luhut menerangkan bahwa pasokan LNG akan digunakan untuk menyalakan beberapa pembangkit listrik di 7 wilayah yang dekat dengan Singapura.

“Singapura telah menawarkan LNG untuk bahan bakar pembangkit listrik di 7 tempat, termasuk di Nias, Sumatera Utara, Lhouksemawe, Aceh, dan di Riau, dll,” ujar Luhut.

Luhut menambahkan bahwa LNG akan dipasok untuk pembangkit listrik dengan kapasitas kecil antara 25 megawatt hingga 50 megawatt.

“Kapasitas totalnya hampir 500 megawatt, tapi akan dibagi di beberapa tempat terpencil,” tambahnya.

Luhut mengungkapkan bahwa pemerintah akan membuka tender pengadaan, namun menolak untuk menyebutkan perusahaan Singapura mana yang akan berpastisipasi.

Tentunya rencana Luhut ini mengundang tanda tanya. Pasalnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam artikel terbitannya pada tahun 2007 lalu menyatakan bahwa gas bumi dapat memenuhi kebutuhan Indonesia selama 56 tahun. (PI/Ram)

Ini linknya:

http://www.migas.esdm.go.id/post/read/Indonesia-Eksportir-LNG-Terbesar-di-Dunia

Selasa, 15 Agustus 2017

Dishubkominfo Tak Izinkan Event ‘Dzikir dan Tasyakuran Kemerdekaan RI ke-72’

Dishubkominfo Tak Izinkan Event ‘Dzikir dan Tasyakuran Kemerdekaan RI ke-72’

10Berita, Solo – Acara ‘Dzikir dan Tasyakuran Kemerdekaan RI ke-72’ yang diadakan oleh Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) terpaksa batal. Sebab, pemerintah Surakarta, dalam hal ini, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) tidak memberikan izin.

“Dengan ini kami umumkan, bahwa acara tersebut dibatalkan, karena tidak mendapatkan ijin dari Dishubkominfo Surakarta,” kata Sekretaris DSKS, Suwondo dalam rilis yang diterima Kiblat.net pada Senin (14/08).

Ia juga menyayangkan sikap Dishubkominfo tersebut. Sebab, ini merupakan acara yang bersifat kebangsaan dan mendoakan para pahlawan.

“Kami menyayangkan tidak keluarnya ijin terhadap acara ini, padahal acara ini bersifat kebangsaan, mensyukuri nikmat kemerdekaan dan mendoakan para pahlawan yang telah memperjuangkan Kemerdekaan RI,” ujarnya.

Rencananya, acara tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2017 pukul 15.00-17.30 WIB di Jl. Sudirman bagian timur (Patung Slamet Riyadi – perempatan Telkom) Surakarta. Pembicara yang akan dihadirkan adalah, Dr. Achmad Purnomo, Apt. (Wawali Surakarta) Prof. Dr. dr. H. Zainal Arifin Adnan, Sp.PD, KR, FINASIM (Ketua MUI Surakarta), KH. Drs. Subari (Ketua PDM Muhammadiyah Solo), Danrem 074 Warastratama, dan Kapolresta Surakarta.

Sementara itu, Anggota Divisi Advokasi DSKS, Endro Sudarsono mengungkapkan bahwa surat izin untuk mengadakan acara sudah diberikan sejak hari Jum’at lalu. Sedangkan surat pelarangan diberikan ke panitia pada hari Senin.

“Surat saya kirim Jum’at, keterangan tidak diijinkan siang ini,” ujarnya.

Endro juga mengatakan, sementara ini yang melarang adanya aksi hanya Dishubkominfo Surakarta. Sedangkan kepolisian, menunggu rekomendasi Dishubkominfo. Untuk alasan pelarangan acara, Dishubkominfo mengatakan acara tersebut akan menyebabkan kemacetan.

“Dishubkominfo khawatir ada macet di jam 17.00-18.00. Sedangkan Polisi menunggu rekomendasi dari Dishubkominfo,” tukasnya.

Reporter: Taufiq Ishaq
Editor: M. Rudy

Sumber: Kiblat.

Demo 212 Disebut Mubazir Mending Cari Uang, Giliran Santri NU Demo Hingga Teriak “Bunuh Menteri” Said Aqil Bilang Bagian dari Aspirasi


Demo 212 Disebut Mubazir Mending Cari Uang, Giliran Santri NU Demo Hingga Teriak “Bunuh Menteri” Said Aqil Bilang Bagian dari Aspirasi


Video demonstrasi santri menolak full day school ramai beredar di media sosial. Dalam aksinya, santri berteriak 'bunuh menterinya sekarang juga'. Dalam aksinya para santri juga membawa atribut Nahdlatul Ulama (NU).

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siroj pun angkat bicara. Dia mengakui mereka adalah warga NU.

"Ya itu kan anak-anak masa iya mau dikontrol satu-satu ya enggak bisa. Tapi kita sudah berikan pengarahan," kata Said Aqil, di Jalan Kramat 6 Nomor 14, Jakata Pusat, Senin (14/8).

Sementara soal banyaknya santri yang demo menolak full day school, Said mempersilakan mereka demo.

"Iya biarkan saja mereka demo tapi kan enggak anarkis, Ya demo kan bagian dari aspirasi,"

Menurutnya, para santri demo sambil membawa bendera NU lantaran merasa tergusur dengan adanya full day school.

"Karena yang akan tergusur itu kebanyakan madrasah yang dikelola oleh NU jumlahnya itu 76 ribu di Indonesia ini," ujarnya.

Selain itu, Said juga merasa tidak yakin program full day school akan cocok bagi para siswa dan santri madrasah dan pesantren. Sebab setelah sekolah reguler dari pagi hingga siang, mereka masih harus menjalani kegiatan madrasah di sore harinya.

"Sekolah lima hari itu akan menggusur madrasah yang telah ada di masyarakat itu ada SD ada madrasah ada masjid. Pagi sekolah di SD afternoon sekolah di madrasah. Saya yakin enggak akan diterapkanlah. Itu saya sudah minta itu dicabut," pungkasnya.

Diketahui sebelumnya, program yang biasa dikenal dengan Full Day School (FDS) ini juga memicu aksi demo para santri. Mereka menolak program FDS yang sudah tertuang dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tersebut diberlakukan dan menuntut segera dibatalkan.

Dalam aksinya, para santri berbaju kok dan sarung itu membentangkan spanduk dan membawa bendera seraya meneriakkan takbir serta memekikkan ucapan "bunuh, bunuh, bunuh menterinya, bunuh menterinya sekarang juga. Sumber: Merdeka

Ketum PBNU: Demo Mubazir, Lebih Baik Cari Uang

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama melalui Ketua Umumnya, Prof KH Said Aqil Siradj, melarang umatnya untuk melakukan aksi demo lanjutan yang direncanakan pada 25 November 2016 mendatang. Ia bahkan menyebut hal itu sebagai hal yang bersifat mubazir.

"Demonstrasi itu menghabiskan, satu waktu, kedua umur. Betapa baiknya kalau digunakan untuk hal yang produktif, belajar, kerja atau cari uang. Demo ini menghabiskan waktu, energi, ongkos biaya, tenaga, pikiran, yang menurut Islam mubazir," kata Said Aqil di kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis, 17 November 2016.

Ia menegaskan, ada baiknya jika umat Islam seluruh Indonesia mengawal seluruh proses hukum yang menyeret Gubernur nonaktif Basuki Tjahja Purnama atau Ahok atas kasus dugaan penistaan agama.

"Toh, tuntutan NU, Muhammadiyah, MUI sudah jelas yaitu mengawal proses hukum dan itu sudah berjalan dan kita percaya kepolisian akan bekerja dengan baik," katanya.

Said Aqil berharap agar proses peradilan dijalankan secara adil dan objektif sehingga tidak menimbulkan gejolak lagi di lapangan.

"Proses yang sudah berjalan ini mari kita kawal, agar ditangani dengan objektif, adil transparan berdasarkan saksi-saksi dan fakta, kita percaya kepada aparat penegak hukum," katanya.

Sumber: Viva, umatuna.com

 

Minggu, 13 Agustus 2017

Said Didu: Meikarta Belum Ada Izin Sudah Jualan, Semua Diam! Apa yang Terjadi di NKRI?

Said Didu: Meikarta Belum Ada Izin Sudah Jualan, Semua Diam! Apa yang Terjadi di NKRI?


Mantan Staf Khusus Menteri ESDM tahun 2014-2016, Muhammad Said Didu mempertanyakan proyek pembangunan Meikarta yang tengah dilakukan oleh pengembang. Proyek tersebut, yang infonya sudah diminta oleh Pemda setempat untuk dihentikan tetapi kabarnya masih tetap "membandel".

Said pun nampak menyesalkan kejadian ini, terlebih izin yang belum didapat tetapi sudah "mengambil" uang masyarakat. Dia pun menyesali dari proyek tersebut tidak nampak lembaga berwenang yang menegurnya.

"Meikarta belum ada izin tapi sudah jualan dan ambil uang dari masyarakat. Semua yang berwenang diam, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ada apa yang terjadi di NKRI?" kritiknya, melalui akun media sosial, Twitter, Sabtu (12/08/2017).

Kritisi yang sama juga datang dari politisi PBB, MS Kan'ban. Ka'ban menyatakan sebaiknya proyek tersebut dihentikan karena belum memiliki izin dari Pemda setempat.

"Owner pengembang Meikarta dengarlah suara masyarakat yang meminta proyek tersebut sebelum ada izin. Beradab dikitlah. Ojo mentang-mentang," katanya, di akun Twitter pibadi miliknya belum lama ini.

Ka'ban mengingatkan bahwa pemerintah melalui Joko Widodo pernah menyampaikan harus menunggu izin keluar jika ingin tetap dikerjakan pembangunan tersebut. Ia juga mengkritisi aparat penegak hukum yang seoalah hanya diam mengetahui kenyataan proyek tersebut.

"Bukankah perizinan hitungan Minggu kata Presiden Jokowi? Kok bisa-bisanya Meikarta dan reklamasi gak berizin tetap beroperasi, dan aparat diam, diam, diam."[] 

Sumber : muslimbersatu.net

 

Selasa, 08 Agustus 2017

Ibu Sri Ditangkap, Jokowi Ingatkan Hati-Hati Bikin Status di Media Sosial, TAPI Gak Berlaku Buat Pendukung?

Ibu Sri Ditangkap, Jokowi Ingatkan Hati-Hati Bikin Status di Media Sosial, TAPI Gak Berlaku Buat Pendukung?


Jokowi Ingatkan Hati-Hati Bikin Status di Media Sosial

Presiden Joko Widodo mengingatkan bahaya bermain media sosial atau medsos. Kalau tidak bijak menggunakannya, bisa berakibat fatal.

Banyak yang mencela, menghina dan menuliskan ujaran kebencian di medsos. Akibatnya berujung pada kasus hukum termasuk kasus hukum yang diduga menghina Kepala Negara, Presiden Jokowi.

Tercatat sejumlah warga dipolisikan karena menulis status menghina Presiden Jokowi, seperti pemilik akun Facebook Ummu Izzah Mujahidah yang dilaporkan oleh GP Ansor Kota Semarang ke Polda Jawa Tengah karena mengunggah konten yang diduga menghina Presiden Jokowi dan Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj.

Lalu ada juga Sri Rahayu yang ditangkap lantaran diduga menyebarkan konten yang menghina Presiden Jokowi lewat akun Facebook miliknya.

"Hati-hati kalau membuat status. Apakah menyinggung orang lain? Apakah bisa menyakiti orang lain," kata Presiden Jokowi di acara Silaturahim Ulama Pondok Pesantren dan Peresmian Pembukaan Pasanggiri Nasional Tingkat Remaja Perguruan Pencak Silat Nasional (Persinas) ASAD tahun 2017 di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Selasa 8 Agustus 2017.

Jokowi mengatakan, dia sudah mewanti-wanti sejak lama mengenai penulisan status di medsos. Presiden meminta status di medsos tak digunakan warga Indonesia untuk menghina orang lain.

"Apalagi niatnya ingin mencela, ingin mencemooh. Saya selalu sampaikan jangan. Kita ini saudara sebangsa setanah air. Jangan lupakan itu," lanjut Presiden Jokowi. (ren)

Link: http://m.viva.co.id/berita/nasional/944104-jokowi-ingatkan-hati-hati-bikin-status-di-media-sosial

***

Gara-gara status di medsos, pengkritik penguasa langsung ditangkap.

Tapi sepertinya tidak berlaku untuk para pendukung rezim. Mereka buat status ancam bunuh, mau sewa sniper, assasins (pembunuh bayaran), mau menghabisi tokoh-tokoh Islam... aman-aman saja sampai sekarang.

Tak terhitung banyaknya juga kubu pendukung penguasa buat meme penghinaan keji terhadap Habib Rizieq... tapi tak ada hukuman buat mereka.

Paling banter ujungnya MINTA MAAF + MATERE 6RIBU. SELESAI.

Sedang yang dituding menghina Jokowi langsung DICIDUK.




Sumber: Portal Islam

Senin, 07 Agustus 2017

Kibarkan Bendera Palestina, Sriwijaya FC Didenda Rp 30 Juta, Netizen: Trus... Harus kibarin bendera Cina?

Kibarkan Bendera Palestina, Sriwijaya FC Didenda Rp 30 Juta, Netizen: Trus... Harus kibarin bendera Cina?


Kibarkan Bendera Palestina, Sriwijaya FC Didenda Rp 30 Juta

Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan sanksi kepada manajemen Sriwijaya FC. Sanksi ini diberikan karena suporter tim berjuluk Laskar Wong Kito itu terbukti memasang spanduk bermotif politik saat menjamu Persipura Jayapura dalam lanjutan Liga 1 di Stadion Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, 30 Juli 2017.

Dalam laga tersebut, fans Sriwijaya FC menggelar aksi solidaritas dengan mengibarkan bendera Palestina. Bahkan dari tribun utara, terlihat jelas koreo bendera Indonesia berdampingan dengan bendera Palestina yang dikibarkan suporter Singa Mania. Akibatnya, manajemen didenda sebesar Rp 30 juta dan wajib dibayar dua minggu ke depan.

Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Faisal Mursyid mengaku sudah secara resmi menerima surat terkait sanksi ini. "Surat tersebut kita terima Sabtu (5/8/2017) dan sudah kita tembuskan kepada seluruh suporter Sriwijaya FC agar dapat menjadi pembelajaran bersama ke depannya," ujar Faisal, Sabtu (5/8/2017).

Sementara itu, kelompok suporter Singa Mania mengaku bingung dengan kebijakan ini. "Karena ada di beberapa kota lain dan tidak mendapat denda. Kemarin pun aksi kami tak ada kaitannya dengan politik dan sesuai dengan prinsip bangsa IndonesiaBahwa sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus segera dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," kata ketua umum Singa Mania, Ariyadi Eko Neori sembari mengutip kalimat dari Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia.

Selain itu, dirinya juga menolak anggapan bahwa aksi suporter Sriwijaya FC ada kaitannya dengan dukungan terhadap satu kelompok tertentu. "Masalah Palestina bukan soal agama. Namun, kalaupun harus dikaitkan, bukankah penindasan kepada sesama manusia tetap tidak dibenarkan oleh semua agama mana pun? Tapi, yang kami bingung, gara-gara aksi solidaritas kami yang dengan tertib kami lakukan, justru berbuah sanksi," pungkasnya.

Sumber: Liputan6

***

BUKAN saja suporter Sriwijaya FC yang bingung dan mempertantakan SANKSI ini, tapi juga warganet di sosial media.

"Trus... harus kibarin bendera cina, githu?"sindir Erwin.

"Yg (bikin) denda...orang israel..." komen Jay Rosyid.

"Negara apa sih ini?? ��� membela kemanusiaan malah di denda... Giliran bela penjajah di bela," kata Haerul Umam.

"Kl bendera China.... malah bakal d kasih uang kayaknya.. ��" sindir yang lain.


[BERIKUT VIDEO AKSI SUPER KEREN SOLIDARITAS PALESTINA FANS SRIWIJAYA FC]

Sumber: Portal Islam

Sabtu, 05 Agustus 2017

MAKIN LUCU AJA KASUS MAKNYUSS: Kadar Gula Naik, Pensiunan Laporkan Beras Maknyuss ke Polisi

MAKIN LUCU AJA KASUS MAKNYUSS: Kadar Gula Naik, Pensiunan Laporkan Beras Maknyuss ke Polisi

10Berita-Seorang pensiunan bernama Dedi Tanukusumah (62) melaporkan beras merek 'Maknyuss' dan 'Cap Ayam Jago' yang saat ini sedang ramai dibicarakan. Laporan ini dibuat setelah Ia mengetahui adanya indikasi kesalahan dalam label yang tidak benar.

"Yang mana beras merek tersebut dikonsumsi klien kami. Yang mana berita-berita sempat lihat dan dikuatkan ahli gizi ada kesalahan atau dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh beras merk tersebut," kata kuasa hukum pelapor, Vicky Alexander Arifin di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya, Jumat 4 Agustus 2017.

Menurut Vicky, kliennya saat ini sedang mengidap penyakit diabetes. Awalnya, Dedi mengonsumsi beras tersebut karena dalam label kandungannya bagus, namun ternyata informasi di berita ada kesalahan pencantuman label tidak benar. "Maka dengan ini datang ke sini melaporkan hal tersebut," katanya.

Dalam laporan ini, ia pun membawa barang bukti hasil cek darah dan bungkus beras. Dari hasil tes uji laboratorium kliennya setelah mengonsumsi beras merek tersebut, penyakit yang diderita kliennya semakin parah.

"Di sini ada HB1C. Itu Itu rata-rata 3 bulan kadar gula dalam darah jadi naik," katanya.

Kalau melihat dalam kemasan beras tersebut, harusnya tercantum komposisi yang jelas. Sementara dalam kemasan beras 'Maknyuss' dan 'Cap Ayam Jago' hanya mencantumkan AKG (Angka Kecukupan Gizi) digunakan makanan olahan yang siap dimakan.

"Ini kan beras harus dimasak lagi. Artinya itu bukan AKG yang harus dicantumkan dalam beras itu, tetapi adalah komposisi dari isinya tersebut," ujarnya.

Sementara pelapor, Dedi Tanukusumah mengklaim dirinya adalah orang yang selalu disiplin untuk masalah makanan. Setiap akan membeli makanan yang akan dia konsumsi, selalu melihat kandungan yang baik bagi kesehatannya.

"Jadi saya pilih itu karena itu. Saya pagi misal minum teh manis sekarang tidak lagi dengan gula, teh saja. Saya sangat menjaga sekali, saya orang yang sangat disiplin," klaimnya.

Ia selalu berkonsultasi kepada dokter mengenai makanan apa yang seharusnya yang ia konsumsi. Dari hasil konsultasi tersebut, Ia disarankan mengurangi makanan yang mengandung kadar gula tinggi dan mengganti beras yang kualitasnya bagus.

"Makanya saya pilih yang labelnya karbohidrat rendah dan proteinnya tinggi. Tapi ternyata, apalagi paling kaget tadi pagi di tvOne, ada ahli gizi menjelaskan bahwa bukan itu (kandungan) isinya," katanya.

Lebih lanjut, Dedi mengaku sudah mengonsumsi beras 'Maknyuss' dan 'Cap Ayam Jago' selama dua hingga tiga tahun belakangan ini. "Tapi pas saya periksa dari September 2016 hingga Maret 2017 gula saya naik," ucapnya.

Adapun tujuannya melaporkan kasus ini, agar tak ada lagi orang yang bernasib seperti dirinya.

"Kenapa saya kemari saya khawatir lebih banyak lagi korban korban seperti saya ini. Saya setelah konsumsi beras ini sering lemas, haus dan gula naik," katanya.

Dalam laporan bernomor polisi LP/ 3664/ VII/ 2017 Ditreskrimsus 4 Agustus 2017 tercatat terlapor masih dalam penyelidikan.

Adapun pasal yang disangkakan dalam laporan ini adalah Pasal 114 Jo Pasal 100 ayat 2 UU RI nomor 18 tahun 2012 tentang pangan dan atau Pasal 62 Jo Pasal 8 ayat 1 huruf E, F dan I UU RI nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.

Link: http://m.viva.co.id/berita/metro/943257-kadar-gula-naik-pensiunan-laporkan-beras-maknyuss-ke-polisi

***

TENTU SAJA HAL INI MAKIN BIKIN ANEH KASUS BERAS MAKNYUSS.

"Saya makan rendang di rumah makan Padang tensi saya naik, apa saya mesti lapor juga?
Luar biasa kriminalisasi nya.." ujar Sapto Abadimengomentari hal ini.

"wong edan..udah tau diabetes masih makan nasi. mau merek cebong jago or kodok jago yo sami mawon. nyari sensasi kok aneh aneh,"komen Tanty Pranawisanty.

"Ntar ada yg ngelaporin pemerintah penyakitnya darah tinggi kambuh gara2 bayar tagihan listrik jd naik.....wkwkwkwk," ujar Djumadi Didi.

"Rekayasa murahan. Ini kan modus yang sama dipakai untuk kriminalisasi menggusur Abraham cs dari KPK dan kriminalisasi ulama seperti HRS dll. Makin jelas, dulu dulu itu siapa yang membiat rekasaya tsb. Gimana Pak Tito ? Cuman terjadi di rezim jokowi penegakan hukum amburadul seperti ini. Coba bandingkan dengan kasus ndeso kaesang. Yang ditangkap malah si pelapor," komen Achmad Chamdani Eka P.

"Hahahahaaaa......, baru kali ini orang diabet laporkan beras, memangnya ada beras anti diabet.....???? Makan aja gandum atau dedak padi biar bebas diabet seperti ayam dan bebek...!!! #penyakitKokGaya" ujar Habib Lombok Gibrayyan.

"Udah tua, usia udah deket, bukannya nambah pahala, nambah bekel di dunia, malah ikutan "main" skenario, Kalo mati apa yg mau d bawa pak, aduh pak, umurmu udh dket, yg tobat pak, Isin to," komen R'one Treni.

Sumber: Portal Islam

Sabtu, 15 Juli 2017

Terjadi Diskriminasi, Kasus Pelapor Anak Presiden jadi Tersangka Diadukan ke Komnas HAM

Terjadi Diskriminasi, Kasus Pelapor Anak Presiden jadi Tersangka Diadukan ke Komnas HAM



JAKARTA - Yang mengadukan dugaan ujaran kebencian malah dijadikan tersangka. Adalah Muhammad Hidayat, yang merupakan orang yang mengadukan soal ucapan anak Joko Widodo, Kaesang Pangarep atas dugaan ujaran kebencian.

"Yang kedua kami adukan kasus Muhammad Hidayat di Bekasi. Mereka melaporkan dan mengadukan hate speech-nya putra dari Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep itu justru yang mengadu menjadi tersangka," sampai ustad Ansufri Idrus Sambo, Jum'at (14/7/2017), di gedung Komnas HAM, Jakarta.


Sementara di kasus-kasus yang lain, menurutnya seperti kasus ulama dan aktivis yang diadukan malah menjadi tersangka kasus HRS. "Dia tidak terikat sama sekali, hanya disinggung-singgung tapi jadi tersangka. Ini sangat terjadi diskrimiansi hukum," tambahnya.

Oleh karena itu, ia datangi Komnas HAM dan meminta agar lembaga hukum tersebut melakukan investigasi. Sebab menurutnya ada diskriminasi dalam penanganannya.

"Dan ini juga kita minta untuk investigasi supaya diskriminasi ini dihentikan," tutupnya. (Robi)

Sumber: voa-islam.com

Terjadi Diskriminasi, Kasus Pelapor Anak Presiden jadi Tersangka Diadukan ke Komnas HAM

Terjadi Diskriminasi, Kasus Pelapor Anak Presiden jadi Tersangka Diadukan ke Komnas HAM



JAKARTA - Yang mengadukan dugaan ujaran kebencian malah dijadikan tersangka. Adalah Muhammad Hidayat, yang merupakan orang yang mengadukan soal ucapan anak Joko Widodo, Kaesang Pangarep atas dugaan ujaran kebencian.

"Yang kedua kami adukan kasus Muhammad Hidayat di Bekasi. Mereka melaporkan dan mengadukan hate speech-nya putra dari Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep itu justru yang mengadu menjadi tersangka," sampai ustad Ansufri Idrus Sambo, Jum'at (14/7/2017), di gedung Komnas HAM, Jakarta.


Sementara di kasus-kasus yang lain, menurutnya seperti kasus ulama dan aktivis yang diadukan malah menjadi tersangka kasus HRS. "Dia tidak terikat sama sekali, hanya disinggung-singgung tapi jadi tersangka. Ini sangat terjadi diskrimiansi hukum," tambahnya.

Oleh karena itu, ia datangi Komnas HAM dan meminta agar lembaga hukum tersebut melakukan investigasi. Sebab menurutnya ada diskriminasi dalam penanganannya.

"Dan ini juga kita minta untuk investigasi supaya diskriminasi ini dihentikan," tutupnya. (Robi)

Sumber: voa-islam.com

Terjadi Diskriminasi, Kasus Pelapor Anak Presiden jadi Tersangka Diadukan ke Komnas HAM

Terjadi Diskriminasi, Kasus Pelapor Anak Presiden jadi Tersangka Diadukan ke Komnas HAM



JAKARTA - Yang mengadukan dugaan ujaran kebencian malah dijadikan tersangka. Adalah Muhammad Hidayat, yang merupakan orang yang mengadukan soal ucapan anak Joko Widodo, Kaesang Pangarep atas dugaan ujaran kebencian.

"Yang kedua kami adukan kasus Muhammad Hidayat di Bekasi. Mereka melaporkan dan mengadukan hate speech-nya putra dari Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep itu justru yang mengadu menjadi tersangka," sampai ustad Ansufri Idrus Sambo, Jum'at (14/7/2017), di gedung Komnas HAM, Jakarta.


Sementara di kasus-kasus yang lain, menurutnya seperti kasus ulama dan aktivis yang diadukan malah menjadi tersangka kasus HRS. "Dia tidak terikat sama sekali, hanya disinggung-singgung tapi jadi tersangka. Ini sangat terjadi diskrimiansi hukum," tambahnya.

Oleh karena itu, ia datangi Komnas HAM dan meminta agar lembaga hukum tersebut melakukan investigasi. Sebab menurutnya ada diskriminasi dalam penanganannya.

"Dan ini juga kita minta untuk investigasi supaya diskriminasi ini dihentikan," tutupnya. (Robi)

Sumber: voa-islam.com