OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.
Tampilkan postingan dengan label KHAZANAH.. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KHAZANAH.. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 Agustus 2018

Ternyata sudah 2 kali Mahfud Md di-PHP-in Jokowi

Ternyata sudah 2 kali Mahfud Md di-PHP-in Jokowi

10Berita,JAKARTA—Mahfud Md kembali batal dipilih menjadi cawapres Jokowi untuk Pilpres 2019. Dengan pembatalan kali ini, Mahfud ibarat di-PHP-in karena telah dua kali ia gagal bersanding dengan Jokowi sebagai Cawapres.

Sebelum Pada Pilpres 2014, nama Mahfud juga disebut akan dipilih Jokowi kala itu.

BACA JUGA: Perubahan Cawapres Jokowi Mendadak, Mahfud Md Pulang

Namanya sempat diusung PKB. Namun dukungan tersebut kandas.

PKB tak jadi memberikan tiket kepada Mahfud di Pilpres 2014. PKB mendukung duet Jokowi-Jusuf Kalla, padahal saat itu PKB mengajukan nama Mahfud.

“Ya, berharaplah,” ujar Mahfud menjawab pertanyaan wartawan soal dukungan PKB terhadap pencawapresannya bersama Jokowi, 7 Mei 2014.

Pada akhirnya Mahfud beralih mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa kala itu. Setelah kekalahan Prabowo-Hatta, Mahfud kembali mendukung Jokowi dan kini menjabat anggota Dewan Pengarah BPIP.

Lalu, untuk Pilpres 2019, Mahfud lagi-lagi di-PHP. Dia mengaku mendapat tawaran, bahkan sudah bersiap.

“Kalau resminya tadi pagi diminta CV. Tadi malam lalu diberi tahu untuk stand by. Tadi pagi jadinya diminta CV,” kata Mahfud kepada detikcom, Kamis (9/8/2018).

BACA JUGA: KH Ma’ruf Amin Jadi Cawapres Jokowi, Ini Alasan di Balik Pemilihannya

Dalam proses ini, Mahfud berkomunikasi dengan Mensesneg Pratikno. Ketika sudah mendapat kepastian, mantan Ketua MK ini menyiapkan busana favorit Jokowi, yaitu kemeja putih.

“Terus jahit baju. Favoritnya Pak Jokowi, kemeja putih,” ucapnya.

Mahfud bahkan sudah berada tak jauh dari lokasi Jokowi mengumumkan cawapresnya. Namun tak lama, Mahfud tiba-tiba pergi.

Dikabarkan, ada penolakan dari sejumlah parpol pendukung Jokowi kepada Mahfud. Jokowi lalu mengumumkan memilih Ketum MUI KH Ma’ruf Amin.

Ketika ditanya soal tak jadi memilih Mahfud Md, Jokowi memilih tak menjawab. Dia hanya melempar senyum. []

SUMBER: Detik,  Islampos.

Selasa, 13 Maret 2018

Doa Ini Mampu Mengguncang Langit Keempat

Doa Ini Mampu Mengguncang Langit Keempat


10Berita, Doa adalah senjata orang muslim. Seperti kata orang, doa bisa memindahkan gunung. Coba kita baca seksama kisah ini. ini pembuktian betapa dahsyatnya doa.

Diceritakan bahwa Abu Ma‘liq adalah seorang pedagang yang berniaga dengan hartanya. Dia adalah seorang yang ahli ibadah dan wara‘. Suatu saat ia keluar berdagang kemudian bertemu seorang perampok bertopeng dan membawa senjata.

“Letakkan barang-barangmu, sebab aku akan membunuhmu!” perintah si perampok.

“Ambilah hartaku!,” jawabnya.
“Aku hanya menghendaki darahmu,” lanjut si perampok.

“Beri kesempatan aku untuk shalat,” pintanya.

Si perampok pun berkata, “Shalatlah seperlumu.”

Lalu ia pun berwudhu dan shalat. Dalam sujud terakhir pada rekaat keempat, ia berdoa:

يَا وَدُوْدَ يَا ذَا الْعَرْشِ الْمَجِيْدُ يَا فَعَّالاَ لِّمَا يُرِيْدُ أَسْأَلُكَ بِعِزَّتِكَ الَّتِيْ لاَ تُرَامُ وَبِمُلْكِكَ الَّذِيْ لاَ يُضَامُ وَبِنُوْرِكَ الَّذِيْ مَلَأَ أَرْكَانَ عَرْشِكَ أَنْ تَكْفِيْنِيْ شَرَّ هَذَا اللِّصَّ ياَ مُغِيْثُ أَغِثْنِيْ

“Wahai Zat Yang dicintai, wahai Pemilik Arsy yang Maha Terpuji, wahai Yang Mahakuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya, aku memohon-Mu dengan kemuliaan-Mu yang tak tertandingi, dengan kekuasaan-Mu yang takkan dizalimi, dan dengan cahaya-Mu yang memenuhi  rukun-rukun Arsy-Mu, agar Engkau menyelamatkanku dari kejahatan perampok ini. Wahai Yang Maha Memberi pertolongan, tolonglah aku!”

Ia membacanya tiga kali. Tiba-tiba muncul penunggang kuda dari sampingnya dengan membawa tombak pendek yang ditenteng di antara kedua telinga kuda, lalu ia menikam si perampok dan membunuhnya. Ia kemudian mendekati Abu Ma‘liq.

“Siapa engkau wahai orang yang Allah telah menolongku dengan perantaanmu?” tanya Abu Ma‘liq.

Orang itu menjawab, “Aku adalah salah satu malaikat dari malaikat-malaikat langit keempat. Ketika engkau berdoa dengan doa pertama, aku mendengar suara gemuruh pintu-pintu langit yakni terbuka untuk menyambut doamu. Ketika engkau berdoa dengan doa kedua, aku mendengar suara gaduh penduduk langit yakni mereka mengamini doamu. Ketika engkau berdoa dengan doa ketiga, ada yang berkata, ’Ini doa orang yang sedang dalam kesulitan.’ Lalu, aku pun memohon kepada Allah agar memberi kuasa kepadaku untuk membunuh si perampok’.”

Al-Hasan berkata, “Siapa yang berwudhu kemudian shalat empat rakaat dan berdoa dengan doa di atas, maka Allah akan mengabulkan doa tersebut, baik ia sedang dalam kesulitan maupun tidak dalam kesulitan.” (Al-Ishâbah (IV), Al-Jawâbul Kâfi)

Sumber: congkop.com, Islamidia 

Senin, 19 Februari 2018

5+ Hal yang Bakal Terjadi Kalau Kamu Nggak Registrasi SIM Card. Nggak Akan Diperpanjang Lagi Lho

5+ Hal yang Bakal Terjadi Kalau Kamu Nggak Registrasi SIM Card. Nggak Akan Diperpanjang Lagi Lho

Registrasi SIM Card

10Berita, Dari beberapa bulan lalu seluruh lapisan masyarakat udah dihebohkan dengan imbauan untuk registrasi SIM card di telepon seluler. Registrasi ini butuh nomor KTP dan KK yang sempat bikin orang-orang, mungkin termasuk kamu juga, keberatan. Tapi karena waktu itu deadline-nya masih lama, jadi banyak yang menunda-nunda buat registrasi. Nah, sekarang batas waktunya udah tinggal dua mingguan lagi lho.

Mungkin bagi sebagian orang registrasi SIM card masih dianggap nggak penting. Padahal Kominfo udah jelas mengungkapkan alasan-alasan dibalik aturan itu. Beberapa di antaranya kayak mencegah pelanggaran hukum lewat sarana telepon seluler, melindungi pelanggan saat transaksi online, dan lain-lain. Buat kita yang tiap bulan gonta-ganti SIM card demi promo kuota internet, agaknya kita perlu merelakan kebiasaan kita itu sih. Soalnya kalau nggak registrasi SIM card kok kayaknya bakal berisiko juga ya. Kira-kira apa aja ya yang bakal terjadi kalau kita kelewatan registrasi?

1. Kalau udah lewat batas waktu tapi kamu belum registrasi, nomormu bakal otomatis dihapus dari sistem

Nomormu bakal dihapus dari sistem via news.detik.com

Advertisement

Risiko pertama ini bakal terasa banget buat kamu yang udah setia pakai nomor seluler sejak dahulu kala. Ketika kamu nggak melakukan registrasi, jangan kaget kalau kamu jadi harus rela melepas nomor yang udah lama menemani hari-harimu itu. Bahkan jadi saksi bisu ketika kamu dulu berhubungan sama mantan-mantanmu. Selain harus ganti nomor baru kamu juga harus siap repot memberitahu banyak orang kalau kamu udah ganti nomor. Ya soalnya nomormu dianggap nggak terdaftar sih…

2. Memang nggak langsung dihapus sih, tapi nomormu akan secara bertahap diblokir. Tetap aja bikin rugi

Perlahan diblokir via tirto.id

Kalau dilansir Kompas, buat kamu pemilik nomor lama yang nggak registrasi, nomormu bakal perlahan diblokir lho. Meskipun nggak langsung dihapus, tapi jelas ini bikin kamu rugi banget, soalnya jadi nggak bisa melakukan panggilan keluar, nggak bisa menerima panggilan masuk, dan mengirim atau menerima pesan. Mungkin beberapa layanan masih bisa dilakukan, tapi tanpa tiga fungsi utama itu, nomormu jelas nggak bakal berguna lagi.

3. Sedangkan untuk pemilik nomor baru yang nggak melakukan registrasi, risikonya ya nomormu nggak akan bisa dipakai. Nggak mau ‘kan udah beli tapi malah nggak kepakai?

Pemilik nomor baru tetap harus registrasi via indowarta.com

Mungkin ada beberapa orang yang beli nomor seluler baru setelah aturan registrasi diterapkan. Nah, buat kamu yang termasuk salah satunya, dan tetap ngeyel nggak registrasi, nomormu bakal nggak bisa dipakai, sekalipun udah beli yang ada pulsanya. Jadi ya percuma aja, udah keluar duit buat beli SIM card baru eh tapi malah nggak bisa dipakai.

4. Registrasi juga akan lebih sulit kalau dilakukan terlalu mepet sama deadline, karena lebih berisiko error atau gagal

Lebih berisiko gagal kalau mepet deadline via industri.kontan.co.id

Advertisement

Nggak sedikit orang yang masih aja menggampangkan meskipun batas waktu udah tinggal kurang dari 2 minggu lagi. Alasannya ya karena masih ada waktu. Mungkin malah banyak yang berencana registrasi saat mendekati tanggal 28 nanti. Eh, tapi hati-hati, kata Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kemkominfo, Ahmad M. Ramli, dilansir dari Kumparan, semakin dekat dengan tanggal deadline kamu bakal makin sulit buat registrasi karena trafik yang tinggi. Ya gimana, soalnya orang pada berbondong-bondong daftar, takut kelewat batas tanggal dan diblokir nomornya. Wajar kalau beban jaringan juga bakal meningkat dan berujung gagal registrasi.

5. Biasanya banyak orang tetap bandel gonta ganti SIM card dengan memasukkan nomor KTP dan KK palsu. Hati-hati ya, karena data itu terhubung langsung ke Dukcapil

Gonta ganti sim card via kumparan.com

Hayo ngaku, jangan-jangan kamu termasuk orang yang tetap bandel gonta-ganti SIM card dengan memasukkan nomor KTP dan KK palsu alias asal aja. Hati-hati lho, soalnya proses registrasi ini udah otomatis terhubung ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil(Dukcapil). Ya kalau ternyata nomor KTP atau KK-mu nggak benar-benar terdaftar di sana otomatis proses registrasimu juga akan gagal karena datanya nggak sesuai atau nggak ditemukan. Bahkan kalau nekat pakai nomor KTP dan KK orang lain, kamu bisa aja diproses hukum lho.

6. Setiap nomor KTP dan KK yang terdaftar juga cuma dibatasi 3 nomor seluler aja. Bisa sih lebih dari itu, tapi harus registrasi langsung ke gerai operator. Ribet, ‘kan?

Nggak ada batasan, tapi ada syaratnya via nawacita.co

Ini bisa jadi pertanyaan sejuta umat. Jadi satu nomor KTP dan KK bisa buat daftar berapa nomor? Soalnya kan nggak jarang satu orang punya beberapa nomor. Kalau dilansir dari Kompas sih sebenarnya nggak ada batas berapa jumlah nomor yang bisa didaftarkan, asal memenuhi syarat tertentu. Syaratnya, kalau registrasi via SMS, kamu cuma bisa dibatasi 3 nomor seluler aja, untuk tiap nomor KTP dan KK. Misal kamu punya nomor lebih dari itu, registrasi harus dilakukan di gerai operatornya langsung.

Oh ya, Menkominfo, Rudiantara, dilansir Kompas, juga menegaskan kalau batas waktu ini nggak akan diperpanjang lagi. Jadi udah jelas tanggal 28 Februari besok, registrasi ditutup. Nah, kabarnya sih dengan adanya aturan baru ini, pihak operator nggak bakal rugi lagi karena kebiasaan kita yang beli-buang nomor tiap bulan. Gimana-gimana bikin nomor kan butuh biaya, dan kebiasaan itu bikin mereka jadi rugi. Kalau aturan ini udah benar-benar berjalan, mereka bisa menghemat biaya produksi yang mana dana tersebut bisa dialihkan ke pengambangan kualitas jaringan. Nah, lho, pilih mana?

Sumber : Hipwee

Rabu, 29 November 2017

Mengikis Keraguan Dalam Doa Kita

Mengikis Keraguan Dalam Doa Kita

  


10Berita - Sahabat , dalam hidup kita selalu dihadapkan dengan pilihan. Bahkan, jika kita tidak memilih, itu termasuk pilihan kita untuk tidak memilih. Dalam hal apapun, bisa saja menurut kita itu suatu hal yang baik tetapi bagi Allah tidak, atau sebaliknya. Menurut kita buruk, tetapi bagi Allah itu hal yang baik.

Jika dalam pilihan kita terdapat keraguan, maka berdo’alah kepada Allah agar diberi petunjuk. Berikut do’a-do’a jika dilanda keraguan.

“Allahuma Akhrijnaa min zhulumatil wahmi, wa akrimnaa binuuril fahmi, waftah lainaa bima'rifatil ilmi.”

Artinya: "Ya Allah, keluarkanlah kami dari gelapnya keragu-raguan, dan muliakanlah kami dengan cahaya kepahaman dan bukakanlah untuk kami kemakrifatan ilmu."

Adapula juga, Bismillaahirrahmaanirrahiim: “Yaa Allah, Sesungguhnya aku memohon pertunjuk dari-Mu, berilah aku pilihan yang terbaik kepadaku dengan ilmu yang ada pada-Mu, dan aku memohon kekuasaan-Mu untuk menyelesaikan urusanku dengan keizinan Qudrat-Mu, dan aku jua memohon kepada-Mu sebahagian dari karunia-Mu yang agung, karena sesungguhnya Engkau Maha Kuasa sedangkan diri hamba-Mu ini penuh dengan kekhilafan, dan Engkau jua Maha Mengetahui, sedangkan diri hamba-Mu ini penuh dengan kejahilan, dan Engkau jualah Maha Mengetahui perkara yang ghaib yang telah Engkau tetapkan untukku.”

Dari Abu Rumail Radhiallahu Anhu, bahwa ia berkata: “Aku menceritakan kepada Ibnu ‘Abbas Radhiyallaahu Anhu tentang yang aku alami yang terjadi di dalam dadaku. Ia bertanya: “Apakah itu?” Aku menjawab, “Demi Allah, aku tidak dapat menceritakannya.” Ia berkata kepadaku: “Apakah itu, sesuatu yang berupa Keraguan?” seraya tersenyum kemudian ia melanjutkan ucapannya : “Tiada seorangpun selamat dari padanya hingga Allah menurunkan Firman-Nya (yang artinya), Maka jika kamu berada didalam keragu-raguan tentang siapa yang Kami turunkan kepadamu maka tanyakan kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya setelah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.“ (Al Quran Surat Yunus ayat 94).

Ia berkata lagi kepadaku, “Apabila kamu mendapatkan sesuatu di dalam dirimu, maka bacalah: “Huwal Awwalu Wal Akhiiru Wazh Zhoohiru Wal Baathinu, Wahuwa Bikulli Syai-in ‘Aalliim.“Artinya: Artinya : “Kami telah beriman kepada Allah dan kepada segenap Rasul-Nya, Dialah yang tidak berawalan dan tidak berakhir, dan Dialah yang nyata dan yang bersembunyi, Dia Maha Mengetahui atas segala sesuatu “.(HR. Abu Daud)

Sahabat Ummi, yang terpenting dalam suatu do’a adalah tujuannya. Berdo’alah dengan yakin seperti apa yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Berdo’alah kepada Allah dengan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan do’a dari hati yang lalai.” (HR Tirmizi). Semoga kita terhindar dari keragu-raguan, ya Sahabat Ummi. (Cucu Rizka Alifah)

Sumber: Rumaysho(dot)com, almanhaj(dot)or(dot)id, berbagai sumber
Ilustrasi: google

Minggu, 19 November 2017

Jangan Membela Orang Fasik Dan Menghujat Orang Sholeh

Jangan Membela Orang Fasik Dan Menghujat Orang Sholeh

 

10Berita - Orang bilang bahwa media modern sekuler memiliki motto “bad news is good news”. Artinya setiap kejadian buruk malah menjadi sumber penghasilan.

Oleh karenanya media bermotto seperti itu sangat rajin mengumpulkan dan menyebarluaskan berbagai kejadian yang mengandung kemaksiatan, perbuatan keji, permusuhan, intrik, konflik dan kriminalitas.

Semakin heboh suatu kejadian semakin bersemangat para kuli tinta sekuler memburunya. Itulah realitas berbagai media yang sejatinya berkarakter “modern sekuler”. Dia tidak peduli jika berita yang disebarluaskan melanggar akhlak ajaran Allah سبحانه و تعالى Al-Islam.

Ia hanya mengutamakan bagaimana caranya agar tiras atau ratingnya tinggi di mata para pembaca, pendengar atau pemirsanya. Semakin tinggi tiras, maka semakin besar income yang dihasilkan. Inilah realita dunia media-massa pada umumnya di zaman penuh fitnah dewasa ini.

Sampai di sini sesungguhnya masalah yang timbul sudah cukup parah. Sebab keadaan ini menjadikan masyarakat setiap hari harus mendengar, menyaksikan dan mengunyah-ngunyah berbagai berita buruk yang sudah barang tentu mempengaruhi otak dan hatinya. Dan akibat selanjutnya masyarakat cenderung mengalami de-sensitisasi (penurunan kehalusan perasaan/penginderaan) terhadap berbagai perilaku kemaksiatan, perbuatan keji, permusuhan, intrik, konflik dan kriminalitas yang diberitakan media-massa.

Artinya masyarakat kian hari menjadi kian terbiasa dengan berbagai keburukan tersebut sehingga menjadi toleran terhadap semua hal keji itu. Akibat puncaknya hilanglah ghirah(kecemburuan) di dalam diri dan akhirnya spirit amar ma’ruf nahi munkar (menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran) menjadi pupus kalau tidak bisa dibilang mati sama sekali.

Sulit menemukan media dewasa ini yang berfungsi sebagai pelita di tengah kegelapan zaman penuh fitnah. Media yang menyebabkan manusia menjadi ingat dan tunduk-merendah kepada sang Pencipta Alam Raya, Allah سبحانه و تعالى . Yang menyebarluaskan optimisme akan masa depan cerah kebangkitan kembali dienullah Al-Islam. Yang meyakinkan masyarakat bahwa hanya dengan kembali kepada Al-Islam sajalah dunia akan menemukan keadilan, kedamaian dan kesejahteraan hakiki. Yang tidak ikut terkotak ke dalam fanatisme kelompok, golongan maupun partai alias media partisan. Yang senantiasa mengingatkan masyarakat bahwa kehidupan dunia bersifat fana dan bakal sirna, sedangkan kehidupan akhirat merupakan kehidupan sejati dan abadi. Yang meyakinkan ummat bahwa sepahit apapun penderitaan dunia, sesungguhnya ia tidak setara dan tidak patut disejajarkan dengan kesengsaraan hakiki Murka dan Neraka Allah di akhirat kelak nanti. Yang terus-menerus menyadarkan masyarakat bahwa senikmat apapun kesenangan dunia, namun ia tidak pantas diburu dan dikejar sebagaimana seharusnya berkompetisi memburu kebahagiaan hakiki dan lestari Ridho dan Jannah Allah di akhirat kelak. Yang menyemangati setiap orang beriman agar selalu memperjuangkan ihdal-husnayain (satu dari dua kebaikan), yakni isy kariiman (hidup mulia di bawah naungan Syariat Allah) atau mut syahiidan (mati syahid).

Sampai di sini sesungguhnya masalah yang timbul sudah cukup parah. Tetapi masalahnya tidak cuma itu. Sudahlah media yang beredar umumnya sekuler lalu ditambah lagi dengan realitas pahit bahwa masyarakat yang menikmati media seperti itu umumnya merupakan masyarakat yang mudah terprovokasi.

Masyarakat penikmat media sekuler tadi sangat mudah dipancing emosinya untuk berreaksi yang sungguh jauh dari dewasa dan bertanggung-jawab, apalagi bersikap Islami…! Dalam merespon media penyebar kerusakan kebanyakan masyarakat terbelah menjadi dua. Sebagian menjadi corong yang turut menyebarkan lebih lanjut apapun berita atau info media tadi. Padahal boleh jadi sebenarnya berita yang disebarkan tidak benar alias palsu.

Sehingga kadangkala orang yang menyebarkan berita tadi tanpa sadar telah terlibat dalam menghujat orang yang sholeh semata-mata karena ia tidak suka kepada orang tersebut atau kelompok dimana orang tersebut merupakan anggota di dalamnya. Tetapi bisa juga terjadi bahwa tanpa sadar kita secara membabi-buta alias taqlidmembela orang yang memang benar-benar terlibat suatu kemaksiatan semata-mata karena yang diberitakan itu adalah kawan dekat atau teman sekelompok, golongan atau partai.

Sungguh kita sedang menjalani era penuh fitnah. Masyarakat begitu mudahnya terpancing untuk harus berfihak ketika mengikuti suatu isyu yang ditebar media. Seolah hanya ada dua pilihan sikap. Menyetujui isi pemberitaan atau mengingkarinya. Padahal menyetujui seringkali berarti turut menebar fitnah, gosip dan dusta. Sebaliknya, mengingkari terkadang menyebabkan hilangnya sikap obyektif dan menyuburkan fanatisme kelompok yang bersifat irrasional. Right or wrong is my group, my organization and my party. Oleh karenanya Allah سبحانه و تعالى sangat mengharuskan seorang muslim bersikap adil dan obyektif.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا

كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ

شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ

أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالأقْرَبِينَ

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biar pun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. (QS An-Nisa 135)


Janganlah karena fihak yang memperoleh pemberitaan negatif di media adalah “orang dekat” kita maka dengan membabi-buta kita bela dia. Seolah orang dekat kita itu tidak pernah terlibat kesalahan dan dosa.

Waspadalah saudaraku, jangan sampai tanpa sadar kita malah membela dengan kacamata kuda seseorang yang sebenarnya dikategorikan Allah سبحانه و تعالى sebagai orang fasiq (jahat). Janganlah spirit keorganisasian dibiarkan berkembang menjadi virus ta’ashshub (fanatisme golongan) yang dibenci Allah سبحانه و تعالى dan Rasulullah Muhammad صلى الله عليه و سلم .

Ingat, semua kita pasti akan mempertanggung-jawabkan apapun yang telah kita sikapi, ucapkan dan perbuat.

Jangan asal membeo kepada fihak yang kita merasa sudah dekat dengannya. Padahal siapapun di dunia ini –selain Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم – bisa tergelincir ke dalam kesalahan dan dosa. Selain Allah سبحانه و تعالى dan RasulNya Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم tidak ada fihak yang dapat meng-claim dirinya atau kelompoknya sebagai pemilik kebenaran sejati.

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ

إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ

كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.(QS Al-Israa 36)

Seperti misalnya kasus seorang pejabat aktifis Islam yang mengutip ayat dari Kitab Suci selain Al-Qur’an. Maka timbul kehebohan di masyarakat. Banyak aktifis Islam lainnya yang mengecam perbuatan tersebut. Mereka memandang apa perlunya tindakan seperti itu dilakukan, tidakkah cukup mengutip dari Al-Qur’an saja sebagai daftar firman Allah سبحانه و تعالى yang telah sempurna dan lengkap? Kemudian secara otomatis muncullah pembelaan dari aktifis seorganisasi dengan pejabat tersebut. Ia melakukan pembelaan yang sedemikian ilmiah dalam sebuah tulisan panjang.

Maksudnya adalah memberikan alasan argumentatif dalam rangka justifikasi perbuatan sang pejabat. Tulisan tersebut cukup bermutu. Tetapi sayang ketika sang pejabat itu sendiri di-tabayyun (dimintai penjelasannya) kemudian diwawancarai langsung oleh media untuk ditanyakan apa sebenarnya latar belakang ia mengutip Kitab Suci selain Al-Qur’an, maka ia mengaku dirinya merupakan sosok inklusif yang menghadirkan Islam Rahmatan Lil ‘Alamien.

Lalu ia mengatakan bahwa penyebutan terhadap ayat di Kitab Suci selain Al-Qur’an itu menunjukkan partainya tidak memiliki pandangan sempit. Artinya, apa yang begitu panjang lebar dan ilmiah dijadikan pembelaan oleh kawan separtainya justeru dibantah oleh pejabat itu sendiri. Ini sudah cukup bagi kita untuk memperoleh gambaran akan situasi yang sebenarnya. Wallahu a’lam.

Tetapi demikian pula sebaliknya, janganlah kebencian kita kepada orang atau kelompok tertentu menyebabkan kita ikut-ikutan menjadi usil sebagaimana usilnya para insan media sekuler. Semata-mata karena kita senang melihat fihak lawan politik kita tersingkap aib dan kelemahannya di depan publik.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا

كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ

شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ

وَلا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ

عَلَى أَلا تَعْدِلُوا

اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى

وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS Al-Maidah 8)


Betapapun tidak setujunya kita terhadap kiprah seseorang atau suatu kelompok tertentu hal itu tidak boleh menjadi pembenaran atas penyebarluasan aib dan kesalahan mereka.

Kita harus senantiasa ingat dan yakin bahwa para malaikat tidak pernah lalai mencatat setiap perbuatan manusia, baik dikerjakan di tempat terbuka maupun tertutup. Dan Allah سبحانه و تعالى merupakan Dzat Yang Maha Adil. Allah سبحانه و تعالى pasti akan memberikan ganjaran yang setimpal atas setiap perbuatan yang dilakukan oleh siapapun. Setiap amal kebaikan akan memperoleh reward yang setimpal dan setiap amal keburukan memperoleh hukuman yang juga setimpal.

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.(QS Az-Zalzalah 7-8)

Sumber : Eramuslim

Sabtu, 11 November 2017

Orang Yang Mendapat Pahala Jihad Walau Tidak Berjihad

Orang Yang Mendapat Pahala Jihad Walau Tidak Berjihad


10Berita -Datanglah ‘Abdullah bin Ummi Makhtum kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Beliau hendak mengadukan keadaan dirinya terkait turunnya surat an-Nisa’ [4] ayat 95“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya.”

“Ya Rasulullah,” tutur sahabat yang juga menjadi salah satu muadzin Rasulullah itu, “seandainya aku mampu berjihad, tentulah aku akan berjihad.” Padahal, beliau tidak bisa melihat.

Tak lama kemudian, Allah Ta’ala pun menurunkan kelanjutan ayat ini dengan berfirman, “Yang tidak memiliki udzur.” Yang termasuk udzur sebagaimana disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya adalah buta, pincang, dan sakit.

Kepada mereka ini, Allah Ta’ala berikan keutamaan sebagaimana yang turut serta dalam jihad fi sabilillah. Sebab, kondisi fisik yang cacat itu bukanlah keinginannya. Sedangkan di dalam hati mereka terdapat keinginan yang amat besar untuk terjun ke medan jihad.

“Sesugguhnya,” Nabi mengatakan sebagaimana diriwayatkan Imam al-Bukhari, “di Madinah terdapat kaum yang tidak menempuh perjalanan, dan tidak melintasi suatu lembah. Tetapi, mereka bersama kalian.”

Tanya para sahabat, “Padahal mereka di Madinah, ya Rasulullah?” Jawab Nabi, “Ya, mereka terhalang udzur.”

Demikianlah kekuatan niat dan kesungguhan. Bahkan ketika fisik mereka tertahan dari sebuah amal shaleh yang nilainya paling tinggi dan merupakan puncak agama ini, pahala bagi mereka telah tertulis tunai dalam lembaran catatan amal kebaikan.

Sebaliknya, ada banyak sosok yang kehadirannya justru dianggap tidak ada sebab niatnya salah. Mereka melakukan sebuah amal shaleh dengan niat mendapatkan dunia-wanita, harta, jabatan, atau niat remeh lainnya. Sehingga, mereka hanya mendapatkan apa yang diniatkan, tanpa sedikit pun pahala di akhirat kelak.

Karena itu, niat menjadi amal yang amat penting. Ia harus lurus sejak sebelum melakukan sebuah amal. Kemudian senantiasa dirawat ketika dan sepanjang menjalankan amal tersebut. Hanya dengan niat yang benar dan cara yang benar pulalah amal seseorang akan ternilai sempurna dalam timbangan amal kebaikan.

Semoga Allah Ta’ala luruskan niat, mudahkan kita menjalankan sebuah amal, dan senantiasa membenarkan niat hanya karena Allah Ta’ala. Bukan karena selain-Nya. (kl/kisahikmah)

Sumber :Eramuslim

Minggu, 05 November 2017

4 Wanita Ini Tewas Karena Ingin Cantik

4 Wanita Ini Tewas Karena Ingin Cantik


10Berita - Setiap wanita dilahirkan dengan paras yang cantik. Namun manusia dilahirkan di dunia ini tidak ada yang sempurna, hanya saja manusia yang selalu meminta lebih.

Dan hanya gara-gara ingin selalu terlihat cantik, ada beberapa kisah wanita yang akhirnya tewas dengan kemauannya yang berlebih tersebut.

Beberapa wanita yang tewas gara -gara pengen terlihat lebih cantik ini selalu merasa tidak puas dengan apa yang telah dimiliki. Mereka pun melakukan berbagai macam hal untuk bisa membuat dirinya terlihat cantik.

Seperti yang dilansir dari brilio.net, inilah dia diantaranya:

1. Eloise Aimee Parry
Salah satu wanita yang meninggal gara-gara ingin selalu terlihat cantik yakni Eloise Aimee Parry. Eloise mengaku ingin memiliki tubuh yang indah.

Namun pada akhirnya, dia mengalami overdosis obat diet setelah menelan puluhan pil diet dalam waktu yang bersamaan.

2. Chelsea Ake
Chelsea Ake merupakan salah satu wanita yang meninggal dunia di usia 24 tahun. Wanita yang memiliki pusat kecantikan di Henderson, Amerika Serikat, ini ditemukan tewas dalam mesin cryotherapy untuk kecantikan miliknya sendiri.

3. Eliana Ramos
Eliana Ramos dinyatakan meninggal dunia pada 13 Februari 2007 silam dikarenakan anoreksia. Perempuan asal Uruguay ini yang juga berprofesi sebagai model melakukan diet ketat demi tampil seksi.

4. Luisel Ramos
Wanita bernama Luisel Ramos mengalami nasib yang nahas gara-gara ingin terlihat cantik dirinya memilih untuk mengurangi porsi makan yang sangat dikit.

Dan pada akhirnya, pada 2 Agustus dirinya dinyatakan meninggal dunia karena mengalami gagal jantung dan kurang gizi.

Sumber: esensipedia.com


Kamis, 02 November 2017

Di Tenda Mina, Posisi Istirahat Jamaah Seperti Ikan Sarden

Di Tenda Mina, Posisi Istirahat Jamaah Seperti Ikan Sarden


10Berita , JAKARTA -- Ketua Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI), Samidin Nashir mengatakan, bahwa pihaknya mempunyai cacatan penting terkait pelayanan jamaah haji 2019 yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Menurut dia, masih banyak yang perlu diperbaiki oleh pemerintah, walaupun hasil survei Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) yang diungkap BPS meningkat tipis 1,02 persen dibandingkan tahun lalu.

"Jadi yang menjadi catatan KPHI yang krusial itu perkemahan di Mina itu tidak layak. Jadi perlu ada pembangunan minimal renovasi agar daya tampungnya itu layak," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (1/11).

Menurut dia, untuk pelaksanaan ibadah haji tahun depan pemerintah harus melakukan negosiasi dengan pemerintah Arab Saudi, sehingga jamaah Indonesia bisa mendapatkan pelayanan yang maksimal di Arafah maupun di Mina. "Pemerintah Arab Saudi itu kan butuh kerjasama. Kalau pemerintah Indonesia mendorong bagaimana supaya pelayanan haji di situ lebih bagus, tentu Arab Saudi juga akan menyesuaikan. Jadi tergantung negosiasinya," ucapnya.

Ke depannya, Samidin mengatakan, pemerintah harus meningkatkan kerja sama dengan pemerintah Arab Saudi, baik dalam pelayanan katering, transportasi bus, maupun pelayanan tenda jamaah di Mina. Jadi, pemerintah harus bekerja sama dengan Arab Saudi untuk membenahi perkemahan di Mina karena tidak layak. "Itu dampaknya luar biasa, termasuk peningkatan angka kematian itu kan faktor yang berpengaruh dari situ juga," katanya.

Dikatakan Samidin, kondisi tenda di Mina sangat sempit. Bahkan, kata dia, satu orang jamaah itu hanya mendapatkan tempat 0,8 meter untuk istirahat, sehingga kaki jamaah pun tidak bisa lurus. Ia pun mengibartkan jamaah haji di tenda Mina seperti halnya ikan sarden karena kapasitas ruangan tenda tidak mencukupi.

Di samping itu, Samidin juga mengungkapkan bahwa akomodasi di Madina juga perlu diubah dari yang selama ini menerapkan sewa waktu menjadi sewa musim.Ia berharap, ke depannya pelayana jamaah haji Indonesia semakin bagus. "Pertama di bidang pelayanan di Armina itu harus serius itu. kalau gak kasihan jamaah kita. Kemudian terkait dengan perlindungan jamaah juga, karena banyak yang meninggal dan juga banyak yang hilang," ujarnya.

Samidin menambahkan, banyaknya jamaah haji yang hilang tahun ini dikarenakan pemerintah Indonesia belum bisa menggunakan tekonologi dengan baik. "Kemarin kan ada tiga gelang, tapi itu tidak yang terkonek dengan GPS, sehingga ketika jamaah hilang tidak ada yang tahu jamaahnya ke mana. Wong sekarang sudah zaman digital masak nggak ada kemajuan di situ. Jika ada GPS-nya kan gampang mencarinya," ucapnya.

Sumber : Republika.co.id

Senin, 30 Oktober 2017

Ustadz Fahmi Salim: Isu Wahabi Terus Dikipasi oleh Syiah dan Liberal

Ustadz Fahmi Salim: Isu Wahabi Terus Dikipasi oleh Syiah dan Liberal

10Berita - SOLO – Wakil Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Ustadz Fahmi Salim menganggap keliru orang yang serampangan menuduh Wahabi. Hal itu dia katakan disela dauroh bersama Aliansi Nasional Anti Syih di Hotel Aziza, Pasar Kliwon, Solo.

“Wahabi bukan untuk memecah belah umat, bagi saya keliru kalau ingin konsisten kembali ke Quran Sunah, bergerak dibidang politik, atau bahkan khilafah, kemudian semua dipukulkan kedalam satu keranjang yang namanya wahabi,” katanya, Ahad (29/10/2017).

Menurutnya Wahabi memang ada, tetapi tidak bisa secara serampangan memperingatkan umat dari kesalahan individu atau kelompok dan membantah kesalahan tersebut (mentahdzir). Kata dia, tiga kelompok yakni Syiah, Liberal dan Komunis berkepentingan menghembuskan isu Wahabi.

“Isu Wahabi ini terus dikipasi oleh kelompok Syiah dan kelompok liberal untuk mendiskriditkan ajaran yang menunjukkan kebangkitan umat Islam. Nah Liberal dan Syiah ikut berkepentingan, bisa juga komunis itu manas-manasi,” paparnya.

Ustadz Salim menerangkan bahwa sejarah pernah mengulas isu Wahabi ketika Sukarno mengesahkan Nasakom. Untuk itu, dia mengingatkan sejarah sudah ada, jangan sampai terulang.

“Dulu ada ketika Nasakom disahkan Presiden Sukarno, Liberal, Sekuler dan Komunis tetapi Syiah belum ada. Itu membesarkan isu Wahabi untuk menyerang Masyumi, menyerang kelompok yang anti Nasakom yaitu umat Islam. Sejarah sudah ada jangan terulang kembali,” pungkasnya. [SY]

Sumber : Republika.co.id

Minggu, 29 Oktober 2017

Kisah Nyata: Masuk Surga Dengan Sebutir Rambutan

Kisah Nyata: Masuk Surga Dengan Sebutir Rambutan


10Berita - Dalam buku Bumi dan Langit Ikut Menangis, saya menulis 26 kisah menuju tadabbur al-Quran. Semua kisah itu saya tulis dengan berkaca pada peristiwa-peristiwa yang dekat dengan keseharian hidup kita.

Semua kisah itu penuh dengan ajaran tentang akhlak mulia, kearifan, dan kesejukan hidup. Membaca dari awal sampai akhir kisah-kisah yang ada dalam buku itu, insya Allah akan membuat Anda semakin percaya bahwa al-Quran adalah The Amazing Book.

Anda ingin masuk surga hanya dengan sebutir rambutan? Nah, kali ini saya akan tuliskan salah satu kisah dalam buku tersebut: Masuk Surga dengan Sebutir Rambutan.

Madinah adalah kota yang memiliki perkebunan kurma yang subur. Jika kita berkunjung ke kota Madinah, maka kebun kurma dapat kita jumpai sepanjang jalan. Menurut sejarah, yang pertamakali menanam pohon kurma di bumi adalah Anus bin Syits, cucu Adam alayhissalam.

Di Madinah, yang pertamakali bercocoktanam kurma adalah masyarakat Bani Qurayzhah dan Bani Nadhir. Sebagamana kita ketahui, Bani Qurayzhah dan Bani Nadhir adalah dua komunitas Yahudi di Madinah.

Kebun kurma adalah asset penting bagi masyarakat Madinah. Makin luas kebun kurma seseorang, maka makin tinggi kedudukan sosialnya. Pada zaman Nabi, orang yang paling banyak hartanya adalah Abu Thalhah al-Anshari radhiyallahu anhu.

Harta yang paling ia cintai adalah Bayraha, yaitu kebun kurma yang menghadap ke Masjid Nabawi. Rasulullah saw. seringkali masuk ke dalam kebun itu dan meminum air yang ada di dalamnya.

Dalam kitab Tafsir-nya, Ibnu Katsir menceritakan riwayat tentang kebun kurma Abu Thalhah. Ceritanya adalah Abu Thalhah mendengar bahwa telah turun wahyu kepada Rasulullah saw.,

‘Kamu sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menginfaq-kan sebagian harta yang kamu cintai. Dan, apa saja yang kamu infaq-kan, maka Allah sungguh mengetahuinya. (al-Quran, surat Alu Imran/3: 92)

Lalu Abu Thalhah mendatangi Rasulullah. Ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, Allah berfirman bahwa ‘kalian tidak akan mendapatkan kebaikan sampai kalian mau menginfakkan sebagian yang kalian cintai’.

Sesungguhnya hartaku yang paling aku cintai adalah Bayraha. Kini kebunku itu aku jadikan sedekah karena Allah, demi mengharapkan kebaikan dan kekekalan sedekah itu di sisi-Nya. Oleh karena itu, wahai Rasulullah, terimalah sedekahku ini sebagaimana yang diinginkan Allah’.

Rasullah saw. berkata, ‘Wah.. wah.. wah…, itu harta yang benar-benar menggiurkan. Aku sudah mendengar keinginanmu. Tapi, aku punya usul bagaimana kalau kau sedekahkan kepada kerabatmu saja?’

Abu Thalhah menjawab, ‘Baiklah, kalau begitu aku akan melaksanakan perintahmu, wahai Rasulullah’. Kemudian Abu Thalhah membagi-bagikannya kepada kerabatnya dan keluarga besarnya.

Begitu pula dengan Abu Dahdah al-Anshari, yang memiliki kebun yang berisi 600 pohon kurma. Ketika ia mendengar bahwa telah turun wahyu, Siapakah yang mau memberi pinjaman yang baik kepada Allah? Maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan berlipat ganda’ (surat al-Baqarah: 245), maka ia langsung mendatangi Rasulullah saw.

Sesampainya di hadapan Rasulullah saw., ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, benarkah Allah menginginkan pinjaman dari kita?’

Rasul menjawab, ‘Ya benar, wahai Abu Dahdah’.

Abu Dahdah berkata, ‘Sekarang, tunjukkan tanganmu wahai Rasulullah’.

Maka Rasulullah saw. menjulurkan tangannya, lalu Abu Dahdah memegangnya sambil berkata, ‘Sesungguhnya aku memberikan pinjaman kepada Tuhanku berupa kebun kurmaku’.

Lalu Abu Dahdah menuju kebun kurmanya. Sesampai di depan pintu kebunnya, ia melihat istri dan anak-anaknya sedang berada di dalamnya. Dari pintu kebun kurma, Abu Dahdah berseru, ‘Wahai istriku, keluarlah engkau, karena kebun ini sudah aku pinjamkan kepada Allah swt.’

Istrinya menjawab, ‘Baik, wahai suamiku. Sungguh, ini bisnis yang menguntungkan’.

Maka, keluarlah istri Abu Dahdah dan anak-anaknya dari kebun kurma itu.

Masya Allah, begitu dermawannya sahabat-sahabat Rasulullah saw. Jika kita ingin menghitung berapa banyak harta yang mereka infakkan di jalan Allah swt., maka datangilah penjual pohon kurma.

Tanyakan berapa harga satu batang pohon kurma. Saat ini, harga pohon kurma sekitar 5 juta rupiah. Itu pun belum berbuah! Sekarang, kalikan dengan 600 batang pohon kurma. Jumlahnya: 3 milyar rupiah! Itulah infaknya Abu Dahdah.

Subhanallah, bisa jadi kita akan pikir-pikir untuk mengeluarkan infak sebesar itu. Meskipun kita tidak seperti Abu Talhah dan Abu Dahdah yang memiliki ratusan pohon kurma, namun kita masih bisa menanam pohon-pohon lain yang menghasilkan buah.

Rasulullah bersabda, ‘Jika seorang Muslim menanam sebuah pohon atau berkebun, kemudian buahnya dimakan manusia, binatang, atau lainnya, maka itu bernilai sedekah bagi yang menanamnya’ (Hadits, riwayat Muslim)

Islam mengajarkan kepada kita agar setiap nikmat yang kita miliki dapat dirasakan manfaatnya juga oleh makhluk lain. Oleh karena itu, apapun pohon-buah yang kita tanam di halaman rumah kita berbuah lebat, berikan sebagian buahnya kepada kerabat, tetangga, atau tamu kita.

Selain itu pula, kita tidak perlu marah ketika buah pohon yang kita tanam dimakan serangga, burung, kampret, atau bahkan dicuri orang. Relakan, karena kita mendapatkan pahala darinya.

Ternyata, buah durian, mangga, jambu, salak, atau rambutan yang kita tanam di halaman rumah dapat menuntun kita menuju surga.

Sumber: bangaziem.wordpress.com

Sabtu, 28 Oktober 2017

Ada 31 nama lain istilah daging babi, awas jangan terkecoh

Ada 31 nama lain istilah daging babi, awas jangan terkecoh

10Berita - Founder Halal Corner Aisha Maharani lewat akun Twitter-nya @AishaMaharanie mencatat ada 31 sebutan lain untuk bahan baku dari babi dan turunannya.

Istilah-istilah tersebut termasuk asing dan jarang didengar masyarakat Indonesia.


Inilah daftar istilah babi:

1. Pig : Babi muda dengan berat kurang dari 50 kg.

2. Pork: Daging babi.

3. Swine: Daging babi untuk seluruh spesies babi.

4. Hog: Babi dewasa dengan berat melebihi 50 kg.

5. Boar: Babi liar, babi hutan, atau celeng.

6. Lard: Lemak babi, biasa digunakan sebagai minyak untuk masakan, kue, atau bahan sabun.

7. Bacon: Daging hewan yang diasapi, terutama babi.

8. Ham: Daging babi bagian paha.

9. Sow: Babi betina dewasa (namun istilah ini jarang digunakan).

10. Sow milk: Susu yang dihasilkan dari babi.

11. Bak: Daging babi dalam bahasa Tiongkok.

Misal: Bak Kut Teh, bakkwa.

12. Char siu, cha siu, char siew: Mengacu hidangan kanton berupa daging barbeku.

13. Cu Nyuk: Daging babi dalam bahasa Khek/Hakka.

Istilah ini digunakan dalam makanan siomay dan bubur.

14. Rou: Babi dalam bahasa Mandarin, misalnya, hingshao rou, rou jia mo, tuotuorou, yuxiangrousi.

15. Dwaeji: Daging babi dalam bahasa Korea, biasanya digunakan sebagai varian dalam bulgogi dan galb.

16. Tonkatsu: Hidangan Jepang berupa irisan daging babi yang digoreng dengan tepung panir.

17. Tonkotsu: Hidangan Jepang berupa ramen berkuah putih keruh, terbuat dari tulang, lemak, dan kolagen babi.

18. Nuraniku: Sebutan daging babi dalam bahasa Jepang.

19. Yakibuta: Hidangan Jepang mirip char siu, biasanya digunakan untuk toping ramen.

20. Nibuta: Hidangan Jepang berupa pundak babi yang dimasak dengan sedikit kuah.

21. B2: Sebutan untuk makanan yang berbahan daging babi di daerah Batak dan Yogyakarta.

22. Khinzir: Nama untuk babi dalam bahasa Arab dan Melayu.

Istilah lain dari "Daging Babi"

23. Charsiu

24. Mu

25. Chasu

26. Cu (hewan babi)

27. Nyuk/Yuk (Daging), jadi kalo “Cu Nyuk” itu artinya “Daging Babi”

28. Cu-Rou (Dabing Babi)

29. Cha

30. Siu

31. Baikwat (porkribs)

Dalam bahasa Cina, istilah “Cu-Nyuk” sendiri sebenarnya mengacu pada "babi".

Herannya lagi, si penjual tidak memberikan peringatan apa-apa kepada si pembeli padahal mereka pasti tahu jika orang Islam haram mengkonsumsi daging babi.

Mudah-mudahan saja si ibu berjilbab yang ikut makan Sioamy Cu-Nyuk itu disebabkan ketidakpahamannya.

Istilah Lain dari Daging Babi Jika sewaktu-waktu kita ingin makan, terlebih di kawasan pecinan, maka berhati-hatilah dan bersikap waspada, karena di wilayah itu memang bertebaran aneka kuliner yang mengandung Babi.

Selain itu, yang juga perlu dicermati adalah KUE BULAN Kue enak khas Cina ini jika bungkusnya ada STIKER MERAH atau GAMBAR BABI, ya itu berarti kue mengandung Cu Nyuk alias Babi.

Setelah membaca, Jangan lupa SHARE pada yang lain, Insyaa Allah Ridho dan Rahmat Allah akan kau raih. Aamiin. [rojul/dbs/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Sumber: voa-islam.com

Ucapkan Lafadz Ini Saat Memasuki Area Pemakaman

Ucapkan Lafadz Ini Saat Memasuki Area Pemakaman


10Berita, Pemakaman mungkin hanya tempat sepi. Tetapi, umat Islam diajarkan untuk tetap berlaku sopan.

Dalam ajaran Islam, terdapat anjuran untuk menyampaikan salam kepada orang lain. Salam tidak sekadar diartikan sebagai sapaan, melainkan juga doa.

Anjuran ini juga berlaku bagi muslim yang masih hidup kepada para jenazah. Meski mereka telah meninggal, seorang Muslim tetap dianjurkan mengucapkan salam sebagai doa bagi para jenazah.

Berikut lafal salam tersebut yang dibaca Rasulullah:

“Assalaamu ‘alaa ahlid diyaar minal mu’miniina wal muslimiin yarhamukumullaahul mustaqdimiin minkum wa minnaa wal musta’khiriin, wa innaa insyaa allaahu bikum laahiquun.

Artinya:

Assalamu’alaikum, hai para mukmin dan muslim yang bersemayam dalam kubur. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka yang telah mendahului dan yang akan menyusul kalian dan (yang telah mendahului dan akan menyusul) kami. Sesungguhnya kami insya Allah akan menyusul kalian.”

Sumber: dream.co.id

Mukmin Ini Masuk ke Surga Tanpa Hisab, Siapa Dia?

Mukmin Ini Masuk ke Surga Tanpa Hisab, Siapa Dia?

10Berita , Diriwayatkan dari Abdurrahman ibn Auf ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, Zubair di surga, Abdurrahman ibn Auf di surga, Sa’ad ibn Abi Waqqash di surga, Sa’id ibn Zaid di surga. dan Abu Ubaidah di surga. (HR. al-Tirmidzi dan Ahmad). Merekalah sepuluh orang terpilih sebagai penghuni surga.

Namun ada banyak dari mereka yang menghuni surga tanpa hisab selain kesepuluh orang tersebut. Di antaranya adalah mereka yang mengikuti Baiat Hudaibiyyah yang berjumlah 1.400 orang. Jabir ibn Abdullah berkata, “Kami berjumlah 1.400 orang (HR. Al-Bukhari)

Dikutip dari buku yang berjudul “Para Penggenggam Surga” karya Syaikh Muhammad Ahmad Isa, ada menyatakan bahwa mereka berjumlah 300 orang. Pendapat lain menyatakan 500 orang. Mereka semua terus berada dalam jalan kebenaran dan istiqamah hingga meninggal dunia.

Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu (Muhammad) di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)". (QS. Al-Fath (48): 18).

Ayat tersebut merupakan pernyataan keridhaan Allah terhadap para sahabat Rasul-Nya, terutama yang ikut serta dalam Peristiwa Hudaibiyyah. Mereka yang telah mendapatkan ridha-Nya tidak mungkin meninggal dalam keadaan kafir, sebab Allah tidak akan memberikan ridha-Nya, kecuali kepada mereka yang Dia ketahui meninggalnya dalam keadaan memeluk Islam. Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda, “Dengan izin Allah, tidak seorang pun dari para sahabat yang berbaiat di bawah pohon akan masuk neraka.” (HR. Muslim).

Disebutkan pula dalam dua kitab Shahih (Al-Bukhari dan Muslim) sebuah riwayat dari Abi Hurairah yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ada 70.000 orang dari umatku yang masuk surga tanpa dihisab terlebih dahulu, wajah mereka bak purnama penuh.”

Ukasyah ibn Mahsan Al-Asadi meminta bagian dari jumlah tersebut dan beliau bersabda, “Ya Allah, jadikanlah dia di antara mereka.” Dan seorang Anshar berdiri dan berkata, “Ya Rasulullah, doakan aku agar menjadi salah seorang dari mereka.”  Kemudian Rasulullah menjawab, “Ukasyah sudah mendahuluimu.”

Ukasyah ibn Muhsan kemudian syahid di tangan Thulaihah Al-Asadi. Namun Thulaihah bertobat kepada Allah dan enghadap Abu Bakar dengan menyatakan keislamannya.

Dalam Shahihaini (Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim) disebutkan sebuah hadis yang bersumber dari Amr Al-Syabi yang meriwayatkannya dari Masruq dari Aisyah ra hadis ini berkaitan dengan isyarat dan kabar yang diberikan Rasulullah SAW. kepada Fathimah ra (putri Beliau SAW) bahwa pada tahun tersebut Jibril as datang untuk mengulang hafalan Alquran sebanyak dua kali. Padahal, sebelumnya hanya sekali dalam setahun.

“Pada tahun ini Jibril dua kali datang. Dan aku melihat hal tersebut sebagai pertanda ajalku semakin dekat,” demikian ujar Rasulullah SAW kepada purtinya. Kabar itu membuat putrinya menangis. Kemudian beliau mengisyaratkan dan mengabarkan bahwa Fatimah adalah pemimpin wanita penghuni surga serta anggota keluarga pertama yang akan menyusulnya; dan demikianlah yang terjadi.

Imam Al-Baihaqi menyatakan, bahwa para ulama berbeda pendapat tentang masa hidup Fatimah setelah Rasulullah SAW wafat. Ada pendapat yang mengatakan 2 bulan, 3 bulan, 1 tahun, dan 8 tahun.  Akan tetapi, riwayat paling benar adalah bersumber dari Al-Zuhri dari Urwah yang menyatakan Aisyah ra berkata, “Fatimah hanya hidup selama 6 bulan setelah Rasulullah SAW wafat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dalam sebuah hadis yang bersumber dari Anas ra Rasulullah SAW bersabda, “Bersediakah kalian aku kabarkan tentang para pria penghuni surga di antara kalian?”

“Kami bersedia, wahai Rasulullah,” jawab kami.

Rassulullah berkata, “Nabi berada di surga dan demikian pula dengan Al-Shiddiq. Seorang pria yang mendatangi saudaranya di penjuru kota karena Allah semata, berada di surga. Bersediakah kalian aku kabarkan tentang para wanita penghuni surga di antara kalian?”

“Kami bersedia, wahai Rasulullah,” jawab kami.

Nabi berkata, “Seluruh istri yang baik dan solehah jika mendapat marah, perlakuan buruk, atau murka suaminya berada di surga.”

Mendengar hal tersebut Aisyah berkata, “Kuserahkan diriku kepadamu sepenuhnya dan aku tidak akan bercelak sampai engkau ridha.” (Al-Thabrani).

Sumber : Republika.co.id