OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.
Tampilkan postingan dengan label RENUNGAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label RENUNGAN. Tampilkan semua postingan

Jumat, 04 Januari 2019

Di Telaga itu, Rasulullah Menanti Umatnya yang Kehausan

Di Telaga itu, Rasulullah Menanti Umatnya yang Kehausan

Oleh: Ian Sobung
“Sesungguhnya aku menunggu (kedatangan) kamu sekalian di telaga. Barangsiapa melewati, dia pasti minum. Dan barangsiapa minum, maka dia tidak akan dahaga selamanya.”(HR.Bukhari).
MANUSIA agung itu memang telah tiada. Setelah dua puluh tiga tahun menebar cahaya Islam dengan penuh cinta dan kasih sayang untuk menyelamatkan kita, manusia, beliau pergi menemui Rabbnya. Kepergiannya membuat seisi dunia menangis. Bukan hanya para sahabat yang begitu sangat mencintainya, tapi mimbar dan tongkat yang selalu menemaninya saat berkhutbah, pun ikut berguncang hebat tanda keduanya sedang berduka.
Meskipun telah tiada, namun kecintaan sang Nabi kepada kita umatnya tiada pernah henti. Walau terkadang yang dicinta tak pandai membalas cinta, juga tak sadar kalau selalu didoakan keselamatan dan ditangisi kesulitan yang menimpanya. Kecintaannya terbawa mati. Bahkan tidak berujung. Cinta itu selalu hadir kapan dan bagaimanapun situasinya. Tak kenal suka maupun duka. Tak terbatas dunia dan akhirat. Tak terbedakan di saat aman atau sedang huru-hara. Di saat seorang ibu dan seorang anak tidak saling mengenal, sekalipun.

Di sana, di padang mahsyar, ketika segenap kita disibukkan oleh urusan kita masing-masing. Ketika kita digiring secara kasar menuju pengadilan Tuhan Yang Mahabijaksana. Ketika kita dikumpulkan dalam keadaan telanjang dan tanpa alas kaki. Ketika matahari dengan sinarnya yang membakar hanya berjarak satu hasta dari atas kepala. Ketika rasa haus mencekik tenggorokan. Ketika ini dan itu terjadi, cinta itu kembali hadir. Ya, hadir dalam sebuah telaga yang indah nan menyegarkan. Yang semua orang pasti berharap dapat meneguk airnya di tengah berbagai kesulitan yang mendera.
Telaga itu benar-benar ada, luas dan indah. Dan sungguh sangat indah. Ia hadir dengan nama yang indah pula, Al Kautsar; nikmat yang banyak. Demikian Abdullah bin Abbas, sepupu Nabi saw menuturkan.
Di telaga itu Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menanti umatnya, dengan luapan cinta dan kasih sayangnya, menyambut mereka yang kehausan. Beliau sangat mengenali umatnya, karena memang mereka memiliki tanda-tanda yang tidak dipunyai oleh siapapun oleh umat lain. “Kalian akan datang kepadaku dengan muka, lengan dan betis yang berkilauan karena bekas air wudlu,” tegas beliau dalam sabdanya.
Memang, telaga dan semua kenikmatannya itu bukan akhir dari segalanya. Perjalanan kita menuju persinggahan terakhir; surga atau neraka, masih sangat panjang. Setelahnya kita akan menghadapi perhitungan amal yang tidak kalah menegangkan. Lalu amal-amal itu akan ditimbang untuk diberikan balasan. Selanjutnya, kita akan menuju ke shirat dengan terlebih dahulu melewati tujuh jembatan, dimana di masing-masing jembatan itu akan ditanyakan keimanan, shalat, puasa Ramadhan, zakat, haji dan umrah, mandi wajib dan wudlu, dan kezhaliman-kezhaliman yang pernah kita lakukan kepada sesama manusia. Kata sebagian ulama, kita tidak akan melangkah ke jembatan berikutnya jika pada jembatan sebelumnya kita gagal.

Perjalanan setelah telaga sungguh masih sangat panjang dan berat. Begitupun, bisa mampir dan minum di telaga Rasul itu sungguh sebuah karunia besar. Perjalanan memang belum lagi selesai. Tapi mendapatkan minum dari telaga yang sesudahnya tidak lagi ada haus sungguh sangat didambakan. Itu akan sangat meringankan, di hari ketika segalanya berubah begitu mengerikan, panas, haus dan mencekam.
Hari ini, entah di ujung pelarian mana kita menuju. Tapak demi tapak adalah keniscayaan menuju kematian. Di telaga itu, kelak, Rasul setia menanti. Dengan cinta dan kasih sayangnya. Tak ada yang patut dilakukan, kecuali senantiasa memohon, agar bila tiba saatnya, kita bisa bertemu Rasul di telaga itu, lalu minum dengan sepuas hati.
Di sana, di telaga itu, Rasul menanti.

Sumber : Tarbawi edisi 124 Th. 7 Dzulhijjah 1426 H/19 Januari 2006 M., Islam pos

Senin, 31 Desember 2018

Di Akhir Zaman, Ketiga Hal Ini Semakin Langka

Di Akhir Zaman, Ketiga Hal Ini Semakin Langka



10Berita, Zaman semakin maju bila ditinjau dari perkembangan teknologi, namun terjadi degradasi moral yang luar biasa dimasyarakat kita. Setiap hari kita disuguhi banyak kejadian yang kurang terpuji di masyarakat kita, mulai anak berani membunuh orang tuanya, atau perzinaan yang merajalela yang sengaja direkam oleh pelakunya sendiri kemudian menyebar ke media.
Kejadian diatas merupakan gambaran realita saat ini yang perlu penanganan sejak dini.
Menyikapi kejadian-kejadian ini, Ibnu Al-Mulaqqin dalam Tabaqat al-Aulia mengutip perkataan Dzunnun al-Misri (wafat pada tahun 246 H):
ثلاثة ﻣﻮﺟﻮﺩﺓ، ﻭﺛﻼثة ﻣﻔﻘﻮﺩﺓ: اﻟﻌﻠﻢ ﻣﻮﺟﻮﺩ، ﻭاﻟﻌﻤﻞ ﺑﻪ ﻣﻔﻘﻮﺩ؛ ﻭاﻟﻌﻤﻞ ﻣﻮﺟﻮﺩ، ﻭاﻻﺧﻼﺹ ﻓﻴﻪ ﻣﻔﻘﻮﺩ؛ ﻭاﻟﺤﺐ ﻣﻮﺟﻮﺩ، ﻭاﻟﺼﺪﻕ ﻓﻴﻪ ﻣﻔﻘﻮﺩ
Artinya:
“Tiga hal ini ada wujudnya, namun ada tiga hal lain yang tak ada: ilmu sudah ada, namun sedikit yang mengamalkannya. Bila ada yang mengamalkan ilmunya namun sedikit keikhlasannya. Banyak orang yang mengaku cinta, tapi tak sesuai kenyataannya.”
Dari penjelasan diatas dapat dipaparkan bahwa ada tiga hal yang mulai langka wujudnya saat ini.
Pertama, perkembangan ilmu pengetahuan sangat pesat terutama dalam bidang agama, sayangnya sedikit sekali yang mau mengamalkan ilmunya.
Kedua, bila ada yang sudah mengamalkan ilmunya, namun tak ada keihklasan dalam hatinya.
Ketiga, banyak orang yang mengaku cinta kepada Allah dan Rasulnya namun tak ada buktinya, semua hanya sekedar retorika belaka.
Untuk memecahkan permasalahan-permasalahan di atas harus ada keseriusan dalam belajar dan mengamalkan ilmu dengan didasari keikhlasan sehingga membuahkan hasil yang maksimal kemudian diaplikasikan dalam kehidupan di masyarakat.
Sumber : 

Generasi Latah

Generasi Latah

Oleh: Chusnatul Jannah
Lingkar Studi Perempuan dan Peradaban
(asmachusna@gmail.com)
Latah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan anak muda. Terlebih, dengan keberlimpahan teknologi segala hal viral pun mudah diikuti.
Masih teringat challenge – challenge yang sempat gempar di jagat maya. Mulai dari tik tok, kiki challenge, hingga momo challenge. Jika ditanya mengapa gemar dan latah menirukan sesuatu yang lagi viral di media sosial? Sekadar bersenang-senang, katanya.
Tak hanya kalangan anak muda, ‘kelatahan’ itu juga nampak dari pebisnis dunia hiburan. Berapa banyak alur cerita sinetron, drama hingga film Indonesia yang mengadopsi cerita drama dari negara lain.

Sebagai contoh kisah empat pemuda kaya sombong dan gadis miskin dalam komik asal Jepang berjudu Hana Yori Dango. Cerita ini dibuat versi drama oleh banyak negara. Di antaranya di Taiwan ada Meteor Garden, di Korea ada Boys Before Flowers, maka di Indonesia ada ‘Siapa Takut Jatuh Cinta.
Politisi dan pejabat di negeri ini terkadang juga latah. Pencitraan dengan berbagai polesan dilakukan. Bergaya milenial nan kekinian. Banyaknya jumlah pemilih milenial menjadikan para politisi berebut simpati mereka. Berharap bisa memenangkan kantong-kantong suara kaum milenial.
Kita tentu masih ingat viralnya topi tauhid beberapa bulan terakhir. Masih segar di ingatan pula ketika bendera Rasulullah dibakar, gelombang pembelaan terhadapnya sangat besar. Kaum muslim dari berbagai kalangan begitu antusias mengibarkan bendera tauhid.
Sebagai wujud pembelaan mereka pada pusaka warisan Rasulullah SAW ini. Fenomena hijrah kaum milenial turut memberikan sinyal positif bahwa ghirah keislaman umat Islam mengalami peningkatan. Inilah latah yang positif.
Sayangnya, kelatahan yang negatif masih banyak dilakukan oleh kaum muda. Sekadar ikut –ikutan tanpa menyandarkan aktifitas tersebut pada halal – haram. Paling nampak saat malam tahun baru berlangsung. Ramai –ramai merayakan dan menyemarakkannya dengan berbagai hiburan dan petasan. Padahal, perayaan tahun baru Masehi adalah budaya agama tertentu.
Dalam Islam budaya ikut-ikutan atau latah diistilahkan dengan tasyabbuh. Tasyabbuh secara bahasa adalah bentuk masdar dari kata kerja “tasyabbaha” yang menunjukkan penyerupaan sesuatu, kesamaan warna dan sifat. Tasyabbuh memiliki arti menyerupai atau mencontoh.
Menurut Imam Syafi’i rahimahullah, yang dimaksud tasyabbuh adalah ungkapan yang menunjukkan upaya manusia untuk menyerupakan dirinya dengan sesuatu yang diinginkan dirinya serupa dengannya dalam hal tingkah laku, pakaian atau sifat-sifatnya.
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyAllahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallAllahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, pen.), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim)

Tasyabbuh atau meniru budaya kafir dilarang dalam Islam. Tak perlu latah mengikuti perayaan tahun baru atau budaya khas agama tertentu. Tidak pula latah mengadopsi produk pemikiran mereka. Seperti kapitalisme, sekulerisme, liberalisme, hedonisme, dan isme –isme lainnya. Sebab, sekulerisme telah menjauhkan kita dari Islam. Bukannya menumbuhkan kecintaan pada Islam, malah menimbulkan alergi dan antipati terhadap Islam.
Mari kita ganti kebiasaan latah meniru budaya dan pemikiran asing dengan mengambil Islam sebagai standar amal. Membuang pemikiran asing dari kehidupan. Dengan aktif mengikuti kajian Islam serta berdakwah amar makruf nahi munkar.
Dapat pahala iya, malah mengurangi dosa. Ikut berhijrah dan berbenah diri menjadi hamba yang lebih taat kepada Allah SWT. Menjadikan Al qur’an dan As sunnah sebagai tolak ukur perbuatan. Semoga tahun depan Allah jadikan kita hamba-hamba yang senantiasa berislam secara kaffah, tanpa pilah pilih aturan semaunya. Wallahu a’lam bisshowab. []

Sumber : Islampos

Senin, 24 Desember 2018

JANGAN BENCI FPI... Siapa Tau Kelak Mayatmu Mereka yang Menemukannya

JANGAN BENCI FPI... Siapa Tau Kelak Mayatmu Mereka yang Menemukannya

10Berita    Laskar-laskar FPI (Front Pembela Islam) selalu terdepan dan terawal saat bencana melanda di berbagai pelosok negeri ini..

Saat gempa dan tsunami Palu, mereka malam itu langsung ke lokasi..
Saat tsunami Selat Sunda, mereka malam itu juga sigap terjun ke lokasi..
Saat tsunami Aceh dulu, mereka dipimpin Imam Besar Habib Rizieq yang mengurusi ribuan jenazah..

Tanpa perlu koar-koar paling NKRI, FPI memberi bukti dengan bakti untuk negeri..
Tanpa klaim paling toleran, mereka menolong tanpa memandang suku agama ras dll..

Maka... JANGAN BENCI FPI... Siapa Tau Kelak Mayatmu Mereka yang Menemukannya..

Tetap semangat laskas-laskar FPI..
Tetap ikhlas, istiqomah, dan hanya berharap surga Allah SWT...


Sumber  : portal islam  

Sabtu, 08 Desember 2018

Lihatlah Aibmu Sendiri

Lihatlah Aibmu Sendiri

10Berita   MENGGUNJING, membicarakan aib orang lain, seakan tidak lepas dari obrolan sehari-hari kita. Padahal diri sendiri pun tak suka jika menjadi bahan pembicaraan orang. Itulah manusia, aib sendiri tak terlihat namun aib orang lain dicari-cari.
Jika saja kita bandingkan diri kita dan orang yang digunjing, boleh jadi dia lebih mulia di sisi Allah sedangkan kita lebih buruk dihadapanNya.

Saudarakau, sebenarnya aibmu kita sendiri yang lebih seharusnya diperhatikan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
يبصر أحدكم القذاة في أعين أخيه، وينسى الجذل- أو الجذع – في عين نفسه
“Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya.” [Semut di seberang lautan nampak, gajah di pelupuk mata tak nampak, pen].

Nasihat dari Abu Hurairah ini sangat bagus. Sudah seharusnya yang kita pikirkan adalah aib kita sendiri yang begitu banyak. Kita tidak usah mencari-cari dan memikirkan aib orang lain, atau bahkan menceritakan aib saudara kita di hadapan orang lain.
Aib kita, kitalah yang lebih tahu. Adapun aib orang lain, sungguh kita tidak mengetahui seluk beluk hati mereka. []

SUMBER: RUMAYSHO



Jumat, 21 September 2018

Yang Dulu Pernah Bermaksiat

Yang Dulu Pernah Bermaksiat

10Berita, SEBAGAI manusia biasa, tentunya kita tidak akan pernah terlepas dari salah dan dosa. Ketika kita sadar telah melakukan sebuah dosa, maka tugas kita selanjutnya adalah bertaubat dan memohon ampun pada Allah. Sebab, menyesali dosa tanpa pernah bertaubat adalah hal yang sia-sia. Terlebih ketika kita merasa Allah tidak akan mengampuni dosa-dosa kita. Percayalah, ampunan Allah lebih luas daripada murka-Nya.

Bagi yang dahulu berada dalam kubangan dosa, jangan pernah bersedih. Isilah waktu kita saat ini dengan taubat dan menutup kejelekan dengan kebaikan.

BACA JUGA: Maksiat, Turunkan Tingkat Keimanan

Allah Ta’ala berfirman, “Dan orang-orang yang tidak menyembah Rabb yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan Dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya Dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya,” (QS. Al Furqon: 68-71).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menasehati Abu Dzar, “Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Ikutilah kejelekan dengan kebaikan niscaya ia akan menghapuskan kejelekan tersebut dan berakhlaklah dengan manusia dengan akhlak yang baik,” (HR. Tirmidzi no. 1987 dan Ahmad 5: 153. Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih). []

Sumber: Rumaysho.com


Kamis, 12 Juli 2018

Jika Esok Masih Hidup

Jika Esok Masih Hidup

 

Oleh: Siti

ALLAH SWT, yang menambatkan keyakinan di jiwa yang putih, yang melembutkan nuansa rasa, yang menguatkan taji-taji imajinasi.

Jika aku masih tetap hidup esok pagi aku berjanji, apabila Engkau perhebatkan aku, Engkau permuliakan aku, Engkau tempatkan aku di aras utama tempat semesta dunia ini, dengan rasa rendah diri. aku bersungguh-sungguh berkuat upaya membuat Engkau tersenyum. Jika aku masih tetap hidup esok pagi, akan aku cukupkan hari-hariku untuk melayani dan membawa tarbiyyah-tarbiyyah Ilahi ke bumi.

Jika aku masih tetap hidup esoknya lagi, aku akan berlayar menyeberangi samudera waktu untuk membenarkan semua ketulusan kasih sayang yang Engkau sambungkan ke dalam mata rantai suci para nabi. Dan jika aku masih hidup esok pagi, bangunkanlah diriku dari sunyinya hati.

Hangatkanlah hariku dengan sebuah makna hidup ini dan kuatkan diriku untuk tidak berhenti hidup dan mati, Kemarin aku hidup, saat ini aku masih hidup..tapi aku tidak tahu, nanti, esok, lusa.

Saat ini ikhtiar sebanyak mungkin, berusaha menjadi baik dan tambah baik. Ya Allah, jika saat itu “jadwal “ ku telah sampai, cukupkan aku Ya Allah, aku siap, iman, islam. Aku baik, ikhlas dan taubat. Aku meminta, dengan penuh doaku mohonkan jalan yang baik.

Penuhkan hatiku dengan rasa cintaku pada Mu,Ya Allah. Ya Rabb.. Duhai yang Maha Mengetahui, yang membelah sunyi. Biarlah aku bawa tangisanku pergi jauh bersama cintaMu. Terima kasih Allah, Engkau selalu membukakan angkasa pemikiran baru di jiwaku.

Jika kesyukuranku atas nikmat Allah adalah kenikmatan. Maka bagiku wajib bersyukur kepadaNya dalam setiap hal. Bagaimanapun adanya kesyukuran adalah kerana keutamaanNya. Walaupun hari-hari berjalan dan usiaku terus bertambah. Belajar menjadi sebatang lilin, yang menerangi dan memberikan cahaya kepada setiap orang-orang yang dicintai dan di sekelilingnya, walau diri lilin itu hancur lebur tidak tersisa, serta belajar untuk mendewasakan diri. []

Sumber :  Islampos.

Jumat, 06 Juli 2018

10 Foto Ini Menunjukkan Betapa Tidak Berdayanya Manusia Menghadapai Kekuatan Alam

10 Foto Ini Menunjukkan Betapa Tidak Berdayanya Manusia Menghadapai Kekuatan Alam

10Berita, Seharusnya alam adalah kawan yang baik bagi manusia, namun ketika ia marah segala sesuatu bisa terjadi dan manusia bisa dibuat tak berdaya di hadapannya.

Terlepas dari semua itu, setiap tahun di seluruh penjuru dunia ini bencana Alam terus terjadi entah di manapun itu.

Kekuatan alam yang begitu dasyat bisa membuat manusia tak berdaya. Ini membuktikan bahwa alam menyimpan kekuatan yang begitu besar.

Berikut ini foto-foto mencengangkan yang membuat manusia tak berdaya di hadapannnya.

1. Ngerinya letusan gunung berapi di Hawaii

2. Hanya beberapa hari lubang cahaya bersinar di antara alam yang membeku di Hollow Rock

3. Kilat vulkanik selama erupsi Eyjafjallajökull

4. Pohon dengan kilatan api di dalamnya

5. Setelah badai akhir pekan di New England, ikan puffer ditemukan di pohon

6. Ketika Angin menabrak jalur Transmisi

7. Ketika badai menumbangkan pohon

8. Mengerikannya badai petir dan tornado

9. Gempa bumi mengerikan di Jepang

10. Ketika Ikan-ikan kecil bersatu dan menjadi raksasa yang begitu kuat

Itulah 10 foto yang menunjukkan betapa dasyatnya kekuatan alam. Tentu masih banyak yang lain, di mana manusia tidak bisa melawan lebih-lebih mengalahkannya.

Sumber: intisari.grid.id

Jumat, 29 Juni 2018

Tanda Kiamat Ini Sudah Muncul di Arab

Tanda Kiamat Ini Sudah Muncul di Arab


Gedung pencakar langit di Dubai tampak seperti negeri di atas awan Dubai (Getty Images)

10Berita, Syaikh Dr Muhammad Al Areifi meyakini bahwa salah satu tanda kiamat yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  telah muncul di Arab. Foto-fotonya memang indah, namun perlu menjadi bahan perenungan apa bekal kita menghadapi akhirat.

Suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam didatangi seorang laki-laki berpakaian putih. Para sahabat tidak mengenal laki-laki asing itu. Namun tidak tampak tanda-tanda perjalanan darinya; rambutnya tidak kusut, pakaiannya juga tidak berdebu. Belakangan para sahabat tahu setelah Rasulullah mengungkapkan bahwa laki-laki itu adalah Malaikat Jibril.

Jibril bertanya beberapa hal kepada Rasulullah untuk mengajar para sahabat. Ia bertanya tentang Islam, iman, ihsan dan kiamat. Seluruh pertanyaan itu dijawab dengan tepat oleh Rasulullah kecuali tentang kapan terjadinya kiamat, Rasulullah menyatakan “yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.”

Lalu Jibril bertanya tentang tanda kiamat. Rasulullah pun menjawab:

أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِى الْبُنْيَانِ

“Jika budak wanita telah melahirkan tuannya serta kalian melihat orang yang bertelanjang kaki dan tak memakai baju yakni para penggembala kambing berlomba-lomba meninggikan bangunan” (HR. Muslim)

Siapakah yang dimaksud dengan “orang tak beralas kaki berlomba meninggikan bangunan?”

Dalam hadits tersebut digunakan empat kata tentang siapa yang berlomba-lomba meninggikan bangunan. Syaikh Musthafa Dieb Al Bugha dan Syaikh Muhyidin Mistu dalam Al Wafi menjelaskan artinya:

الْحُفَاةَ merupakan bentuk jama’ dari حَافِ yang artinya “orang-orang yang tidak memakai alas kaki”
الْعُرَاةَ merupakan bentuk jama’ dari عَار yaitu orang-orang yang tidak memakai baju
الْعَالَةَ merupakan bentuk jama’ dari عَيْل yaitu orang-orang fakir
رِعَاءَ الشَّاءِartinya para penggembala kambing

Jadi, di antara tanda kiamat itu adalah ketika kaum yang biasanya menggembala kambing, tidak beralas kaki, tidak memakai baju dan miskin berlomba-lomba meninggikan bangunan.

Siapa mereka? Syaikh Dr Muhammad Al Areifi dalam bukunya Nihayatul ‘Alam menjelaskan bahwa mereka adalah orang-orang Arab. Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam riwayat Imam Ahmad ketika beliau ditanya seorang sahabat, “Wahai Rasulullah, siapakah penggembala kambing yang tidak beralas kaki, lapar dan peminta-minta itu?” Beliau menjawab, “Bangsa Arab.”

Syaikh Mahir Ahmad Ash Shufi juga menyatakan tanda kiamat ini telah muncul. “Saat ini, banyak gedung tinggi bahkan ada yang dibangun 100 lantai.”

Saat ini, tiga di antara lima gedung tertinggi di dunia berada di Arab. Dubai Towers tingginya 445 meter merupakan gedung tertinggi kelima di dunia. Burj Khalifa tingginya 820 meter merupakan gedung tertinggi kedua di dunia. Dan gedung tertinggi pertama akan dibangun di Jeddah dengan ketinggian 1 Km. Namanya The Kingdom Tower. Bangsa Arab benar-benar berlomba-lomba meninggikan bangunan.


Di Dubai, gedung-gedung pencakar langit bahkan lebih tinggi dari awan sehingga ketika difoto, mereka tampak seperti negeri di atas awan.


Negeri di atas awan Dubai (Shutterstock)

Apakah membangun gedung-gedung yang tinggi itu salah dan berdosa? Syaikh Dr Muhammad Al Areifi menjelaskan, “membangun dan meninggikan bangunan rumah maupun gedung bukanlah perkara haram jika memang ada manfaatnya dan bukan untuk kesombongan dan bermegah-megahan.”


Negeri di atas awan Dubai (Getty Images)

Yang hendaknya menjadi perhatian kita, banyaknya gedung-gedung pencakar langit di Arab ini menjadi bukti bahwa sabda Rasulullah selalu benar. Dan hendaknya kita bertanya kepada diri sendiri, apa yang sudah kita persiapkan untuk menghadapi kiamat. Sebab kalaupun kita tidak bertemu dengan kiamat kubra, kita semua pasti akan mengalami kiamat sughra yakni kematian. [Muchlisin BK/]

Sumber :BersamaDakwah

Senin, 25 Juni 2018

Penyesalan Malaikat Maut Saat Mencabut Nyawa Seseorang, Begini Kisahnya

Penyesalan Malaikat Maut Saat Mencabut Nyawa Seseorang, Begini Kisahnya

Referensi pihak ketiga

10Berita, Diriwayatkan dari Hasan bahwa malaikat maut mengunjungi setiap rumah tiga kali sehari. Malaikat maut mencabut nyawa seseorang, lalu anggota keluarganya berdukacita, atas kematiannnya.

Malaikat itu kemudian berdiri di depan pintu rumah sambil berkata bahwa dia tidak dapat dipersalahkan, karena dia hanyalah menuruti perintah dari Allah. Dia bersumpah demi Allah bahwa dia tidak mungkin merampas kehidupan seseorang, tidak juga meperpendek umurnya, atau memotong masa hidupnya. Lalu dia meneruskan perjalanannya, mengunjungi rumah-rumah sampai dia mencabut lagi nyawa dari penghuninya.

Hasan juga mengatakan bahwa jika anggota keluarga orang yang ditinggalkan melihat malaikat maut dan mendengar kata-katanya, mereka akan melupakan jenazah itu dan mulai menangisi diri mereka sendiri. 

Sumber:

www.kisah-renungan-islami.blogspot.com

Jumat, 15 Juni 2018

Rasulullah Menangis Saat Jibril Ungkap Penghuni Neraka Ketujuh. Ternyata Penghuninya

Rasulullah Menangis Saat Jibril Ungkap Penghuni Neraka Ketujuh. Ternyata Penghuninya

Referensi pihak ketiga

10Berita,  Kala itu Jibril datang kepada Rasulullah pada waktu yang tidak biasa. Namun, Jibril terlihat berbeda. Raut wajahnya tidak biasa. Maka Rasulullah SW bertanya, “Mengapa aku melihat kau berubah muka (wajah)?”

Jawabnya, “Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yang mengetahui bahwa Neraka Jahannam itu benar, siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman daripadanya.” Lalu, Rasullulah bersabda, “Ya Jibril, jelaskan padaku sifat Neraka Jahannam.”

Jawabnya, “Ya. Ketika Allah menjadikan Neraka Jahanam, maka dinyalakan selama 1000 tahun sehingga merah, kemudian dilanjutkan 1000 tahun sehingga putih, kemudian 1000 tahun sehingga hitam, lalu menjadi hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya. Demi Allah, andaikan terbuka sebesar lubang jarum niscaya dapat membakar semua penduduk dunia karena panasnya. Demi Allah, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi, niscaya akan mati penduduk bumi karena panasnya."

Referensi pihak ketiga

“Api neraka itu ada tujuh pintu, jarak antara pintu sejauh 70 tahun, dan tiap pintu panasnya 70 kali dari pintu yang lain.”

Rasulullah saw kemudian meminta Jibril menjelaskan satu per satu mengenai pintu-pintu neraka tersebut.

“Pintu pertama dinamakan Hawiyah (artinya: jurang), yang diperuntukkan bagi kaum munafik dan kafir. Pintu kedua dinamakan Jahim, yang diperuntukkan bagi kaum musyrikin. Pintu ketiga dinamakan Saqar, yang diperuntukkan bagi kaum shobiin atau penyembah api. Pintu keempat dinamakan Ladha, diperuntukkan bagi iblis dan para pengikutnya. Pintu kelima dinamakan Huthomah (artinya: menghancurkan hingga berkeping-keping), diperuntukkan bagi kaum Yahudi. Pintu keenam dinamakan Sa’ir (artinya: api yang menyala-nyala), diperuntukkan bagi kaum kafir."

Rasulullah bertanya, “Bagaimana dengan pintu ketujuh?”

Sejenak Jibril seperti ragu untuk menyampaikan siapa yang menghuni pintu ketujuh. Tetapi Rasulullah mendesaknya, sehingga Jibril akhirnya mengatakan, “Pintu ketujuh diperuntukkan bagi umatmu yang berdosa besar dan meninggal sebelum mereka mengucapkan kata tobat.”

Mendengar penjelasan yang mengagetkan itu, Rasulullah pun langsung pingsan. Jibril lalu meletakkan kepala Rasulullah di pangkuannya sehingga sadar kembali. Sesudah sadar beliau bersabda, “Ya Jibril, sungguh besar kerisauan dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari umatku yang akan masuk ke dalam neraka?”

Jawabnya, “Ya, yaitu orang yang berdosa besar dari umatmu.”

Nabi Muhammad lalu menangis. Jibril pun ikut menangis. Kemudian Nabi langsung masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk salat. Setelah kejadian itu, beliau tidak berbicara dengan siapa pun selama beberapa hari. Ketika salat pun beliau menangis dengan tangisan yang sangat memilukan.

Referensi pihak ketiga

Referensi: jadzab.com dengan analisis pribadi

Rabu, 13 Juni 2018

Begini Kondisi Penghuni Neraka Jahanam

Begini Kondisi Penghuni Neraka Jahanam

10Berita, NERAKA Jahanam adalah neraka paling ‘mengerikan’ di antara tingkatan neraka-neraka yang lain. Penghuninya adalah manusia kafir dan munafik yang paling buruk selama mereka hidup di dunia.

Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahanam: ‘Mohonkanlah kepada Rabbmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari.’” (QS Ghafir: 49)

Berikut beberapa kondisi yang akan dialami para penghuni neraka Jahanam:

Pertama, mereka tidak bisa meminta kepada Allah SWT, namun mereka meminta kepada penjaga neraka Jahannam agar berdoa untuk mereka, karena Allah berfirman: “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.” (Qs. Al-Mu’minun: 108)

Kedua, bahwasanya mereka mengatakan “Mohonkanlah kepada Rabbmu,” dan mereka tidak mengatakan “Mohonkanlah kepada Rabb kami”

Karena wajah-wajah mereka dan hati-hati mereka tidak kuasa untuk mengatakan atau berbicara dengan menyandarkan Rububiyyah Allah SWT bagi mereka, yakni (mereka tidak sanggup) untuk mengatakan Rabb kami, karena pada mereka ada cacat dan kehinaan yang mereka nilai bahwa mereka bukanlah orang yang pantas untuk menyandarkan Rububiyyah Allah kepada mereka, akan tetapi mereka mengatakan “Rabbmu.”

Ketiga, mereka tidak (kuasa) mengatakan “Angkatlah siksaan kepada kami,” akan tetapi mereka mengatakan “Ringankanlah siksaan kepada kami,” karena mereka -na’udzubillah- telah putus asa dari diangkatnya (siksaan) dari mereka.

Keempat, mereka tidak akan mampu mengatakan “Ringankanlah siksaan kami selamanya,” akan tetapi mereka mengatakan “Ringankanlah siksaan barang sehari (saja).”

Dengan ini menjadi jelaslah apa yang mereka rasakan dari siksaan, kehinaan dan kerendahan berada di neraka Jahanam.

“Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tunduk karena (merasa) hina, mereka melihat dengan pandangan yang lesu.” (QS. As-Syuraa: 45). []

SUMBER: https://www.atsar.id/2015/12/kondisi-penghuni-jahannam-di-hari-kiamat.html, IP 

Senin, 07 Mei 2018

Jeritan Dari Alam Kubur ( Pinjamkan Aku Satu Hari Lagi ) Merinding Bacanya

Jeritan Dari Alam Kubur ( Pinjamkan Aku Satu Hari Lagi ) Merinding Bacanya

Referensi pihak ketiga

Perlahan tubuhku diturunkan ke dalam lubang yang sempit, namum dengan cepat badanku ditimbun dengan tanah lalu semua orang meninggalkan aku, masih terdengar jelas langkah mereka. kali ini aku sendirian di tempat yang gelap tak terbayangkan, sekarang aku sendirian menunggu ujian, suami, istri, belahan jiwa, kawan, tetangga, sahabat karib, jabatan, harta, ketenaran, anak semuanya pergi meninggalkanku, yang ditubuhku mengalir darah meninggalkanku, apalagi sahabatku, kawan dekat, rekan bisnis semua meninggalkan aku kini tinggal aku sendirian tiada kawan maupun teman.

Kini aku sendirian ditempat yang gelap, ternyata aku bukan siapa - siapa lagi bagi mereka. menyesal pun tiada berguna taubat tak lagi diterima, minta maaf tak lagi didengar. Kini aku sendiri mempertanggung jawabkan apa yang pernah aku lakukan.

Ya Alloh, kalau boleh tolong pinjamkan satu hari saja milik - MU, aku akan berkeliling mohon maaf kepada mereka, yang telah merasa aku dzalimi yang susah dan sedih karena ulahku, yang sakit hati yang aku bohongi. Ya Alloh berikan satu hari saja, untuk memberi seluruh baktiku kepada ayah ibuku tercinta, unutk memohon maaf karena kata - kataku yang keras lagi tak sopan kepada mereka. Maafkan aku ayah dan ibu, aku sungguh ingin sujud memohon ridho mereka, Maafkan aku, aku ingin mengatakan aku ingin berterimakasih atas apa yang mereka korbankan untukku.

Ya Alloh pinjamkan aku satu hari lagi yang aku gunakan untuk bersujud, ruku' kepada - Mu beramal shalih dengan tulus serta menyedekahkan seluruh harta bendaku di jalan - MU ya Alloh. Menyesal sekali rasanya, waktu - waktuku berlalu dengan sia - sia, bahka al - Qur'an firman-Mu malas - malasan aku baca, seandainya waktu bisa aku putar kembali aku akan bertaubat, tetapi aku telah dimakan waktu hari ini dan tidak akan bisa kembali.

Sakitnya sakaratul maut ini masih menancap pada setiap sendi tubuhku yang kini kaku, tenggorokanku serasa ditancapkan dahan yang sangat besar yang penuh duri dan tajam. Lalu dahan itu ditarik dengan sekuat tenaga oleh malakul maut, sakit....sakit....sakit... sekali, walaupun seribu tahun tak akan sembuh sakitnya. Kulit dan tulangku seperti digergaji lalu direbus dengan belanga, nyeri panas masih terasa dagingku pun terasa terlepas dari tulangku, sungguh keras tarikan dari malakul maut itu.seandainya aku masih bisa bercerita tentu tak akan tenang tidur teman - temanku yang masih hidup, seumur hidup mereka taka akan pernah tidur nyenyak, andaikan saja mereka tahu yang aku rasakan.

Baru beberapa saat dalam gelap, masih terdengar sayup - sayup suara sandal orang - orang yang meninggalkanku, tanah kuburku masih gembur baru saja ditidurkan sendirian, aku lihat tanah kuburku masih gembur, makin lama makin menyempit, dari kiri kanan, atas bawah, makin mendekat aku ngeri, mereka terus menghimpitku dengan kejam.

Aku ingin berteriak tapi tak mampu, tubuhku remuk, rusukku tertindih, organ - organ dalamku hancur. inilah yang dijanjikan Alloh pada semua mayat, termasuk orang yang shalih. Akankah diluaskan lagi kuburku yang semakin menyempit ini, bagaimanakan aku nanti menjawab pertanyaan ujian setelah ini ? seandainya aku bisa keluar aku akan segera bertaubat dan memohon ampun atas semua kesalahanku. Sahabatku, masihkan kita ingin menambah dosa - dosa kita setelah membaca jerita dari kubur ini. ingat ajal tidak menunggu tobat kita, dan akan datang tanpa permisi. semoga kita bisa mengubah sikap dan perilaku kita...dan semoga Alloh senantiasa memgampuni dosa - dosa kita yang telah lalu.

Referensi pihak ketiga

Sumber referensi : www.kerisfotopic.net

Jumat, 27 April 2018

Istidraj: Ketika Ahlul Maksiat Bergelimang Harta Dunia

Istidraj: Ketika Ahlul Maksiat Bergelimang Harta Dunia


10Berita – HATI-HATI DENGAN ISTIDRAJ !!!

Jika Kita Tidak Segera Melakukan Perbaikan Diri Dengan Menjauhi Mindset Materialisme Dari Dalam Diri Kita, Sehingga Kita Terlena Dengan Kehidupan Dunia Yang Fana ini, Akhirnya Terjebak Istidraj dari ALLAH, Karena Kelalaian Kita Sendiri. Ujung-Ujungnya adalah Musibah dan Kerugian di Akhirat Kelak.!

APA ITU ISTIDROJ ?

ISTIDROJ itu adalah Azab Yang Diundur- Undur Oleh ALLAH Ta’ala, Namun ALLAH Tetap Memberikan Kita :

1). Harta Yang Berlimpah; Padahal Tidak Pernah Bersedekah. !

2). REZEKI BERLIPAT-LIPAT; Padahal Jarang Shalat, Tidak Senang pada Nasihat Ulama, dan Terus Berbuat Maksiat.. !

3). DIKAGUMI, DIHORMATI; Padahal Akhlak Bejat.

4). DIIKUTI, DITELADANI dan DIIDOLAKAN; Padahal Bangga Mengumbar Aurat Dalam Berpakaian.. !

5). SANGAT JARANG DIUJI SAKIT; Padahal Dosa-Dosa Menggunung dan Membukit. !

6). TIDAK PERNAH DIBERIKAN MUSIBAH; Padahal Gaya Hidupnya Sombong, Meremehkan Manusia, Angkuh dan Bedebah.. !

7). ANAK-ANAK SEHAT-SEHAT, CERDAS-CERDAS; Padahal Diberikan Makan Dari Harta Hasil Yang Haram (Menipu, Korupsi, Riba’, dll )..

8). HIDUP BAHAGIA PENUH CANDA TAWA; Padahal, Banyak Orang Karenanya Ternoda dan Terluka.

9. KARIRNYA TERUS MENANJAK; Padahal Banyak Hak Orang Yang Diinjak-Injak.. !

10. SEMAKIN TUA SEMAKIN MAKMUR; Padahal Berkubang Dosa Sepanjang Umur.. !

Hati-Hati, Karena itulah yang Dinamakan ISTIDRAJ.

RENUNGKAN AYAT INI :

ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala., berfirman:

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ

Artinya:
“Maka Tatkala Mereka Melupakan Peringatan yang telah diberikan kepada mereka, KAMI pun Membukakan Semua Pintu-Pintu Kesenangan Untuk Mereka; Sehingga apabila Mereka Bergembira Dengan Apa yang Telah Diberikan Kepada Mereka, KAMI Siksa Mereka Dengan Sekonyong-Konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”
(QS. AL-‘AN’ĀM : 44 )

RASULULLAH Shallallahu ‘Alaihi Wassalam., bersabda:

إِذَا رَأَيْتَ اللّهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ، فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ

“Jika Kamu Melihat ALLAH Memberikan Dunia Kepada Seorang Manusia Pelaku Maksiat, Dengan Sesuatu YANG ia (pelaku maksiat) Sukai, Maka Sesungguhnya Itu adalah ISTIDRAJ.”
(HR. AHMAD )

Maka Jangan Silau Dengan Kesuksesan dan Kemegahan Yang Ditampilkan Seseorang.. !!! Maka Waspadalah.. !!! Bisa Jadi Dia Sedang Mengalami ISTIDRAJ.

Dan pada Sagatnya Nanti, ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala., Tiba-Tiba Mencabut Semua Kenikmatan itu, Tanpa Dia Sadari. !!!

Sebagai Orang Beriman yang Dikasihi ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala., maka ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala., akan Selalu Menjaga Kita dari Segala Kemaksiatan, Tidak Dibiarkan Dalam Kesesatan. !

Jadi kalau kita sudah Beramal Sholeh, Namun Kita Masih Diberi Ujian / Cobaan, Maka Itulah Tanda Kasih Sayang ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala., pada Hamba-Hamba-NYA, Berupa Keringanan Dosa dan Menuju Ampunan-NYA. !

SEMOGA KITA SELAMAT DARI ISTIDRAJ.

AAMIIN YAA RABBAL AL AAMIIN (kk/wa)

Sumber : Eramuslim

Selasa, 13 Maret 2018

Yang Menghilangkan Pahala Sedekah

Yang Menghilangkan Pahala Sedekah


Foto: Abu Umar/Islampos

10Berita, SAUDARAKU,

Sedekah merupakan amalan yang mendapat pahala berlipat ganda. Siapa saja yang bersedekah maka ia akan beruntung dan mendapatkan rizki yang lebih dari apa yang dia sedekahkan. Allah membalas pahala sedekah di dunia langsung dan ada yang ditunda hingga di akhirat kelak. Ini terbukti dengan semakin kaya rayanya orang-orang non-Muslim yang melakukan sedekah atau berbagi dengan sesama.

Jika sebagai seorang Muslim, tentunya bukan hanya rizki di dunia yang kita harapkan. Ridha dan pahala sedekah dari Allah yang sangat kita nantikan. Karena kita tidak pernah tahu amalan apakah yang bisa mengantarkan kita pada surga-Nya Allah.

Pahala sedekah sendiri ternyata bisa hilang karena suatu hal. Diharamkan bagi seorang Muslim untuk menyebut-nyebut nama orang yang menerima sedekah darinya, hingga menyakiti perasaan orang tersebut atau dengan berbuat Riya’ di hadapan orang banyak.

Saudaraku,

Hal ini sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT,

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menghilangkan pahala sedekah kalian dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan orang yang menerimanya, seperti halnya orang yang menafkahkan hartanya karena perasaan riya’ kepada manusia.” (QS. Al-baqarah : 264)

Selain firman Allah yang di atas, Rasulullah SAW sendiri perihal sedekah ini,

“Ada tiga golongan yang pada hari kiamat kelak Allah tidak mengajak mereka bicara, tidak melihat mereka, tidak mensucikan mereka dan bagi mereka adzab yang pedih. Abu Dzar berkata: Sungguh merugi mereka itu. Lalu ia bertanya: siapakah mereka itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Yaitu orang yang memanjangkan pakaiannya karena sombong, orang yang menyebut-nyebut sedekah yang telah diberikan, dan orang yang menginfakkan hartanya dengan sumpah palsu.” (HR. Ahmad). []

Sumber: Fiqih Wanita Edisi Lengkap/Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah/Pustaka Al-Kautsar, Islampos

Minggu, 11 Maret 2018

Kriminalisasi Islam Atas Nama HAM

Kriminalisasi Islam Atas Nama HAM

10Berita, Telah tiba kita di akhir masa, ketika Islam menjadi terasing meski hadir di negara dengan mayoritas Muslim seperti Indonesia. Hari ini, Islam diidentikan dengan kekerasan, kaum fundamentalis, intoleran, tidak cinta damai, radikal, anti kebhinekaan, anti NKRI, dan lain sebagainya. Virus-virus Islamofobia terus digencarkan hingga ke seluruh dunia. Hal ini dilakukan guna menghalangi diterapkannya Islam dalam seluruh aspek kehidupan dan untuk melanggengkan sekulerisme yang terus mengakar meski telah terbukti menjadi sumber kerusakan di muka bumi.

Tak hanya di Indonesia, Islamofobia telah menjadi masalah di berbagai belahan dunia. Melihat hal itu, Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Zeid Raad Al Hussein mengajak untuk bersama-sama memerangi hal tersebut. Zeid mengatakan, diskriminasi merupakan hal yang harus dilawan. Namun, dia menegaskan untuk memerangi diskriminasi, sebuah negara harus siap untuk mengakhiri diskriminasi di kawasannya sendiri (Republika, 2018).

Secara sekilas, pandangan tersebut seolah menjadi angin segar dan menyatakan keberpihakannya kepada Islam. Namun, benarkah demikian? Lebih lanjut, Zeid mengatakan kepada Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, bahwa Indonesia haruslah menjadi contoh bagi seluruh dunia. Menanggapi hal tersebut, Lukman menjelaskan, tentang kampanye gerakan moderasi agama. Moderat yang dimaksud Lukman adalah tidak ekstrem, baik konservatif maupun liberal. Jika kita cermati lebih dalam, sebenarnya ajakan Komisioner HAM PPB ini sangat membahayakan, sebab menurutnya Islamofobia salah, maka diskriminasi terjadap penyimpangan orientasi seksual seperti LGBT juga salah, dan melindungi berbagai aliran kepercayaan serta aliran-aliran yang selama ini dianggap sesat seperti Ahmadiyah harus dilindungi pula oleh negara sebagai bentuk penghapusan diskriminasi. Jelas, hal ini adalah pemahaman yang keliru. 

Islam adalah agama rahmatan lil alamin, itu berarti Islam adalah agama yang senantiasa menghadirkan keberkahan dan ketentraman tidak hanya bagi pemeluknya namun bagi seluruh umat manusia. Maka Islam telah jauh-jauh hari mengajarkan arti toleransi yang sebenarnya, Allah azza wa jalla melalui Rasulullah shalallaahu alayhi wasallam mengajarkan agar saling hormat menghormati, menghargai beragam perbedaan sebab sebenarnya ia adalah rahmat dan keniscayaan. 

Hal ini dijelaskan dalam QS. Al Hujurat: 13, bahwasanya manusia telah diciptakan berbangsa-bangsa dengan beragam warna kulit, bahasa serta perbedaan lainnya. Namun, toleransi yang diajarkan tentu haruslah sesuai dengan rambu-rambu yang telah digariskan. Islam melarang melakukan tindakan yang dapat menggelincirkan aqidah seseorang yang beriman, seperti mengucapkan selamat pada hari raya agama lain, apalagi jika sampai ikut menghadiri dan terlibat dalam aktivitas peribadatannya. 

Selain itu, tentu Islam pun tidak mengambil jalan tengah bagi para pelaku kemaksiatan dan penyimpangan. Contohnya saja LGBT, tentu Islam dengan tegas menolaknya dan memberikan hukuman yang sesuai dengan penyimpangan tersebut. Tak boleh kita mengakui penyimpangan mereka hanya atas nama Hak Asasi Manusia, padahal sebenarnya kita tengah menghancurkan saudara kita dalam jurang yang sangat nista. Tentu, ajaran Islam dalam menyikapi penyimpangan ini akan memberikan ketenangan dan keseimbangan dalam kehidupan. 

Maka ini semua bukanlah diskriminasi, jika Islam dengan tegas menolak LGBT, Ahmadiyah, serta aliran-aliran sesat lainnya untuk diakui. Dan paham ini yang bersumber dari ajaran Islam yang murni tidaklah sepatutnya dilabeli sebagai tindakan arogansi, diskriminasi, anti kebhinekaan, intoleransi, dan radikal bagi seluruh negeri. Wallahualam bish-shawwab.

Pitri Nurseptari Agustin, S.Pd.
Jl. Raya Sukabumi, Kp. Cageundang, Desa Sukamaju Cianjur. 

Sumber : SI Online

Sabtu, 10 Maret 2018

Inilah Daftar Orang yang Tidak Akan Diajak Bicara oleh Allah

Inilah Daftar Orang yang Tidak Akan Diajak Bicara oleh Allah

 

10Berita, Sudah tahukah siapa saja orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah di akhirat kelak? Bahkan Allah pun enggan melihat ke arahnya, apalagi mensucikannya, na'udzubillah min dzalik, coba cek yuk semoga kita tidak masuk dalam daftar orang-orang berikut ini: 

“Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat dan tidak akan mensucikannya... Abu Mu’awiyah berkata, “Dan Tidak akan dilihat oleh allah.” Dan bagi mereka adzab yang pedih, yaitu orang tua yang berzina, raja yang suka berdusta, dan orang miskin yang sombong.” (HR Muslim).

“Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, dan Allah tidak akan melihat mereka, yaitu orang yang bersumpah untuk (melariskan) dagangannya bahwa ia telah memberi (harga) lebih banyak dari (harga) yang ia berikan padanya, padahal ia berdusta. Dan orang yang bersumpah palsu setelah ‘Ashar untuk mengambil harta milik seorang muslim. Dan orang yang mencegah kelebihan airnya, maka Allah akan berfirman, “Hari ini aku akan mencegah karuniaKu kepadamu sebagaimana kamu dahulu pernah mencegah kelebihan air yang bukan usaha tanganmu.” (HR Al Bukhari).

1. Orang yang sudah tua namun berzina

Rambut sudah beruban, namun syahwat masih tidak bisa ditahan. Biasanya orang sudah tua akan banyak mengingat mati dan mempersiapkan diri dengan banyak beramal, akan tetapi ada juga orang yang makin tua malah makin menjadi-jadi, masih suka melakukan zina. Na'udzubillah min dzalik. Wajarlah jika kelak di padang mahsyar Allah tidak akan memandang padanya dan tidak akan mengajaknya bicara.

2. Raja yang suka berdusta

Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi wa Sallambersabda: “Akan ada setelah (wafat)ku (nanti) umaro’ –para amir/pemimpin—(yang bohong). Barangsiapa masuk pada mereka lalu membenarkan (menyetujui) kebohongan mereka dan membantu/mendukung kedhaliman mereka maka dia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya, dan dia tidak (punya bagian untuk) mendatangi telaga (di hari kiamat). Dan barangsiapa yang tidak masuk pada mereka (umaro’ bohong) itu, dan tidak membenarkan kebohongan mereka, dan (juga) tidak mendukung kedhaliman mereka, maka dia adalah dari golonganku, dan aku dari golongannya, dan ia akan mendatangi telaga (di hari kiamat). (Hadits Shahih riwayat Ahmad dan An-Nasaa’i dalam kitab Al-Imaroh).

3. Orang miskin yang sombong

Biasanya orang sombong karena memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan, misalnya kelebihan hartanya atau jabatannya. Tetapi jangan salah... ada pula orang miskin yang sombong, sudahlah tidak punya harta, tidak mau banyak beramal, tidak mau bertaubat dari maksiat, astaghfirullahal'adzim.

4. Orang yang bersumpah palsu untuk melariskan dagangannya 

"Saya cuma ambil untung sedikit doang Pak, ini sudah hampir rugi kalau dibeli harga segini, sumpah Pak..."

Padahal sebenarnya ia mengambil untung besar. Maka pedagang yang seperti ini terancam tidak akan diajak bicara oleh Allah karena sumpah palsunya.

“Dua orang yang sedang berjual beli itu punya khiyar (pilihan) selama keduanya belum berpisah, jika keduanya jujur dan menjelaskan maka jual belinya akan diberkahi. Dan jika keduanya menyembunyikan (aib) dan berdusta maka akan dicabut keberkahannya.” (HR Al Bukhari dan Muslim).

5. Orang yang bersumpah palsu untuk mengambil harta milik seorang muslim

Dari Abu Umamah, “Bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang mengambil hak seorang muslim dengan sumpahnya, maka Allah sunngguh telah mewajibkan untuknya dan mengharamkan surga atas dirinya.” Ada seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah, “Sekalipun hak tersebut berupa sesuatu yang sedikit wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Sedikitpun sebatang kayu arak (untuk siwak)"

6. Orang yang mencegah kelebihan airnya dari orang lain

“Jauhilah Syuhh (kikir yang sangat), sesungguhnya syuhh membinasakan orang-orang sebelum kalian. Syuhh menyuruh mereka untuk bakhil, menyuruh untuk untuk memutuskan tali silaturahim, dan menyuruh untuk berbuat kejahatan, merekapun melakukannya.” (HR Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh Al AlBani).

Semoga kita tidak masuk dalam 6 daftar di atas, bukankah kenikmatan terbesar adalah ketika kita bisa menatap wajah Allah dan berbicara dengan-Nya kelak?

Sumber : Ummi Online

Selasa, 06 Maret 2018

Satu Senyuman Seribu Kebaikan

Satu Senyuman Seribu Kebaikan

Oleh: Garnis
Pengajar di Karimun
g3niezh@gmail.com

10Berita, SENYUM adalah perwujudan sikap positif. Senyum yang tulus berawal dari sikap positif. Sikap positif ini diterima oleh bagian otak tertentu dan dipancarkan melalui wajah. Kedua ujung bibir bergerak ke atas dan terlihat sedikit gigi. Kemudian, terjadilah gerakan di sekitar mata yang membuatnya semakin ramah.

Acapkali kita mendengar ungkapan senyum adalah ibadah. Kok bisa ya sebuah senyum menjadi ibadah?

Contoh kecil, pernah suatu kali ketika saya berjalan menuju sekolah tempat saya mengajar, ada seorang ibu-ibu yang berpapasan dengan saya sambil tersenyum dan berkata “Mari bu…,” entah kenapa sebuah senyuman tersebut mampu membangkitkan perasaan bahagia saya pada saat itu dan reflek saya pun ikut tersenyum. Padahal saya tidak mengenal ibu itu siapa.

Pernah juga suatu kali ketika saya pergi ke sebuah kantor pemerintahan untuk mengurus sebuah surat, salah satu pegawai dengan tersenyum dan ramah sekali menanyakan apa keperluan saya. Sikap pegawai tersebut tak pelak membuat urusan saya jadi terasa ringan dan nyaman berada di sana.

Kedua contoh di atas membuktikan bahwa sebuah senyuman mampu menjalin sebuah hubungan yang baik antara seseorang dengan orang lain yang bahkan belum kenal. Perasaan bahagia yang ditimbulkan senyum yang kita berikan secara tidak langusng sudah mendatangkan kebaikan bagi diri kita dan orang lain.

Secara sosial, senyum sangat membantu proses sosialisasi dan interaksi sesama manusia. Bahkan, seseorang yang tidak kenal sama sekali pun lebih mudah cair jika mereka suka tersenyum.

Penelitian yang diterbitkan di Jurnal Motivation and Emotion menunjukkan bahwa senyuman lebar di foto pernikahan ternyata turut berperan dalam keawetan rumah tangga. Berdasarkan riset mereka, para responden yang tersenyum bahagia saat menikah tidak ada yang bercerai, berbeda dari pasangan pengantin berwajah datar—25% di antara mereka akhirnya berpisah!

Selain foto pernikahan, para ahli juga meneliti dari foto responden saat masih kanak-kanak. Hanya 11 % responden dengan foto masa kecil tersenyum lebar mengalami perceraian, sementara 31% di antara responden yang kurang tersenyum terbukti bercerai. Kesimpulan para ahli: senyuman mendukung kita untuk memiliki kehidupan yang lebih bahagia. Masya Allah.

Jadi, sudahkah kita menebar kebaikan dengan senyum termanis hari ini? []

Sumber : Islampos.

Kamis, 01 Maret 2018

Kalau Saja Umat Islam Shalat 50 Waktu

Kalau Saja Umat Islam Shalat 50 Waktu


Foto: Aldi/Islampos

10Berita, ANNAS bin Malik megatakan, Rasulullah bersabda: Allah memerintahkan shalat sebanyak 50 waktu sebagai kewajiban atasku dan umatku.” Setelah  menerima perintah (shalat) itu Nabi Saw kembali berpapasan dengan Nabi Musa as seraya berkata: Apa yang diwajibkan oleh Tuhanmu kepada umatmu? Nabi Saw menjawab, “Shalat sebanyak 50 waktu.”

Nabi Musa berkata, “Kembalilah menghadap Tuhanmu, sesungguhnya umatku tidak akan sanggup melaksanakannya.” Maka Nabi Muhammad kembali  dan meminta keringan pada Tuhannya seperti yang disarankan oleh Nabi Musa. Kemudian Allah memberikan keringanan sehingga jumlahnya menjadi separuhnya.

Setelah itu Nabi Saw kembali bertemu Musa as, dan menyarankan agar meminta keringanan pada Tuhannya untuk kedua kalinya. “Kembalilah kepada Tuhanmu, sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup melaksanakannya.”

Lalu Nabi Saw lagi-lagi menemui Tuhannya untuk memohon keringanan, dan Allah memberi keringanan menjadi lima waktu. Allah berfirman: “Inilah lima waktu shalat yang wajib, nilainya sama dengan lima puluh waktu dan kalam-Ku tidak dapat berubah lagi.”

Lagi Nabi Saw bertemu Nabi Musa as, dan lagi-lagi Musa meminta Nabi Muhammad saw agar meminta keringanan untuk ketiga kalinya. Tapi kali ini Nabi Saw tidak menemui Tuhannya untuk memohon keringaan yang kesekian kalinya seperti yang disarankan Musa as. Nabi Saw berkata: “Aku sangat malu bertemu Tuhanku.”

Setelah itu Jibril membawa Nabi Muhammad saw ke Sidratul Muntaha yang diselimuti berbagai warna yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Setelah itu, Nabi Saw diizinkan masuk ke dalam surga, di dalamnya ditemukan tembok-tembok kecil yang terbuat dari mutiara dan tanahnya mengeluarkan wangi kesturi.” (HR. Bukhari).

Melihat Penghuni Neraka

Peristiwa Isra Mi’raj terjadi dengan rohani dan jasmani, bukan mimpi dalam tidur. Bagi orang yang beriman, peristiwa ini dialami Rasulullah dalam keadaan sadar dan terjaga. Ketika itu terjadi perdebatan sengit diantara para sahabat, bahkan tak sedkit yang murtad.

Kaum orientalis kemudian melontarkan sejumlah pertanyaan sinis seperti ini:  Kenapa peristiwa Isra’ Miraj terjadi di malam hari, kenapa tidak di siang hari agar bisa dilihat dan diyakini orang? Kalau memang mu’jizat itu terjadi dengan kekuatan Allah, kenapa terjadi dalam semalam, bukan sekejab mata?

Ketika orang lain meragukan dan mengingkari kisa perjalanan ghaib Rasulullah ke Sidratul Muntaha, sahabat Abu Bakar As-Shiddiq lah yang membenarkan kabar tersebut.

Dalam perjalanan mir’ajnya, Rasulullah melewati suatu kaum yang sedang bercocok tanam dan sedang menuai pada hari itu juga. Setiap kali mereka tuai, setiap itu pula tanaman tersebut tumbuh kembali, seperti sebelum menuai. Lalu Rasulullah bertanya kepada Jibril. “Siapa mereka itu ya Jibril? Jibril menjawab, “Mereka adalah kaum mujahidin fi sabilillah. Pahala yang diberikan kepada mereka berlipat ganda hingga 700 kali lipat.”

Kemudian, Rasulullah juga melihat seorang wanita tua. Pada kedua lengannya berderet perhiasan yang mempesona. Rasulullah bertanya lagi kepada Jibril, lalu Jibril menjawab, “Ia adalah dunia dengan berbagai perhiasan yang ada padanya.”

Selanjutnya, Rasulullah melihat orang yang sedang memukul kepala dengan batu hingga pecah. Dari pecahan kepala itu mengucur banyak darah. Lalu kepada itu kembali sediakala, setelah itu kembali memukul kepalanya dengan batu hingga berdarah dan seterusnya hingga berkali-kali. Rasulullah bertanya kepada Jibril. “Siapa mereka ya Jibril?” Jibril menjawab, “Mereka adalah orang yang bermalas-malasan dalam menunaikan shalat wajibnya.”

Dalam Mi’rajnya, Rasulullah juga melihat suatu kaum yang memotong-motong lidah dan bibirnya sendiri dengan menggunakan gunting dari besi. Setiap kali lidah dan bibirnya terpotong, setiapkali itu pula  bibir dan lidahnya kembali seperti sediakala, lalu dipotong lagi dan seterusnya. Rasulullah bertanya kepada Jibril, siapa mereka? Jibril menjawab, mereka adalah penceramah dan ahli pidato fitnah yang kerjanya menyuruh orang mengerjakn sesuatu, tapi mereka tidak melakukannya. Mereka orang yang suka ceramah, tapi tidak sesuai dengan kata dan perbuatannya.

Kemudian, Rasulullah melihat seekor banteng besar keluar dari dalam perut yang besar, lalu banteng itu ingin masuk lagi, tapi tak bisa, Rasulullah terheran-heran. Maka beliau bertanya kepada Jibril dan dijawab, “Ia adalah perumpaan seorang yang berjanji dan bersumpah, tapi tak mampu ditunaikan.

Rasulullah juga melihat suatu kaum berenang di lautan darah. Mereka berenang disana dan memakan batu-batuan ke dalam mulutnya. Nabi Saw bertanya kepada Jibril tentang mereka, lalu dijawab, “Mereka adalah pemakan uang riba.”

Lanjut, Rasulullah melihat orang-orang yang meninggalkan daging segar dan mengerumuni daging busuk. Rasulullah bertanya kepada Jibril, siapa mereka? Jibril menjawab, “Mereka adalah para pezina. Lelaki yang mempunyai istri halal dan sehat, tetapi ditinggalkan dan mencari perempuan haram yang berpenyakit. Begitu pula sebaliknya, perempuan yang mempunyai suami yang  halal dan sehat, tapi dia mencari lelaki yang haram di jalan.”

Tak lama kemudian, Rasulullah melihat seorang lelaki sedang memikul barang yang tidak kuat dipikulnya, namun ia masih menambah pikulannya itu dengan memasukkan barang-barang lain. Rasulullah bertanya tentang orang itu, dan Jibril menjawab, “Ia adalah orang yang sedang membawa amanat meskipun tidak sanggup ditunaikan. Bebannya sudah berat, ia tambah lagi dengan amanat yang baru.” []

Sumber : Islampos

Jumat, 23 Februari 2018

Tahukan Anda Bahwa Allah Telah Menitipkan 200 Triliun Kepada Kita?

Tahukan Anda Bahwa Allah Telah Menitipkan 200 Triliun Kepada Kita?


10Berita, Modal Trilyunan Rupiah
Ibaratnya gini. Anggaplah saya ini seorang multi trilyuner. Punya uang 1.000.000 trilyun (aamiin). Yang bilang aamiin semoga jadi trilyuner ahli sedekah.

Saya ngasih Anda modal 10 trilyun rupiah dalam bentuk 1000 mobil sport mewah harga @10 Milyar rupiah. Pertanyaan saya, dengan modal sebesar itu, apakah Anda bisa jadi seorang trilyuner ?

Harusnya bisa ya wong dikasih modal 1 – 10 M aja sudah bisa jadi trilyuner kok. Coba cek harga pembuluh darah Anda. Ternyata harganya 200 trilyun rupiah.

Coba cek berapa harga oksigen yang Anda hirup setuap hari. Harganya 160 juta / hari. Tapi dikasih gratis oleh Allah.

Coba cek berapa sel syaraf baru Anda setiap hari. Setiap hari Anda dikasih 17 Milyar sel syaraf baru oleh Allah. Jika dihargai 100 rupiah / sel syaraf, berarti Allah ngasih kita sel syaraf seharga 1,7 T per hari dan itu dikasih gratia oleh Allah.

Belum nikmat-nikmat Allah yang lain. Yang jika seluruh air di lautan digunakan untuk menuliskan nikmat Allah, niscaya kita gak bakal sanggup.

Masih mau ngeluh? Masih mau merasa orang paling susah sedunia? Isilah harimu dengan “senantiasa tersenyum, bersyukur dan tidak mengeluh”

Sumber: Arfah Al Hafidz


Gallery of: Tahukan Anda Bahwa Allah Telah Menitipkan 200 Triliun Kepada Kita?


Sumber :Islamidia