10Berita,Seorang seniman asal Sumatera Barat dan anaknya yang baru berusia dua tahun menjadi korban penembakan di sebuah masjid di Linwood, pinggiran Kota Christchurch, Selandia Baru, saat salat Jumat, 15 Maret 2019.
Sabtu, 16 Maret 2019
Dua WNI Jadi Korban Penembakan Teroris di Christchurch, Begini Keadaannya
10Berita,Seorang seniman asal Sumatera Barat dan anaknya yang baru berusia dua tahun menjadi korban penembakan di sebuah masjid di Linwood, pinggiran Kota Christchurch, Selandia Baru, saat salat Jumat, 15 Maret 2019.
RESMI! Perdana Menteri Australia: Pelaku Penembakan Christchurch Adalah TERORIS EKSTRIMIS!
10Berita, Di tengah kutukan keras publik dunia kepada pelaku penembakan brutal jamaah 2 masjid di Christchurch, Selandia Baru oleh seorang warga Australia saat salat Jumat 15 Maret 2019, Perdana Menteri Australia Scott Morrison akhirnya angkat bicara.
Dengan tegas, Scott Morrison menyebut bahwa pelaku penembakan di Christchurch adalah seorang ekstrimis teroris.
Pernyataan tegas dan keras Scott yang diunggah TicToc Bloomberg ini ditunggu oleh warga dunia. Pasalnya, selama ini warga muslim selalu disudutkan dalam tiap aksi terorisme yang melibatkan warga berkulit putih. Apalagi kali ini, sang pelaku penembakan brutal tersebut berasal dari Australia.
Keberanian Scott Morrison ini masih diperkuat oleh kecamannya terhadap Senator asal Quensland Australia yang menuding bahwa peristiwa ini disebabkan persoalan izin imigrasi bagi imigran muslim radikal ke Selandia Baru."It was a radical, violent, right-wing, extremist terrorist who has done this and I am appalled and sickened," says Australia's Prime Minister @ScottMorrisonMP about New Zealand's #ChristchurchMosqueAttack#Christchurchpic.twitter.com/ulNDJ3idDQ— TicToc by Bloomberg (@tictoc) March 15, 2019
(Baca: http://portalislam123.blogspot.co.id/search?q=KECAM Pernyataan Senator yang Sudutkan Imigran Muslim, PM Australia: DISGUSTING!!)
Pernyataan tegas PM Australia ini pun ditanggapi warganet Indonesia.
"Akhirnya ,Allah membuka mata dunia! Bahwa pelaku nya juga skarang di sebut Terorist! Allahu Akbar ! Buat saudara ku para korban,semoga Allah menempatkan di Janah nya ! Aamiin Yra 🙏🏻🙏🏻 !!" cuit @harysantana.
"Aksi teror dan pelakunya melewati batas agama apapun. Rekayasa media yang selalu menyudutkan Islam dan menumbuhkan Islamophobia di Barat dan sebagian kecil masyarakat kita sendiri. Ini sedang terjadi dan kita alami sekarang. Menyedihkan," cuit @KuruRada.
"Semoga saudara2 kita yg tewas Husnul khootimah, dan mendapat janah Nya. Aminn...Aminn.. #PrayForNewZealandMoslem #PrayForNewZealandMoslem," cuit @mamat_galing.
Sumber:
Jumat, 15 Maret 2019
2 WNI Jadi Korban Penembakan Christchurch, Mustofa Nahra Desak Jokowi Berani Nyatakan Pelakunya TERORIS
10Berita, Dua orang Warga Negara Indonesia dikabarkan turut menjadi korban
Ayo Pak @jokowi sebutlah TERORIS untuk para pelaku pembantaian Umat Islam di Selandia Baru.— MUSTOFA NAHRAWARDAYA (@AkunTofa) March 15, 2019
"Jangan berharap sama si jae mas, dihatinya mungkin lagi seneng, karna selama kepemimpinannya masyarakatnya dihujani propaganda2 negatif dan Islamphobia. Coba klo pelakunya orang Islam, satu bulan media2 mainstream akan terus memberitakannya. #PrayForNewZealandMoslem," cuit @djimmortha.
"Mungkin beliau belum tahu Selandia baru itu apanya Selandia lama," cuit @aimtal.
Sumber: portal Islam
BIADAB!!! Pelaku Penembakan Masjid di Cristchurch New Zealand Unggah Video Aksinya, 40 Jama'ah Sholat Jum'at Tewas
10Berita,Pelaku penembakan brutal di Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, mengunggah video aksinya dan mengungkap alasannya melakukan serangan tersebut. Pelaku merekam aksinya secara live. [video dibawah]
Dilansir CNN, hingga kini diberitakan, sudah 40 orang yang tewas, setelah seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke dua masjid di kota Selandia Baru. Polisi telah menahan empat orang, setelah pelaku menembaki jemaah masjid yang akan menunaikan salat Jumat.
Seorang lelaki berkulit putih dengan akun FB "Brenton Tarrant" melakukan siaran langsung ketika melakukan serangan terorisme ke dalam masjid An-Nur, di kota Christchurch, Selandia Baru.
Teroris kelahiran Australia ini menyiarkan langsung aksinya di dalam mobil, tiba di depan masjid, menuju pintu masjid, ia mengarahkan moncong senjata ke jama'ah dan memberondong ratusan kali sambil reload senjata beberapa kali.
Ia kemudian keluar masjid, menembak acak sambil berkata: "Sepertinya hari ini kita tidak dapat burung bung".
Pelaku masuk lagi ke dalam masjid untuk memeriksa keadaan dan menembak lagi. Sebelum akhirnya tancap gas. Total siaran itu selama 17 menit.
Dilaporkan 40 orang meninggal dunia, sementara lebih dari 50 lain terluka. Kebahagiaan hari Jum'ah berubah menjadi banjir darah.
Diyakini ia adalah seorang ekstrimis sayap kanan yang sangat anti Islam. Perkembangan Muslim dianggap membahayakan eksistensi kaumnya.
Dalam sebuah manifesto setebal 73 halaman yang diunggah secara online, pelaku menggambarkan dirinya sebagai 'hanya orang kulit putih biasa'.
Dia menyebutkan, hanya dilahirkan dari kelas pekerja, keluarga berpenghasilan rendah, yang memutuskan untuk mengambil sikap untuk memastikan masa depan rakyat.
Pria bersenjata itu mengatakan, dia melakukan serangan untuk secara langsung mengurangi tingkat imigrasi ke tanah Eropa.
Dia menyebut, alasannya untuk melakukan serangan tersebut adalah untuk "menunjukkan kepada penjajah bahwa tanah kita tidak akan pernah menjadi tanah mereka, tanah kita adalah milik kita sendiri, dan bahwa selama orang kulit putih masih hidup, mereka tidak akan pernah menaklukkan tanah kita dan menggantikan orang-orang kami."
Diberitakan News.com.au, Tarrant mengungkapkan, ia telah merencanakan serangan selama dua tahun dan memutuskan untuk melakukan serangan di Christchurch, sekitar tiga bulan lalu.
Menurutnya, Selandia Baru bukan pilihan awal untuk menyerang, namun menggambarkan Selandia Baru sebagai sasaran 'kaya lingkungan' seperti di tempat lain di Barat.
"Serangan di Selandia Baru, akan memusatkan perhatian pada kebenaran serangan terhadap peradaban kita, bahwa tidak ada tempat di dunia yang aman, para penyerbu berada di semua tanah kita, bahkan di daerah paling terpencil di semua tanah kita dan dunia. Tidak ada lagi tempat yang aman dan bebas dari imigrasi massal," tulisnya dalam klaim manifesto tersebut.
Mengklaim diri mewakili jutaan orang Eropa dan bangsa-bangsa etno-nasionalis lainnya, dia mengatakan harus memastikan keberadaan rakyat dan masa depan untuk anak-anak kulit putih.
***
Media sebut penembak jamaah masjid di Selandia Baru pelaku brutal, berat mau nyebut Teroris. Coba pelakunya orang Islam, sudah keluar tuh cap teroris yang dikaitkan agama.
[video]
BANGSAT KALIAN !!!!!!— indra™#MUFC 👆✌ (@_indrajaya78_) 15 Maret 2019
Tragedi Penembakan Terorisme Di Dua Masjid Kota Christchurch, Selandia Baru. Jumat 15 Maret 2019
Puluhan muslim Dikonfirmasi menjadi korban & meninggal Di Masjid Al Noor#MakelarDoaDitangkapKPKpic.twitter.com/SXk5Xk8SKo
Innalillahiwainna ilaihirajiun :"(( dapet info ini juga, Bang.. pic.twitter.com/5DkWR7DcFG— Yeni Tri Okta (@yennoyyy16) 15 Maret 2019
Ini dia teroris yang melakukan penembakan pada umat Islam yang sedang melakukan shalat Jumat. Mana pemimpin dunia yang biasanya jejeritan treak teroris? Baru Erdogan yang bersuara. #NewZealandMosqueShootingpic.twitter.com/xqRpoeKOrM— Hasmi Bakhtiar (@hasmi_bakhtiar) 15 Maret 2019
Tak satupun pendukung kosong satu yg peduli dengan korban Muslim di New Zealand. Karena pelakunya bukan Muslim.— MUSTOFA NAHRAWARDAYA (@AkunTofa) 15 Maret 2019
Sumber: portal Islam
Soal Serangan Teror di Masjid Al Noor, Senator Australia Salahkan Muslim
10Berita - Seorang anggota parlemen federal di Australia memicu kemarahan karena menyalahkan muslim atas penembakan di masjid Al Noor, kota Christchurch, Selandia Baru yang telah menewaskan 40 orang.
Kendati menolak kekerasan, Senator Queensland Fraser Anning mengatakan bahwa kehadiran muslim yang meningkat menjadi penyebab aksi penembakan itu.
“Penyebab pertumpahan darah sesungguhnya di jalan-jalan Selandia Baru hari ini adalah program imigrasi yang memungkinkan kaum muslim fanatik untuk bermigrasi ke Selandia Baru,” tulisnya di twitter tak lama setelah aksi teror pada Jumat (13/03/2019).
Pada bulan Agustus, Senator Anning mengatakan kepada Parlemen bahwa solusi akhir untuk imigrasi Muslim diperlukan dalam bentuk plebisit.
Senator, yang sejak itu diusir dari Partai Katter Australia, memicu gelombang reaksi negatif. Banyak orang yang mengutuknya di media sosial.
“Supremasi kulit putih (ideologi Anda) membunuh orang-orang ini. Tutup mulutmu dan hormati,” tulis satu orang di Twitter.
“Silahkan mundur. Anda tidak pantas untuk mewakili rakyat Australia,” kata netizen lain.
Dalam pernyataan selanjutnya, Senator Anning mengatakan dirinya menentang segala bentuk kekerasan dalam komunitasnya. Menurutnya, hal itu dapat dilakukan oleh imigran muslim.
“Apa yang disoroti adalah meningkatnya ketakutan dalam komunitas kami, baik di Australia dan Selandia Baru, akan meningkatnya kehadiran Muslim,” katanya.
“Penyebab pertumpahan darah sesungguhnya di jalan-jalan Selandia Baru hari ini adalah program imigrasi yang memungkinkan kaum fanatik Muslim untuk bermigrasi ke Selandia Baru sejak awal,” tambahnya.
Anning kembali menyalahkan muslim, dengan menyebut bahwa merekalah yang biasanya melakukan kekerasan. Tak hanya itu, dia juga menuding bahwa ideologi Islam adalah ideologi yang kejam.
“Di seluruh dunia, Muslim membunuh orang atas nama keyakinan mereka pada skala industri,” katanya.
“Agama Islam hanyalah ideologi kejam dari penguasa lalim abad keenam yang menyamar sebagai pemimpin agama, yang membenarkan perang tanpa akhir melawan siapa pun yang menentangnya dan menyerukan pembunuhan orang-orang kafir dan murtad.”
Anning juga menyebut bahwa Islam sebagai agama fasis. Untuk membenarkan semua pernyataan, Anning kemudian mengutip Alkitab.
“Seperti yang kita baca dalam Matius 26:52, ‘Semua orang yang mengambil pedang, akan binasa oleh pedang’. Mereka yang mengikuti agama keras (Islam) yang meminta mereka untuk membunuh kita, tidak boleh terkejut ketika seseorang mengambil kata-kata mereka dan meresponnya dengan cara yang sama.”
sumber: kiblat | Daily Mail
Penembakan Brutal di Masjid Selandia Baru, PM Jacinda Ardern : Ini Serangan Teroris!
10Berita, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyatakan bahwa serangan brutal di dua Masjid di Kota Christchurch yang menewaskan puluhan korban jiwa yang sedang melakukan shalat Jumat sebagai serangan teroris.
PM Jacinda Ardern mengatakan bahwa serangan ini telah membuat negaranya masuk ke dalam hari-hari tergelap sepanjang sejarah Selandia Baru.
“Jelas, apa yang terjadi di sini adalah tindakan kekerasan yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya. Jelas sekali ini adalah serangan teroris,” kata Jacinda Ardern dalam konferensi persnya, seperti dilansir dari Channel News Asia, Jumat, (15/3/2019).
PM Jacinda Ardern mengungkapkan kesedihannya kepada para korban serangan tersebut. “Banyak dari mereka yang terkena dampak langsung penembakan ini adalah migran ke Selandia Baru, mereka bahkan mungkin menjadi pengungsi di sini. Mereka telah memilih untuk menjadikan Selandia Baru sebagai rumah mereka, dan itu adalah rumah mereka. Mereka adalah kita. Mereka seharusnya berada di lingkungan yang aman,” kata Ardern.
“Untuk saat ini, pikiranku, dan aku yakin pikiran semua warga Selandia Baru, ada bersama mereka dan juga dengan keluarga mereka,” ujar Ardern.
Sementara itu, Pemimpin oposisi Simon Bridges mengatakan dukungannya terhadap Ardern. “Kami mendukung anda dan mendukung komunitas Islam Selandia Baru. Tidak seorang pun di negara ini yang hidup dalam ketakutan, tidak peduli ras atau agama mereka, politik atau kepercayaan mereka,” ungkap Simon Bridges.
Dilansir dari Sputnik, pelaku penembakan tersebut diidentifikasi bernama Brenton Tarrant, warga negara Australia berusia 28 tahun. Dalam aksinya tersebut, dia meninggalkan pesan “manifesto anti-Islam” dibalik motif aksinya. (DH/MTD)
Sumber : Channel News Asia | Redaktur : Hermanto Deli
Copyright © 1440 Hjr. (2019) – Moslemtoday.com
Ini Makna Tulisan di Senjata Teroris Penyerang Masjid Christchurch
10Berita - Pelaku penembakan Masjid Al Noor di Christchurch Selandia Baru yang menyiarkan secara langsung aksi sadisnya melalui Facebook, Brenton Tarrant mengunggah senjata serta amunisi dan rompi bergaya militer di akun Twitternya beberapa hari sebelum melakukan aksi keji itu.
Pria asal Australia itu menulis berbagai referensi pertempuran kuno serta sejumlah nama teroris dalam serangan terhadap Muslim lainnya yang terjadi beberapa waktu terakhir di senjata-senjata tersebut.
Dalam satu gambar dia menulis kalimat "Untuk Rotherham, Alexandre Bissonnette, Luca Traini".
Bissonnette sendiri diketahui dijatuhi hukuman 40 tahun karena menembak enam orang hingga meninggal dunia pada tahun 2017 di sebuah masjid di Quebec.
Sedangkan Traini, seorang teroris Italia, menjalani hukuman 12 tahun penjara karena penembakan enam migran Afrika dalam serangan bermotif rasial pada Oktober tahun lalu.
Bukan hanya itu, pada sebuah senjata yang tampak seperti pistol, dia menulis "Ini compact migrasi Anda!".
Teroris 28 tahun itu juga menulis sejumlah nama para pemimpin militer dan merujuk pada pertempuran kuno seperti pertempuran Pengepungan Acre 1189 dan Kekaisaran Ottoman termasuk perang 1863 di Wina dan perang 1877 di Shipka Pass.
Dikabarkan media Australia News.com.au, tulisan itu menyebut nama Feliks Kazimierz Potocki, bangsawan dan pemimpin militer Polandia pada akhir 1600-an, Charles Martel, seorang pemimpin militer Perancis dari tahun 700an.
Akun Twitternya sendiri kini telah ditangguhkan.
Teroris tersebut juga mengunggah manifesto online yang membahas alasan di balik serangan itu.
Dalam manifesto 73 halaman itu, dia menggambarkan dirinya sebagai orang kulit putih biasa.
Dia menjelaskan bahwa dia melakukan serangan untuk secara langsung mengurangi tingkat imigrasi ke tanah tanah Eropa.
"(Serangan dilakukan untuk) menunjukkan kepada penjajah bahwa tanah kita tidak akan pernah menjadi tanah mereka, tanah air kita adalah milik kita sendiri dan bahwa, selama orang kulit putih masih hidup, mereka tidak akan pernah menaklukkan tanah kita," tambahnya.
Tarrant mengungkapkan dia telah merencanakan serangan hingga dua tahun. Namun dipilihnya Christchurch sebagai lokasi penyerangan baru diputuskan tiga bulan lalu.
sumber: rmol
Jumat, 07 Desember 2018
Cholil Nafis: Peristiwa di Nduga Pelakunya Teroris
10Berita , Jakarta – Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia Pusat, Cholil Nafis tegas menyebut pembantaian terhadap 31 pekerja proyek di Nduga, Papua sebagai tindakan teroris.
“Saya lebih senang menyebut peristiwa di Papua itu dengan sebutan teroris. Karena sudah jelas mereka meneror bangsa Indonesia yang sedang membangun negeri ini,” ujar Cholil melalui akun twitternya @cholilnafis, Rabu (05/12/2018).
Cholil juga meminta kepada negara untuk segera menangani kelompok kriminal bersenjata tersebut, karena itu sudah merupakan tugas negara untuk menjamin keamanan dan ketertiban.
“Maka segeralah diselesaikan sesuai kerangka keamanan dan ketahanan negara,” ujarnya.
Atas cuitan itu, ada beberapa tanggapan warganet yang membandingkan perbedaan penanganan jika pelakunya adalah orang Islam. Seperti cuitan akun @ikhwan95 yang berkomentar, “Kalau oknum muslim (Islam) disebut teroris, kalau non-muslim separatis disebut Kelompok Kriminal Bersenjata! Bahkan demo mereka dibebaskan waktu di Surabaya?! Aksi ummat Islam yg damai dan cinta NKRI malah mau dihalang2in… kerjaan siapa coba?!,”.
Hal senada juga disebut oleh akun @papatong1030, ia menulis jika pelakunya adalah orang islam, maka Densus 88 langsung turun. Namun jika beragama lain, maka hanya disebut kelompok kriminal bersenjata.
“Menurut polisi hanya kelompok kriminal bersenjata, kalau pelaku muslim baru otomatis jadi terorris. Dan segera ditumpas densus 88,”tulisnya.
Sumber : Kiblat
Kamis, 06 Desember 2018
Siapa Egianus Kogoya, Sosok di Balik Pembunuhan Pekerja Proyek di Papua?
Aparat kemudian menuding Kelompok Kriminal Bersenjata pimpinan Egianus Kogoya sebagai otak di balik insiden tersebut.
Pengamat Terorisme, Sidney Jones, mengatakan kelompok Egianus Kogoya merupakan sempalan dari Kelly Kwalik, komandan dari sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM). Diketahui Kelly Kwalik tewas dalam penyergapan polisi pada 2009.
Egianus beserta anak buahnya, dikenal lebih militan dan mayoritasnya berusia muda. Egianus tercatat pernah berbuat onar ketika Pilkada serentak Juli lalu, dimana mereka berupa mencegah pelaksanaan pemilu.
“Biasanya OPM ini terdiri dari faksi-faksi. Di Nduga, satu faksi yang berkuasa dan sempalan dari Kelly Kwalik yang dulu bergerak di Timika. Tapi orang-orang ini muda dan lebih militan,” jelas Sidney Jones.
Sidney menegaskan, Polri dan TNI harus menangkap Egianus Kogoya dan anak buahnya dalam keadaan hidup-hidup agar aparat bisa memperoleh informasi detail tentang jumlah anggota OPM yang tersisa. Termasuk asal senjata yang didapat.
Sidney juga berharap agar aparat tak serampangan dalam memburu kelompok separatis tersebut, apalagi sampai menyerang masyarakat sipil. Karena jika hal itu sampai terjadi, kata Sidney, ia khawatir akan ada serangan balasan.
“Mudah-mudahan tidak ada penembakan terhadap orang sipil dan tidak ada penyiksaan terhadap orang setempat untuk mendapat informasi. Itu masalah yang terjadi di masa lalu,” jelasnya.
Sementara itu, Kapendam XVII Cendrawasih, Muhammad Aidi, mengungkapkan bahwa jumlah anggota kelompok Egianus sekitar 50 orang. Mereka, klaimnya, memiliki senjata lengkap berstandar militer.
Keberadaan kelompok OPM di Kabupaten Nduga, menurut Aidi, mulai terdesak ketika pemerintah membangun jalan Trans Papua. Sebab selama ini Pegunungan Tengah dikenal sebagai markas OPM.
“Dengan adanya jalan Trans Papua, mulai lah daerah ini terbuka dari isolasi. Terbukanya jalan, mereka (kelompok OPM) merasa terusik. Sebab otomatis TNI dan Polisi bergerak mendekati arah mereka,” ujar Muhammad Aidi.
Dari catatan Polisi, sejumlah kasus yang didalangi Egianus Kogoya di antaranya:
Pada 25 Juni 2018, kelompok Egianus Kogoya menembaki pesawat Twin Otter Trigana Air yang saat itu disewa Brimob Polri. Pasukan Brimob ini sedang bertugas untuk mengamankan pilkada. Dua orang juga terluka akibat insiden tersebut.
Pada Oktober 2018, kelompok Egianus Kogoya pernah menyekap belasan guru yang sedang bekerja di SD YPGRI 1, SMPN 1 dan tenaga medis yang bertugas di Puskesmas Mapenduma, Nduga.
Pada Desember 2017, pekerja Trans Papua di Kecamatan Mugi diserang kelompok Egianus Kogoya. Pekerja proyek bernama Yovicko Sondakh meninggal dan seorang aparat luka berat.
Pada 1-2 Desember 2018, sebanyak 25 pekerja PT Istaka Karya, kontraktor jalan Trans Papua, dibawa ke Bukit Puncak Kabo. Dengan tangan terikat, mereka ditembak. Sembilan belas orang disebut tewas. Menurut Kapendam XVII Cendrawasih, Muhammad Aidi, aparat akan menangkap hidup atau mati kelompok tersebut.
Namun demikian, jika mereka bersedia menyerahkan diri beserta senjatanya, TNI bakal menjamin keamanan mereka dan diampuni dari proses hukum.
“Jadi imbauan menyerahkan diri sudah sejak awal kami lakukan. Tidak ada yang perlu dinegosasikan. Menyerah atau berhadapan dengan moncong senjata,” ujarnya.
Dalam operasi penangkapan yang dilakukan pasukan gabungan Polri-TNI ini, klaim Aidi, pihaknya akan mematuhi hukum dan akan memperhatikan pinsip hak asasi manusia. Para anggotanya sudah diperintahkan untuk menyasar orang-orang yang membawa senjata.
“Saya pastikan, kita tidak akan melakukan tindakan yang membabi buta dengan membumihanguskan kampung di sana,” jelasnya.
“Yang kami serang adalah kombatan dan mereka itu diidentifikasi dengan membawa senjata. Jika ada orang tak membawa senjata, tidak mesti ditembak tapi ditangkap.”
Dia juga mengatakan, pihaknya belum mengetahui motif penyerangan tersebut. Informasi yang menyebutkan bahwa seorang pekerja memfoto kegiatan HUT Kemerdekaan Papua sebagai penyebab insiden penyerangan ini, belum bisa dipastikan kebenarannya.
“Kalau berdasarkan kesaksian JA, dia tidak tahu soal foto itu,” imbuh Aidi seraya menyebut saksi korban kini berada di markas Batalyon 756 dan tiga pekerja yang terluka dirawat di RS Wamena. Hingga saat ini, aparat masih berusaha menuju lokasi untuk mengevakuasi para korban. []
SUMBER: BBC, Islampos.
Rabu, 05 Desember 2018
Sadis, Pekerja di Papua Disuruh Jongkok Formasi 5 Saf, Lalu Ditembak Dalam Keadaan Tangan Terikat!
Tribun Bali 5 Des. 2018 15:54
10Berita , JAKARTA - Pengakuan mengejutkan datang dari seorang pekerja PT Istaka Karya yang berhasil selamat dari pembunuhan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua.
Jimmi Aritonang, namanya.
Jimmi telah dievakuasi dari Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, menuju ke Wamena, Ibukota Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Jimmi merupakan satu dari puluhan pekerja pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga yang dikabarkan tewas dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Dari keterangan Jimmi kepada aparat penegak hukum, pada tanggal 1 Desember 2018 seluruh karyawan PT Istaka Karya memutuskan untuk tidak bekerja karena pada hari itu ada upacara peringatan yang diklaim sebagai HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPNOPM).
Upacara tersebut dilaksanakan kelompok KKB dan dimeriahkan dengan upacara bakar batu bersama masyarakat.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhamad Aidi menceritakan kembali keterangan yang diproleh dari Jimmi, Rabu (5/12/2018).
“Sekira pukul 15.00 WIT, kelompok KKB mendatangai Kamp PT Istaka Karya dan memaksa seluruh karyawan berjumlah 25 orang keluar, selanjutnya digiring menuju kali Karunggame dalam kondisi tangan terikat dan dikawal sekitar 50 orang KKB bersenjata campuran standar militer,” ungkapnya.
Kemudian, pada tanggal 2 Desember 2018, seluruh pekerja dibawa berjalan kaki dalam keadaan tangan terikat menuju bukit puncak Kabo.
Di tengah jalan mereka dipaksa berbaris dengan formasi 5 saf dalam keadaan jalan jongkok.
“Tidak lama kemudian para KKB dalam suasana kegirangan menari-nari sambil meneriakkan suara hutan khas pedalaman Papua. Mereka kemudian secara sadis menembaki para pekerja. Sebagian pekerja tertembak mati di tempat dan sebagian lagi pura-pura mati terkapar di tanah,” ungkap Aidi, sebagaimana disampaikan Jimmi.
Setelah itu KKB meninggalkan para korban dan melanjutkan perjalanan menuju bukit Puncak Kabo.
Di tempat itu, ada 11 orang karyawan yang pura-pura mati dan kemudian berusaha bangkit kembali untuk melarikan diri.
“Namun malangnya, mereka terlihat oleh KKB sehingga mereka dikejar. Lima orang tertangkap dan dibunuh oleh KKB (meninggal di tempat), enam orang berhasil melarikan diri ke arah Mbua.
Dua orang diantaranya belum ditemukan, sedangkan empat orang diantaranya, termasuk saksi Jimmy Aritonang, selamat setelah diamankan oleh anggota TNI di Pos Yonif 755/Yalet di Mbua,” ungkapnya.
Penyerangan pos TNI Tak sampai di situ, kata Aidi, pada tanggal 3 Dessember sekitar pukul 05.00 WIT Pos TNI 755/Yalet, tempat Jimmi bersama temannya diamankan diserang oleh KKB bersenjata standar militer campuran panah dan tombak.
“Rupanya mereka tetap melakukan pengejaran. Serangan diawali dengan pelemparan batu ke arah Pos sehingga salah seorang anggota Yonif 755/Yalet, Serda Handoko membuka jendela, lalu ditembak dan meninggal dunia,” tambah dia.
“Saat itu anggota di pos membalas tembakan sehingga terjadi kontak tembak dari jam 05.00 WIT hingga 21.00 WIT. Karena situasi tidak berimbang dan kondisi medan yang tidak menguntungkan, maka pada 4 Desember sekitar pukul 01.00 WIT, Danpos memutuskan untuk mundur mencari medan perlindungan yang lebih menguntungkan. Saat itulah salah seorang anggota, Pratu Sugeng, tertembak di lengan,” ujar Aidi.
Akan tetapi, ia menegaskan sejak tanggal 4 Desember 2018 pukul 07.00 WIT Satgas gabungan TNI-Polri berhasil menduduki Mbua dan melaksanakan penyelamatan serta melakukan evakuasi terhadap korban.
“Jadi, kalau mendengar keterangan saksi korban yang masih hidup (Jimmi), jumlah korban yang dipastikan meninggal dunia dibantai oleh KKB di lereng bukit puncak Kabo adalah 19 orang,” imbuhnya.
Polisi-TNI Buru Penembak
TNI-Polri belum pastikan terkait adanya informasi 31 pekerja pekerja pembangunan jembatan oleh kelompok kriminal bersenjata di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Hal itu disampaikan langsung Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen M Iqbal di Breakingnews KompasTV, Selasa (4/12/2018).
Iqbal menyebut saat ini pihaknya tengah melakukan upaya untuk mendekat ke lokasi kejadian.
Sebab menurutnya, sejauh ini informasi yang berkembang tentang insiden tersebut belum bisa dikatakan akurat.
Sehingga, lanjut dia, pihaknya dibantu TNI masih mencoba untuk datang ke lokasi kejadian.
"Mari kita sepakat bahwa ktia sedang melakukan upaya mendekat ke lokasi karena narasi yang berkembang belum dikatakan akurat, sehingga tim kami dibackup TNI datang ke lokasi," ujar M Iqbal.
Meski pihaknya belum memastkan jumlah korban pada insiden penembakan oleh KKB itu, namun upaya penegakkan hukum ia pastikan akan dilakukan.
M Iqbal memastikan negara hadir di tengah-tengah masyarakat untuk melakukan upaya penegakan hukum.
"Kami lakukan upaya penegakan hukum, kami akan kejar dan tangkap, proses hukum pada kelompok krimnal bersenjata ini.
Memang diduga terjadi penembakan yang mengakibatkan ada beberapa yang meninggal dunia bahkan ada yang menyebut korban mencapai 31 orang.
Kami belum pastikan itu, yang jelas TNI Polri akan ke lokasi untuk memastikan negara hadir di tengah masyarakat untuk melakukan upaya penegakan hukum," urainya.
Instruksi Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo telah mendapat kabar soal penembakan 31 pekerja jembatan di Kabupaten Nduga, Papua.
Presiden Jokowi memerintahkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk mengecek kejadian tersebut.
"Saya perintahkan tadi pagi ke Panglima dan Kapolri untuk dilihat dulu, karena ini masih simpang siur. Karena diduga itu. Karena sinyal di sana enggak ada. Apa betul kejadian seperti itu," kata Jokowi kepada wartawan di Gedung Bidakara, Jakarta, Selasa (4/12/2018).
Jokowi mengatakan, dirinya pernah mengunjungi kawasan Kabupaten Nduga, Papua.
Wilayah itu memang masuk dalam zona merah alias berbahaya.
Jokowi juga menyadari bahwa pembangunan di tanah Papua memang ada kesulitan.
Termasuk karena adanya gangguan dari kelompok bersenjata.
"Kita menyadari pembangunan di tanah Papua itu memang medannya sangat sulit. Dan juga masih dapat gangguan seperti itu," katanya.
Meski demikian, Jokowi menegaskan pembangunan di Papua terus berlanjut.
Pembangunan Papua tidak akan terhenti karena kasus ini.
"Pembangunan ditambah di Papua, tetap berlanjut," katanya.
Kondisi lokasi kejadian
Polres Jayawijaya dijadikan media center untuk mengakses informasi tentang kasus pembunuhan 31 pekerja pembangunan jembatan oleh kelompok kriminal bersenjata di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua pada Selasa (4/12/2018) lalu.
Diketahui lokasi kejadian adalah lebih dekat dari Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, daripada Distrik Kenyam, ibu kota Nduga.
Kondisi jalan sebagian beraspal sekitar 47 kilometer dan sisanya bebatuan menanjak. Suhu udara di daerah itu mencapai 6 derajat Celcius.
Hingga saat ini sama sekali tak ada akses telekomunikasi atau jaringan telepon seluler. Adapun radio SSB hanya dimiliki pihak tertentu, yakni pelayanan gereja.
Wakapolres Jayawijaya, Kompol A Tampubolon mengungkapkan, sejauh ini pihaknya masih menunggu perkembangan terbaru soal pembunuhan 31 orang pekerja PT Istaka Karya yang tengah membangun jembatan.
“Tim sudah bergerak ke sana. Kita berharap mereka sudah tiba dan memberikan informasi. Tapi. Lokasi kejadian sangat sulit untuk kita mendapat akses telekomunikasi,” ungkapnya ketika dikonfirmasi melalui telepon seluler, Selasa (4/12/2018).
Dia berharap, tak ada sesuatu yang mengerikan terjadi di sana.
“Semoga ya. Kita berdoa. Kita semua menunggu informasinya dari anggota yang telah berangkat ke sana, radio SSB kita selalu stay,” jelasnya.
Tampubolon menambahkan, Polres Jayawijaya saat ini telah digunakan sebagai media center untuk mengakses informasi, termasuk lokasi kerja sementara tim DVI.
“Sampai sejauh ini kami intens berkomunikasi dengan rekan-rekan pekerja yang menantikan informasi nasib para korban. Kalau dari pihak keluarga belum ada yang datang. Masih seputar kerabat korban dari PT Istaka Karya dan PPK Satker PJN IV PU Binamarga,” katanya.
“Lalu kita sudah membuat tenda. Apabila hal yang terburuk terjadi. Ini sifatnya hanya sementara. Kalau benar jumlahnya demikian, tentu kita perlu lokasi yang luas,” ujarnya.
Sumber, (TribunJakarta/Kompas.com).
250 Teroris OPM Serbu Pos TNI di Mbua, Satu Anggota TNI Gugur
10Berita – Selain membantai 31 pekerja proyek pembangunan jembatan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, Kelompok Kriminal Bersenjata juga menyerang Pos Yonif 755/Yalet di Distrik Mbua.
Akibat penyerangan itu seorang prajurit TNI tewas ditembak. Kabarnya seorang prajurit TNI lainnya terluka
“Dari informasi korban yang selamat, KKB telah menghancurkan pos TNI yang ada di Distrik Mbuma dimana satu prajurit gugur,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal, dalam keteranganya, Selasa malam (4/12).
Dalam penyerangan di Pos Yonif 755/Yalet ini, kata Kamal, dari informasi yang diterimanya, KKB mengerahkan 250 anggotanya. Jarak dari Distrik Mbua ke lokasi dugaan pembunuhan pekerja proyek di Distrik Yigi sekitar 10 kilometer dengan medan jalan yang sulit dan tanpa jaringan telepon.
Personel gabungan TNI-Polri belum bisa tembus ke lokasi kejadian. Hal ini dikarenakan anggota KKB memalang jalan dengan cara menumbangkan pohon-pohon.(kl/rmol)
Dalam ilmu kemiliteran, jika suatu kelompok sudah berani menyerang, apalagi yang diserang itu Pos TNI yang bersenjata, maka berarti kelompok tersebut sudah kuat secara personil maupun materil (persenjataan). Patut diselidiki adakah pasokan persenjataan dari orang asing seperti Zionis-Israel dan adakah personel militer asing yang melatih mereka untuk memerangi TNI?
Jangan Sebut KKB Tapi Sebutlah Mereka “Teroris OPM”
OPM, kata Rio, lebih tepat disebut “Teroris”. Karena itu, Rio meminta hentikan penyebutan KKB. Hal ini sesuai dengan Pasal 1 Ayat 2 Undang-undang (UU) Anti Terorisme.
“Selain itu, Teroris (pelaku teror) itu punya tujuan selain memberikan teror, yaitu kekerasan dan tujuan politik,” tegas Rio kepada Swararakyat, Selasa (4/12/2018).
Rio juga menilai aneh media dan Pemerintah tidak menyebut OPM sebagai teroris, tetapi hanya melabelinya sebagai Kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB).
Untuk itu, Rio mendesak Pemerintah dan media untuk tidak lagi menggunakan istilah KKB, tetapi teroris.
“Saya mendesak pemerintah, agar status terorisme bisa disematkan kepada mereka (OPM), karena sudah melakukan teror. Ini persoalan kedaulatan bangsa,” tegas Rio.
Sebab jika status teroris sudah disematkan kepada kelompok OPM, maka, kata Rio, Densus 88 dan Sat Gultor 81 (Kopassus) bisa diturunkan ke Papua.
“Densus 88 dan Sat Gultor 81 bisa diterjunkan disana,” pungkasnya.
Sebagai informasi, istilah KKB mengalami metamorfosis. Awalnya, OPM hanya disebut Kelompok Sipil Bersenjata.
Kemudian Menko Polhukam Wiranto pada 20 November 2017 mengganti dengan istilah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menjadi Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB). [swr]
Selasa, 04 Desember 2018
Kelompok Bersenjata Papua Bunuh Pekerja, Komisi I: Mereka Teroris
10Berita Jakarta – Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini mengecam pembunuhan 31 orang warga negara Indonesia yaitu para pekerja di Papua yang ditembaki oleh kelompok teroris di sana. Ia menegaskan negara tidak bisa tinggal diam.
“Biadab warga negara tak bersalah dieksekusi separatis Papua dalam jumlah begitu banyak. Apa salah mereka? Negara tidak boleh tinggal diam, kejar mereka dan mintakan pertanggung jawaban yang setimpal,” kata Jazuli kepada Kiblat.net melalui rilisnya pada Selasa (04/12/2018).
Anggota Komisi I ini mendukung langkah tegas aparat keamanan TNI/Polri melakukan upaya pemulihan kemanan termasuk menyelamatkan para pekerja yang mungkin masih disandera oleh kelompok separatis. Lebih dari itu, Fraksi PKS mendukung penuh upaya aparat TNI/Polri untuk mengejar kelompok ini sampai mereka menyerah.
“Tindak mereka dengan tegas! Nyawa warga negara begitu murah di tangan mereka. Lakukan dengan protap pemberantasan terorisme karena nyatanya mereka terkategori teroris yang menyebarkan teror yang meluas, dengan jumlah korban begitu banyak, mereka juga kerap menyasar aparat dan menyerang objek strategis publik,” ucapnya.
“Bahkan mereka selama ini juga punya motif politik serta mengacaukan keamanan negara khususnya di Papua,” tegas Jazuli.
Jazuli punya alasan kuat menyebut kelompok ini sebagai teroris berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Pemberantasan Terorisme definisi terorisme adalah: Perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.
Negara, lanjut Jazuli, tidak boleh kalah melawan aksi-aksi terorisme seperti mereka apalagi korbannya jelas-jelas warga sipil yang tidak bersalah.
“Bayangkan para pekerja ini adalah pejuang dan tulang punggung keluarganya. Harus meninggalkan anak, istri dan keluarga tercinta untuk mencari nafkah di Papua. Untuk itu, Pemerintah harus semakin meningkatkan jaminan keamanan bagi warga negara kita di sana,” ungkapnya.
Tak lupa, Anggota DPR Dapil Banten ini mengungkapkan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban dan meminta Pemerintah menjamin keberlangsungan penghidupan mereka.
Sumber : Kiblat.
Rabu, 15 Agustus 2018
Pengadilan Turki Tolak Upaya Banding Baru untuk Membebaskan Teroris Pastor AS Andrew Brunson
NASIONAL Pengadilan Turki Tolak Upaya Banding Baru untuk Membebaskan Teroris Pastor AS Andrew Brunson
10Berita, IZMIR, TURKI - Sebuah upaya banding baru untuk membebaskan pendeta AS, Andrew Brunson, yang penahanannya telah memicu krisis parah dalam hubungan antara Turki dan Amerika Serikat, ditolak oleh pengadilan Turki pada hari Rabu (15/8/2018), media setempat melaporkan.
Pengadilan di kota barat Izmir menolak banding dan memutuskan bahwa Brunson akan tetap dalam tahanan rumah, lapor televisi pemerintah TRT.
Brunson sedang diadili atas tuduhan spionase dan teror terkait dengan upaya kudeta gagal 2016, yang ia dan pemerintah AS tidak mau mengakuinuya.
Namun penahanannya telah menyebabkan krisis parah antara sekutu NATO yang telah meningkat pesat dalam beberapa pekan terakhir.
Pada hari Selasa, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki akan memboikot barang elektronik AS setelah Washington mengumumkan sanksi hukuman atas penahanan seorang pendeta Amerika.
Beberapa jam kemudian, Ankara mengatakan akan meningkatkan tarif atas impor produk AS tertentu sebagai tanggapan terhadap sanksi Amerika yang menyebabkan nilai lira merosot, keputusan yang diterbitkan Rabu mengatakan.
Wakil Presiden Turki Fuat Oktay mengatakan bahwa kenaikan tersebut diperintahkan "dalam kerangka timbal-balik sebagai pembalasan atas serangan secara sadar terhadap ekonomi kita oleh pemerintah AS".
Langkah ini dilakukan setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Amerika Serikat menggandakan tarif baja dan aluminium pada Turki, ketika kedua sekutu NATO meributkan penahanan pendeta Amerika.
Ketegangan dan kenaikan tarif oleh Amerika Serikat telah menyebabkan nilai lira Turki memudar, mengipasi kekhawatiran negara ini berada di ambang krisis ekonomi yang dapat meluas ke Eropa.
Erdogan telah berulang kali menggambarkan krisis sebagai "perang ekonomi" yang akan dimenangkan Turki.
Kasus Brunson hanyalah salah satu dari banyak pertikaian antara Turki dan AS, mulai dari Suriah hingga hubungan Ankara yang semakin nyaman dengan Moskow.
Erdogan mengakui dalam sambutannya pada hari Selasa bahwa ekonomi Turki mengalami masalah - termasuk defisit neraca berjalan yang melebar dan inflasi hampir 16 persen.
Sejak Erdogan pertama kali mengambil alih kekuasaan - kemudian sebagai perdana menteri pada 2003 - lira telah kehilangan hampir 70 persen nilainya. Sekarang diperdagangkan pada 6,58 terhadap dolar AS. (st/TNA)
Sumber : Voa-islam.com
Minggu, 22 Juli 2018
Mobil Neno Warisman Terbakar Sendiri? Ahli Otomotif: Aneh, Kecil Kemungkinan Terbakar Dalam Kondisi Mati
Mobil Neno Warisman Terbakar Sendiri? Ahli Otomotif: Aneh, Kecil Kemungkinan Terbakar Dalam Kondisi Mati
10Berita, Mobil Neno Warisman mendadak terbakar saat terparkir di depan rumahnya di kawasan Cimanggis, Depok, Rabu (18/7/2018) sekitar pukul 24.00.
Dugaan awal mobil itu sengaja diledakan oleh seseorang. Namun, berdasarkan hasil penelusuran kepolisian mobil Xenia kepunyaan Neno itu terbakar lantaran ada korsleting pada bagian akinya.
"Kami cek mobil, hasil identifikasi bengkel kebakaran dipicu aki korsleting, kabel yang positif aki nempel di body (badan) mobil," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono.
Lantas, apakah memang secara teknis mobil saat keadaan 'mati' bisa secara tiba-tiba terbakar? Insiden kebakaran biasanya terjadi saat mobil menyala atau tengah dikendarai.
Menyikapi itu Kepala Teknik Plaza Toyota Adit menyampaikan bahwa pada dasarnya kabel positif di aki menempel pada bodi kendaraan memang dapat membuat mobil terbakar. Walaupun posisi konci kontak dalam keadaan mati.
Namun, hal tersebut kecil kemungkinannya. Menurut dia yang harus dipertanyakan adalah bagaimana kabel itu dapat lepas saat mobil tidak sedang melaju atau sekadar dinyalakan. Sebab, pasti ada guncangan ketika mesin mobil menyala yang bisa membuat kabel tersebut lepas dari posisi seharusnya.
"Ini (kabel) harus di cek, dilihat fisiknya dulu. Karena harusnya kabel positifnya nempel di terminal baterai dengan baik, bisa jadi lepas dan kena bodi kendaraan. Jadi aneh juga sih kabelnya bisa lepas, kalau pun tidak kencang kabel baterai. Mobilnya saja diam," kata Adit kepada CNNIndonesia.com.
Ia pun enggan menarik kesimpulan apa pun dari hal tersebut. Ia menjelaskan perlu investigasi lebih dalam untuk mengetahuinya.
Link: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20180722103652-384-316045/raksasa-otomotif-sikapi-terbakarnya-mobil-neno-warisman
***
Sementara itu, pihak Daihatsu Indonesia selaku pabrikan mobil Xenia menanggapi pertanyaan warganet menyatakan perlu investigasi lebih lanjut.
"Yth @DaihatsuInd ,
Mohon klarifikasinya apakah mobil dalam kondisi mati, terparkir bisa konsleting dan akhirnya terbakar besar? Info ini penting utk pertimbangan kami memilih dan membeli produk anda, Thanks
Yg mau endorse pihak management Daihatsu tuk klarifikasi 👉 RT dan like," kata akun @RajaPurwa.
Perntanyaan senada banyak disampaikan warganet.
"Halo selamat malam Sahabat @RajaPurwa, untuk kasus Daihatsu Xenia yang terbakar ini, perlu dilakukan investigasi lebih lanjut, karena semua mobil Daihatsu memiliki standar keamanan yang sesuai dengan ketetapan, yang menjamin keselamatan pengguna," terang Daihatsu Indonesia di akun twitternya @DaihatsuInd, tadi malam, Sabtu (21/7/2018).
"Penyebab rusaknya dudukan aki, perlu diteliti lebih lanjut, karena produk yang tidak sesuai dengan standar tidak akan dipasarkan kepada konsumen," lanjut @DaihatsuInd.
Yth @DaihatsuInd ,
Mohon klarifikasinya apakah mobil dalam kondisi mati, terparkir bisa konsleting dan akhirnya terbakar besar? Info ini penting utk pertimbangan kami memilih dan membeli produk anda, ThanksYg mau endorse pihak management Daihatsu tuk klarifikasi 👉 RT dan like
— ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ (@RajaPurwa) 21 Juli 2018
Halo selamat malam Sahabat @RajaPurwa, untuk kasus Daihatsu Xenia yang terbakar ini, perlu dilakukan investigasi lebih lanjut, karena semua mobil Daihatsu memiliki standar keamanan yang sesuai dengan ketetapan, yang menjamin keselamatan pengguna.
— Daihatsu Indonesia (@DaihatsuInd) 21 Juli 2018
Penyebab rusaknya dudukan aki, perlu diteliti lebih lanjut, karena produk yang tidak sesuai dengan standar tidak akan dipasarkan kepada konsumen.
— Daihatsu Indonesia (@DaihatsuInd) 21 Juli 2018
Konsumen perlu berpikir ulang beli mobil Daihatsu jika benar dlm posisi mati bisa korsleting listrik dan meledak demikian hebatnya, maka SANGAT TIDAK RECOMENDED. Beli Merk Lain yg lebih aman dari bahaya meledak sendiri. Produsen maupun prinsipal harus jelaskan cc : @DaihatsuInd
— syarif hidayatullah (@syarifjogja) 21 Juli 2018
Sumber :Portal Islam
Sabtu, 21 Juli 2018
Laskar FPI GERUDUK Rumah Mardani Ali Sera. ADA APA?
Laskar FPI GERUDUK Rumah Mardani Ali Sera. ADA APA?
10Berita, Selepas kabar pelemparan bom molotov Kamis dinihari, 19 Juli 2018 ke kediaman Mardani Ali Sera, laskar Front Pembela Islam (FPI) nampak menggeruduk rumah tokoh PKS tersebut. Ada apa?
Ternyata, kehadiran laskar FPI tersebut disebut-sebut karena para laskar membantu menjaga keamanan rumah Mardani.
Para laskar berpakaian putih tersebut mulai hadir berjaga sejak Jumat malam, 20 Juli 2018.
Sejak Kamis, aparat Kepolisian dan TNI memang nampak berjaga di kediaman Mardani Ali Sera di Jatimakmur, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi.
Menurut menantu Mardani, Wijaya, penjagaan oleh aparat mulai dilakukan sejak Kamis malam. Ada sekitar enam orang aparat gabungan berjaga sampai pagi.
Wijaya mengatakan, setelah kejadian itu masih ada rasa khawatir akan adanya teror susulan. Namun, kekhawatiran bisa menurun setelah adanya pengamanan dari rekan-rekan, termasuk laskar FPI.
"Ada teman-teman juga ikut menjaga bersama aparat kepolisian," ujar Wijaya.
Wijaya, adalah seorang saksi dalam kasus pelemparan bom molotov ini. Dia sudah diperiksa oleh polisi bersama satu petugas keamanan, dan asisten rumah tangga dan diminta tidak memberikan keterangan yang spekulatif.
"Saya juga dipesankan agar tidak memberikan keterangan yang spekulatif," ujar dia.
Rumah Mardani Ali Sera dilempar bom molotov pada Kamis dinihari. Dari lokasi polisi menemukan dua bom molotov, satu sudah dalam kondisi pecah, dan satu lagi masih utuh. Adapun botol yang dipakai adalah botoh bekas sirup yang diisi bahan bakar minyak, dan diberikan sumbu dari kain.
Sumber :Portal Islam
Laskar FPI GERUDUK Rumah Mardani Ali Sera. ADA APA?
Laskar FPI GERUDUK Rumah Mardani Ali Sera. ADA APA?
10Berita, Selepas kabar pelemparan bom molotov Kamis dinihari, 19 Juli 2018 ke kediaman Mardani Ali Sera, laskar Front Pembela Islam (FPI) nampak menggeruduk rumah tokoh PKS tersebut. Ada apa?
Ternyata, kehadiran laskar FPI tersebut disebut-sebut karena para laskar membantu menjaga keamanan rumah Mardani.
Para laskar berpakaian putih tersebut mulai hadir berjaga sejak Jumat malam, 20 Juli 2018.
Sejak Kamis, aparat Kepolisian dan TNI memang nampak berjaga di kediaman Mardani Ali Sera di Jatimakmur, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi.
Menurut menantu Mardani, Wijaya, penjagaan oleh aparat mulai dilakukan sejak Kamis malam. Ada sekitar enam orang aparat gabungan berjaga sampai pagi.
Wijaya mengatakan, setelah kejadian itu masih ada rasa khawatir akan adanya teror susulan. Namun, kekhawatiran bisa menurun setelah adanya pengamanan dari rekan-rekan, termasuk laskar FPI.
"Ada teman-teman juga ikut menjaga bersama aparat kepolisian," ujar Wijaya.
Wijaya, adalah seorang saksi dalam kasus pelemparan bom molotov ini. Dia sudah diperiksa oleh polisi bersama satu petugas keamanan, dan asisten rumah tangga dan diminta tidak memberikan keterangan yang spekulatif.
"Saya juga dipesankan agar tidak memberikan keterangan yang spekulatif," ujar dia.
Rumah Mardani Ali Sera dilempar bom molotov pada Kamis dinihari. Dari lokasi polisi menemukan dua bom molotov, satu sudah dalam kondisi pecah, dan satu lagi masih utuh. Adapun botol yang dipakai adalah botoh bekas sirup yang diisi bahan bakar minyak, dan diberikan sumbu dari kain.
Sumber :Portal Islam
Sebelum Mobilnya Diledakkan, Neno Warisman Ungkap Pria Berseragam Mencari Rumahnya
Sebelum Mobilnya Diledakkan, Neno Warisman Ungkap Pria Berseragam Mencari Rumahnya
10Berita, Mobil Deklarator Nasional Gerakan #2019GantiPresiden Neno Warisman diduga diledakkan orang tak dikenal di depan rumahnya sendiri di daerah Depok, Jawa Barat pada pukul 24.00 WIB Kamis (19/07) malam.
“Iya. Memang mobil itu terbakar pukul 24.00. Jam 22.00 itu diparkir oleh sopir, Beliau itu teliti orangnya. Dia merawat dengan baik. Nah, sekitar jam 24.00, tetangga itu melihat mendengar dan mencium. Saksi bilang apinya itu, langsung dia lihat apinya sudah besar,” ujar Neno Warisman, Sabtu (21/07/2018) pagi, dikutip dari Liputan6.com
Neno Warisman mengatakan sebelum mobilnya terbakar, ada orang yang mencari-cari rumahnya.
“Dari laporan satpam sepekan ini ada orang berseragam sepekan belakang yang mencari rumah saya,” pungkas Neno Warisman, Sabtu (21/07) dikutip dari CNN.
Neno Warisman mengungkapkan dirinya memiliki dua rumah di satu kawasan yang sama. Alamat yang dikerap ditanya orang tersebut adalah alamat rumah yang tidak berpenghuni.
“Satpam bilang ada yang menanyakan rumah saya yang datang jam satu malam. Rumah saya yang satu itu kosong,” tuturnya.
Neno Warisman menceritakan secara detail, pada Kamis (18/07) malam, Ia mendapat telepon dari anaknya. Dengan nada ketakutan, anaknya mengatakan telah mendengar ledakan dari mobil yang sedang diparkir di seberang rumah.
Saat kejadian, Neno Warisman mengaku sedang tidak berada di rumah. Dia saat itu sedang bertemu dengan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno di daerah Matraman, Jakarta Timur.
“Yah, namanya anak-anak pasti ketakutan. Saat itu saya lagi bertemu dengan Pak Sandi di Sekber,” tandasnya.
Sumber : panjimas.com
Astaghfirullah, Mobil Neno Warisman Dibakar Orang Tak Dikenal
Astaghfirullah, Mobil Neno Warisman Dibakar Orang Tak Dikenal
10Berita – Ternyata sebelum kejadian rumah kediaman Mardani Ali Sera dilempar bom molotov, kejadian buruk menimpa Neno Warisman. Kejadian buruk tersebut adalah mobilnya dibakar oleh orang yang tak dikenal.
Pada Rabu (18/7) malam, mobilnya Neno Warisman terbakar. Neno mengatakan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 24.00 WIB dini hari, di kediamannya di Cimanggis, Depok. Itu artinya beberapa jam saja sebelum rumah Mardani Ali Sera diteror oleh bom molotov.
Neno mengatakan bahwa mobilnya diparkir oleh supir Neno pada pukul 22.00 WIB. Kemudian sekitar pukul 24.00 WIB, ada tetangga yang bilang mencium asap lalu melihat api besar yang melahap bagian depan mobilnya.
“Jadi diparkir oleh sopir saya jam 22.00 WIB. Sekitar jam 24.00 WIB, tetangga ada yang bilang mencium asap lalu melihat, ternyata apinya sudah besar,” ucap Neno, dikutip dari Kumparan, Sabtu (21/7).
Baca juga: Kediaman Politisi PKS Mardani Ali Sera Diteror Bom Molotov
Neno memaparkan bahwa pada saat kejadian, ia sedang tidak ada di rumah. Bahkan hingga saat ini pun, ia masih belum sempat untuk melihat keadaan mobil Xenia hitam mliknya yang terbakar bagian depannya itu.
“Saya enggak tahu, karena saya ada di luar. Tapi setahu saya ada polisi datang,” jelas Neno Warisman.
Neno Warisman mengaku bahwa dia tak ingin melaporkan kejadian janggal itu kepada polisi. Neno hanya mengatakan jika hal itu terjadi disa dikarenakan gerakan yang belakangan kerap dilakukannya yakni #2019GantiPresiden.
“Saya enggak tahu. Cuma kalau pun, saya pikir, mungkin ada kaitannya dengan kegiatan-kegiatan di relawan #2019GantiPresiden. Tapi menurut saya intinya yang paling penting akan terus tetap jalan, tetap berjuang,” tutur Neno.
Neno Warisman mengatakan bahwa sopir yang membawa mobilnya itu sudah 12 tahun bekerja dengannya dan merupakan orang yang teliti. Oleh karena itu, Neno tidak curiga bahwa perbuatan tersebut dilakukan oleh sopirnya. Neno yakin, perbuatan itu dilakukan oleh orang lain.
“Dan sopirnya sangat teliti. Sudah puluhan tahun (kerja dengan saya) enggak pernah ada apa-apa. Dia memang baik-baik orangnya,” lanjutnya.
Neno pun mengatakan bahwa sejumlah kerabat dan orang-orang terdekatnya juga mengatakan hal itu bisa terjadi karena gerakan #2019GantiPresiden yang ia lakukan. Oleh karena itu, Neno berpesan dan meminta kepada para relawan untuk terus melakukan gerakan tersebut dan tidak perlu takut dengan apa yang terjadi.
Neno meminta para relawan jangan karena hal ini jadi berpikir ulang untukmemperjuangkan rakyat. Neno pun mengatakan bahwa dia dan para relawan akan terus memperjuangkan rakyat, dan harus memperjuangkan kedaulatan.
Sumber : Ngelmu.co
Jumat, 20 Juli 2018
Saksi Beberkan Ciri-Ciri Pelempar Bom Molotov ke Rumah Ketua DPP PKS
Saksi Beberkan Ciri-Ciri Pelempar Bom Molotov ke Rumah Ketua DPP PKS
10Berita, BEKASI—Rumah pribadi Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menjadi target serangan bom molotov oleh orang tak dikenal pada Kamis (19/7/2018) pagi.
Menurut keterangan saksi mata, penyerang rumah Mardani yang terletak di Jatimakmur, Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat berjumlah dua orang.
“Saya dengar ada suara pecahan beling di rumah Pak Mardani sekitar pukul 03.00 WIB. Tidak sampai ada suara meledak. Jadi, saya langsung cek,” kata petugas keamanan Lembaga Tahfizh Quran (LTQ) Yayasan Iqro Bekasi Prada, 35, di Bekasi.
Rumah tinggal Mardani yang berseberangan dengan yayasan tersebut membuat Prada penasaran dan langsung mengecek lokasi kejadian.
Situasi lingkungan yang gelap gulita membuatnya sulit mendeteksi pelaku. Namun, secara samar terlihat dua orang dengan ciri menggunakan helm full face, sweater hitam, membawa ransel dan menggunakan motor.
“Samar-samar saya lihat mereka berjumlah dua orang di kebun samping rumah Pak Mardani. Akan tetapi, saya tidak berani mengejar karena khawatir bawa senjata,” katanya.
Prada hanya berteriak untuk mengusir pelaku. Tidak lama kemudian pelaku melarikan diri ke arah kebun samping rumah. Usai pelaku pergi dari TKP, Prada kembali ke posnya untuk berjaga.
Hingga pukul 05.30 WIB, datang asisten rumah tangga Mardani membersihkan halaman rumahnya yang sudah berserakan beling pecahan botol.
Awalnya pecahan botol tersebut dikira mainan dari dua putra Mardani yang saat kejadian ada di dalam rumah. Namun, setelah dibantu pengecekan oleh Prada, rupanya benda tersebut mirip dengan bom molotov.
“Setelah tahu benda itu mirip molotov, saya langsung telusuri ke bagian samping rumah dan saya menemukan satu lagi bom molotov yang masih utuh dengan ciri botol bening, sumbu, dan cairan bensin,” katanya. Atas insiden itu, Prada lantas melapor kasus tersebut ke kepolisian setempat. []
SUMBER: Aktual, Islampos.