OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.
Tampilkan postingan dengan label SAVE AL AQSHA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SAVE AL AQSHA. Tampilkan semua postingan

Minggu, 08 November 2020

Biden Menang, Hidayat Nur Wahid: Semoga Berdampak Untuk Kemerdekaan Palestina

 Biden Menang, Hidayat Nur Wahid: Semoga Berdampak Untuk Kemerdekaan Palestina

10


 10Berita - Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020 yang dipastikan akan dimenangkan oleh pasangan Joe Biden- Kamala Harris diharapkan bisa berdampak pada perpolitikan di Timur Tengah.

Harapan itu salah satunya disampaikan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid. Dia menjelaskan bahwa kemenangan politisi Partai Demokrat itu telah berdampak hingga ke Israel. Di mana rakyat Israel beramai-ramai menggelar demonstrasi untuk menuntut Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mundur.

“Menangnya Biden (kekalahan Donald Trump) dalam pilpres di AS, berdampak hingga ke Israel. Masyarakat ramai demonstrasi tuntut lengsernya Bibi (Natanyahu) sekutu Donald Trump,” tutur Hidayat Nur Wahid dalam akun Twitter pribadinya, Minggu (8/11).

Kepada Biden, politisi PKS itu berharap ada koreksi terhadap kebijakan Donald Trump untuk Israel dan Palestina. Minimal, Hidayat ingin agar kebijakan Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dianulir.

Selain itu, Biden juga diharapkan bisa memberi pengakuan penuh untuk Palestina sebagai sebuah negara.  

“Semoga juga berdampak untuk koreksi ketidakbijakan Donald Trump, agar ada pengakuan penuh untuk kemerdekaan Palestina, dengan Yerusalem sebagai ibukotanya,” tutupnya.[rmol]


Rabu, 03 Juni 2020

Qatar Kembali Menentang Rencana Zionis Mencaplok Tepi Barat

Qatar Kembali Menentang Rencana Zionis Mencaplok Tepi Barat


Zionis Penjajah berencana untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki. Rencana jahat itu disetujui oleh Netanyahu.


Menlu Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani

10Berita, Qatar Kembali menegaskan penolakan dan penentangannya terhadap rencana Zionis penjajah untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki. Qatar bertekad untuk melanjutkan dukungannya kepada rakyat Palestina.

“Kami menolak segala upaya untuk mencaplok tanah Palestina yang diduduki,” kata Menteri Luar Negeri Mohamed bin Abdulrahman Al-Thani dalam pertemuan virtual Komite Penghubung Ad-Hoc untuk mengkoordinasikan bantuan internasional kepada rakyat Palestina, Selasa (2/6/20) malam.

Zionis berencana mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki atas persetujuan Perdana Menteri penjajah Benjamin Netanyahu.

Rencana itu muncul sebagai bagian dari apa yang disebut “Kesepakatan Abad Ini” oleh Presiden AS Donald Trump yang diumumkan pada 28 Januari lalu. “Kesepakatan” sepihak versi Trump itu menyebut Yerusalem sebagai “ibu kota penjajah” dan mengakui kedaulatan Zionis atas sebagian besar Tepi Barat.

Rencana tersebut menyerukan pembentukan negara Palestina dalam bentuk kepulauan yang dihubungkan oleh jembatan dan terowongan.

Para pejabat Palestina mengatakan bahwa rencana versi AS itu menyebut Zionis akan mencaplok 30%-40% wilayah Tepi Barat, termasuk semua Yerusalem Timur.

Menlu Qatar Mohamed bin Abdulrahman Al-Thani mengatakan Doha telah memberikan dukungan senilai $ 1,2 miliar kepada Palestina dalam delapan tahun terakhir.

“Dan kami akan melanjutkan dukungan kami tersebut kepada rakyat Palestina,” katanya.

Abdulrahman Al-Thani menyampaikan keprihatinan atas penurunan bantuan keuangan kepada Palestina karena merebaknya kasus Virus Corona.

“Tantangan ini semakin sulit karena langkah-langkah yang diambil oleh pencaplokan yang dilakukan Zionis,” katanya.

Didirikan pada 1993, Komite Penghubung Ad-hoc adalah badan bantuan internasional untuk mengkoordinasikan dukungan kepada Palestina. (mus)

Anadolu Agency, SALAM-ONLINE

Kamis, 19 Maret 2020

Gaza kepada Dunia: Bagaimana Rasanya Lockdown?

Gaza kepada Dunia: Bagaimana Rasanya Lockdown?



10Berita Lockdown yang dialami negara-negara karena virus corona, sudah dirasakan Gaza selama 14 tahun.

Demonstrasi di jalur Gaza.
Demonstrasi di jalur Gaza. Foto: Reuters/Ibraheem Abu Mustafa

"Dear dunia, bagaimana rasanya lockdown? Gaza."

Kalimat di atas muncul di Twitter di tengah lockdown yang diberlakukan oleh banyak negara karena virus corona. Beberapa kalimat dihiasi oleh karikatur yang menggambarkan Jalur Gaza, Palestina.


☞︎ 𝚊𝚑𝚖𝚎𝚍 𝚏𝚊𝚠𝚣𝚢 ☜︎
@dodo10nani
 Dear world , how is the lockdown ?          Gaza is asking,,,,,What we are seeing today , people in Gaza are seeing everyday since a very long time#Group4Palestine

15
5:23 PM - Mar 16, 2020 · Alexandria, Egypt
Twitter Ads info and privacy
30 people are talking about this
Kalimat itu seakan menyindir dunia bahwa lockdown yang dialami negara-negara, telah terjadi pada Gaza selama 14 tahun. Bedanya, negara-negara lockdown untuk menghentikan virus masuk, sementara Gaza di-lockdown oleh Israel untuk mencegah warganya keluar.

"Apakah kalian sudah bosan dengan karantina, penutupan perbatasan, bandara, dan perdagangan kalian? Kami di Gaza hidup seperti itu selama 14 tahun," ujar seorang pengguna media sosial, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (18/3).

"Oh dunia, selamat datang ke realitas abadi kami," lanjut dia.


Marwa
@MarwaLahouimel
 Dear world,
How is the lockdown?
Yours sincerely
Gaza#Group4Palestine

16
4:47 PM - Mar 16, 2020
Twitter Ads info and privacy
31 people are talking about this
Jalur Gaza di Palestina yang berukuran 375 kilometer persegi adalah rumah bagi dua juta warga Palestina. Sekitar 90 persen perbatasan mereka ke dunia luar -via darat dan laut- dikendalikan oleh Israel, sisanya oleh Mesir.

Israel menerapkan blokade pada Gaza sejak 2007 dengan alasan menghentikan serangan Hamas. Blokade Gaza dikecam masyarakat internasional karena merusak perekonomian wilayah tersebut. Angka pengangguran di Gaza kini 52 persen, sementara tingkat kemiskinan 50 persen.


Sebelum diblokade, warga Gaza mengaku kehidupan mereka sangat baik. Saat ini kehidupan mereka serba terbatas.

"Sebelumnya saya punya 70 karyawan, sekarang cuma satu," kata Youssef Sharaf, pemilik pabrik besi di utara Gaza.


Oleksandra El Zahran
@polleksandra
 Dear world,
How is the lockdown?

Sincerely,
Gaza
133
7:17 AM - Mar 15, 2020
Twitter Ads info and privacy
41 people are talking about this
Sharaf mengatakan kehidupan di kota yang di-lockdown sangat berat. Dia mendoakan lockdown di berbagai negara karena corona segera berakhir.

"Ini berat. Semoga Allah selalu beserta mereka," kata Sharaf.

Dalam keadaan wabah, warga diminta untuk kerja dari rumah menggunakan internet. Bagi banyak orang, cara bekerja ini tidak biasa, sehingga terkadang gagap. Tapi bagi warga Gaza, mereka sudah paham caranya.


Masker gas Warga Gaza
Masker gas Warga Gaza. Foto: REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

"Karena blokade bertahun-tahun, rakyat Gaza sangat paham situasi yang dihadapi dunia saat ini," kata Angham Abu Abed, 24, ahli komputer di Gaza yang bekerja secara remote untuk perusahaan piranti lunak di Inggris.

Namun blokade di Gaza membuat virus corona tidak bisa masuk. Sejauh ini, tidak tercatat ada kasus corona di wilayah tersebut.

"Kami berharap blokade terhadap kami akan berakhir, dan kami berharap virus akan hilang dari dunia," lanjut dia.

Selasa, 25 Februari 2020

Gaza Balas Gempur Israel dengan Hujan Roket

Gaza Balas Gempur Israel dengan Hujan Roket



10Berita, GAZA - Israel, selama dua hari berturut-turut, dihujani sekitar 50 roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza, Palestina.

Penjajah itu dihujani roket sejak Minggu hingga Senin. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa sekitar 50 roket ditembakkan dari Gaza.

Beberapa hari terakhir ini, penjajah Israel kembali melancarkan serangan dan membombardir Jalur Gaza. Sementara itu perlawanan membalas kejahatan penjajah Israel ini dengan meluncurkan serangan ke permukiman-permukiman Israel. Inilah yang terjadi di Jalur Gaza dua hari terakhir ini.

Analis politik dan spesialis urusan Zionis, Salahuddin Awawidah, kepada Pusat Informasi Palestina mengatakan, serangan Israel ke Gaza merupakan cara PM Netanyahu untuk meraup suara dalam pemilu.

Awawidah menambahkan, "Kita tidak sedang menghadapi perang dan juga tidak sedang menghadapi gencatan jangka panjang yang akan membawa kondisi yang baik bagi Jalur Gaza, setidaknya sampai krisis politik yang terjadi di Israel berakhir. Akan tetapi ini tidak berarti bahwa akan ada perang. Namun yang ada adalah putaran eskalasi sporadis dan terputus-putus." [PIP]

[Video - Gaza Balas Gempur Israel dengan Hujan Roket]


Rabu, 19 Februari 2020

Gerakan Subuh Berjamaah, Bentuk Perlawanan Baru Warga Palestina terhadap Israel

Gerakan Subuh Berjamaah, Bentuk Perlawanan Baru Warga Palestina terhadap Israel



10Berita, Tepi Barat – Ribuan warga Palestina berduyun-duyun ke masjid yang terletak di Victory Square di Nablus, Tepi Barat, pada Selasa (18/02/2020). Mereka menghadiri shalat Subuh berjamaah dengan jumlah tak biasa untuk membuka front baru dalam protes terhadap Israel dan Amerika Serikat.
Pemandangan seperti ini juga terlihat di daerah lain di Tepi Barat beberapa waktu terakhir. Warga berbondong-bondong mengikuti shalat jamaah Subuh dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka menghindari tempat-tempat protes biasa di mana mereka berisiko ditangkap. Aksi protes yang biasanya dilingkupi kemarahan pun kini menjadi suasana keimanan.
“Ini adalah cara paling damai untuk menyampaikan pesan,” kata seorang pemilik restoran, Saif Abu Bakr, ketika massa meninggalkan Nablus dari masjid dan berpencar di jalan dan alun-alun di sekitarnya.
Para jamaah meneriakkan slogan-slogan selepas kumandang adzan. Di antara slogan itu, “di jalan Allah kami berdiri berharap bendera berkibar tinggi”.
Abu Bakar mengatakan, saya berharap ini akan menjadi bentuk baru penyampaian pesan. Kami sudah mencoba berbagai bentuk protes dan tidak berhasil karena kami tidak memiliki kekuatan yang cukup. Ini adalah cara teraman untuk semua orang.
Dalam bentuk aksi protes terbaru itu, massa membawa pesan penolakan rencana perdamaian di Palestina yang dibuat oleh Presiden AS Donald Trump.
Sejak rencana Trump itu diumumkan, jalanan di Palestina dipenuhi aksi protes dalam skala kecil setiap hari. Tidak sedikit yang menanggapi seruan Otoritas Palestina yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas untuk mengorganisir protes “Days of Wrath”.
Sebagai gantinya, banyak yang menyambut seruan itu melalui Facebook dan media sosial lainnya dengan mengajak aksi yang dikenal sebagai “Fajar Besar Nablus”, yang berupa shalat Subuh berjamaah. Aksi Subuh ini untuk menunjukkan diri kepada Trump dan menghadang ancaman Israel terhadap situs suci Islam di Yerusalem dan kota Hebron. Di kedua kota ini, jamaah shalat Subuh meningkat setelah seruan di media social itu.
Seruan pertama untuk memenuhi masjid di waktu Subuh datang dari gerakan Fatah pimpinan Mahmod Abbas, yang mendominasi Organisasi Pembebasan Palestina.
Jumlah jamaah semakin meningkat setelah kampanye itu mendapatkan dukungan dari gerakan Islam Hamas, yang memiliki pengaruh di masjid-masjid, terutama di kota-kota di mana banyak pendukung gerakan.
Fawzi Barhoum, juru bicara gerakan Hamas di Gaza, mengatakan kepada Reuters bahwa kampanye itu merupakan upaya untuk memperingatkan warga Palestina akan rencana Trump dan rencana Israel untuk mencaplok kota mereka di Tepi Barat.
Di Nablus, di mana jumlah jamaah yang terus meningkat, para jamaah bersikeras bahwa tidak ada kelompok khusus di belakang kampanye ini. Mereka menggambarkannya sebagai gerakan rakyat yang berusaha berdiri dengan kedua kakinya sendiri.
Namun, Reuters mendapati slogan-slogan yang biasa yang digunakan Hamas menggema di jalan-jalan dalam aksi Subuh itu.
Sumber: Reuters, kiblat

Senin, 10 Februari 2020

Kritik Amerika, Mahathir: Proposal ‘Kesepakatan Abad Ini’ Kekalkan Penjajahan terhadap Palestina

Kritik Amerika, Mahathir: Proposal ‘Kesepakatan Abad Ini’ Kekalkan Penjajahan terhadap Palestina




10Berita - PM Malaysia Dr Mahathir Mohamad melakukan kritik pedas terhadap ‘Kesepakatan Abad Ini’, proposal ‘perdamaian buatan AS dan Israel. Menurutnya, gagasan itu hanya akan terus melanjututkan kebijakan apartheid dan pejajahan terhadap Palestina.

“Malaysia menemukan proposal itu tidak dapat diterima dan sangat tidak adil,” kata Mahathir dalam sebuah pernyataan, sambil menambahkan rencana ‘perdamaian’ itu tidak mendekatkan usaha untuk menghasilkan Palestina sebagai sebuah negara yang berdaulat.

Untuk memperburuk keadaan, katanya, dia akan dengan mudah menyerahkan kota suci Yerusalem (Baitul Maqdis) ke Israel, terlepas dari perasaan jutaan Muslim dan Kristen di seluruh dunia.

“Ini hanya akan membawa lebih banyak konflik ke kawasan itu, dan kemarahan kepada miliaran orang di seluruh dunia,” katanya pada pembukaan Konferensi Liga Parlemen Al-Quds Ketiga, Sabtu (8/2).

Di depan ratusan anggota Liga Parlemen Dunia itu,  Mahathir mengatakan kesepakatan yang digagas sepihak antara AS dan Israel tanpa berkonsultasi dengan Palestina dan menolak upaya untuk membawa perdamaian ke Palestina.

“Rencana perdamaian ini mengakui kekuatan pendudukan yang besar dan pada saat yang sama melepaskan hak-hak kaum tertindas,” kata PM Mahathir.

Menurutnya adalah hal yang sangat mengecewakan setelah tujuh dekade hanya satu sisi dari ‘Solusi Dua Negara’ yang terbentuk – Israel – sementara Palestina masih terus berjuang untuk menuntut keadilan, perdamaian dan negara berdaulat.

“Dengan menganggap masalah ini sebagai tanggung jawab kita ke seluruh dunia dengan memastikan bahwa masalah itu tidak diremehkan, dibatalkan atau disembunyikan di bawah permadani,” katanya dikutip Kantor Berita Malaysia, Bernama.

Mengacu pada sejumlah resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang disahkan untuk kepentingan Palestina,  Mahathir mengatakan: “Apa gunanya jika satu resolusi diadopsi tetapi mereka dapat diabaikan secara bebas tanpa sanksi. Lebih buruk lagi, ketika sesuatu di luar resolusi itu diimplementasikan. ”

Dia mengatakan kepada anggota parlemen dunia bahwa semua platform harus digunakan oleh mereka yang berbagi pemikiran, untuk terus menyuarakan keprihatinan mereka dan mengekspresikan kemarahan mereka atas tindakan tidak manusiawi dan kejam rezim Tel Aviv terhadap Palestina.

“Adalah tugas dan tanggung jawab kita untuk menjadi lebih kuat ketika negara-negara besar yang menyatakan diri mereka sebagai pembela keadilan dan kebebasan memilih untuk tetap diam saat kekejaman terjadi.

“Dengan kata lain, jika kita memilih untuk tetap diam, pembunuhan Israel ada di tangan kita,” kata pemimpin Malaysia itu.

Mahathir mengatakan negaranya akan selalu mendukung Palestina dan kebijakan luar negeri terhadap negara itu, tidak berubah sejak kemerdekaan Malaysia.

“Sementara Malaysia ingin bersahabat dengan semua negara dan menghormati kedaulatan mereka terlepas dari kepercayaan ideologis, kita harus terus menyuarakan dan memerangi ketidakadilan dan membela hak-hak kaum tertindas,” katanya. (indonesiainside)


Minggu, 02 Februari 2020

Liga Arab Satu Suara Tolak Rencana Perdamaian Timur Tengah Ala Trump

Liga Arab Satu Suara Tolak Rencana Perdamaian Timur Tengah Ala Trump




10Berita - Liga Arab kompak untuk sepenuhnya menolak rencana perdamaian Timur Tengah ala Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Hal itu diputuskan dalam pertemuan darurat Liga Arab yang digelar di Kairo, Mesir pada Sabtu (1/2). Para pemimpin Liga Arab menilai bahwa rencana perdamaian itu tidak akan mengarah pada kesepakatan damai yang adil.

Dalam sebuah pernyataan, Liga Arab mengatakan bahwa mereka menolak kesepakatan yang digadang-gadang sebagai "kesepakatan abad ini" karena dianggap sangat pro Israel dan tidak memenuhi hak minimum dan aspirasi rakyat Palestina.

Bukan hanya itu, seperti dikabarkan Al Jazeera, negara-negara Arab juga sepakat untuk tidak bekerjasama dengan pemerintahan Amerika Serikat untuk mengimplementasikan rencana tersebut.

Mereka juga menekankan bahwa Israel tidak boleh melaksanakan rencana itu dengan paksa dan mendesak untuk kembali pada solusi dua negara, berdasarkan perbatasan sebelum perang 1967, ketika Israel menduduki Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur. Mereka juga menyerukan agar Yerusalem Timur menjadi ibu kota negara Palestina di masa depan.

Rencana perdamaian yang dijuluki Trump sebagai "kesepakatan abad ini" dipresentasikan awal pekan lalu setelah dinegosiasikan dengan Israel tetapi tanpa masukan dari Palestina.[rmol]

Sumber: Rmol

Kamis, 30 Januari 2020

Erdogan: Yerusalem Tempat Suci Umat Islam, Tak Bisa Diberikan ke Israel

Erdogan: Yerusalem Tempat Suci Umat Islam, Tak Bisa Diberikan ke Israel


10Berita - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menolak usulan perdamaian Israel-Palestina yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Selasa (28/1/2020).

Dalam wawancara dengan CNN Turki, Erdogan menyebut usulan Trump sama sekali tidak bisa diterima.
Menurut Erdogan, Yerusalem merupakan tempat suci bagi umat Islam sejak lama dan tak bisa diserahkan ke Israel.

"Yerusalem merupakan tempat suci bagi umat Islam. Rencana untuk memberikan Yerusalem kepada Israel sama sekali tidak dapat diterima," kata Erdogan, seperti dilaporkan kembali AFP, Rabu (29/1/2020).

Dia menegaskan rencana perdamaian itu juga mengabaikan hak-hak warga Palestina dan bertujuan melegitimasi pendudukan Israel.

Sebelumnya, Trump memaparkan rencana perdamaian dan memperingatkan usulannya itu merupakan peluang satu-satunya bagi Palestina untuk mendapatkan kemerdekaan sejati.

"Visi saya menghadirkan peluang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, solusi dua negara yang realistis," kata Trump.

Berdasarkan rencana itu, Yerusalem tetap menjadi ibu kota Israel. Rencana perdamaian itu juga menawarkan Palestina negara berdampingan dan bantuan keuangan dalam jumlah besar.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas jelas menolak rencana Trump tersebut dan menyebutnya sebagai konspirasi.

"Saya katakan kepada Trump dan Netanyahu, Yerusalem tidak untuk dijual, semua hak kami tidak untuk dijual dan tidak untuk tawar-menawar," kata Abbas.

Pejabat Hamas, selaku faksi utama di Gaza, menyebut usulan itu tidak masuk akal. Disebutkan, Trump berusaha menghancurkan proyek nasional Palestina. [in]


Rabu, 29 Januari 2020

Palestina Tolak Kesepakatan Trump-Israel-Saudi-Mesir-UEA The Deal of Century: Jerusalem Is Not For Sale!

Palestina Tolak Kesepakatan Trump-Israel-Saudi-Mesir-UEA The Deal of Century: Jerusalem Is Not For Sale!



10Berita,Ini peta “deal of the century” atau bahasa arabnya “shofqotil qorn” atau dalam bahasa Perancisnya “plan de paix”.

Ini adalah perampokan besar-besaran terhadap tanah bangsa Palestina dan bukan peta damai.

"Deal of the century" adalah tugas khusus yang diberi Trump kepada menantunya, Kushner yang seorang Yahudi. Adapun isi dari "deal of the century" lahir dari pemikiran MBZ (Mohammed bin Zayed) di Abu Dhabi yang kemudian langsung diaminkan oleh MBS (Muhammad bin Salman) di Riyadh.

Di lapangan, deal of the century didukung oleh As-Sisi, presiden hasil kudeta berdarah di Mesir. Negara-negara Arab lainnya terutama Teluk ikut mengaminkan proyek deal of the century. Demi apa? Demi “dianggap” oleh Trump dan Netanyahu.

Kalau kita lihat peta sesat yang diumumkan Trump, AlQuds (Yerusalem) menjadi ibukota Israel. Ini bertentangan dengan semua kesepakatan damai yang pernah ada terkait penjajahan di Palestina.

Hubungan Israel-Saudi yang akhir-akhir ini membaik dan proyek modernisasi MBS sejalan dengan proyek deal of the century ini. Eksisnya MBS di singgasana kerajaan Saudi salah satunya karena MBS mau merelakan tanah Palestina kepada Israel.

Deal of the century adalah upaya merampok semua tanah Palestina berkedok perdamaian. Yang paling penting deal of the century memberikan AlQuds kepada Israel. Ini diaminkan oleh negara-negara Arab terutama Saudi. Bahkan MBS memberi donasi sebesar 40 M USD demi jalannya perjanjian ini.

Saya rasa ga ada gunanya menunggu sikap Liga Arab terkait ini karena pemimpin Arab menjadi otak dari perampokan ini. Alhamdulillah respon rakyat Palestina mantap, LAWAN!

Deal of the century bisa menjadi awal lenyapnya Israel atau minimal menyalanya “intifadhah” di Palestina dan dunia Arab secara global. Para diktator Arab semuanya dalam satu kapal, jika intifadhah berhasil menenggelamkan satu diktator maka tenggelam semua.

Sejauh ini Turki sudah menolak deal of the century bahkan Erdogan menolak jauh sebelum Trump umumkan.

(By Hasmi Bakhtiar)

***



Presiden Palestina: Yerusalem is Not For Sale!

Amerika Serikat dan Israel kini menggarap proposal perdamaian untuk menyelesaikan masalah dengan Palestina. Namun sayangnya, proposal yang hanya melibatkan Israel tersebut, mengundang kecaman dari Palestina.

Bahkan Presiden Palestina Mahmud Abbas mengatakan peta kesepakatan tersebut konspirasi. Ia menilai proposal lebih laik dibuang di tong sampah.

"Kesepakatan konsiprasi ini tak akan bisa dilaksanakan. Kita (Palestina) akan mebawa ini ke tong sampah," tegasnya dalam konpers menaggapi Trump, Selasa (28/1/2020).

Presiden Abbas menegaskan "Yerusalem Tidak Dijual!".

Abbas menilai proposal tersebut berat sebelah. Apalagi, Israel akan memiliki Yerusalem sebagai ibu kota sendiri, tanpa harus berbagi dengan Palestina.

Rencana damai itu juga dikatakan Palestina memungkinkan Israel lebih banyak mencaplok daerah Tepi Barat. Tepi Barat selama ini kerap dijadikan pemukiman oleh warga Israel.

Sementara itu, Gerakan Islam Hamas yang mengelola wilayah Jalur Gaza Palestina mengatakan tak akan pernah menerima kompromi AS. Termasuk menjadikan Yerusalem ibu kota Israel.

Sebelumnya Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu di Washington. Dalam pertemuan itu, keduanya membahas soal perjanjian damai Timur Tengah.

"Bersama-sama kita bisa mewujudkan fajar baru di Timur Tengah," kata Trump saat audiensi dengan Netanyahu dan sejumlah warga Yahudi Amerika.

Dalam kesempatan itu, Trump menyanjung Israel dan mengatakan negara itu telah mengambil langkah besar untuk perdamaian. Termasuk dengan komitmen didemiliterisasi untuk Palestina.

Namun sayangnya, dalam pertemuan itu tidak ada wakil Palestina. Meski demikian Trump menegaskan sudah mengirimkan proposal perdamaian ke Abbas.

Proposal itu sendiri berisi peta yang mengambarkan negara-negara tetangga Israel. Dikatakan AFP, proposal itu sangat panjang hingga 80 halaman.

Konflik Israel dan Palestina sudah berlangsung sejak 1940-han. Sebelumnya PBB memutuskan Yerusalem sebagai wilayah internasional, di mana kedua kelompok yang bersitegang bersama-sama memilikinya.

Sumber: CNBC

[Video - State of Palestine: 'Jerusalem is not for sale' - Abbas reacts to Trump's 'peace plan']



Katakan Tidak untuk "The Deal of Century" By: Nandang Burhanudin ***** (1) Donald Trump dan penjahat perang Netanyahu,...
Dikirim oleh Nandang BUrhanudinpada Selasa, 28 Januari 2020
Sumber: portal islam 

Minggu, 19 Mei 2019

Militer Zionis Israel Usir Paksa Semua Jamaah I’tikaf dari Al-Aqsha

Militer Zionis Israel Usir Paksa Semua Jamaah I’tikaf dari Al-Aqsha

10Berita – Pasukan pendudukan Israel, tepat sebelum tengah malam pada hari Sabtu malam Ahad, mengeluarkan secara paksa semua jamaah yang beri’tikaf di dalam Masjid Al-Aqsha.
Tindakan pasukan penjajah Israel yang mengeluarkan dengan paksa semua jamaah i’tikaf di Masjid Al-Aqsha ini biasanya untuk mempersiapkan penyerbuan pagi hari yang dilakukan oleh para pemukim Yahudi ke dalam area masjid.
Sumber-sumber media menyebutkan bahwa otoritas penjajah Israel berniat untuk melarang i’tikaf di dalam Masjid Al-Aqsha, terutama pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.


Pada hari Sabtu, kemarin, ribuan jamaah dari al-Quds dan dari luar kota, melaksanakan shalat Maghrib, ‘Isha dan Tarawih) di Masjid Al-Aqsha, di tengah-tengah gerakan aktif di Kota Tua al-Quds dan sekitarnya.
Ratusan jamaah berbuka puasa di halaman masjid, sementara jumlah jamaah sholat Isya dan Tarawih terus bertambah berkali lipat, menyebarkan di semua penjuru area masjid.
Di sepanjang pasar kota tua al-Quds di dekat pintu masuk ke Al-Aqsha terjadi pergerakan bisnis dengan aktif hingga larut malam.
Pekan lalu, puluhan pemukim Yahudi menyerbu halaman Masjid Al-Aqsha dari pintu barat masjid dengan dijaga oleh polisi Israel yang melindungi mereka selama mereka melakukan tur provokatif di area masjid dan Kota Tua. Para pemukim Yahudi menyerang pedagang di pasar-pasar Masjid Al-Aqsha. (pip)


Sumber: Eramuslim

Senin, 06 Mei 2019

Tak Peduli Bulan Ramadhan, ZIONIS Israel Lancarkan 295 Serangan Udara ke Gaza, 25 Gugur Syahid

Tak Peduli Bulan Ramadhan, ZIONIS Israel Lancarkan 295 Serangan Udara ke Gaza, 25 Gugur Syahid



10Berita, Kehidupan di Gaza adalah kehidupan pengecualian dalam semua detailnya. Blokade yang mencekik selama 13 tahun, kehidupan rakyatnya yang berubah menjadi siksaan dan penderitaan, serta serangan berulang-ulang penjajah Israel yang menyebarkan kematian di mana-mana, yang terjadi hanya sehari sebelum datangnya bulan suci Ramadhan yang ditunggu-tunggu jutaan kaum muslimin seluruh dunia.

Eskalasi Israel secara biadab yang dilancarkan oleh geng-geng pemerintah penjajah Israel terhadap Jalur Gaza sejak Sabtu pagi 4 Mei 2019, mengingatkan kembali akan pembunuhan terhadap warga Palestina di Gaza selama bulan suci Ramadhan pada tahun 2014 di tengah-tengah agresi sengit Israel di Jalur Gaza.

Hari ini, warga Palestina di Gaza menyambut kedatangan hari pertama bulan suci Ramadhan, namun didahului oleh deru pesawat tempur penjajah Israel yang menebarkan mematikan pada warga sipil, tidak peduli dengan aturan dan hukum internasional.

(Ramadhan di Gaza)

Sudah 25 warga Palestina di Jalur Gaza gugur dan lebih dari 150 lainnya luka-luka akibat agresi penjajah Israel yang telah berlanjut sejak Sabtu pagi, termasuk para wanita, anak-anak dan ibu hamil. Peristiwa ini menghidupkan kembali memori barbarisme Israel yang berulang yang pernah dilakukan pada tahun 2014.

Kala itu, terjadi penghancuran dan pembunuhan sistematis. Pasukan Israel menghancurkan bangunan-bangunan sipil, perumahan dan media. Hal ini yang juga terjadi sejak Sabtu pagi lalu.

Menurut data resmi pada Ahad (5/5) jumlah serangan udara yang dilakukan pasukan Israel sejak Sabtu (4/5) sekitar 295 kali gempuran pesawat, artileri dan kapal perang menghancurkan 320 bangunan sipil.

Menurut data yang diterbitkan Kantor Informasi Pemerintah Palestina di Gaza menyebutkan, Israel menargetkan bangunan tempat tinggal dan komersial, gedung pemerintah, masjid, bengkel, toko, lembaga media, tanah dan rumah warga, tanpa kecuali rusak parah.

Selama agresi ini, 25 warga gugur syahid, termasuk 3 wanita, dua di antaranya hamil dengan janin yang dikandungnya, dua bayi dan seorang anak di samping lebih dari 154 orang lainya terluka.

Warga Palestina di Jalur Gaza juga menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan dengan kondisi ekonomi yang sangat buruk, dengan tingkat kemiskinan 85%, pengangguran lebih dari 60% untuk kaum muda, dan pendapatan per kapita hanya 2 dolar.

Banyak keluarga Palestina di Jalur Gaza tidak tahu bagaimana menghadapi bulan Ramadhan dengan sengala urusan dan kebutuhan harus mereka urus. Mereka ketakutan dengan suara-suara ledakan bom-bom Israel di saat berbuka dan makan suhur. Arogansi penjajah Israel telah mengganggu atmosfer kegembiraan suasana spiritual Ramadhan. (PIP)

[VIDEO — Imam Masjid di Gaza tetap melanjutkan bacaan Quran ketika pesawat Zionis membombardir Gaza tadi malam atau awal Tarawih Ramadhan]

Kamis, 21 Maret 2019

Kelompok-kelompok Yahudi ekstremis bersiap untuk serangan besar-besaran di Masjid Al-Aqsa

Kelompok-kelompok Yahudi ekstremis bersiap untuk serangan besar-besaran di Masjid Al-Aqsa

10Berita, Kelompok Temple Mount, yang disebut organisasi ekstrimis Yahudi, menyerukan serangan besar-besaran Masjid Al-Aqsa untuk merayakan hari libur Yahudi Purim besok, kantor berita Shehab melaporkan kemarin.
Menurut Shehab, kelompok itu mengumumkan rencana serangan mereka di Facebook dan mengatakan bahwa mereka akan mengatur tour dan kegiatan lain di dalam dan di sekitar berbagai fasilitas Masjid Al-Aqsa.
Selain organisasi-organisasi ekstremis, MK dan menteri Israel diharapkan untuk mengambil bagian dalam serangan yang direncanakan.
Pasukan pendudukan Israel secara teratur memberikan perlindungan bagi para pendatang yang memasuki Masjid Al-Aqsa dan melakukan ritual keagamaan di sana. Banyak orang Palestina, namun di sisi lain mereka dilarang masuk ketika para pemukim menodai situs suci Muslim.
Sumber : MEMO | Redaktur : Aris Abadi
Copyright © 1440 Hjr. (2019) – Moslemtoday.com


Rabu, 13 Maret 2019

Dicaplok Zionis-Israel, Mufti Palestina: Masjidil Aqsha Hanya Milik Umat Islam!

Dicaplok Zionis-Israel, Mufti Palestina: Masjidil Aqsha Hanya Milik Umat Islam!

10Berita –  Mufti Besar al-Quds Palestina yang juga pengkhutbah di Masjid al-Aqsha, Syekh Muhammad Hussein, menyatakan al-Aqsha adalah hak bagi Muslim karena merupakan masjid sekaligus kiblat pertama umat Islam.
Dia menegaskan, umat Islam memiliki hak untuk berkegiatan di dalamnya tanpa adanya campur tangan dari pihak manapun.
“Kami menentang setiap tindakan Israel pada Masjid al-Aqsha karena Masjid al-Aqsha hanya milik umat Islam,” kata Syekh Hussein dalam pernyataan resmi di situs Filasatin Al Yawm seperti dilansir Arutz Sheva pada Rabu (13/3).
Syekh Hussein terus mengecam Israel, setelah tahun lalu memperingatkan berulang-ulang tentang pemukim Israel yang menembus ke area Masjid al-Aqsha disertai kemananan Israel.

Kala itu, Syekh Hussein mengatakan upaya memasuki al-Aqsha tak akan mengubah sikap umat Islam di Yerusalem.
Dalam pesannya yang ditujukan pada Israel, Syekh Hussein memperingatkan upaya terus menerus untuk menembus  al-Aqsha justru akan membuat perang agama di wilayah itu. Karena hal itu bisa menyinggung umat Islam di seluruh dunia.
Pada 2017 Syekh Hussein memperingatkan Amerika Serikat agar tak mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
“Jika ada pengakuan (Yerusalem sebagai ibu kota Israel) atau Kedutaan Amerika dipindahkan ke Yerusalem itu menjadi  serangan tak hanya kepada Palestina tapi juga terhadap Muslim di seluruh dunia,” katanya.


Sumber: Eramuslim

Sabtu, 23 Februari 2019

Pertama Kalinya Sejak 2003, Warga Palestina Masuki Bab Al-Rahmah di Al-Aqsha

Pertama Kalinya Sejak 2003, Warga Palestina Masuki Bab Al-Rahmah di Al-Aqsha

Syaikh Ekrema Sabri,yang memimpin Khutbah dan Shalat Jum’at, membenarkan bahwa Bab Al-Rahmah adalah bagian tak trepisahkan dari Masjid Al-Aqsha. Dia meminta pasukan penjajah untuk tidak ikut dalam urusan Masjid.

Dua warga Palestina mengibarkan bendera Palestina ketika ribuan jamaah memasuki Bab Al-Rahmah di Komplek Masjid Al-Aqsha di Al-Quds (Yerusalem) yang dijajah pada Jumat (22/2/2019) untuk pertama kalinya sejak ditutup oleh penjajah Zionis pada 2003.

10Berita, AL-QUDS Ribuan warga Palestina pada Jumat (22/2/2019) memasuki kawasan Bab (Gerbang/Pintu) Al-Rahmah di dalam komplek Masjid Al-Aqsha di Kota Al-Quds untuk pertama kalinya sejak tempat itu ditutup oleh penjajah Zionis untuk umat Islam pada 2003.
Para jamaah, yang dipimpin oleh Mufti Besar Al-Quds (Yerusalem), Syaikh Mohammad Hussein, dan para pemimpin lainnya memaksa masuk ke kawasan itu menjelang shalat Jum’at, seraya menentang larangan penjajah untuk beribadah di komplek tersebut.
Para jamaah meneriakkan yel-yel dan memasang bendera Palestina untuk menunjukkan kegembiraan mereka saat pembukaan kembali kawasan itu, yang telah dibuka selama 16 tahun terakhir.
Wakaf Islam yang dikelola Yordania—yang bertanggung jawab atas tempat-tempat suci di Yerusalem—mengatakan lebih dari 60 ribu jamaah dari Al-Quds yang dijajah dan kota-kota Palestina lainnya dapat melakukan shalat Jum’at di dalam Masjid Al-Aqsha pada Jumat (22/2), meskipun ada pembatasan dari penjajah.
Syaikh Ekrema Sabri, yang memimpin khutbah dan shalat Jum’at, membenarkan bahwa Bab al-Rahmah adalah bagian tak terpisahkan dari Masjid Al-Aqsha. Dia meminta pasukan penjajah untuk tidak ikut campur dalam urusan Masjid.
Pada Rabu (20/2) lalu, orang-orang Palestina berhasil memindahkan sebuah pintu pendeteksi logam yang ditempatkan polisi Zionis di pintu masuk Bab al-Rahmah. Para jamaah melaksanakan shalat di tempat tersebut.
Palestina khawatir penjajah Zionis mengubah kawasan yang berada di jantung komplek Masjid Al-Aqsha itu menjadi kuil Yahudi. Kekhawatiran itu beralasan, setelah orang-orang fanatik Yahudi terlihat dalam beberapa hari dan pekan terakhir dengan menggelar ritual keagamaan di kawasan tersebut dengan perlindungan polisi penjajah. (mnm/salam-online)

Sumber : Salam Online 

Kamis, 21 Februari 2019

OKI Kutuk Serangan Zionis ke Masjid Al-Aqsha

OKI Kutuk Serangan Zionis ke Masjid Al-Aqsha

Pasukan penjajah Zionis menyerang umat Islam di dalam Masjid Suci Al-Aqsha pada Selasa.
10Berita  JEDDAH
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Rabu (20/2/2019) mengecam serangan penjajah Zionis ke Masjid Al-Aqsha di Al-Quds (Yerusalem) Timur pada Selasa (19/2).
“Ini adalah provokasi terhadap sentimen bangsa Muslim dan pelanggaran mencolok resolusi dan piagam internasional,” demikian pernyataan kelompok yang bermarkas di Jeddah itu dalam sebuah pernyataan, Rabu (20/2) yang dikutip kantor berita Anadolu.
Pernyataan itu menegaskan bahwa “Masjid Al-Aqsha adalah tempat ibadah yang hanya untuk Islam”.
Sehari sebelumnya, pada Selasa, pasukan penjajah menyerang para jamaah Palestina di Masjid Al-Aqsha. Akibat serangan itu banyak warga Palestina yang terluka. Sebagian lainnya ditanfkap, menurut saksi mata.
Serangan itu terjadi dua hari setelah polisi Zionis, tepatnya Minggu (17/2) menutup Gerbang Al-Rahma Al-Aqsha sehingga memicu protes warga Palestina pada hari berikutnya.
Bagi umat Islam, Al-Aqsha merupakan tempat tersuci ketiga di dunia. Namun orang-orang Yahudi, menyebut situs suci umat Islam itu sebagai “Kuil Bukit” dan mengklaimnya sebagai kuil dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Penjajah Zionis menduduki Yerusalem Timur dalam Perang Timur Tengah 1967. Penjajah menganeksasi seluruh kota pada 1980, lalu mengklaimnya sebagai ibu kota negara Yahudi dalam suatu langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional. (mus)
Sumber: Anadolu
 Salam Online.