Ada Apa di Hari Senin?
Oleh: Rohmat Saputra
“I Hate Monday”
Potongan kalimat diatas merupakan ungkapan beberapa orang, atau sebagian orang yang membenci hari senin. Lantas, ada apa dibalik hari senin?
Ada sebuah penelitian di negara paman Sam, Amerika, bahwa detak jantung manusia bisa memengaruhi kesehatan manusia. Dihari senin, detak jantung para warga AS biasanya semakin meningkat.
Salah satu sebabnya, dihari tersebut sebagian pekerja atau karyawan memulai aktifitas kembali sehabis liburan. Mereka merasakan stres, karena bisa jadi banyak uang yang dihabiskan pada hari liburnya.
Dalam pandangan Islam, hari senin adalah hari yang baik dan memiliki keutamaan. Berikut alasan kenapa hari senin menjadi hari yang baik bagi umat Islam.
Nabi Muhammad lahir, mendapat wahyu dan Meninggal dihari senin.
Nabi Muhammad lahir dan meninggal pada hari senin, Rasulullah pun mendapat wahyu di hari tersebut.
Dalam Shahih Muslim dari hadits Abu Qatadah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang puasa hari Senin, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ.”
“Hari tersebut merupakan hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkannya al-Qur-an kepadaku pada hari tersebut.” (Ini merupakan bagian dari hadits Abu Qatadah al-Anshari Radhiyallahu anhu yang diriwa-yatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya (II/819) Kitaabush Shiyaam.)
Semua amalan para hamba diangkat.
Dihari senin juga amalan manusia akan diangkat. Maka dari itu, Rasulullah menganjurkan puasa sunnah, yaitu puasa senin dan kamis.
Karena Rosulullah suka jika amalannya diangkat, sedangkan beliau dalam kondisi puasa.
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ اْلإِثْنَيْنِ وَالْخَمِيْسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: “(pahala) Amalan di angkat pada hari senin dan kamis, maka aku menyukai jika ketika amalanku di angkat aku dalam keadaan berpuasa.” (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).(Hadits ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dalam Sunannya (III/122) Kitaabus Shaum bab Maa Jaa’a fii Shaum Yaumil Itsnain wal Khamiis dari Abu Hura-irah. At-Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini Hasan Gharib.” Namun menurut Abu Dawud hadits ini memiliki syahid (penguat). Lihat Sunan Abi Dawud Ma’a Badzlil Majhuud (XI/304) Kitabush Shaum bab Shaum Yaumil Itsnain wal Khamiis).
Pintu-pintu syurga akan terbuka.
Pada dua hari ini, selain amalan akan diangkat, pintu-pintu langitpun akan terbuka. Sebab ada pengampunan dari Allah bagi orang yang tidak menyekutukan Allah, terkecuali jika dia bermusuhan dengan saudaranya.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا.”
Artinya: “Pintu-pintu Surga di buka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Alloh dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap orang ini sampai keduanya berdamai.” (HR. Muslim)
Maka sangat berseberangan dengan apa yang dibenci oleh orang yang orientasinya hanya dunia dengan manusia yang orientasnya akherat. Sebagai muslim, tidak pantas ikut-ikutan membenci salah satu hari yang memiliki sejarah dan keutamaan tersebut. Justru hari diawal memulai sebuah pekerjaan adalah dengan semangat. Tidak ada kata benci dari hari-hari itu. Yang dibenci ialah saat dihari seorang muslim memiliki catatan maksiat. Kelalaianya itu membuat hina dan derajatnya turun dimata Allah dan makhluk.
Semua hari akan menjadi baik bila disikapi dengan fokus terhadap tujuan mulianya, yaitu Ridho Allah ta’ala. Bukan hanya hari, bahkan tiap detikpun bisa berbuah pahala. Dengan begitu tidak ada kata waktu yang terbuang dengan sia-sia. Dan saat berkerja, ia akan menunjukkan keprofesionalitasnya sebagai orang yang bertanggung jawab akan amanah yang diberikannya. Wallahu a’lam bisyowab. []
Sumber: Islampos