Referensi pihak ketiga
10Berita, Apa boleh buat, nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar AS. Sudah banyak usaha yang dilakukan pemerintah seperti kewajiban Biodiesel 20 (B20) guna mengurangi beban impor minyak dan sejumlah kebijakan lainnya. Tapi tampaknya usaha itu belum mampu menahan dolar AS. Harus ada terobosan lain yang lebih berani dari Jokowi.
Meroketnya dolar AS terjadi pada hari Senin (8/10/2018). Dilansir CNN Indonesia, nilai rupiah sudah terperosok hingga ke level Rp15.253 per dolar AS. Nilai ini merosot jauh jika dibandingkan asumsi APBN 2018 yang hanya Rp13.400 per dolar AS. Rupiah makin melemah sementara dolar AS kian perkasa.
Sekarang tak ada pilihan lain bagi Jokowi kecuali menaikkan harga BBM. Skenario ini menjadi yang terburuk di tengah musim kampanye Pilpres 2019. Namun demi menyelamatkan ekonomi, Jokowi sekali lagi sudah kehabisan pilihan. Menaikkan harga BBM dari sisi ekonomi menurut para pakar akan mengurangi beban yang ditanggung pemerintah.
Hal ini karena BBM selama ini masih harus diimpor yang seluruh transaksi pembeliannya wajib menggunakan dolar AS. Celakanya, harga minyak dunia dalam setahun terakhir terus mengalami kenaikan yang berdampak pada semakin besarnya biaya yang harus digelontorkan pemerintah.
Guna menyelamatkan citra Jokowi di mata pemilih, maka Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan yang bertanggungjawab dalam mengelola keuangan negara, mau tidak mau harus rela mundur atau dimundurkan. Strategi ini terpaksa harus ditempuh Jokowi agar citranya sebagai capres petahana tetap terjaga.
Pertanyaannya, apakah Sri Mulyani akan mundur atau dimundurkan bila harga BBM nanti sudah betul-betul dinaikkan? Kita tunggu saja.
Sumber :