OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.
Tampilkan postingan dengan label IRONI politik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label IRONI politik. Tampilkan semua postingan

Selasa, 31 Maret 2020

Lord Luhut is Everybody, Manusia yang Rencanakan, Luhut yang Tentukan

Lord Luhut is Everybody, Manusia yang Rencanakan, Luhut yang Tentukan


(Meme Luhut/Twitter @ripeess)

10Berita,Nama Luhut Pandjaitan kembali masuk trending topik di Twitter. Ada apa? Ia membatalkan rencana Gubernur DKI Anies Baswedan soal larangan bus jurusan Jakarta untuk memutus rantai penularan COVID-19.

Senin kemarin, Gubernur DKI Anies berencana melarang keluar masuk bus AKBP dari dan ke luar Jakarta untuk menghindari wabah virus corona. Namun, rencana itu dibatalkan oleh Menko Maritim dan Investor Luhut Binsar Pandjaitan yang juga menjabat sebagai Plt Menteri Perhubungan (NB: Menhub Budi Karya sedang dirawat setelah positif corona).

Luhut beralasan perlu dipikirkan dulu dampak ekonomi bila bus-bus tidak boleh beroperasi mengangkut orang. Akibatnya, rencana Anies yang hendak diberlakukan mulai tadi malam, akhirnya batal karena 'veto' dari Luhut.

Sontak sebagian besar para pengguna media sosial menyayangkan atas tindakan Luhut ini. Mereka pun memberikan komentar soal sosok Luhut yang begitu berkuasanya.

"Lord Luhut vs everybody," ujar @ripeess pada Senin, 30 Maret 2020, dengan mengunggah meme Luhut.

"Yang Maha Mulia Paduka Sri Baginda Sultan Luhut Binsar Al-Pandjaitan, dan Yang di-Pertuan Jagad Kekaisaran Indonesia by the Grace of God of the United Nations and of his other Realms and Territories, Head of the Commonwealth, Defender of the Papuans, Most Just," cuit @reyhanmamara.

"Luhut The Decision Maker, " kicau akun @dindameidi.

"Luhut of the House Panjaitan, First of His Name, King of the Andals and the First Men and Lord of the Seven Kingdoms," tulis @AhsanS01.

"Pak Luhut everywhere," ujar @Sayasia64505105

"Karena luhut the real preSiden," kata akun Cahgadog1

"Manusia hanya bisa berencana, Luhut yang menentukan," sindir @zhams. [HB]


Rabu, 03 April 2019

Respons Survei LSI Denny JA, Jubir FPI: Kalau Ngibul Jangan Kebangetan Gitu, Itu Termasuk ‘Survey Collar Crime’

Respons Survei LSI Denny JA, Jubir FPI: Kalau Ngibul Jangan Kebangetan Gitu, Itu Termasuk ‘Survey Collar Crime’


(Jubir FPI Munarman, SH)

10Berita, Lembaga Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbarunya yang salah satunya dukungan suara pemilih Front Pembela Islam atau FPI.

Menurut klaim survei LSI Denny JA, ada 41,2% sampai 47,6% suara di pemilih FPI yang memilih Jokowi-Maruf.

Merespons hasil survei tersebut, FPI menyebut kalau ngibul (bohong) jangan kebangeten.

"LSI Denny JA kalau lagi ngibul gitu deh. Entar dibilang pemilih FPI ingin tinggal di bulan," kata Juru Bicara FPI, Munarman kepada VIVA, Selasa malam, 2 April 2019.

Mantan ketua umum YLBHI itu mengkritik jangan sampai LSI Denny JA menyalahgunakan ilmu statistik.

Penyalahgunaan ini dengan membentuk opini. "Kalau ngibul dan menghayal jangan yang kebangetan gitu deh. Itu sudah bisa disebut ‘survey collar crime’  menyalahgunakan ilmu statistik," tutur Munarman.

Dia menegaskam terkait survei tersebut, tak ada satupun anggota FPI yang menjadi responden. Meski ia paham dengan diksi 'di pemilih FPI' yang artinya pemilih tersebut bisa bukan anggota FPI.

"Saya pahamlah dia menggunakan diksi "di pemilih FPI" artinya responden tersebut bukan anggota FPI, tapi anehnya dalam analisanya, LSI Denni JA menyatakan bahwa tidak semua satu pandangan dengan sikap pimpinan ormas tersebut," ujar Munarman.

Kata dia, justru pernyataan dalam survei itu yang janggal karena tak nyambung. "Lha kan yang disurvei bukan anggota FPI, kok tiba tiba disebut berbeda sikap antara pimpinan dengan responden yang di survei. Kan enggak nyambung itu," ujarnnya.

Menurut dia, cara ini sebagai upaya sengaja missleading informasi. Ada kesesatan berpikir sehingga tak bisa membedakan antara pembentukan opini dengan persepsi fakta. "Pola pola penyesatan berfikir seperti ini hanya bisa dilakukan di kalangan orang orang dungu. Orang orang yang enggak bisa membedakan antara pembentukan opini dan persepsi dengan fakta," ujarnya menjelaskan.

Kemudian, ia menyinggung hasil survei LSI Denny JA terkait hasil Pilgub DKI 2017, Pilgub Jabar 2018, dan Pilgub Jateng 2018. Munarman mencontohkan, untuk Pilgub DKI misalnya di survei tersebut pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno tersingkir di putaran pertama karena hanya mendapatkan 21 persen. Namun, faktanya Anies-sandi lolos dan memenangkan pilgub.

"Dalam beberapa survei pilgub, seperti di Jateng, Jabar dan DKI survei LSI Deni JA juga ngawur abis. Dengan catatan track record seperti ini, maka LSI Deni JA sudah terbukti survey collar crime," tuturnya. [VIVA]

Sumber: Vivanews