OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.
Tampilkan postingan dengan label JABAR. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label JABAR. Tampilkan semua postingan

Rabu, 04 Juli 2018

Ini Hasil Real Count Pilgub Jabar versi PKS

Ini Hasil Real Count Pilgub Jabar versi PKS


10Berita, Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Barat merilis hasil pengitungan suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar 2018.

Dalam penghitungan riil versi PKS, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul menempati urutan pertama dengan 7.175.804 (32,9 persen). Sementara pasangan yang diusung PKS, Gerindra dan PAN yakni Sudjarat-Ahmad Syaikhu (Asyik) menempati urutan kedua dengan raihan 6.302.254 suara atau 28,9 persen.

Peringkat ketiga diduduki pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi sebanyak 5.610.051 suara (25,7 persen), diikuti pasangan Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan dengan 2.754.631 suara (12,6 persen).

"Data yang dihimpun berdasarkan berkas C1 (form hasil penghitungan di TPS) akan digunakan oleh tim PKS untuk menuntaskan proses perhitungan suara hingga tuntas di tingkat provinsi," kata Ketua DPW PKS Jabar Nur Suprianto dalam pernyataannya, Selasa, 4 November 2018.

Dengan dirilisnya data tersebut, PKS berharap segala perdebatan dan hoaks di semua media dapat segera dihentikan.

"Untuk keputusan tentang gubernur Jawa Barat terpilih, PKS tetap menunggu pengumuman resmi dari KPUD Jawa Barat," jelas Nur Suprianto.

Selain itu, Nur Suprianto turut mengucapkan selamat kepada seluruh masyarakat Jawa Barat atas terselenggaranya pilkada dan pilgub yang aman, damai, dan lancar.

"DPW PKS Jawa Barat mengapresiasi kerja keras kader, simpatisan, dan seluruh masyarakat yang mendukung pasangan Asyik. Mereka telah mengerahkan tenaga, pikiran, uang, dan doa untuk memenangkan pasangan Asyik. Semoga seluruh amal baik mereka dibalas kebaikan yang besar oleh Allah," kata dia.

Nur Suprianto menambahkan berdasarkan data berkas C1, PKS berhasil meraih 80% dari target kemenangan di pilkada seluruh Jawa Barat. 

Dari 10 target kemenangan, Nur Suprianto mengatakan PKS menang di delapan daerah yakni di Kota Bandung, Garut, Kabupaten Bogor, Kota Sukabumi, Kabupaten Subang, Ciamis, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cirebon.

Sumber : PORTAL ISLAM 

Selasa, 03 Juli 2018

Ridwan Kamil Akui Tak Ada Kemenangan Sebelum Pengumuman KPU 9 Juli

Ridwan Kamil Akui Tak Ada Kemenangan Sebelum Pengumuman KPU 9 Juli


10Berita,  Calon Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyatakan, kemenangan dalam pertarungan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018 belum sepenuhnya didapatkan. Hasil sementara yang muncul dalam hitungan cepat, belum sepenuhnya menjadi alasan euforia Pilgub Jabar.

Pria yang akrab disapa Emil ini menjelaskan, kegembiraan pada Rabu 27 Juni 2018 di Hotel Papandayan Kota Bandung usai keluar hasil quick count lembaga survei, hanya sebagai respon kabar gembira hasil hitungan cepat.

"Acara di Papandayan itu bukan perayaan kemenangan, (hanya) mensyukuri berita baik. Karena kami paham, sebelum KPU memutuskan resmi, tidak ada istilah kemenangan," ujar Emil di Bandung Jawa Barat, Minggu 1 Juli 2018.

Menurut Emil, menjelang hitungan manual KPU Jawa Barat, relawan beserta kader partai tetap mengawal distribusi suara di masing-masing daerah. Seperti diketahui, KPU Jawa Barat saat ini tidak menampilkan persentase hitungan cepat raihan empat pasangan calon.

"Kita terus mengawal di lapangan, relawan-relawan saya tugaskan jangan sekalipun terlewat penghitungan di Kecamatan sampai Kabupaten Kota karena penghitungan KPU ini versi digitalnya," terangnya.

Sembari menunggu penetapan hasil suara secara resmi oleh KPU, Emil tetap mengedepankan kondusifitas. Bahkan, pihaknya tidak akan mempermasalahkan dinamika yang meuncul menjelang penetapan pada 9 Juli 2018.

"Kita dari awal bukan tipe macam-macam, kampanye santun, kreatif tidak ada kecurangan sebagainya. Mudah-mudahan minggu depan ditetapkan," katanya.

"Fokus bagaimana merangkul, bagaimana bangun Jawa Barat sama - sama tanpa beda - bedakan dulu pernah nyoblos pasangan mana, itu hanya masalah cara. Kalau sudah terpilih lindungi semua warga, pertolongan (kepada) golongan apapun." ()

Sumber : VIVAnews

Kamis, 28 Juni 2018

Plak! Akibat Tak Sabar Tunggu KPU, Komjen Iriawan Bungkam Para Pendukung Ridwan Kamil

Plak! Akibat Tak Sabar Tunggu KPU, Komjen Iriawan Bungkam Para Pendukung Ridwan Kamil

Referensi pihak ketiga

10Berita, Klaim kemenangan yang dilakukan oleh kubu Ridwan Kamil di Pilkada Jabar terlalu tergesa-gesa.Klaim itu didasari oleh hasil quick count sejumlah lembaga survey. Padahal jika ditilik angka perolehan Paslon Ridwan Kamil-Uu (Rindu) dan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) tidak terpaut jauh.

Misalnya survei versi SMRC, Rindu memperoleh 32,26% sedangkan Asyik 29,58%. Dengan kisaran selisih 2,68% angka ini sangat mungkin berubah dihitungan real count KPU.

Litbang Kompas-Referensi pihak ketiga

Ingat, quick count bukanlah suara sesungguhnya. Lembaga survey seperti SMRC hanya mengambil sampel di 400 TPS dari total 74.948 TPS di Jawa Barat. Harus disadari bersama bahwa tingkat keakuratan hitungan quick count sangat tergantung pada sampling yang dilakukan.

Itulah sebabnya mengapa saya katakan klaim kemenangan yang disertai suguhan airmata dan sujud syukur itu terlalu dini dan tergesa-gesa. Sabar, tunggu KPU.

Tapi agaknya euforia publik pendukung terlanjur besar hingga KPU pun diabaikan. Padahal sikap ini berpotensi membawa gesekan. Katakanlah misalnya, hasil hitung cepat meleset dan justru membawa paslon Asyik sebagai pemenangnya. Tuduhan, cercaan, kecurigaan pasti akan muncul.

Referensi pihak ketiga

Nah, terkait dengan potensi itulah Penjabat Gubernur Jawa Barat M. Iriawan menghimbau kepada masyarakat agar menunggu hasil resmi penghitungan suara pada 9 Juli 2018 nanti untuk menjaga situasi agar tetap kondusif pasca pilkada.

Lebih lanjut ia juga punya permintaan khusus kepada paslon yang terlanjur bergembira ria itu.

“Kami himbau juga kepada para paslon hormati dulu proses penghitungan suara resmi, boleh merasa unggul tapi tunggu dulu hasil dari KPU. Kami harap untuk menahan diri saja,” ucapnya (tempo.co/27/06/2018).

Plak!

Referensi pihak ketiga

Tepat sasaran. Ya, semestinya jangan dulu ada yang merasa unggul. Cobalah menahan diri sebab semua bisa saja terjadi.

Sumber :UC News 

Pilgub Jabar: Timses ; ASYIK Masih Unggul Versi Real Count Internal”

Pilgub Jabar: Timses ; ASYIK Masih Unggul Versi Real Count Internal”

10Berita, Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jabar Sudrajat-Ahmad Syaikhu tercatat unggul berdasarkan real count tim internal Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Hingga Rabu malam pukul 23.45 WIB, pasangan Asyik mengklaim unggul perolehan 33,1 persen.

“Perjalanan menuju Gedung Sate masih panjang. Buktinya hasil real count internal PKS menunjukkan Asyik unggul atas pasangan lainnya,” ujar Ketua Timses Pemenangan Asyik, Haru Suandharu dalam pernyataannya, Kamis (28/6).

Haru melanjutkan, data real count yang direkap dari para saksi berbagai daerah yang sudah masuk mencapai 32,6 persen.

“Data tersebut berdasarkan form C1 yang diamankan oleh para saksi,” terang Haru.

Lihat juga: Kandidat Nomor Urut Satu Kuasai Quick Count Pilgub di Jawa

Selain Asyik, data menunjukkan paslon lainnya yakni Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum memperoleh angka 29,4 persen, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dengan 25,8 persen, dan TB. Anton Hasanudin-Anton Charliyan dengan 11,7 persen.

“Berdasarkan data tersebut, kami yakin, Asyik trennya masih naik. Pasangan Rindu jangan terburu-buru melakukan klaim kemenangan karena data berbicara lain,” ujarnya.
Sudrajat-Syaikhu Klaim Unggul Versi Real Count InternalSudrajat dan Ahmad Syaikhu meminta semua pihak menahan diri untuk mendeklarasikan hasil quick count Pilgub Jabar 2018. (CNN Indonesia/Huyogo)
Lihat juga: Pertaruhan Pamor Ridwan Kamil Vs Gerilya Sudrajat-Syaikhu

Apalagi, lanjut Haru, saat ini KPUD Kabupaten/Kota juga masih fokus dengan penghitungan Bupati/Walikota.

“Apalagi, lembaga survei sudah banyak off side dalam data yang disampaikan,” ujar Haru.

Haru menyatakan, lembaga-lembaga survei hendaknya dibekukan izin usahanya. Ia berpendapat, data lembaga survei tersebut dapat menyesatkan publik.

“Dalam banyak survei, Asyik dinyatakan hanya peroleh 7 persen, sementara saat quick count nyatanya Asyik bisa mencapai kisaran 29 persen,” kata Haru menerangkan.

Haru menghimbau kepada seluruh paslon agar menahan diri dan sabar menunggul hasil penghitungan manual atau real count dari KPU.

“Saya harapa seluruh paslon dapat menahan diri dan menunggu eputusan hasil real count dari KPUD. Kami masih yakin Asyik-lah yang akan memenangkan Pilkada Jabar ini,” tegas Haru.

Lihat juga: Bawaslu Temukan 35 Dugaan Praktik Politik Uang

Ridwan Kamil tercatat unggul di Pilgub Jabar 2018 berdasar hasil quick count dengan mengantongi 32,33 persen suara versi Indo Barometer dan 32,89 persen versi LSI Denny JA. Kandidat yang diusung NasDem, PPP, Hanura, dan PKB itu mengungguli tiga pasangan kandidat lainnya yang ikut berkompetisi di Pilgub Jabar.

Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Gerindra, PKS, PAN) tercatat meraih 28,39 persen dan 28,41 persen, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (Demokrat dan Golkar) 26,24 persen dan 25,48 persen, dan terakhir Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan (PDIP) hanya meraup 12,2 persen dan 12,46 persen di Pilgub Jabar 2018. (hyg/gil)

sumber https://www.cnnindonesia.com/pilkadaserentak/nasional/20180628095558-32-309733/sudrajat-syaikhu-klaim-unggul-versi-real-count-internal

Rabu, 27 Juni 2018

Quick Count Pilkada Jabar dari 2 Lembaga, Pemenangnya Asyik

Quick Count Pilkada Jabar dari 2 Lembaga, Pemenangnya Asyik


10Berita, Hitung cepat (Quick count) hasil Pilkada Jabar yang dilakukan dua lembaga menunjukkan perolehan Sudrajat - Ahmad Syaikhu (Asyik) berada di posisi teratas, mengalahkan Ridwan Kamil Uu Ruzhunul Ulum (Rindu).

Kedua lembaga survey dimaksud adalah Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) dan Indonesia Development Monitoring (IDM).

Direktur LKPI Arifin Nur Cahyono mengatakan quick count yang dilakukan lembaganya di 2.780 TPS di Jabar dengan data yang masuk 100 persen.

Hasilnya, Ridwan Kamil - UU Ruzhanul (30,41 persen), TB Hasanuddin -Anton Charliyan (11,17 persen), Sudrajat -Ahmad Syaikhu (30,93 persen) , Deddy Mizwar- Dedi Mulyadi (27,49).

Dia menyebutkan bahwa LKPI melakukan quick count di TPS yang ada desa-desa di Jawa barat. Sedangkan lembaga lain terpantau hanya di kota-kota kabupaten dan kota madya.

"Jumlah TPS yang di jadikan objek quick count oleh LKPI 67,3 persen berada di desa-desa," ucap Arifin di Jakarta, Rabu, 27 Juni 2018.

Sementara hasil quick count IDM di PIlkada Jabar, mengambil data dari 3.573 TPS di Jabar, dengan margin error +/- 1,6 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Direktur Eksekutif IDM Bin Firman Tresnadi mengatakan data yang telah masuk 100 persen pada Pukul 20.14 WIB. Lembaga ini mengambil data dari 57,3 persen TPS di pedesaan dan 42,7 persen di kota.

Hasilnya pasangan Ridwan Kamil - Uu Ruzhanul Ulum (32,67 persen), TB Hasanuddin - Anton Charliyan (9,43), Sudrajat - Syaikhu (33,12), Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi (24,78).

Sumber : PORTAL ISLAM

Exit Poll LKPI: Paslon Asyik Unggul

Exit Poll LKPI: Paslon Asyik Unggul

10Berita Selain Indonesia Development Monitoring (IDM),  Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) juga menggelar survei Exit Poll pada Pilgub Jawa Barat dalam rangka mengetahui opini publik yang dilakukan sesaat sebelum masuk dan setelah keluar dari bilik suara. Hasil Exit Poll LKPI mengungkapkan kemenangan sementara ini diperoleh pasangan Sudrajat-Akhmad Syaikhu.

Seperti yang diketahui, Exit poll digunakan sebagai instrumen untuk mengetahui kecenderungan pola perilaku pemilih.

Dilansir dari Jitunews, terkait dengan Exit Poll LKPI, Direktur Eksekutif LKPI, Arifin Nur Cahyono, mengatakan, jumlah data yang masuk 2.498 jawaban dari pemilih di TPS yang sudah melakukan pencoblosan di bilik suara mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan 09.30 WIB pagi waktu Indonesia Barat. Data yang masuk dari seluruh TPS di 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat.

Hasil dari Exit Poll LKPI didapatkan nomor urut 1, yakni pasangan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum dipilih sebanyak 19,1 persen, nomor urut 2 pasangan Hasanuddin dan Anton Charliyan 17,7 persen. Sedangkan, nomor urut 3 Pasangan Sudrajat dan Ahmad Syaikhu 31,2 persen, nomor urut 4 pasangan Mizwar dan Dedi Mulyadi 30,1 persen, dan tidak menjawab sebanyak 1,9 persen.

Selanjutnya, Arifin mmenyebutkan alasan masyarakat memilih kandidat yang dipilih di bilik suara karena karakter kepimimpinan yang tegas 34,7 persen, karena visi dan misi-nya 22,1 persen, diusung oleh partai yang menjadi pilihan 16,2 persen, tokoh nasional/tokoh partai yang mengusung kandidat 22,2 persen dan yang tidak menjawab 4,8 persen.

Arin menuturkan prediksi dari hasil Exit Poll LKPI ini, pasangan yang akan menang di Pilkada Jawa Barat kemungkinan besar pasangan Sudrajat dan Ahmad Syaikhu. AKan tetapi, menurut Arifin, diperlukan pengawasan yang ketat dari saksi di setiap TPS untuk mengamankan suara pasangan Asyik ini.

“Diperlukan ketelitian dan kedisiplinan dari saksi yang berada disetiap TPS, untuk memastikan tidak ada kecurangan yang terjadi, hal itu dikarenakan suara pasangan calon Sudrajat dan Ahmad Syaikhu dengan pasangan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi, terpaut sangat tipis,” pungkasnya.

Perlu diketahui, pada Exit Poll LKPI, metode pengambilan atau penentuan TPS sebanyak 1.249 TPS oleh LKPI dilakukan dengan mengunakan metode Multistage Random Sampling dan Exit Poll di setiap TPS diseleksi 2 pemilih secara random dan proposional sesuai sebaran TPS yang tersebar di kecamatan dan desa kelurahan di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat, survei exit poll ini memiliki tingkat Margin Of Error ± 2,75 % pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sumber : Ngelmu.co

LSIN: Elektabilitas ‘Asyik’ Tertinggi di antara 4 Paslon Cagub-Cawagub Jabar

LSIN: Elektabilitas ‘Asyik’ Tertinggi di antara 4 Paslon Cagub-Cawagub Jabar

10Berita, BANDUNG—Menjelang pemungutan suara pilkada Jawa Barat, elektabilitas Sudrajat-Ahmad Syaikhu diklaim yang tertinggi di antara keempat cagub-cawagub Jabar. Temuan ini disampaikan Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN), Selasa (26/6/2018).

Bahkan LSIN mengklaim bahwa Tingkat keterpilihan kandidat jagoan Partai Gerindra dan PKS itu disebut telah menyalip Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum.

BACA JUGA: Jumhur Hidayat: Menangkan Asyik Berarti Berjuang Demi Kedaulatan dan Kesejahteraan Rakyat

Berdasarkan hasil surveinya, LSIN mengklaim tingkat elektabilitas Sudrajat-Ahmad Syaikhu sebesar 30 persen, disusul Deddy Mizwar- Dedi Mulyadi 26 persen, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum 25 persen, Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan 9 persen.

Menurut LSIN, sejak Mei sampai Juni, terjadi fenomena ekstrem pada hasil survei atas perilaku pemilih di Jawa Barat. Kampanye seputar pemilu presiden 2019 ternyata berpengaruh terhadap persepsi pemilih calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat.

BACA JUGA: Asyik Optimis Menangi Pilgub Jabar, Ini Faktor-faktor Penyebabnya

Elektabilitas Sudrajat-Ahmad Syaikhu disebut tertinggi karena mereka mampu meyakinkan masyarakat dengan memainkan isu atau kampanye #2019GantiPresiden. Manuver itu dianggap ampuh terjadi di Jawa Barat dengan efek dominan dari fenomena kasus yang terjadi di Jakarta seperti aksi 212 dan sebagainya.

“Kalau komitmen nomor tiga, dari survei yang kita lakukan, harus menjaga betul mainan mereka, kita lihat mereka memainkan isu pergantian kepemimpinan nasional, dan itu dimaksimalkan betul untuk mengambil pemilih,” kata Direktur LSIN, Muhammad Yasin di Bandung. []

SUMBER: VIVA

Selasa, 26 Juni 2018

LSI: Di Jabar “Asyik” Tertinggi, Calon PDIP Paling Buncit

LSI: Di Jabar “Asyik” Tertinggi, Calon PDIP Paling Buncit


10Berita – Satu hari jelang pencoblosan Pilgub Jawa Barat 2018, Laju Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terakhirnya.

Hasilnya, pasangan nomor urut tiga, Sudrajat-Akhmad Syaikhu (Asyik) paling tertinggi tingkat keterpilihannya.

Pasangan Asyik yang diusung Partai Gerinda, PKS dan PAN itu paling banyak dipilih oleh responden, yakni sebanyak 36,7 persen.

Sementara pasangan yang diusung Partai Demokrat dan Partai Golkar, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dipilih oleh 26,3 persen responden. Sedangkan posisi ketiga Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum meraih 25,1 persen responden.

Sementara pasangan yang diusung PDIP, TB Hasanuddin-Anton Charliyan hanya dipilih 10,3 persen responden.

“Yang masih belum menentukan pilihan sebanyak 1,6 persen responden,” kata Direktur Eksekutif LSI, Sobirin melalui siaran elektroniknya, Bandung, Senin (25/6/2018).

Sobirin menilai keunggulan Asyik karena pasangan itu diuntungkan dengan rekomendasi ulama dan tokoh besar nasional.

“Rekomendasi ulama dan tokoh nasional memiliki peran besar mendulang suara Asyik di Jawa Barat,” ujar Sobirin.

Dikatakan dia, dari hasil survei kali ini ditemukan perolehan suara Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi terlihat statis jika dibandingkan hasil survei sebelumnya, karena tidak ada gebrakan yang berarti saat masa kampanye.

Sedangkan Ridwan Kamil sebagai Cagub yang populer di kalangan generasi milenial mendapatkan pukulan yang sangat berat dengan adanya isu dukungan kaum LGBT yang tidak disukai oleh mayoritas masyarakat Jawa Barat.

“Khusus TB Hasanuddin-Anton Charliyan yang tidak memilik basis utama pendukung, akan sangat sulit memperoleh suara yang besar karena hanya mengandalkan pergerakan mesin partai dan belum menunjukan program yang benar benar diminati masyarakat Jawa Barat,” papar Sobirin.

Survey LSI ini dilakukan pada  4-20 Juni 2018 yang melibatkan 1.142 responden berdasarkan DPT Jawa Barat untuk Pilkada Jawa Barat sebanyak 31.735.133, dengan margin of error sebesar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.(kl/)

Sumber : teropongsenayan

[PilGub Jabar] MANTAP! Ratusan Jenderal Ikut Menangkan ASYIK

[PilGub Jabar] MANTAP! Ratusan Jenderal Ikut Menangkan ASYIK


10Berita, Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR) telah menerjunkan sebanyak 101 purnawirawan perwira tinggi TNI ke Jawa Barat untuk memperjuangkan kemenangan pasangan Sudrajat-Syaikhu (Asyik). Yakni, terhitung sejak tanggal 18 Juni 2018.

Menurut Ketua Umum PPIR Mayjen (purn) TNI Musa Bangun, sebanyak 101 purnawirawan jenderal ini disebarkan ke 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Para jenderal tersebut bertugas menghimpun kekuatan bersama ribuan purnawirawan lain dan masyarakat di Jawa Barat untuk memenangkan pasangan Sudrajat-Syaikhu.

Musa mengatakan, selain menghimpun kekuatan suara, pihaknya juga memastikan tidak terjadi kecurangan.

“Kami ingin demokrasi berjalan baik dan tidak ternodai oleh praktik-praktik tak terpuji,” ujar Musa, Senin 25 Juni 2018

Menurut Musa, para singa-singa tua ini seharusnya beristirahat menikmati hari tua bersama anak cucu di rumah. Namun, dia menolak diam karena janji mengawal dan menjaga NKRI telah terpatri di dalam hati hingga tembakan salvo mengiringi ke liang lahat.

Dia berpendapat, pasangan Asyik adalah figur yang layak diperjuangkan dan dimenangkan. Karena, pasangan ini tidak sekadar saling melengkapi, tetapi juga berpengalaman dan tidak memiliki cacat korupsi.

Selain itu, keduanya juga merupakan pribadi yang sangat nasionalis dan religius. “Karena itu, kami menyerukan kepada para senior dan adik-adik purnawirawan, mari kita berjuang bersama memenangkan Sudrajat-Syaikhu,” katanya.

PPIR, kata dia, sebagai sayap Partai Gerindra saat ini telah menghimpun ribuan purnawirawan TNI dan Polri dalam struktur organisasi sampai ke kabupaten/kota, kecamatan, dan desa bersama sama rakyat untuk berjuang merebut kembali Indonesia raya.

Sumber: Republika


Sabtu, 23 Juni 2018

Pasangan Asyik Akan Menang di Pilkada Jabar

Pasangan Asyik Akan Menang di Pilkada Jabar


10Berita – Pemilihan Gubernur Jawa Barat yang diikuti empat pasangan calon diprediksi akan menjadi pertarungan sengit. Pasangan Sudrajat-Syaikhu (Asyik) dinilai berpeluang jadi juara.

Direktur Survei dan Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara, mengungkapkan, terdapat empat faktor penting penentu kemenangan pasangan Asyik.

Pertama, Prabowo Subianto dan Ahmad Heryawan (Aher) adalah dua sosok penting yang bisa mewujudkan kemenangan bagi pasangan nomor urut tiga tersebut. Prabowo sebagai Ketum Partai Gerindra masih berpengaruh kuat bagi masyarakat Jabar.

“Berdasarkan hasil survei SPIN, elektabilitas Prabowo 37,1 persen, masih unggul atas Jokowi 30,5 persen di Jawa Barat. Keunggulan Prabowo ini sudah tercermin dalam kemenangannya di Provinsi Jabar sebagai ladang suara saat Pilpres 2014,” jelasnya dalam pernyataan pers, Sabtu (23/6).

Sementara, kinerja Ahmad Heryawan yang sukses memimpin Jabar selama dua periode punya nilai plus dalam memberikan dukungan kepada pasangan Asyik. Menurut Igor, dulu Aher selalu diprediksi kalah di Pilgub 2008 dan 2013 oleh semua lembaga survei.

“Namun faktanya justru menang karena adanya silent voters, yaitu pemilih diam yang sebenarnya sudah menetapkan pilihan tetapi tidak dinyatakan secara terbuka,” ujarnya.

Igor melihat, doktrin memilih pemimpin sebagai ibadah di PKS, ditambah efektivitas mesin parpol Gerindra, PKS dan PAN bisa menyapu bersih undecided voters dan swing voters pada hari pencoblosan 27 Juni nanti.

“Demonstration effect kemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang juga diusung Gerindra-PKS-PAN di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu bertendensi diikuti warga Jabar, terutama di daerah yang berdekatan dengan Jakarta, seperti Depok, Bekasi, dan Bogor,” terangnya.

Faktor kedua, hanya pasangan Asyik yang mentautkan kemenangannya di Pilkada Jabar dengan kemenangan Prabowo Subianto di Pilpres 2019 dengan jargon “2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden”. Bahkan, pasangan Asyik berani membentangkan kaos ganti presiden saat acara debat cagub karena diusung oleh barisan partai oposisi pemerintah.

Halaman selanjutnya →

Halaman 1 2

“Sedangkan paslon lainnya terbagi dan diusung oleh parpol pendukung pemerintah yang ingin mempertahankan status quo penguasa sekarang ini,” kata Igor.

Ketiga, kontroversi pelantikan Komjen Pol M. Iriawan sebagai penjabat gubernur Jabar yang menimbulkan polemik dan kecurigaan publik terkait netralitas dalam Pilkada 2018. Menurut Igor, bisa jadi hal tersebut merupakan wujud kepanikan penguasa bahwa pasangan Asyik yang tidak mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dua periode berpotensi menang.

“Pelantikan Komjen Irawan tetap dilakukan meskipun diduga melanggar aturan dan menciptakan kegaduhan. Hal ini tentu bisa menjadi amunisi penguasa untuk pemenangan paslon tertentu. Namun sebaliknya, mungkin saja malah kontradiktif, bahkan blunder. Perilaku aparat lebih mudah ditebak daripada perilaku pemilih,” katanya.

Sedangkan faktor keempat yaitu nyunda, nyakolah, dan nyantri adalah poin penting warga Jabar memilih gubernurnya. Menurutnya, ada sublimasi ketiga faktor itu ke dalam diri Sudrajat sebagai orang asli Sumedang, berlatar belakang militer dengan pendidikan sangat baik.

“Begitu juga dengan Syaikhu yang berasal dari Cirebon adalah seorang ustad dan birokrat berwawasan luas,” demikian Igor. (kl/)

Sumber : rakyatmerdeka

Rabu, 20 Juni 2018

Ini 12 Alasan Habib dan Ulama Rekomendasikan ASYIK

Ini 12 Alasan Habib dan Ulama Rekomendasikan ASYIK


10Berita, Forum Ulama Mujahid 212 Jawa Barat menyampaikan pesan kepada warga Jawa Barat beberapa alasan mengapa memilih Pasangan Calon Gubernur Sudrajat dan Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Ahmad Syaikhu (Asyik) dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat pada 27 Juni 2018 mendatang.

Berikut 12 Alasan mengapa para Habaib, Ulama merekomendasikan Paslon Asyik sebagai pilihan warga dalam Pilgub Jabar.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ.

‘Afwan… Kepada para masyayikh yg baik hati dan smoga dimuliakan Alloh SWT….

Kenapa para Habaib, para Ulama, Ustadz dan Mu’allim khususnya yg tergabung dlm Forum Ulama Mujahid 212 baik yg ada di Jawa Barat dan di luar Jawa Barat, dalam PILGUB Jawa Barat mengharuskan memilih paslon No 3 yakni Sudrajat – Syaikhu (ASYIK).

Alasannya adalah :

1. فاحكم بالظواهر ولا تحكم بالسراءر
2 . ارتكاب اخف المفسدتين بترك اخفهما
3 . جواز ارتكاب اخف الضرارين
4 . دفع المفاسد اولي من جلب المصالح

5 . Allah dan RosulNya sangat mencintai dan mendambakan perjuangan bukan keberhasilan kemenangan dan kesuksesan.

6 . Info dari para Ulama ttg Bpk. Sudrajat adalah orang yg cukup baik punya Pengalaman baik dalam dan luar negri, sedangkan pak Syaikhu beliau seorang yg Hafidz Quran dan berpengalaman dlm Memimpin Ummat.

7 . Tdk kontropersial di masyrakat dan beresih dari Korupsi.

8 . Partai pendukungnya bukan partai pendukung penista agama dan bukan pendukung pembubaran ormas islam, juga partai yg sama sama berjuang bersama para Habaib dan Ulama pada saat AKSI BELA ISLAM khusunya AKSI 212.

9 . Paslon No 3 sudah menandatangani 18 komitmen utk kebaikan Ummat yg di ajukan para Habaib dan Ulama.

10. Paslon No 3 paslon yg di dukung oleh Imam Besar Ummat Islam indonesia *DR. Hbb Rizieq Syihab, Lc., MA., DPMSS*

11 . Paslon No 3 didukung oleh gubernur 2 periode yg sukses memimpin Jawa Barat yaitu bapak DR H. Ahmad Heriawan

12 . Hanya Paslon No 3 yg Siap mendukung dan memenangkan presiden baru di PILPRES 2019.

Ayo kita Laksanakan Fatwa Ulama dalam program JIHAD KONSTITUSI di PILKADA dan PILGUB JABAR..!!!

Kita dahulukan kepentingan Umat Islam dan mengesampingkan kepentingan pribadi, klompok atau golongan.

Kalah atau Menang bukan urusan Kita…
Kita wajib berjuang dlm melaksanakan JIHAD KONSTITUSI ini secara maksimal….

Kerahkan semua potensi dan kemampuan yg ada dlm diri kita….

Dan jangan lupa, berdo’alah utk Kemulyaan Islam dan Kaum Muslimin khususnya Ummat Jawa Barat…

JABAR NGAHIJI INDONESIA ISLAMI

JIHAD KONSTITUSI BUKAN KEPENTINGAN PRIBADI

JIHAD KONSTITUSI UNTUK KEPENTINGAN NEGERI

SEHINGGA KITA BERHARAP, SYARI’AT ISLAM TEGAK DI BUMI PERTIWI…

*الله اكبر الله اكبر الله اكبر*
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ttd

Ketua Majelis Syuro
Forum Ulama Mujahid 212 Jawa Barat

– KH. Maksum Achmad hasan

Sumber : PORTAL ISLAM

Kamis, 14 Juni 2018

Vox Populi: Pasangan Asyik Menang Di Pilgub Jabar

Vox Populi: Pasangan Asyik Menang Di Pilgub Jabar


10Berita – Tingkat elektabilitas pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) menempati urutan pertama di jajak pendapat yang diselenggarakan oleh Vox Populi Survei pada 17 Mei hingga 27 Mei 2018 lalu.

Koordinator Vox Populi Survei, Chaerudin Affan menjelaskan, survei ini mengunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar -/+ 1,88 persen dengan tingkat kepercayaan survei 95 persen.

Survei ini melibatkan 2.717 responden yang tersebar di 18 kabupaten dan 9 kota di Jawa Barat secara proposional sesuai prosentase DPT di Jawa Barat.

Hasilnya, lanjut dia, pasangan Asyik menempati urutan pertama dengan 27.4 persen memilih mereka.

“Urutan kedua pasangan Deddy Mizwar – Dedi Mulyadi 25,4 persen, disusul Ridwal Kamil – Uu Ruzhanul Ulum 18.6 persen, Tubagus Hasanuddin – Anton Charliyan 17.3 persen dan belum memilih sebanyak 11.3 persen,” tambah Chaerudin dalam keterangan pers yang diterima wartawan di Jakarta, Rabu (13/6).

Vox Populi Survei juga mencari tahu soal penilaian responden mengenai kapabilitas dari pasangan calon. Hasilnya, pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu unggul dengan 83,7 persen.

“Disusul Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 77,8 persen, Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan 74,2 persen dan Ridwal Kamil-Uu Ruzhanul Ulum 67,8 persen,” lanjutnya.

Pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu, kata dia, juga menjadi jawara untuk tingkat akseptabilitas. Yang mana mereka mengungguli pasangan lain dengan 88,9 persen. Angka itu tak jauh beda dengan tingkat elektabilitas pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 86,3 persen.

“Lalu Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan 68,8 persen, dan Ridwal Kamil-Uu Ruzhanul Ulum 61,6 persen,” imbuhnya.

Tak lupa, lanjut Chaerudin, Vox Populi Survei juga mencari tahu soal tingkat popularitas para pasangan calon. Kali ini pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu berada di urutan kedua dengan 88,8 persen.

Urutan pertama ditempati oleh pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 89,8 persen, posisi tiga Ridwal Kamil-Uu Ruzhanul Ulum 88,4 persen, dan keempat Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan 78,8 persen.

“Terakhir, untuk tingkat kemampuan dan kehandalan dalam kepemimpinan, Ridwal Kamil – Uu Ruzhanul Ulum 80,5 persen, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 87,2 persen, Sudrajat-Ahmad Syaikhu 89,8 persen, dan Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan 81,1 persen,” pungkasnya.

Diketahui, dalam berbagai kesempatan, pasangan Asyik selalu menghubungkan Kemangannya di Pilkada Jawa Barat dengan kemenangan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dalam Pilpres tahun 2019 nanti dengan jargon “2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden”. []

Sumber : rakyatmerdeka

Rabu, 13 Juni 2018

Wow, Di Jabar Elektabilitas Prabowo Unggul Dari Jokowi

Wow, Di Jabar Elektabilitas Prabowo Unggul Dari Jokowi

10Berita Elektabilitas Prabowo unggul dari Jokowi di Jawa Barat. Prabowo unggul dari Jokowi tersebut diungkapkan oleh Lembaga Survei dan Poling Indonesia (SPIN).

SPIN merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas bakal calon presiden untuk Pemilihan Presiden 2019. Dari hasil survei yang dilakukannya, SPIN menyatakan bahwa elektabilitas Prabowo Subianto masih unggul dibanding Joko Widodo di Provinsi Jawa Barat.

Direktur Eksekutif SPIN, Igor Dirgantara menyebut bahwa hasil survei tersebut menyatakan bahwa Prabowo unggul dengan memperoleh 45,3 persen suara, sementara Jokowi 40,9 persen.

“Jika terjadi dejavu Pilpres 2014 di 2019 alias remacth, head to head el classico  antara Prabowo vs Jokowi, maka Prabowo Subianto juga masih memimpin perolehan suara di Jawa Barat,” kata Igor, Rabu 13 Juni 2018, dikutip dari Viva.

Baca juga: Gerindra Sebut Pernyataan Politikus Hanura Soal Prabowo Dibawah Ketiak HRS Asbun

Igor menyebutkan bahwa Jawa Barat bisa menjadi wilayah terpenting bagi pemilihan umum mendatang. Sebabnya, jumlah pemilih di Jawa Barat merupakan yang paling besar. Bisa dikatakan bahwa hampir 20 persen suara nasional berada di Jawa Barat.

Pada Pilpres 2014 lalu, di tanah Pasundan itu, Prabowo mengantongi suara 14.167.381 (59,78 persen) di atas Jokowi dengan raihan 9.530.315 suara (40,22 persen). Jadi, tidak ada pergeseran suara di Jawa Barat untuk Prabowo. Jawa Barat menjadi lumbung suara bagi Prabowo. Prabowo tetap unggul di Jawa Barat.

“Tidak ada pergeseran di Provinsi Jawa Barat. Tanah Pasundan itu tetap akan menjadi lumbung suara bagi Prabowo, saat maju kembali melawan incumbent Presiden Jokowi di Pilpres 2019,” kata dia.

Igor memaparkan bahwa ada berbagai faktor yang mempengaruhi Prabowo unggul dari Jokowi di Jawa Barat. Prabowo unggul bisa dikatakan karena dianggap terasisoasi oleh Ahmad Heryawan (Aher) yang merupakan Gubernur Jawa Barat dua periode dan juga kandidat calon wakil presiden pendamping Prabowo.

“Aher terasosiasi kuat dengan figur Prabowo, karena sampai sekarang di level politik nasional, PKS merupakan barisan dari  partai oposisi bersama Gerindra,” ujar Igor.

Igor pun menjelaskan bahwa pada survei kali ini, margin of error berada di angka 3 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Sedangkan untuk teknik survei dilakukan multistage random sampling dengan wawancara melalui tatap muka langsung dan bantuan kuisioner.

Responden yang berpartisipasi dalam survei ini sejumlah 1.200 responden dengan waktu pelaksanaan 5-10 Juni 2018.

Sumber : Ngelmu.co

Wow, Di Jabar Elektabilitas Prabowo Unggul Dari Jokowi

Wow, Di Jabar Elektabilitas Prabowo Unggul Dari Jokowi

10Berita Elektabilitas Prabowo unggul dari Jokowi di Jawa Barat. Prabowo unggul dari Jokowi tersebut diungkapkan oleh Lembaga Survei dan Poling Indonesia (SPIN).

SPIN merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas bakal calon presiden untuk Pemilihan Presiden 2019. Dari hasil survei yang dilakukannya, SPIN menyatakan bahwa elektabilitas Prabowo Subianto masih unggul dibanding Joko Widodo di Provinsi Jawa Barat.

Direktur Eksekutif SPIN, Igor Dirgantara menyebut bahwa hasil survei tersebut menyatakan bahwa Prabowo unggul dengan memperoleh 45,3 persen suara, sementara Jokowi 40,9 persen.

“Jika terjadi dejavu Pilpres 2014 di 2019 alias remacth, head to head el classico  antara Prabowo vs Jokowi, maka Prabowo Subianto juga masih memimpin perolehan suara di Jawa Barat,” kata Igor, Rabu 13 Juni 2018, dikutip dari Viva.

Baca juga: Gerindra Sebut Pernyataan Politikus Hanura Soal Prabowo Dibawah Ketiak HRS Asbun

Igor menyebutkan bahwa Jawa Barat bisa menjadi wilayah terpenting bagi pemilihan umum mendatang. Sebabnya, jumlah pemilih di Jawa Barat merupakan yang paling besar. Bisa dikatakan bahwa hampir 20 persen suara nasional berada di Jawa Barat.

Pada Pilpres 2014 lalu, di tanah Pasundan itu, Prabowo mengantongi suara 14.167.381 (59,78 persen) di atas Jokowi dengan raihan 9.530.315 suara (40,22 persen). Jadi, tidak ada pergeseran suara di Jawa Barat untuk Prabowo. Jawa Barat menjadi lumbung suara bagi Prabowo. Prabowo tetap unggul di Jawa Barat.

“Tidak ada pergeseran di Provinsi Jawa Barat. Tanah Pasundan itu tetap akan menjadi lumbung suara bagi Prabowo, saat maju kembali melawan incumbent Presiden Jokowi di Pilpres 2019,” kata dia.

Igor memaparkan bahwa ada berbagai faktor yang mempengaruhi Prabowo unggul dari Jokowi di Jawa Barat. Prabowo unggul bisa dikatakan karena dianggap terasisoasi oleh Ahmad Heryawan (Aher) yang merupakan Gubernur Jawa Barat dua periode dan juga kandidat calon wakil presiden pendamping Prabowo.

“Aher terasosiasi kuat dengan figur Prabowo, karena sampai sekarang di level politik nasional, PKS merupakan barisan dari  partai oposisi bersama Gerindra,” ujar Igor.

Igor pun menjelaskan bahwa pada survei kali ini, margin of error berada di angka 3 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Sedangkan untuk teknik survei dilakukan multistage random sampling dengan wawancara melalui tatap muka langsung dan bantuan kuisioner.

Responden yang berpartisipasi dalam survei ini sejumlah 1.200 responden dengan waktu pelaksanaan 5-10 Juni 2018.

Sumber : Ngelmu.co

Minggu, 10 Juni 2018

ASYIK Optimis Menang di Pilgub Jabar, INI Alasannya

ASYIK Optimis Menang di Pilgub Jabar, INI Alasannya


10Berita, Dalam hitungan hari, 31 juta pemilih di Jawa Barat akan menentukan pemimpin barunya. Bagi pasangan calon Gubernur nomor urut 3, Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) tentu akan memaksimalkan kinerja partai serta dukungan untuk meraih kemenangan.

Salah satu faktor pendongkrak suara dan elektabilitas pasangan ini adalah hadirnya sejumlah sosok yang dinilai memberikan pengaruh besar. Bahkan, para figur tersebut diyakini menjadi salah satu kunci kemenangan Asyik di Pilgub Jabar 27 Juni nanti.

Ketua Tim Pemenangan Asyik Haru Shuandaru mengatakan, sejumlah sosok itu diantaranya Gubernur Jawa Barat dua periode Ahmad Heryawan. Aher sapaan akrab gubernur itu dinilai memiliki kekuatan besar yang mampu mendongkrak elektabilitas Asyik saat pencoblosan nanti.

Tidak hanya itu, kata Haru, sosok Aher juga diprediksi mampu menyumbangkan suara bagi pasangan Asyik hingga 20% dari total daftar pemilih tetap (DPT) Pilgub Jabar yang mencapai lebih dari 31 juta jiwa tersebut.

“Sadar akan besarnya kekuatan di balik Aher, pasangan Asyik bertekad melanjutkan program pembangunan yang telah dikerjakan Aher,” kata Haru saat dihubungi, Jumat 8 Juni 2018.

Dia menyebutkan, keyakinan mampu mengalahkan tiga kandidat lainnya itu membuat tim perumus visi misi pasangan Asyik merupakan tim yang sama dengan perumus visi misi Aher di Pilgub Jabar 2008 dan 2013 lalu. Lewat strategi tersebut, pihaknya berharap, pemilih Aher bisa melabuhkan pilihannya kepada pasangan Asyik.

“Kita sudah menghitung, sekitar 20% sumbangan dari Aher kepada Asyik. Namun, memang tidak cukup segitu. Saya harap lebih besar lagi pengaruh Aher untuk mengarahkan pemilih,” ungkap Haru.

Selain Aher, lanjut Haru, pengaruh besar lainnya diyakini datang dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sama halnya dengan Aher, Prabowo pun diyakini mampu menyumbang 20% suara bagi pasangan Asyik. Terlebih, Jabar merupakan lumbung suara Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 lalu.

“Paling tidak 20% suara Prabowo masuk ke Asyik, bahkan bisa lebih karena Pak Prabowo itu sering jalan (sosialisasi) juga ke Jawa Barat,” ujarnya.

Haru melanjutkan, dari dua sosok itu saja, pasangan Asyik diprediksi sudah mengantongi 40 persen suara. Hal itu belum termasuk suara partai politik (parpol) pengusung pasangan Asyik, yakni Gerindra, PKS, dan PAN yang telah mengantongi 27% suara. Sehingga, jika diakumulasikan, suara pasangan Asyik mencapai 67% .

“Dengan kekuatan sebesar itu, kami optimistis akan memenangkan Pilgub Jabar. Meski begitu, kita tidak lengah dan diam, kita terus bergerak secara masif untuk memenangkan Asyik,” tegasnya.

Sumber :Portal Islam 

Minggu, 13 Mei 2018

Orasi Prabowo Disambut Yel-yel “2019 Ganti Presiden – Aher Cawapres”

Orasi Prabowo Disambut Yel-yel “2019 Ganti Presiden – Aher Cawapres”


10Berita, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto meminta warga Jawa Barat memenangkan Sudrajat-Ahmad Syaikhu di Pilgub Jabar, agar bisa mengubah nasib bangsa Indonesia?

“Mau mengubah nasib bangsa Indonesia? Menangkan Sudrajat-Syaikhu. Kalau Sudrajat dan Syaikhu jadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar. Insya Allah 2019 saudara akan menentukan siapa Presiden dan Wapres yang baru,” kata Prabowo saat berorasi dalam kampanye akbar Sudrajat-Syaikhu di Monumen Perjuangan Rakyat, Kota Bandung, Jabar, Sabtu 12 Mei 2018.

Ribuan massa pendukung paslon nomor urut 3 yang selanjutnya disebut ‘Asyik’ hadir dalam kampanye akbar bertajuk ‘Asyik Berzikir’ itu.

Lulusan Akmil 1974 juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Jabar yang pada Pilpres 2014 telah mendukungnya hingga meraih suara terbanyak di Jabar.

Putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo juga mengatakan masih punya hutang kepada masyarakat Jabar yang sudah mendukungnya lantaran gagal menjadi presiden.

“Saya masih hutang sama rakyat Jabar,” ungkapnya.

Agar hutang bisa dibayar tunai, Partai Gerindra mengaku siap mencalonkan kembali menjadi Presiden pada Pilpres 2019 mendatang.

“Kalau saudara percaya dengan saya, kalau saudara masih mau mendukung saya, Insya Allah 2019 kita akan mengadakan perubahan untuk bangsa Indonesia. Tapi kita harus mulai dari Jawa Barat,” pintanya.

“Kalau saudara percaya dengan saya, kalau saudara masih mau mendukung saya. Insya Allah 2019 kita akan mengadakan perubahan untuk bangsa Indonesia. Tapi kita harus mulai dari Jawa Barat,” tegas mantan Pangkostrad ke 22.

Prabowo juga mengatakan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan sudah sukses membangun Jabar. Maka dari itu, pihaknya membutuhkan sosok penerus dari Aher –sapaan untuk Ahmad Heryawan.

Menurut Prabowo, sosok Sudrajat mumpuni untuk melanjutkan kepemimpinan Aher.

“Saya dan kawan-kawan dari PKS dan PAN kita membutuhkan penerus Aher. Dan kita jatuhkan pilihan kita kepada Mayor Jenderal (Purn) TNI Sudrajat dan wakilnya Ustaz Syaikhu,” katanya.

Prabowo mengaku sangat mengenali sosok Sudrajat. Dia dan Sudrajat pernah sama-sama bertugas di TNI. Menurut Prabowo, Sudrajat merupakan sosok yang pintar. Terlebih, Sudrajat merupakan lulusan universitas internasional, Harvard.

“Aku di sini untuk meminta bantuan kepada kalian untuk memenangkan pasangan Mayor Jenderal Purnawirawan Sudrajat dan KH Ahmad Syaikhu,” pungkasnya.

Orasi Prabowo itu disambut meriah para pendukung Asyik yang hadir. Bahkan mereka sempat menerikan yel -yel ‘2019 Ganti Presiden’ dan ‘Aher Cawapres’.

Sumber :Portal Islam 

Jumat, 11 Mei 2018

Survei IDM, Deddy-Dedi & Asyik Bersaing Ketat di Pilgub Jabar

Survei IDM, Deddy-Dedi & Asyik Bersaing Ketat di Pilgub Jabar

Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (Foto: Dok Okezone)

10Berita, BANDUNG – Lembaga survei Indonesia Development Monitoring (IDM) merilis hasil surveinya terkait Pilgub Jawa Barat 2018.

Survei dilakukan pada 15-31 Maret 2018 dengan jumlah responden 2.178 orang di 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat. Metode survei menggunakan multistage random sampling dengan margin of error sebesar 2,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil survei dibagi kedalam pengelompokan tiga teritorial. Pertama adalah Pantura yang meliputi Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan dengan responden 21,3 persen.

Kedua adalah Priangan yang meliputi Kabupaten Sumedang, Kabupaten Subang, Kota Bandung, Kabupaten bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, dan lain-lain. Jumlah responden di kawasan ini mencapai 51,8 persen.

Ketiga adalah kawasan Pamalayon yang merupakan daerah penyangga DKI, yaitu Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi. Jumlah responden di kawasan ini 26,9 persen.

Hasilnya, pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi memiliki popularitas tertinggi dibanding kandidat lainnya. Di tiga wilayah teritorial, Deddy-Dedi menempati urutan teratas.

()

Di Pantura, pasangan nomor urut empat tersebut popularitasnya mencapai 83,2 persen, di Priangan 87,1 persen, dan di Pamayon 82,1 persen. Sedangkan Asyik dan Rindu saling berebut di posisi kedua di tiga wilayah.

"Secara popularitas, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi memang sangat tinggi," kata Direktur Eksekutif IDM Bin Firman Tresnadi dalam konferensi pers di Kota Bandung, Jumat (27/4/2018).

Sementara kandidat lain popularitasnya di bawah Deddy-Dedi. Di Pantura, popularitas kedua ditempati Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) dengan 80,5 persen. Di Priangan, posisi kedua popularitas ditempati Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) dengan 81,6 persen. Sedangkan di Pamayon, popularitas tertinggi kedua ditempati Asyik dengan 80,2 persen.

Dari tingkat kepemimpinan, IDM menempatkan Asyik atas di posisi teratas di tiga wilayah. Di Pantura, Asyik meraih 78,5 persen, di Priangan 80,5 persen, dan di Pamayon 78,5 persen.

Secara umum, IDM juga mayoritas menempatkan Asyik di posisi teratas dari berbagai aspek, mulai dari akseptabilitas dan kapabilitas. Begitu juga dengan elektabilitas, Asyik ada di urutan teratas di tiga wilayah teritorial.

Dengan pertanyaan tertutup, Asyik ada di posisi teratas elektabilitas dengan 31,2 persen disusul Deddy-Dedi dengan 26,3 persen di kawasan Pantura.

Di Priangan, Asyik meraih 35,6 persen dan posisi kedua ditempati Rindu dengan 25,3 persen. Sedangkan di Pamayon, Asyik tetap teratas dengan 33,3 persen dan kedua ditempati Deddy-Dedi dengan 21,6 persen.

Firman sendiri membantah jika lembaga surveinya berafiliasi dengan pasangan Asyik atau parpol pengusung Asyik. Ia menegaskan bahwa lembaga surveinya independen.

Hasil survei IDM sendiri berbanding terbalik dengan lembaga survei lain. Lembaga lain mayoritas menempatkan Rindu dan Deddy-Dedi yang bersaing ketat dalam berbagai aspek. Sedangkan IDM mayoritas menempatkan Asyik di posisi teratas.

"IDM ini tidak berafilisi terhadap satu calon pun atau kepada satu partai pun. IDM bukan lembaga baru. Di Pilgub DKI lalu kami juga berbeda hasil surveinya dengan lembaga survei lain," ungkap Firman.

Menurutnya, saat di Pilgub DKI, hasil survei IDM menempatkan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di posisi teratas dengan tingkat keterpilihan 52 persen. Hasilnya, Anies-Sandi keluar sebagai pemenang.

Firman mengatakan, jika hasil surveinya berbeda dengan lembaga survei lain, itu dikarenakan pendekatan metode surveinya berbeda. "Pendekatan kami berbeda, pendekatan kami lebih kepada politik identitas," ucapnya.

"Analisa kami yang berbeda dengan mayoritas lembaga survei itu bukan hal aneh karena pendekatan kami agak berbeda, kedalaman pertanyaan kami juga jauh lebih dalam. Kami juga mengamati, menganalisa pergerakan dari para calon," jelas Firman.

Soal tingginya raihan Asyik dalam berbagai aspek, hal itu salah satunya dikarenakan kerja mesin politik PKS dan Gerindra. Mereka bisa memaksimalkan kerja politiknya untuk mendongkrak popularitas, elektabilitas, dan berbagai aspek lain dari pasangan Asyik.

Ketua Tim Media Center Asyik Rony Kusuma menyambut positif hasil survei IDM yang menempatkan Asyik mayoritas di urutan pertama dalam berbagai aspek. Tapi, ia menegaskan hasil survei itu bukan patokan.

Untuk upaya pemenangan, Asyik bersama seluruh mesin partai, simpatisan, dan relawan, akan terus bergerak ke seluruh Jawa Barat. "Kami percaya blusukan itu akan lebih berarti. Kami akan terus blusukan," tandas Rony.

(erh)

Sumber : Okezone

Senin, 30 April 2018

Kampanye Akbar Dihadiri Ribuan Simpatisan, Asyik Makin Pede

Kampanye Akbar Dihadiri Ribuan Simpatisan, Asyik Makin Pede

ISTIMEWA

10Berita, PASANGAN calon gubernur nomor tiga Sudrajat-Ahmad Syaikhu semakin percaya diri memenangkan Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 setelah puluhan ribu pendukungnya berkumpul dalam acara kampaye akbar di Lapangan Multiguna, Kota Bekasi, Minggu (29/4/2018).

Dalam kampaye akbar pasangan calon yang diusung PKS, Gerindra dan PAN itu digelar doa bersama di bawah terik matahari. Bahkan, banyak peserta kampanye yang meneteskan air mata saat cawagub Jabar Ahmad Syaikhu memimpin doa bersama tersebut.

Doa yang disampaikan Ahmad Syaikhu itu mampu menggetarkan kader dan simpatisan pasangan Asyik yang rela berkotor-kotoran karena lapangan becek setelah sebelumnya terguyur hujan. Seusai doa bersama, cagub Jabar Sudrajat pun menyampaikan orasinya.

"Kita saksikan bersama, awan menaungi kita saat Ahmad Syaikhu mengumandangkan doa," kata Sudrajat saat membuka orasinya.

Kemudian di hadapan ribuan pendukungnya, Sudrajat menyatakan siap berjibaku dan memperjuangkan nasib rakyat Jabar. "Kami siap membuat perut rakyat Jawa Barat jadi balucir dengan membasmi kemiskinan, menanggung kesehatan, dan pendidikan rakyat Jawa Barat. Juga menciptakan 300 ribu usaha baru lewat program Asyik Preuneur," ucapnya.

Kampanye akbar pasangan Asyik juga istimewa karena dihadiri Presiden PKS Sohibul Iman. Sebagai juru kampanye (jurkam), Sohibul mengatakan, untuk memenangi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018, setiap pasangan cagub-cawagub minimal harus mengantongi tujuh juta suara.

"Untuk memenangkan Asyik, kita masing-masing yang hadir ajak minimal 500 orang. Siap ya?" ujar Sohibul.

Sohibul menilai, pasangan Asyik merupakan pasangan yang memiliki kemampuan memimpin Provinsi Jabar untuk melanjutkan prestasi Gubernur Jabar dua periode Ahmad Heryawan yang akan segera berakhir masa jabatannya.

"Pasangan Asyik ini adalah pasangan yang menjadi refresetasi Gubernur Jawa Barat dua Ahmad Heryawan dan dipastikan akan melanjutkan program pemerintah Jawa Barat," tuturnya.

Selain Sohibul Iman, jurkam lain yang tampak hadir dan menyampaikan orasinya, yakni Ketua DPW PKS Jabar Nur Supriyanto, Ketua DPD Gerindra Jabar Mulyadi, perwakilan dari PAN, PBB, Partai Idaman, dan tokoh PPP.

Sumber : Galamedianews

Iwan Fals Bikin Polling Pilgub Jabar Lagi, Ini Hasilnya

Iwan Fals Bikin Polling Pilgub Jabar Lagi, Ini Hasilnya

Iwan Fals. Sumber biftah.com

10Berita, Pilgub Jabar tahun 2018 menjadi salah satu Pilgub yang banyak menarik perhatian publik. Tak hanya masyarakat Jabar, warga non Jabar pun banyak yang menaruh atensi pada pilgub ini.

Salah satu orang yang menaruh perhatian pada Pilgub Jabar adalah musisi legendaris Indonesia Iwan Fals. Pelantun lagu "Bento", "Ibu" dan "Oemar Bakri" ini membuat polling tentang Pilgub Jabar. Dilansir dari akun pribadinya twitter.com/iwanfals (28/4/2018), Iwan Fals yang kini mengaku netral di Pilkada dan Pilpres, untuk kedua kalinya membuat polling pilgub Jabar setelah sebelumnya juga sempat membuat polling serupa bulan lalu.

"Pilkada Jabar (wah ini cagun saya nih)," tulis Iwan Fals di pembuka pollingnya.

Ia tak mencantumkan nama-nama paslon Pilgub Jabar yang diikuti 4 paslong. Iwan hanya mencantumkan urutan paslon saja dari nomor 1 hingga nomor 4. Dan hasilnya pasangan Ridwan Kamil-Uu mendapat 36% suara, pasangan TB.Hasanudin-Anton 12%, pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu mendapat 39% suara dan pasangan Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi mendapat 13% suara. Dengan demikian hingga tulisan ini dibuat pasangan Sudrajat - Ahmad Syaikhu (Asyik) yang diusung Gerindra, PKS dan PAN meraih suara terbanyak dari warganet.

sumber bandung.co

Berikut rinciannya:

1.36%

2.12%

3.39%

4.13%.

Hingga Sabtu, 28/4/2018 pukul 19.30 WIB jumlah pemilih dalam polling ini sebanyak 1,973 pemilih dan polling ini akan berakhir Minggu sore, 29/4/2018.*



Sumber :UC News 

Sabtu, 28 April 2018

Prabowo dan Aher Membuat Elektabilitas Paslon Asyik Melonjak

Prabowo dan Aher Membuat Elektabilitas Paslon Asyik Melonjak

Hasil survei IDM menunjukan elektabilitas Paslon Asyik melonjak di tiga teritorial.

Sudrajat - Ahmad Syaikhu

10Berita , BANDUNG -- Hasil survei Indonesia Development Monitoring (IDM) menunjukan elektabilitas pasangan calon gubernur (cagub) dan cawagub Sudrajat-Syaikhu (Asyik), melonjak di tiga teritorial di Jawa Barat (Jabar). Salah satu faktor yang berpengaruh menaikan elektabilitas pasangan Asyik adalah dukungan dari Ahmad Heryawan (Aher) dan Prabowo Subianto.

Direktur Eksekutif IDM Bin Firman Tresnadi mengatakan, tiga teritorial yang dimaksud adalah daerah Pantura, Periangan dan Pamayon (daerah penyangga seperti Depok dan Bekasi). Bin mengatakan di wilayah Pantura, pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) unggul sebesar 31 persen, disusul Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (DM4Jabar) dengan 26,3 persen, TB Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah) 20,7 persen dan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) 11,3 persen.

"Di Priangan, tingkat elektabilitas pasangan Asyik unggul dengan 35,6 persen, disusul Rindu dengan 25,3 persen, DM4Jabar dengan 16,3 persen dan Hasanah 10,7 persen," ujar Bin kepada wartawan, Jumat (27/4).

Sementara di daerah Pamayon, kata dia, tingkat keterpilihan Asyik sebesar 33,3 persen, DM4Jabar 21,6 persen, Hasanah 19,4 persen dan Rindu di tempat terakhir dengan 17,6 persen. Dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 31,7 juta jiwa dari KPU, IDM mengambil responden sebanyak 2.178 orang yang tersebar di tiga teritorial.

"Metode survei tersebut menggunakan Multistage Random Sampling dengan margin of error 2.1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen," katanya.

Bin menjelaskan, bahwa responden asal Pantura sebanyak 21,3 persen, meliputi Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Kuningan. Untuk teritorial Periangan, kata dia, jumlah respondennya sebanyak 51,8 persen.

Daerahnya meliputi Kabupaten Sumedang, Kabupaten Subang, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Kabupaten Purwakarya, Kabupaten Karawang, Kabupaen Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Bekasi.

Sementara jumlah responden untuk Pamayon sebesar 26,9 persen. Daerahnya meliputi Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi dan Kabupayen Bekasi. "Survei kami lakukan pada tanggal 15 hingga 31 maret 2018," katanya.

Menurutnya, dari hasil survei tersebut diketahui bahwa melonjaknya pasangan Asyik tidak terlepas dari faktor dukungan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan yang merupakan kader PKS.

"Ya, nama Aher (Ahmad Heryawan) sebagai gubernur dua periode sangat kuat, ditambah nama Prabowo juga kuat. Kader PKS dan Gerindra juga militan," katanya.

Terpisah, Ketua tim pemenangan Asyik, Ronny Kusuma mengaku terkejut dengan hasil yang dirilis IDM. Namun, PKS juga punya survei internal. Memang presentasenya naik, tapi ga sebesar itu. "Angkanya ada lah, di atas 10 persen. Tapi ya kami senang lah. Ini jadi pemicu kami untuk bekerja lagi," katanya.

Ronny mengakui bahwa nama Ahmad Heryawan yang mendukung pasangan Asyik sangat berpengaruh. Belum lagi ada sosok ketua umum Gerindra, Prabowo yang sebelumnya unggul di Jabar pada Pilpres 2013 lalu.

"Kang Aher merupakan ikon. Dukungannya ga keliatan, tapi efektif. Tentu kami akan terus melakukan akselerasi," kata Ronny seraya mengatakan tanggal 29 April akan ada kampanye terbuka di Bekasi yang menghadirkan Prabowo dan Aher.

Sumber :Republika.co.id