Ilustrasi uang (sumber: iStockphoto)
10Berita, Rangkaian perayaan Lebaran telah usai. Rutinitas harian kembali lagi kita jalani. Rangkaian perayaan Lebaran yang diawali mulai dari puasa sampai arus mudik hingga arus balik biasanya menyisakan cerita tentang kondisi
keuangan pribadi yang rada berantakan. Terlebih bila sebelumnya tidak ada pengaturan yang jeli tentang finansial seputar Lebaran. Apakah kamu menghadapi hal yang serupa?
Kondisi
keuangan yang sedikit berantakan seusai rangkaian perayaan tahunan yang panjang memang jamak terjadi. Nah, mumpung sekarang masih di pekan-pekan awal kembali berutinitas, saatnya bagi kamu untuk menata kembali dan mengatur
keuangan dengan lebih baik.
Tujuannya, agar kondisi finansial dan target-target keuangan kamu di masa mendatang tetap bisa tercapai. Selain itu, supaya kelak ketika musim perayaan Lebaran kembali datang, kamu lebih siap menghadapi dari segi finansial.
Simak langkah-langkah menata dan mengatur keuangan pasca Lebaran berikut ini, seperti disarikan oleh situs perbandingan dan pengajuan produk keuangan
HaloMoney.co.id:
1. Periksa pendapatan yang tersisa
Langkah pertama adalah mendaftar semua rekening yang kamu miliki dan catat satu per satu posisi terakhir sisa pendapatan yang kamu miliki. Misalnya, di rekening penerimaan gaji berapa yang tersisa, rekening dana darurat berapa yang tersisa, dan lain sebagainya.
Kumpulkan semua dana yang kamu miliki. Namun, pastikan dana yang kamu perhitungkan adalah dana di luar yang tersimpan di rekening investasi. Dengan kata lain, uang kamu di rekening investasi, tidak boleh kamu otak atik.
2. Daftarlah pengeluaran sampai akhir bulan
Ilustrasi
Setelah mengetahui besar nilai posisi keuangan kamu, saatnya mendaftar pengeluaran yang masih harus kamu tanggung, paling tidak sampai jadwal penerimaan gaji berikutnya. Pengeluaran itu termasuk cicilan rutin misalnya cicilan mobil, rumah, kartu kredit, dan lain sebagainya. Lalu pos pengeluaran rutin seperti listrik, air, telepon/internet/televisi berbayar, dan lain-lain.
Idealnya, pendapatan yang kamu miliki pasca perayaan Lebaran selesai, masih memadai untuk menutup semua daftar pengeluaran rutin tersebut. Bila arus kas bulanan kamu ternyata tidak mampu menutup seluruh beban pengeluaran, kamu boleh menggunakan sebagian dana darurat untuk menutupnya. Dengan catatan, ketika kelak mendapatkan pendapatan lagi, dana darurat tersebut perlu kamu kembalikan lagi hingga nilainya bisa kembali ideal.
Tahun 2018 ini, bagi kamu yang tercatat sebagai pegawai atau karyawan yang biasa menerima gaji rutin tanggal 25 setiap bulan, maka kamu memiliki jeda waktu sekitar satu minggu pasca libur lebaran berakhir hingga tanggal gajian.
Bila pendapatan tidak mencukupi
Nah, bagaimana ternyata dana darurat yang kamu miliki pun tidak bersisa? Sedangkan daftar pengeluaran rutin yang harus dibayar tidak mampu ditutupi oleh sisa pendapatan pasca Lebaran? Apakah boleh berutang untuk menutupnya?
Jangan terburu-buru. Hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah melihat lagi daftar pengeluaran yang harus kamu bayarkan, mulai dari pos cicilan utang rutin, pos pengeluaran rutin seperti biaya makan, transportasi, sampai pos pengeluaran untuk kebutuhan seperti air, listrik, dan lain-lain.
Nah, dari daftar itu, cobalah melihat apakah ada pos yang masih memungkinkan untuk ditekan atau dihemat lebih banyak? Pos cicilan utang rutin lebih baik tidak perlu diusik, karena memangkas jatah pembayaran tagihan hanya akan membuat biaya utang kamu jadi lebih mahal.
Jadi, yang paling memungkinkan adalah penghematan dari pos rutin seperti biaya makan dan transportasi. Bila kamu selama ini sering jajan di luar rumah atau makan siang dan malam di restoran, cobalah untuk menurunkan pilihan makanan sesuai budget. Akan lebih hemat lagi bila kamu beralih membawa bekal makan dari rumah, paling tidak untuk makan siang.
Sudah berhemat, tapi tetap tidak cukup?
Ilustrasi uang
Kamu sudah mengkaji ulang rencana pengeluaran dan melakukan berbagai aksi penghematan, namun ternyata uang yang kamu miliki tidak akan cukup menutup kebutuhan sampai akhir bulan ini. Apa yang harus dilakukan? Daftarlah aset yang bisa kamu kapitalisasi. Misalnya, gadget mahal atau simpanan emas kamu.
Opsi yang memungkinkan adalah menggadaikan barang tersebut untuk mendapatkan likuiditas atau dana segar untuk menutup sisa kebutuhan. Dengan catatan, kamu akan menebus barang gadai tersebut begitu kelak mendapatkan pendapatan lagi.
Namun, bila barang berharga yang kamu miliki masih belum cukup menutup kebutuhan, maka apa boleh buat. Mungkin berutang bisa menjadi jalan keluar yang baik.
Gesek tunai kartu kredit atau ajukan KTA, apakah boleh?
Mengajukan pinjaman sebagai langkah terakhir mengatasi permasalahan keuangan, tetap harus kamu timbang dengan hati-hati. Mungkin banyak kalangan yang galau, lebih baik meminjam dari kartu kredit melalui tarik tunai kartu kredit atau mengajukan pinjaman tanpa agunan alias KTA?
Bila pilihannya adalah dua hal tersebut, maka semuanya kembali pada berapa besar nilai kebutuhan uang tunai kamu. Apabila kebutuhannya adalah untuk akhir bulan saja dan nilainya tidak terlalu besar, anggaplah di bawah 2 juta, maka opsi tarik tunai kartu kredit bisa dipilih.
Namun, harap ingat, bunga tarik tunai kartu kredit tidak kecil, sekitar 2,25 persen per bulan. Selain itu ada juga biaya tarik tunai yang dipatok bank di luar bunga. Besarnya beragam tergantung pada bank penerbit kartu kredit.
Adapun bila kebutuhan dana kamu cukup besar yang harus ditutup sampai akhir bulan, memilih pinjaman KTA akan lebih baik karena kamu berkesempatan mendapatkan biaya lebih murah dan hitungan bunga flat rate, bukan bunga berbunga.
Mulai mengatur keuangan lebih cermat
Good News Today: Kabar Gembira THR, THR PNS, Harga Bawang Turun
Setelah urusan anggaran pengeluaran sampai akhir bulan atau sampai pendapatan kembali bertambah beres, mulailah untuk membuat perencanaan penting untuk keuangan kamu di masa mendatang. Terlebih saat ini posisi kalender adalah di akhir semester I 2019, kamu bisa memanfaatkannya sekalian untuk mengevaluasi target-target keuangan tahun ini.
Cek lagi kinerja investasi yang kamu miliki baik di produk pasar modal seperti reksadana, saham atau obligasi, juga di investasi riil seperti emas, dan lain-lain. Selain itu, daftarlah rencana pengeluaran tahunan di sisa tahun ini, apakah pendapatan kamu kelak akan mencukupi untuk menutup pengeluaran tersebut. Misalnya, pengeluaran untuk premi tahunan asuransi jiwa, budget untuk liburan akhir tahun, dan lain sebagainya.
Dengan selalu membuat perencanaan keuangan yang jeli, kondisi kesehatan keuangan kamu bisa stabil dan sehat. Itulah langkah-langkah menata dan mengatur keuangan pasca Lebaran yang bisa kamu praktekkan segera.
Sumber: Liputan 6