OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.
Tampilkan postingan dengan label INTERNATIONAL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label INTERNATIONAL. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 18 April 2020

Laporan Kematian Akibat Covid-19 di Wuhan Direvisi, Naik 50 Persen

Laporan Kematian Akibat Covid-19 di Wuhan Direvisi, Naik 50 Persen

10Berita,CINA–Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina kembali dihantam gelombang kematian akibat wabah Covid-19. Bahkan jumlah kematian di kota itu naik hingga 50 persen secara tiba-tiba tak lama setelah kebijakan lockdown dicabut pada 8 April lalu.
Lonjakan itu terjadi setelah pemerintah Kota Wuhan melaporkan angka kematian baru sebanyak 1.290 pasien, Jumat (17/4/2020). Penambahan tersebut mengubah total jumlah angka kematian menjadi 3.869 pasien di kota tempat virus corona baru pertama kali terdeteksi.

Lonjakan itu pun turut mengubah total angka kematian pasien corona di Cina secara nasional naik 39 persen menjadi 4.632 pasien. Angka itu diambil berdasarkan data yang baru dirilis pemerintah per Jumat pagi.
Lonjakan kematian di Wuhan itu dikabarkan terjadi setelah banyak kasus kematian “dilaporkan secara keliru” atau sama sekali terlewat dalam penghitungan data.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Epidemi Wuhan beralasan kasus-kasus yang terlewatkan itu disebabkan karena staf medis di kota itu kewalahan di awal penyebaran corona sehingga memicu “keterlambatan pelaporan.”

Dilansir dari AFP, hal tersebut membuat keraguan publik meningkat terhadap transparansi pemerintah Cina dalam menangani dan melaporkan perkembangan penyebaran wabah Covid-19.
Sejumlah negara barat seperti Amerika Serikat (AS) telah berulang kali melontarkan kecurigaan terkait ketidaktransparan pemerintahan Presiden Xi Jinping dalam melaporkan perkembangan virus corona. Tak hanya AS, beberapa negara lainnya seperti Prancis juga curiga Cina tidak jujur dalam melaporkan sumber penyebaran virus itu pertama kali. []
SUMBER: CNN

Sabtu, 28 Maret 2020

Gegara Corona, AS-China Kembali Kerja Sama

Gegara Corona, AS-China Kembali Kerja Sama




10Berita - Tak ada sekat antara China dan Amerika Serikat (AS). Keduanya kini bersatu melawan virus Corona yang menjadi pandemi di beberapa negara dunia.

Kerjasama keduanya terjalin setelah Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump melakukan komunikasi via telepon. Percakapan telepon itu dilakukan setelah China dan AS saling perang kata-kata terkait virus Corona dalam beberapa pekan terakhir.

Trump melalui akun Instragramnya menceritakan percakapan singkat keduanya. Dia mengaku terlibat obrolan baik dengan Xi hingga akhirnya keduanya sepakat perangi Corona.

"Baru saja menyelesaikan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Xi dari China. Membahas sangat detail soal virus Corona yang merusak sebagian besar planet kita," tulis Trump via akun Twitter-nya, @realDonaldTrump.

"China telah melalui banyak hal dan telah mengembangkan pemahaman yang kuat tentang virus (Corona). Kita bekerja bersama secara erat. Banyak hormat," imbuh Trump.

Hal positif juga diutarakan Presiden Xi, menurut laporan media nasional China menyebutkan bahwa Xi mengungkapkan harapannya kepada Trump agar AS mengambil langkah substantif untuk meningkatkan hubungan China-AS.

Xi juga menyerukan agar China dan AS bekerja bersama dalam menangkal virus Corona. "Beijing berharap untuk terus berbagi semua informasi dan pengalaman dengan AS," demikian sebut televisi nasional China, CCTV.

"Penyakit menular merupakan musuh umum bagi umat manusia dan tidak mengenal perbatasan atau ras," kata Xi.

Xi juga mengatakan sejumlah provinsi, kota dan perusahaan di China telah memberikan pasokan medis dan dukungan bagi AS. Ini diharapkan bisa membantu AS memerangi wabah virus Corona. [detik]


Selasa, 24 Maret 2020

Vaksin Corona Sudah Dites ke Manusia, Hasilnya Bikin Bahagia

Vaksin Corona Sudah Dites ke Manusia, Hasilnya Bikin Bahagia


Dr Stephen Hoge
10Berita – Pekan lalu, volunter pertama telah disuntik vasin yang tengah dikembangkan untuk memusnahkan Virus Corona COVID-19 yang menyebabkan puluhan ribu nyawa melayang. Dan hasilnya ternyata cukup menggembirakan.

Vaksin ini sendiri dikembangkan oleh Moderna Therapeutics dan harapan tinggi dapat menjadi penangkal Corona kini terbuka lebar. Meski perkiraan vaksin baru bisa digunakan paling tidak setahun ke depan, namun kabar ini tetap membuat bahagia. Terlebih dengan fakta bahwa hingga saat ini belum diketahui metode pasti untuk penyembuhan pasien terpapar Corona.

Dari hasil uji coba pada manusia tersebut, pihak pengembang virus ini mengklaim telah mengantongi banyak informasi termasuk bagaimana kerja sistem kekebalan untuk melawan virus mematikan ini serta memberikan catatan mengambil langkah awal jika virus serupa kembali menyerang.

Untuk tahap selanjutnya, vaksin ini akan diuji coba pada 45 volunter sehat yang belum terinfeksi virus SARS-CoV-2, biang keladi COVID-19. Uji coba dengan skala lebih besar ini akan difokuskan pada beberapa hal mulai dari keamanannya hingga percobaan penggunaan dosis yang berbeda.

Baru setelah itu akan dilanjutkan dengan uji coba yang lebih besar lagi bahkan kemungkinan dengan melibatkan ribuan volunter. Baru setelah vaksin terbukti aman dan sukses baru akan diproduksi secara besar-besaran.

Hal lain yang tak kalah menggembirakan, pengembangan vaksin ini diakui President Moderna Therapeutics, Dr Stephen Hoge, berjalan lebih cepat dari perkiraan. Harapannya tentu tak harus menunggu hingga satu tahun agar wabah mematikan ini bisa segera ditumpas.


"Tujuan awal ketika Dr Anthony Fauci [Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular NIH) pertama kali mengumumkan vaksin, untuk diuji coba ke manusia sekitar tiga bulan tapi kami berhasil hanya dalam 63 hari. Jadi kami bergerak sedikit lebih cepat dari perkiraan," kata Hoge dilansir Time, Senin 23 Maret 2020.

Sebagai catatan, dari data terbaru worldmeters, Virus Corona COVID-19 total telah menginfeksi sebanyak 351.081 orang di seluruh penjuru dunia. Dari angka itu, sebanyak 15.337 orang meninggal. Sedangkan yang tercatat sembuh sebanyak 100.569 orang.

Sumber: VIVA

Senin, 23 Maret 2020

Netizen Kagum Warga Turki Lakukan Ini Jelang Lockdown

Netizen Kagum Warga Turki Lakukan Ini Jelang Lockdown

ilustrasi (interntional week)

10Berita,Banyak negara melakukan lockdown guna mencegah penyebaran virus corona. Selain China yang melakukan lockdown kota Wuhan, beberapa negara lain juga melakukannya. Antara lain Italia, Spanyol dan Turki.


Video aktifitas warga Turki menjelang lockdown viral di media sosial. Banyak netizen memuji langkah warga Turki tersebut.

“Di Turki , orang-orang mulai meletakkan bahan makanan di jalanan untuk dhuafa selama masa lockdown. Ini contoh bangsa yang besar...,” kata akun @_bayangan_semar di Twitter, Senin (23/3/2020) sembari mengunggah video tersebut.

Di Turki , orang2 mulai meletakkan bahan makanan di jalanan untuk dhuafa selama masa lockdown.

Ini contoh bangsa yg besar...

NOW

1,709 people are talking about this


Video tersebut telah ditonton 375.000 lebih penayangan.

“Erdogan ini memang luar biasa dalam mendidik rakyatnya.....” kata @Ja_Doly

“Orang Turki luar biasa sekali, jangan kata manusia, kucing saja diperlakukan spesial oleh mereka.
Rakyat yg soleh, maka dikasi pemimpin juga kualitas super VVIP,” kata @RafianIbrahim

“Semoga diikuti bangsa kami bukan hanya teriak lockdowntanpamakan, samaja cari mati....,” kata @Desumardi1

“Cara Turki penangan pandemi covid bikin saya kabita,” kata @AhadiatiT


Sumber: 

WHO Ubah Social Distancing Menjadi Physical Distancing

WHO Ubah Social Distancing Menjadi Physical Distancing



10Berita, Korban corona terus bertambah membuat World Health Organization (WHO) memperbarui cara pencegahan penyebaran virus corona COVID-19. Lembaga kesehatan dunia itu mengubah cara komunikasi antara manusia dari social distancing menjadi physical distancing.

“Dalam pencegahan di masyarakat, penerapan social distancing saat ini yang terbaru dari WHO adalah physical distancing,” kata Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan virus corona COVID-19, Wiku Adisasmito saat konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Ahad 22 Maret 2020.

Wiku meminta agar physical distancing yang diamanatkan WHO ini mulai diterapkan di masyarakat, agar pandemi virus corona COVID-19 segera berakhir.

“Agar dipatuhi oleh seluruh masyarakat sebagai upaya untuk mengidentifikasi agar cepat memutus mata rantai di masyarakat,” tegasnya.

Untuk diketahui, social distancing masih memungkinkan orang bertatap muka dengan jarak 1 hingga 2 meter, saat berkomunikasi. Sedangkan, dalam physical distancing orang benar-benar tidak boleh bertatap muka

Sumber: RMCO

Minggu, 22 Maret 2020

Menyampaikan Rasa Hormat dan Terimakasih Kepada Para Tenaga Medis Penanganan Corona

Rakyat Turki Serentak Standing Applause Menyampaikan Rasa Hormat dan Terimakasih Kepada Para Tenaga Medis Penanganan Corona


10Berita - Masyarakat Turki dari berbagai kalangan secara serentak memberikan applause meriah sebagai penghargaan dan rasa terimakasih kepada para tenaga medis yang sedang berjuang melawan corona.

 Orang-orang Turki turun ke balkon mereka pada pukul 09.00 malam waktu setempat di setiap kota untuk menunjukkan rasa hormat dan penghargaan mereka untuk pekerja medis di tengah wabah COVID-19.

 Tagar #SaglikcilariniAlkisla (Applause untuk petugas kesehatan) menjadi viral di media sosial, dengan cuplikan orang bertepuk tangan untuk dokter, perawat, dan petugas kesehatan.

 Presiden dan ibu negara Turki pada hari Jumat (20/3) ikut berpartisipasi dalam tepuk tangan meriah bagi para dokter, perawat dan petugas kesehatan yang memerangi virus corona.

 Di Twitter, Presiden Recep Tayyip Erdogan memposting video dirinya dan Ibu Negara Emine Erdogan ikut serta dalam seruan untuk tepuk tangan meriah bagi para profesional medis, serta menyampaikan pidato dari balkon rumahnya di Istanbul.

 "Salam, cinta, dan tentu saja tepuk tangan atas nama keluarga saya dan bangsa saya kepada para pahlawan setia perjuangan kami melawan virus corona, dan kepada semua profesional kesehatan kami yang menghadapi segala macam kesulitan dan kesusahan," kata Erdogan.



Virus corona muncul di Wuhan, Cina Desember lalu dan telah menyebar ke setidaknya 164 negara. WHO telah menyatakan wabah itu sebagai pandemi.

 Jumlah kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia kini (Minggu 22/3/2020) telah mencapai 304.601, sedangkan jumlah kematian telah mencapai 13.000 dan 94.793 telah pulih, menurut data di situs https://www.worldometers.info/coronavirus/.

 Hingga kini Turki jumlah terinveksi covid-19 mencapai 947, yang meninggal 21 atau 2,2% tingkat rasio kematian.

Sumber: 

Jumat, 20 Maret 2020

Polisi Minta Maaf atas Hukuman ke Dr Li Wenliang, Warganet: Sudah Terlambat

Polisi Minta Maaf atas Hukuman ke Dr Li Wenliang, Warganet: Sudah Terlambat



Weibo via BBC
Dokter Li Wenliang dari balik ranjang rumah sakit. Dia menjadi pembicaraan sekaligus dianggap pahlawan karena memperingatkan virus corona sebelum menjadi wabah. Namun, unggahannya dianggap meresahkan publik hingga dia ditangkap polisi.

10Berita,BEIJING - Permintaan maaf dilayangkan oleh polisi di Wuhan, China, atas hukuman yang diberikan ke Dr Li Wenliang, sebelum dia meninggal.

Polisi dianggap melakukan tindakan "tidak pantas", dengan menghukum Dr Li yang dituduh menyebarkan kabar burung tentang Covid-19.

Mendiang Dr Li merupakan salah satu dari sekelompok dokter di Wuhan yang mengunggah peringatan di media sosial tentang penyebaran virus corona, Desember lalu.

Dia mengirim pesan di media sosial kepada rekan-rekannya, memperingatkan tentang virus yang misterius.

Dr Li kemudian ditegur polisi dan diharuskan menandatangani persetujuan untuk tidak mengulanginya dan tidak melakukan tindakan lain yang "melanggar hukum".

Kalau melanggar, dia akan dituntut.

Dr Li Wenliang kemudian tertular virus corona saat sedang merawat pasiennya pada awal Februari 2020.

Kematiannya memicu kemarahan nasional atas respons pemerintah, yang dianggap meremehkan potensi penyebaran virus dan sempat mencoba merahasiakannya.


Penyelidikan langsung dilakukan pemerintah setelah menemukan "tindakan kepolisian yang tidak tepat dengan mengeluarkan surat disipliner".

Kantor berita negara CCTV pada Kamis (19/3/2020) juga menyebut "prosedur penegakan hukum tidak tepat".

Dokter Li Wenliang dari balik ranjang rumah sakit. Dia menjadi pembicaraan sekaligus dianggap pahlawan karena memperingatkan virus corona sebelum menjadi wabah. Namun, unggahannya dianggap meresahkan publik hingga dia ditangkap polisi.

Para penyelidik pun menemukan bukti bahwa rekan-rekan Dr Li sempat coba membangunkannya, sebelum sang dokter berusia 34 tahun itu dinyatakan meninggal.

"Selama ada harapan walau hanya sedikit, kami tidak akan menyerah. Tidak ada alasan lain," kata rekan-rekan Dr Li pada CCTV.

Penyelidik dari pemerintah pusat juga "menyarankan" bahwa otoritas Wuhan harus "mengawasi dan memperbaiki" masalah ini.

Polisi turut didesak untuk mencabut pernyataan disiplin yang dikeluarkan untuk Dr Li, demikian perkembangan yang dilansir dari CCTV.

Setelah hasil penyelidikan diterbitkan, polisi mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa pernyataan disiplin itu salah, dan mereka telah mencabutnya.

Polisi juga meminta maaf pada keluarga Dr Li. Namun rakyat China menilai sudah terlambat. Mereka menyuarakannya di media sosial Weibo.

Sudah terlambat

Menurut laporan AFP, sangat jarang ditemui otoritas China yang mengakui kesalahannya seperti itu, tetapi tindakan ini pun dianggap para penduduk China sudah telat.

Puluhan ribu orang mengomentari unggahan polisi di Weibo, mengatakan permintaan maaf itu sudah terlambat.

"Pergilah minta maaf di depan kuburan orang itu," kata seorang pengguna, dikutip dari AFP.

Pengguna lainnya menulis, "Permintaan maaf ini sudah terlambat, Wenliang tidak bisa mendengarnya."

Kematian Dr Li awalnya dilaporkan media pemerintah, yang kemudian dihapus dengan cepat.

Rumah Sakit Pusat Wuhan kemudian mengumumkan kematian Dr Li beberapa jam kemudian, setelah mengatakan dia menjalani perawatan darurat.

Sumber: kompas

"Social Distance" Sholat di Masjid Al-Aqsa di Saat Wabah Corona

"Social Distance" Sholat di Masjid Al-Aqsa di Saat Wabah Corona


10Berita - Metode "social distance" (jaga jarak) yang diterapkan jamaah sholat di kompleks Masjid Al Aqsa untuk mencegah penyebaran wabah Covid19.

 Kaum Muslimin di Yerusalem (Al-Quds) tetap melaksanakan sholat di kompleks Masjid Al Aqsa Palestina di tengah wabah corona yang melanda seantero dunia.

 Untuk menerapkan pencegahan corona, shof sholat tidak rapat seperti kondisini normal, tetapi dengan berjarak lantaran kondisi darurat.

 Mereka tetap melaksanakan sholat di komplek Masjid Al-Aqsa karena kalau sampai Masjid Al-Aqsa ditinggal, maka akan direbut/diduduki pemukim zionis Yahudi dan aparat Israel.

 Seorang pejabat senior di Departemen Wakaf Islam di Yerusalem mengatakan kepada Al-Ain News:

 "Sejak awal krisis Corona, kami telah menghadapi masalah ganda yaitu mengambil langkah-langkah pencegahan untuk keselamatan jamaah, dan pada saat yang sama langkah-langkah ini bukan titik masuk bagi para pemukim Yahudi untuk mengimplementasikan rencana mereka (merebut/menduduki) terhadap masjid Al-Aqsa," ujarnya, Kamis (19/3/2020).

 Pejabat itu menambahkan, memilih untuk tidak mengungkapkan namanya, karena alasan keamanan: menunjukkan bahwa mereka menutup pintu kapel yang tercakup dalam masjid beberapa hari yang lalu, tetapi mereka tetap sholat di alun-alun (halaman) kompleks Al-Aqsa.


Sementara itu, juru bicara pemerintah Palestina di Ramallah, Ibrahim Melhem, mengatakan, "Tidak ada kasus baru virus Corona di Tepi Barat. Jumlah warga yang terinfeksi di Tepi Barat sejauh ini stabil di angka 41 orang."

 Sedangkan Israel sampai hari ini, Jumat (20/3/2020), jumlah yang terinveksi virus covid-19 mencapai 677 orang.

 Sumber: Al-Ain


Kamis, 19 Maret 2020

Negara Yahudi Israel Panik, Jumlah Penderita Corona Meledak Sehari 90 Orang

Negara Yahudi Israel Panik, Jumlah Penderita Corona Meledak Sehari 90 Orang




10Berita - Israel dilanda kepanikan, jumlah penderita Virus Corona atau COVID-19 mendadak meledak di negara Yahudi itu.

Diberitakan media lokal setempat, Rabu 18 Maret 2020, Kementerian Kesehatan Israel telah mengumumkan terjadi lonjakan jumlah penderita corona.

Dalam sehari atau 24 jam, 90 warga Israel dinyatakan positif terjangkit corona. Kini total penderita corona di Israel telah menginjak angka 427 orang.

Disebutkan Kementerian Kesehatan Israel, ini merupakan peningkatan jumlah penderita corona terbesar sejak wabah ini mulai mewabah.

Yang paling mengkhawatirkan lagi, 5 dari 427 penderita saat ini dalam kondisi kritis. Sedangkan 10 penderita lainnya dalam status bahaya dan sebagian mengalami luka ringan. Sementara hingga saat ini baru 11 pasien yang berhasil disembuhkan.

Ledakan jumlah pasien corona di Israel disebutkan dipicu karena semakin meningkat pula sistem deteksi corona yang belakangan ini mulai digencarkan Israel.

Sementara itu, untuk menekan penyebaran corona, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengeluarkan kebijakan khusus, seperti pembatasan aktivitas masyarakat di tempat umum. Dan memperketat sistem isolasi.(viva) 

Sumber: vivanews

Senin, 16 Maret 2020

Apa Alasan Sejarah Cina Kembangkan Senjata Biologi?

Apa Alasan Sejarah Cina Kembangkan Senjata Biologi?

10Berita – Kombinasi dari faktor-faktor geostrategis di masa lalu dan sekarang secara jelas mempengaruhi pendekatan dan pandangan Cina sehubungan dengan Biological Warfare.
Faktor utama pertama adalah dampak serangan Perang Biologis Jepang terhadap Cina yang bereksperimen pada populasi Cina, yang terjadi dari tahun 1933 hingga 1945, membunuh dan melukai puluhan ribu, tanpa Cina mampu mengatasi atau membalas (lihat Unit 731 – Jepang).
Penggunaan Perang Biologis melawan Cina oleh militer Jepang memiliki dampak jangka panjang di Cina. Kantor berita resmi Cina, Xinhua, melaporkan pada tahun 2002, bahwa ‘setidaknya 270.000 tentara dan warga sipil Tiongkok dibantai oleh pasukan perang kuman Jepang antara tahun 1933 dan 1945’, menurut sebuah ‘studi mendalam oleh para ilmuwan Cina dan Jepang.’


Faktor kedua adalah kepercayaan Tiongkok (baik bersuara maupun tidak) bahwa Amerika Serikat (AS) melakukan operasi ofensif Perang Biologis di Tiongkok (dan Korea Utara) selama Perang Korea (1950–1953), bersamaan dengan fakta nyata bahwa antara tahun 1950 dan 1972, AS memiliki persenjataan Biologis Warfare operasional.



Sumber: Eramuslim

Jumat, 13 Maret 2020

Turki 1 Positif Corona, Langsung Sigap Liburkan Sekolah, Kampus Tutup, Olahraga Tanpa Penonton

Turki 1 Positif Corona, Langsung Sigap Liburkan Sekolah, Kampus Tutup, Olahraga Tanpa Penonton



10Berita, Turki mengonfirmasi kasus pertama virus corona (Covid-19) di negara itu. Menteri Kesehatan Fahrettin Koca pada Rabu (11/3/2020) pagi mengatakan pasien tersebut telah diisolasi.

"Seorang warga laki-laki dinyatakan positif terkena virus corona pada Selasa malam," kata Koca dalam konferensi pers di Ankara seperti dikutip dari Anadolu Agency.

Dia mengatakan bahwa pria itu tertular virus setelah melakukan perjalanan dari Eropa.

Menurut Koca, saat ini Kementerian Kesehatan tengah menelusuri riwayat kontak pasien tersebut secara rinci.

Kebijakan Extra Pencegahan Penyebaran

Juru Bicara Kepresidenan Turki, İbrahim Kalın menyampaikan Kebijakan pemerintah Turki setelah ditemukannya 1 kasus positif coronavirus:

• Sekolah akan ditutup selama 1 pekan, dan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online
• Seluruh pertandingan olahraga akan diselenggarakan tanpa penonton sampai akhir bulan April
• Seluruh universitas di Turki akan ditutup selama 3 pekan

Sumber: EHA News
Sumber: portal islam 

Kamis, 12 Maret 2020

WHO Resmi Umumkan Virus Corona sebagai Pandemi

WHO Resmi Umumkan Virus Corona sebagai Pandemi


10Berita - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menyatakan Virus Corona atau Covid-19 sebagai pandemi pada Rabu sore, 11 Maret 2020.

 Pengumuman itu disampaikan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, di laman resmi WHO.

 Penetapan Virus Corona atau Covid-19 sebagai pandemi berdasarkan adanya lebih dari 118 ribu kasus penularan di lebih dari 110 negara.

 "Dalam dua minggu terakhir, jumlah kasus COVID-19 di luar China telah meningkat 13 kali lipat, dan jumlah negara yang terkena dampak telah meningkat tiga kali lipat. Sekarang ada lebih dari 118.000 kasus di 114 negara, dan 4.291 orang telah kehilangan nyawanya. Ribuan lainnya berjuang untuk hidup di rumah sakit. Oleh karena itu kami telah membuat penilaian bahwa COVID-19 dapat dikategorikan sebagai pandemi," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, di laman resmi WHO, Rabu (11/3/2020).

 WHO mencemaskan penyebaran dan level kerusakan yang diakibatkan virus corona.

 Selain itu, kurangnya langkah dan tindakan yang diambil dalam memerangi virus corona juga masih mengkhawatirkan. Ghebreyesus memprediksi akan ada peningkatan kasus dan kematian dalam beberapa pekan ke depan.

 "WHO telah menilai wabah ini sepanjang waktu dan kami sangat prihatin dengan tingkat penyebaran dan keparahan yang mengkhawatirkan, dan oleh tindakan penanggulangan yang masih mengkhawatirkan."

 "Pada hari-hari dan minggu-minggu mendatang, kami memperkirakan jumlah kasus, jumlah kematian, dan jumlah negara yang terkena dampak naik lebih tinggi."

 "Ini bukan hanya krisis kesehatan masyarakat, ini adalah krisis yang akan menyentuh setiap sektor," tambah Ghebreyesus.

 WHO sendiri mendefinisikan pandemi sebagai penyebaran penyakit baru ke seluruh dunia.

 Sebelumnya, terdapat sejumlah penyakit pandemi sepanjang sejarah yakni cacar, campak, tuberkulosis, hingga HIV/AIDS.

 Selengkapnya pernyataan WHO bisa dilihat di situs resmi WHO berikut:

https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-general-s-opening-remarks-at-the-media-briefing-on-covid-19---11-march-2020


Selasa, 10 Maret 2020

'Setelah Perang Dagang dan Wabah Corona, Kini Perang Minyak'

'Setelah Perang Dagang dan Wabah Corona, Kini Perang Minyak'


Foto: Reuters
10Berita,Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan saat ini dunia masih dihadapi dengan ketidakpastian. Hal ini ditandai dengan perang dagang yang belum usai dan sekarang ditambah lagi virus corona (Covid-19).
Menurutnya, parang dagang yang telah terjadi sejak tahun lalu diperkirakan akan menemukan kesepakatan tahun ini sehingga ketidakpastian berkurang. Namun, hal itu belum terjadi malah muncul masalah lain seperti virus corona yang menyebar ke seluruh dunia.
"Perang dagang di awal Februari ada secercah harapan, ada sinar sedikit merebak seperti pelangi, tapi begitu baru muncul dan redup kembali karena corona virus. Dan sekarang corona virus menyebar ke AS, Italia, Prancis dan negara lainnya," ujarnya di Gedung BI, Senin (9/3/2020).
Lanjut Perry, tidak cukup hanya perang dagang sejak tahun lalu dan penyebaran virus corona di awal tahun ini, sekarang dunia dihadapkan dengan perang minyak.
"Pagi ini kita dihentakkan dengan perang oil, perang minyak, yang kemudian harga minyak turun dari sekitar US$ 60 menjadi US$ 30 per barel," jelas Perry.
Perry menilai ini adalah contoh menurunnya globalisasi yang menjadi tantangan semua negara di dunia. Namun, di sisi lain ada digitalisasi yang harus terus dilakukan agar Indonesia bisa menjadi negara maju dengan perekonomian yang berdaya tahan.
Ia menyebutkan, setidaknya ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk merespon menurunnya globalisasi dan meningkatnya digitalisasi. Tiga langkah tersebut dinilai harus dilakukan dengan koordinasi yang baik antara Pemerintah dan Bank Indonesia.
"Hanya 3 hal, sinergi, transformasi dan inovasi, these the key dan untuk itu kita harus bersinergi," kata dia.
Harga minyak untuk light sweet crude oil kini harganya US$ 27,7 per barel atau turun 33,18%. Sementara untuk Brent mencapai US$ 31,6 per barel atau 30,40%..

Sumber: CNBC Indonesia

Presiden Trump Mungkin Telah Terinfeksi Virus Corona

Presiden Trump Mungkin Telah Terinfeksi Virus Corona



Presiden Amerika Serikat Donald John Trump. Foto/REUTERS
10Berita,WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mungkin saja telah terinfeksi virus corona baru, COVID-19. Musababnya, dia telah bertemu beberapa anggota parlemen Amerika yang kini mengarantina diri sendiri karena diduga terifenksi virus tersebut.
Kemungkinan itu disampaikan Wakil Presiden Mike Pence. Dia mengaku tidak mengetahui jika Presiden Trump telah diuji untuk COVID-19 atau belum setelah bertemu dengan kedua anggota parlemen yang diduga terpapar virus corona baru.
"Sejujurnya saya tidak tahu jawaban atas pertanyaan itu, tetapi kami akan merujuk pertanyaan itu dan kami akan memberi Anda jawaban dari dokter Gedung Putih dengan sangat cepat," kata Pence kepada wartawan hari Senin waktu Washington, seperti dikutip AFP, Selasa (10/3/2020).
"Saya belum diuji untuk virus corona," lanjut Pence dalam menanggapi pertanyaan sebelumnya. (Baca: Update Corona 10 Maret: 4.025 Tewas, 114.299 Kasus, 63.990 Sembuh)
Dua anggota Parlemen AS telah mengarantina diri mereka sendiri usai mendapat informasi bahwa keduanya telah kontak dengan individu yang positif terinfeksi COVID-19. Mereka bahkan telah berjabat tangan saat bertemu Presiden Trump.
Doug Collins, anggota Parlemen AS dari Partai Republik telah bersalaman dengan Trump pada Jumat pekan lalu. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS memberi tahu dirinya bahwa dia telah melakukan kontak dengan individu yang positif terinfeksi COVID-19 dalam sebuah konferensi bulan lalu.
Anggota Parlemen kedua, Matt Gaetz, ikut terbang bersama Trump di pesawat kepresidenan AS; Air Force One, pada hari Senin. CDC juga memberi tahu bahwa dia telah melakukan kontak dengan individu yang positif terinfeksi COVID-19 dalam konferensi Conservative Political Action Conference (CPAC) 11 hari sebelumnya.
Namun, kedua politisi itu mengaku tidak mengalami gejala penyakit apapun. "Saya memutuskan untuk mengarantina diri sendiri sebagai langkah antisipasi," ujar Collins.
Sedangkan kantor Gaetz melalui Twitter mengatakan sang politisi tersebut telah menjalani tes COVID-19. "Dia telah menjalani tes hari ini, dan hasilnya akan segera keluar," kata kantor Gaetz.
Sementara itu, Gedung Putih mengatakan Presiden Trump hingga saat ini belum diuji untuk virus corona baru setelah kontak dengan dua anggota parlemen yang mengarantina diri.
“Presiden belum menerima tes COVID-19 karena dia tidak memiliki kontak dekat yang lama dengan pasien COVID-19 yang dikonfirmasi, juga tidak memiliki gejala. Presiden Trump tetap dalam kesehatan yang sangat baik, dan dokternya akan terus memonitornya," kata juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters.

Sumber: sindonews

Senin, 09 Maret 2020

Mohammed bin Salman Tangkap Pangeran karena Cemas Trump Kalah

Mohammed bin Salman Tangkap Pangeran karena Cemas Trump Kalah



10Berita, Jakarta - Sumber yang dekat dengan kerajaan mengatakan Putra Mahkota Mohammed bin Salman menangkap para pangeran Arab Saudi karena khawatir Donald Trump akan kalah dalam pemilu mendatang.

Sumber juga mengatakan kepada Middle East Eye bahwa Mohammed bin Salman melakukan bersih-bersih di dalam lingkaran kerajaan karena ingin naik takhta lebih cepat sebelum KTT G20 di Riyadh pada November mendatang.

"Mohammed Bin Salman tidak akan menunggu wafatnya Raja Salman karena kehadiran ayahnya memberikan legitimasi kepada putranya, dan dia ingin menggunakan KTT G20 pada bulan November sebagai panggung untuk suksesinya ke takhta," kata sumber dalam laporan Middle East Eye, 8 Maret 2020.

MBS melakukan bersih-bersih dengan menangkap sepupunya yang lebih tua Pangeran Mohammed bin Nayef dari posisi putra mahkota, kata sumber.

Ketika ditanya mengapa pembersihan ini diluncurkan sekarang, sumber mengutip alasan eksternal dan internal.

Mereka mengatakan MBS khawatir tentang kemungkinan bahwa Donald Trump tidak akan mengamankan masa jabatan kedua sebagai presiden AS.

Semua kandidat presiden yang tersisa dalam pemilihan Demokrat adalah pengkritik MBS dan secara terbuka mengutuknya karena diduga memerintahkan pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di Istanbul pada tahun 2018.


Trump dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo secara konsisten menolak meminta pertanggungjawaban putra mahkota atas pembunuhan Khashoggi dan memblokir seruan untuk investigasi kriminal oleh FBI atau PBB.

Dalam wawancara terakhirnya tentang masalah yang dipublikasikan Juni tahun lalu, Trump mengatakan pembunuhan Khashoggi "benar-benar tidak muncul" dalam diskusinya dengan MBS.

Trump mengatakan bahwa Iran telah membunuh lebih banyak orang, dan dia menunjuk pengeluaran Saudi untuk senjata AS dan barang-barang lainnya.

"Mereka menghabiskan US$ 400 miliar hingga US$ 450 miliar (Rp 5.742-6.460 triliun) selama periode waktu, semua uang, semua pekerjaan, membeli peralatan," kata Trump kepada NBC News. "Dan omong-omong, jika mereka tidak melakukan bisnis dengan kita, kamu tahu apa yang mereka lakukan? Mereka akan melakukan bisnis dengan Rusia atau dengan Cina."

Presiden Amerika Serikat Donald Trump memegang grafik penjualan perangkat keras militer saat berbincang dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 20 Maret 2018. (AP Photo/Evan Vucci)

Kedua, sumber mengklaim bahwa Putra Mahkota Abu Dhabi, Mohammed bin Zayed, yang dikenal sebagai MBZ, yang telah membimbing Mohammed bin Salman dan memperkenalkannya ke lingkaran Trump sebelum ia menjadi presiden, juga terlibat dalam skema tersebut.

Hamed al Mazroui, seorang blogger terkenal yang memiliki hubungan dengan MBZ, menulis dua kata dalam bahasa Arab dengan terjemahan "Skakmat" sebelum penangkapan pangeran Arab Saudi diketahui media.

Sumber Middle East Eye mengatakan MBZ sangat berperan dalam setiap gerakan yang dilakukan Mohammed bin Salman, karena semakin banyak kesalahan yang dibuat MBS, semakin besar ketidakstabilan yang muncul.

Pada Sabtu, seorang pangeran senior keempat telah ditahan di bawah perintah Mohammed bin Salman, menurut dua orang Arab Saudi yang dekat dengan keluarga kerajaan, dikutip dari New York Times, 7 Maret 2020.

Gelombang penangkapan telah menjerat mantan kepala intelijen militer, Pangeran Nayef bin Ahmed, serta setidaknya tiga pangeran senior lainnya, yang semuanya ditahan pada Jumat.

Anggota keluarga paling senior yang ditahan adalah Pangeran Ahmed bin Abdulaziz, ayah Pangeran Nayef dan saudara lelaki penuh Raja Salman yang masih hidup. Penangkapan ayah dan anak itu mengejutkan keluarga kerajaan karena kedekatan Pangeran Ahmed dengan raja sejauh ini tampaknya memberikannya kekebalan terhadap kemarahan Mohammed bin Salman.

Kedua orang dan orang ketiga yang dekat dengan beberapa pangeran yang ditangkap mengatakan putra mahkota telah mendengar laporan bahwa mereka mengeluh tentang dia dalam pertemuan keluarga dan kehilangan kesabaran dengan mereka. Semua orang yang dekat dengan keluarga atau dewan kerajaan berbicara dengan syarat anonim karena takut akan pembalasan.

Tidak ada petunjuk tentang suksesi yang akan segera terjadi, kata mantan pejabat itu, seraya menambahkan bahwa raja tampaknya telah menandatangani perintah untuk menangkap adiknya, Pangeran Ahmed.

Beberapa orang yang dekat dengan dewan kerajaan bersikeras bahwa putra mahkota tidak takut akan kudeta terhadapnya karena Mohammed bin Salman sudah mengendalikan semua tuas kekuasaan di dalam kerajaan Arab Saudi, termasuk militer, pasukan keamanan internal, dan garda nasional.

Sumber: Tempo

Minggu, 08 Maret 2020

Pastor yang Mengaku Nabi Dipenjara 34 Tahun karena Prekosa 7 Pengikutnya

Pastor yang Mengaku Nabi Dipenjara 34 Tahun karena Prekosa 7 Pengikutnya




10Berita- Seorang pendeta asal Nigeria, yang mengaku dirinya sebagai Nabi, dihukum penjara 34 tahun karena memperkosa pengikutnya.

Michael Oluronbi, yang tinggal di Birmingham, dinyatakan bersalah atas pemerkosaan terhadap enam wanita dan seorang pria pada bulan Januari.

Beberapa pelanggarannya dilakukan setelah meyakinkan para korban untuk ambil bagian dalam 'pemandian spiritual', yang ia klaim dapat membersihkan mereka dari roh-roh jahat.

Hakim Sarah Buckingham mengatakan bahwa tujuan 'pemandian spiritual' yang sebenarnya adalah untuk "memenuhi selera seksual Anda yang tak pernah puas."

"Pelanggaran Anda memiliki dampak ekstrem dan parah pada semua pengadu Anda."

"Anda menyalahgunakan posisi Anda. Mereka mempercayaimu seperti Tuhan."

Selama persidangan di Birmingham Crown Court, terungkap bahwa beberapa korban perempuan muda hamil beberapa kali. Tapi mereka dibawa ke klinik aborsi oleh apoteker Oluronbi yang berkualifikasi, untuk menutupi apa yang terjadi.

Sementara itu, istri pastor, Juliana, yang berusia 60 tahun, dihukum penjara 11 tahun setelah dinyatakan bersalah atas tiga tuduhan membantu dan bersekongkol dengan pemerkosaan.

Pasangan suami istri ini juga akan diminta untuk menandatangani daftar pelanggar seks seumur hidup.

Pelanggaran Oluronbi terjadi di Birmingham dan London, selama 20 tahun. Itu dimulai pada tahun 1980-an.

Menurut laporan Daily Mail, kasus ini pertama kali terungkap setelah salah satu korban buka mulut.

Ketika akhirnya dihadapkan pada pelanggarannya, Oluronbi mengatakan bahwa "iblis membuatku melakukannya."

Dalam pernyataan yang dibacakan ke pengadilan oleh jaksa, salah satu korban mengatakan tindakan terdakwa membuatnya "mempertanyakan apakah hidup saya layak untuk dijalani."

Oluronbi telah bekerja sebagai pastor, sampai penangkapannya pada Mei 2018.(rakyatku)