10Berita, Pernyataan yang mengatakan bahwa dalam politik tidak ada yang abadi selain kepentingan, begitu pun dengan koalisi tidak selamanya akan solid. Terlebih bila ada perbedaan kepentingan yang terus menemukan kesenjangan untuk disatukan.
Kondisi yang kurang menyenangkan kembali berhembus pada koalisi Indonesia kerja milik Jokowi. Kali ini perseteruan melibatkan antara Nasdem dan Golkar. Perseteruan tersebut dipicu oleh statement dari Ketua DPP Partai NasDem Irma Suryani yang dianggap tidak etis dan meminta Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie mengurusi korban lumpur Lapindo daripada berkomentar soal aksi pengadangan #2019GantiPresiden.

Referensi pihak ketiga
Aburizal sebelumnya menyatakan Golkar menolak tindakan represif terhadap gerakan #2019GantiPresiden. Penolakan itu disampaikan Aburizal meskipun Golkar telah memutuskan dukungan kepada Jokowi pada pilpres 2019. 
"Kami menolak dengan keras cara-cara represif dan premanisme terhadap gerakan #2019GantiPresiden tersebut, oleh karena kebebasan menyatakan pendapat dijamin dan diatur oleh undang-undang," kata Aburizal, Senin (27/8).
Pernyataan tersebut mendapat respon, Irma pun meminta Aburizal tidak asal bunyi dalam merespons pengadangan aktivis #2019GantiPresiden Neno Warisman dan Ahmad Dhani.

Referensi pihak ketiga
"Urus tuh Lapindo yang merugikan rakyat dan negara. Tidak usah ikut-ikut berkomentar asbun," ujar Irma dalam pesan singkat, kemarin.
Ternyata justru pernyataan tersebut mendapat respon yang tidak kalah kerasnya oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Maman Abdurrahman.
"Saya menyarankan Bu Irma jangan jadi politisi wanita bermulut banyak yang bau dan kotor," kata Maman dalam keterangan tertulis, Selasa (28/8).
Maman menilai Irma hanya asal bunyi alias asbun dalam berkomentar dan tidak membaca pernyataan Aburizal dengan cermat. Dia meminta Irma tak menjadi provokator.

Referensi pihak ketiga
"Hati-hati dalam merespons dan bersikap karena bisa berpotensi mengganggu soliditas tim Koalisi Indonesia Kerja," kata Maman.
Sumber: CNN Indonesia
Artikel ini tidak mewakili pandangan UC