OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.
Tampilkan postingan dengan label INSPIRASI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label INSPIRASI. Tampilkan semua postingan

Kamis, 08 Oktober 2020

Luar Biasa! Salah Jadi Pahlawan Seorang Tunawisma di Liverpool

 Luar Biasa! Salah Jadi Pahlawan Seorang Tunawisma di Liverpool



10Berita,Liverpool,  – Pecinta sepakbola dunia sudah mafhum jika Mohamed Salah sangat dipuja Liverpudlian. Terlebih setelah Salah mengantarkan The Reds menjadi juara di Premier League musim 2019/2020 lalu.

Teranyar, Salah menjadi perbincangan warganet usai dirinya tertangkap kamera menolong seorang tunawisma yang menjadi obyek bullying sejumlah orang, dekat markas latihan The Reds.

Momen itu dikabarkan The Sun. Pada akhir September lalu, ketika Salah berhenti di pom bensin melihat seorang tunawisma yang sedang diganggu beberapa orang.

Salah yang tak suka melihat kejadian itu kemudian mengusir para pengganggu. Tak cukup sampai di situ, Salah juga memberikan sejumlah uang kepada tunawisma bernama David Craig tersebut.

Bermaksud mengucapkan terima kasih, David Craig pun buka suara tentang sikap mulia Salah menolong dirinya yang kebetulan terekam dalam CCTV tersebut.

“Mo sama indahnya dengan Liverpool di lapangan. Dia mendengar apa yang dikatakan sekelompok pemuda itu kepada saya, lalu menoleh kepada mereka dan berkata, ‘Itu bisa terjadi kepada Anda dalam beberapa tahun ke depan’,” kisah Craig.

Kekaguman Craig bertambah ketika Salah memberinya uang untuknya. “Yang saya tahu, saya tidak berhalusinasi ketika Mo dengan luar biasa memberi saya 100 poundsterling. Legenda yang sempurna,” imbuhnya.

Craig pun memuji Salah sebagai pahlawan dalam kehidupan nyata yang memiliki arti begitu besar di hidupnya.

“Dia melihat apa yang terjadi dan mengatakan sesuatu kepada mereka dan kemudian dia pergi ke mesin ATM. Saya lebih dari sekadar terengah-engah. Saya penggemar berat dia,” tambahnya.

“Dia bertanya, mengapa saya mengemis dan menyuruh saya untuk mendapatkan pekerjaan. Mo pahlawan kehidupan nyata di mata saya dan saya ingin berterima kasih kepadanya,” tandasnya. (Fath)

Sumber: Muslim Obsession

Sabtu, 01 Agustus 2020

Modal budidaya sayur hidroponik cuma Rp 1,5 juta buat pemula, siapa tertarik?

Modal budidaya sayur hidroponik cuma Rp 1,5 juta buat pemula, siapa tertarik?


ILUSTRASI. Permintaan sayuran hidroponik meningkat. KONTAN/BAihaki/7/7/2020

Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

10Berita- JAKARTA. Pamor budidaya hidroponik semakin populer saat wabah pandemi virus corona (Covid-19). Lihat saja, mulai banyak orang kini terjun menggeluti budidaya tanaman berbasis urban farming tersebut. Ada yang sekadar hobi, tak sedikit pula mereka yang serius menekuninya dan mulai dijadikan bisnis rumahan.

Para pakar bilang, hidroponik juga jadi obat stres bagi mereka yang terlalu lama berdiam di rumah.

Lalu, berapa modal untuk memulai hidroponik?

Ginanjar Ibnu Tamimi, praktisi hidroponik yang juga pemilik usaha Hanifarm, mengungkapkan modal memulai budaya hidropinik sangat tergantung dengan model yang diinginkan. Model biasanya menyesuaikan dengan luasan lahan. Semakin tinggi atau banyaknya tingkat, biayanya tentu akan semakin mahal dan tergantung jumlah pipa PVC yang terpakai. Kisarannya bisa menghabiskan Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta.


Baca Juga: 4 Cara mengubah lahan sempit di rumah untuk tempat berkebun

"Kalau untuk pemula, sekedar hobi dan memenuhi kebutuhan sayuran untuk dapur sendiri, bisa mulai dengan ukuran 1x4 meter. Bahkan bisa 1x2 meter dengan dibuat meninggi ke atas. Itu kira-kira untuk instalasi habis Rp 1,5 juta," jelas Ginanjar kepada Kompas.com beberapa waktu lalu. Dilihat di sejumlah marketplace, mudah ditemukan paket instalasi hidroponik dengan pipa paralon.

Sebagai contoh, media tanam dengan menggunakan pipa 2,5 tipe D, panjang 100 cm, lebar 50 cm, tinggi 90 cm, serta jumlah lubang 44 dijual seharga Rp 1,1 juta. Model media tanam pipa hidroponik yang dijual di pasaran umumnya mudah dibongkar pasang. Peralatan dijual lengkap dengan modul instalasinya yang relatif cukup mudah dipahami.

Baca Juga: Menimbun Cuan dari Pehobi Berkebun

Sementara, banyak pula instalasi hidroponik lengkap yang dijual di bawah Rp 1 juta, namun dengan spesifikasi yang lebih sederhana. Menurut dia, kualitas sayur yang lebih baik membuat harga sayuran hidroponik relatif lebih mahal. Namun, faktor itulah yang membuat sayur-mayur yang dihasilkan dari kebun hidroponik memiliki segmen pasar tersendiri.

ILUSTRASI. Permintaan sayuran hidroponik meningkat. KONTAN/BAihaki/7/7/2020

Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Lanjut Ginanjar, kesadaran orang akan hidup sehat saat pandemi Covid-19 membuat permintaan sayuran dari kebun hidroponik meningkat. Berbeda dengan sayuran yang dijual di pasar, hidroponik menghasilkan sayuran yang relatif lebih segar dan bebas pestisida.

"Selain dari perorangan, pembeli banyak juga dari restoran-restoran dan beberapa hotel. Kalau ke swalayan belum masuk, karena harus kontinu. Saya sendiri berencana memperluas kebun," ucap Ginanjar yang saat mengelola kebun seluas 20x15 meter yang dibantu dua orang tenaga kerja.

Baca Juga: Mari mulai berkebun di areal rumah selama pandemi

Ginanjar yang biasa memanen sayur sepekan sekali ini bisa menjual hingga 400 kilogram berbagai jenis sayuran dalam sebulan. Beberapa sayuran yang dihasilkan di kebunnya antara lain kale, selada, dan berbagai jenis sawi seperti pakchoy, caisim, dan sawi putih.

"Primadona saat ini kale, harganya per kilogram bisa sampai Rp 120.000. Lalu selada Rp 40.000, sawi saya jual Rp 35.000. Meski lebih mahal dari sayuran di pasar, sayur hidroponik semakin banyak dicari," tuturnya.

Baca Juga: Alumni Politeknik Pembanguan Pertanian Bogor dukung program pertanian Kementan.

Sementara itu, dilansir dari Antara, Ketua Program Studi S2 lahan Kering sekaligus Ketua Program Studi S2 Agroekoteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Dr. Gede Wijana mengatakan mengaplikasikan sistem hidroponik di rumah bisa membantu sebagai obat stres selama masa pandemi Covid-19.

"Hidroponik ini mampu menghasilkan kuantitas dan kualitas sayuran yang bagus dengan pemeliharaan yang baik. Jadi yang dipersiapkan adalah instalasinya," kata Gede Wijana. "Bibit, nutrisi AB mix atau racikan sendiri, pompa pengangkat larutan nutrisi dan tentu perlu listrik. Dalam pembuatan bibit perlu benih dan media penanam benih antara lain rockwool," kata dia lagi.

ILUSTRASI. Permintaan sayuran hidroponik meningkat. KONTAN/BAihaki/7/7/2020

Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Ia mengatakan bahwa hidroponik rumahan pada dasarnya diperuntukkan untuk yang tidak punya lahan luas dan bisa diaplikasikan pada lahan yang sempit, seperti bagian emperan rumah, di taman bagian depan atau samping rumah.

Sistem menanam hidroponik rumahan ini, tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sayuran sehari hari, tetapi bisa juga berfungsi sebagai seni menjadi tanaman penghias rumah, lahan untuk menyalurkan kreativitas dan sebagai obat stres.

Baca Juga: Hidroponik dan bank sampah Pertamina bikin sejahtera kaum ibu di Makassar

Adapun jenis-jenis sayuran yang bisa diaplikasikan dengan sistem hidroponik diantaranya sayuran daun seperti kangkung, bayam, pockcoy, selada, seledri, dan bisa juga sayuran berbuah seperti cabe, tomat, terung, dan timun. Ia mengatakan masing-masing tanaman memiliki perbedaan waktu untuk panen.

Untuk sayuran daun dalam waktu 25 - 30 hari bisa panen sedangkan untuk sayuran buah 45 hari atau lebih waktu untuk memanen. "Prosedur dengan sistem hidroponik ini, pertama-tama membuat bibit di rockwool, kemudian setelah umur 25 - 30 hari bisa pindahkan ke netpot dan besarkan di lobang tanam di instalasi hidroponik," ujar Gede Wijana.

Baca Juga: BPIP imbau warga tanam sayuran, Pradi: Alhamdulillah kami sudah panen

"Lalu berikan nutrisi AB mix di tandon, hidupkan pompa sehingga nutrisi mengalir di pipa-pipa. Jaga jangan sampai air atau larutan nutrisi habis. Selain itu, cek juga agar nutrisi tetap jalan dan panen jika sudah waktunya. Panen bisa dilakukan bertahap sesuai jenis tanaman," tambah dia.

Sumber: KONTAN.CO.ID 

Selasa, 14 Juli 2020

Kejujuran Mujenih Kembalikan Ratusan Juta Berbuah Manis

Kejujuran Mujenih Kembalikan Ratusan Juta Berbuah Manis


10Berita -Mujenih tidak henti-henti bersyukur saat kejujurannya mengembalikan uang Rp 500 juta milik penumpang KRL mendapat apresiasi. Bagaikan mimpi, petugas kebersihan itu gembira saat diangkat menjadi karyawan tetap PT Kereta Commuterline Indonesia (KCI).

Dia bersyukur kepada Allah SWT, juga Menteri BUMN Erick Thohir dan jajaran BUMN.

“Saya enggak nyangka apa yang saya lakukan dihargai sebesar ini. Sekali lagi terima kasih,” ujar Mujenih.

Penghargaan itu diberikan kepada Mujenih di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (13/7/2020) dan disiarkan di YouTube. Selain Mujenih, petugas pengawalan di KRL Egi Sandi juga diangkat jadi karyawan tetap PT KCI karena bersama Mujenih menemukan dan mengawal pengembalian uang setengah miliar rupiah tersebut.


Tidak hanya diangkat menjadi karyawan tetap, Mujenih dan Egi juga mendapatkan bantuan berupa paket data selama satu tahun, asuransi dan lain-lain.

Kisah kejujuran Mujenih berawal saat pria berusia 30 tahun itu menemukan uang di Stasiun Bogor pada Senin 6 Juli 2020 sekitar pukul 15.30 WIB.

Sumber: Eramuslim

Jumat, 26 Juni 2020

MENGHARUKAN... Warga Aceh Selamatkan Pengungsi Rohingya Yang Terdampar, Warga Patungan Beri Makan

MENGHARUKAN... Warga Aceh Selamatkan Pengungsi Rohingya Yang Terdampar, Warga Patungan Beri Makan




 ACEH - Sebanyak 94 pengungsi Rohingya diselamatkan nelayan dari perairan Aceh Utara. Mereka diduga terkatung-katung di laut setelah kapal yang mereka tumpangi rusak.

"Kapal KM Nelayan 2017.811 yang mengangkut WNA (warga negara asing) mengalami kerusakan di lokasi lebih-kurang 4 mil dari pesisir Pantai Seunuddon, Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara," kata Kapolsek Seunuddon Iptu M Jamil kepada wartawan, Rabu (24/6/2020).

Namun, pengungsi Rohingya yang diselamatkan nelayan Aceh itu sempat dilarang turun dari kapal oleh aparat. Warga kemudian ramai-ramai ke lokasi untuk membawa mereka ke daratan.

"Tadi sekitar pukul 16.30 WIB sudah dibawa turun oleh warga. Mereka sekarang ditempatkan di pondok-pondok di pinggir pantai," kata Panglima Laot Aceh Utara M Hasan kepada wartawan, Kamis (25/6/2020), seperti dilansir detikcom.

Kapal yang ditumpangi Rohingya awalnya lego jangkar sekitar 1 mil dari daratan Bayu, Aceh Utara. Warga dengan menggunakan boat berangkat ke lokasi untuk menarik kapal ke tepi Pantai Lancok.

Hasan mengatakan ke-94 pengungsi Rohingya ditempatkan di pondok-pondok pinggir pantai. Warga di sana juga berpatungan membelikan makanan untuk 'manusia perahu' tersebut.

"Tadi sudah diberi makanan oleh warga. Masyarakat kutip sumbangan untuk beri makan mereka," ujar Hasan.

Jumlah Rohingya yang diselamatkan terdiri atas 15 orang laki-laki dewasa, 49 perempuan, dan 30 anak-anak.

Pengungsi Rohingya Ingin Melanjutkan Perjalanan ke Australia

Masyarakat Desa Lancok, Kecamatan Syamtalira Bayu, Kabupaten Aceh Utara, menarik kapal motor yang ditumpangi 94 pengungsi Rohingya asal Myanmar ke daratan, Kamis (25/6/2020) sore.

Sejak Selasa, 22 Juni 2020, 94 pengungsi Rohingya ini terdampar di perairan Seunuddon, Aceh Utara.

Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib menyebutkan dirinya sudah memanggil seluruh pimpinan kantor dan Muspida plus untuk rapat gabungan.

Dalam rapat itu disepakati seluruh warga Rohingya ditampung sementara di Kantor Imigrasi Lhokseumawe.

“Muspida sepakat merawat mereka sementara waktu. Atas nama kemanusiaan. Ini yang sakit-sakit kita bawa ke Rumah Sakit Cut Meutia, Aceh Utara. Semalam semua sudah dirapid test, hasilnya negatif,” kata pria akrab disapa Cek Mad ini, melalui telepon ke Kompas.com, Jumat (26/06/2020).

Meski begitu, pemeriksaan kesehatan dilakukan berkala. Bagi mereka yang dinyatakan positif Covid-19 atau corona, maka akan dibawa ke shelter Blang Adoe, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara.

“Kita pastikan standar Covid-19 terpenuhi. Tadi kita sudah komunikasi dengan warga Rohingya itu pakai penerjemah. Mereka meminta dibantu kapal yang bagus untuk meneruskan perjalanan ke Australia,” katanya.

Di Australia, sambung Cek Mad, mereka telah memiliki hubungan untuk menetap di sana. Sehingga, penampungan sementara itu untuk memulihkan kondisi fisik mereka.

“Mereka memohon pada kita, agar dibantu kapal. Buat melanjutkan perjalanan. Ini kita cari kapal, TNI AL katanya dalam rapat tadi (bilang) ada kapal yang bisa digunakan di Sabang. Nanti kapal itu kita berikan ke warga Rohingya,” pungkas Cek Mad. 

[Video]

Sumber: konten islam

Minggu, 21 Juni 2020

Viral, Mahasiswa Lulusan Fisipol UGM Memilih untuk Nyangkul Jadi Petani

Viral, Mahasiswa Lulusan Fisipol UGM Memilih untuk Nyangkul Jadi Petani



10Berita, Dipa menuliskan tentang pilihannya untuk menjadi seorang petani.

Dipa menuliskan dia baru lulus dari jurusan Hubungan Internasional Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM).

Setelah lulus, dia langsung memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya dan mulai bertani.

“Tujuh bulan lalu aku lulus dari Fisipol UGM. Januari lalu akhirnya aku pulang kampung, dan bulan Maret aku mulai ambil cangkul dan pergi ke kebun.

Sedikit cerita tentang memilih jalan seorang petani! Ear of rice Seedling,” tulis Dipa di akun Twitternya @tanikelana, Jumat (12/6/2020).

Saat dihubungi Wolipop, pria asal Sukabumi ini menyebutkan alasannya membuat thread di Twitter yang viral itu.

“Sebatas curhat awalnya tetapi ternyata banyak yang respon karena ada keinginan untuk bertani, karena sadar banyak temen yang mau bertani juga,” ungkap Dipa saat dihubungi Wolipop lewat Whatsapp, Rabu (17/6/2020).

Melalui Twitter, pria berusia 22 tahun ini menjelaskan awal mula dirinya tertarik berlajar seputar pertanian.

Semuanya berawal ketika dia bertemu komunitas Sekti Muda, yang menjadi wadah belajar pertanian alami.

“Ternyata banyak anak muda yang tertarik dunia pertanian. Nah di sana akhirnya aku belajar tentang tanaman, cara buat pupuk dan pestisida nabati, juga belajar langsung ke para petani.

Aku belajar dengan Pak Udik, salah satu guru yg sering mengajarkan tentang nutrisi dan cara buat pupuk organik cair untuk tanaman.

Ini misalnya aku dan temen-temen kunjungan ke Pak Daliman, beliau adalah praktisi pertanian alami di Bantul,” ungkapnya di Twitter.

Selain itu, Dipa juga dibimbing oleh pria bernama Qomarun Najmi dalam dunia pertanian.

Setelah banyak bertemu dengan petani, belajar menanam di kost-kostan-nya, jiwa bertaninya yang dipupuk sejak kecil karena main game bertani online atau harvestmoon makin menjadi-jadi.

Dan ia pun meminta pendapat dari keluarga tentang keputusannya untuk bertani.

“Di situ aku makin yakin, cita-citaku adalah jadi seorang petani. Namun gimana buat mulainya?

Awalnya pun aku mikir kaya orang lain, cari kerja dulu, nabung, dan kalau udah cukup kaya, beli lahan di desa dan jadi petani.

Terus kepikiran, kalau aku mati muda? Dan ternyata karena krisis iklim, sepuluh tahun lagi bumi ga seindah sekarang?

Aku sendiri bukan dari keluarga petani, ga mewarisi lahan yang luas, dan bukan dari kelas pemodal.

Akhirnya setelah lulus dan di rumah aku ngobrol dengan keluargaku, dan mereka tetap mendukung pas aku bilang mau bertani,” ujarnya lewat Twitter.

Dipa mengaku didukung oleh keluarganya untuk menjadi petani. Dan juga ia memperoleh dukungan dari teman-temannya.

“Di sana aku minjem sedikit uang ke keluargaku buat modal, sisanya aku jual buku-buku yg dikumpulin selama kuliah.

Di bulan Maret aku mulai bertani, mulai belajar nyangkul, belajar lagi banyak hal langsung dengan para petani lain.

Nah gimana bisa dapet lahan? Awalnya aku cari-cari informasi di sosmed, tanya keluarga, sempet juga ke kantor desa meski berakhir tanpa respon apapun.

Lalu waktu aku mau beli larva buat ngolah sampah organik, ketemu temen yg nyambung, di situ ditemuin lagi dengan temen lain yang lagi garap lahan.

Akhirnya setelah obrolan singkat di waktu senja, aku langsung diajak buat garap lahan kosong seluas 450-an meter.

Di situ aku selalu meyakini, kalau sudah niat dari hati Allah selalu akan memberi jalanNya,” tuturnya di akun Twitter @tanikelana.

Hasil dari usahanya mulai bertani tak semulus yang ia bayangkan sebelumnya.

Dia mendapati ternyata banyak faktor yang sulit diperhitungkan misalnya fluktuasi harga, iklim, hama, dan penyakit.

“Setelah tiga-empat minggu, kangkungnya dah pada besar. Di situ aku jualin sebagian ke tukang sayur, tiap hari berangkat jam 6, panen kangkung terus keliling ke beberapa tukang sayur.

Hasilnya cukup lumayan buat sehari-hari. Aku sendiri benar-benar bertani baru sekitar empat bulan, dan sejak aku mulai bertani rasanya hidup bener-bener tenang dan bahagia banget!

Rasanya kaya bener-bener merdeka, hidup ga cuma buat ngumpulin uang, bisa terus saling berbagi lewat hasil tani, dan semakin sadar bahwa sepenuhnya kita bergantung pada alam yg sayangnya terus kita rusak,” katanya.

Dipa mengatakan alasannya untuk bertani, salah satunya adalah untuk mencari sumber mata pencaharian yang halal dan berkah.

Selain itu karena ia merasa hidup ini singkat, dan amat sayang hanya lahir untuk turut merusak bumi dan seisinya.

“Di situ aku merasa lewat bertani, apalagi dengan prinsip “Agroekologi”, mungkin aku bisa hidup tanpa menimbulkan banyak mudharat,” tulisnya.

Dipa pun memberikan pesan bagi generasi milenial yang ingin mengikuti jejaknya.

“Biasanya yang sering dipikir dulu adalah soal sumber daya material: skala usaha, lahan, modal awal dan lain-lain.

Padahal selain aspek tadi, sumber daya pengetahuan dan jaringan juga amat penting. Memang untuk mulai bertani perlu sumber daya material.

Tapi kalau dirasa belum cukup, kita bisa mulai dari sumber daya lain, baik itu pengetahuan atau “network” kita.

Nah satu hal penting, dalam pemenuhan sumber daya tadi akan jauh lebih mudah ketika dilakukan bersama-sama. Nek dewean yo pasti klenger.

Aku ngerasa banget punya jejaring pengetahuan dari @Sektimuda, sebagai modal yang bener-bener mendukung. Ternyata dengan niat bertani meski ga ada uang tetep bisa. Banyak jalan menuju Roma!” ujarnya.

Unggahan Dipa ini hingga kini sudah mendapatkan 42.500 Likes dan 12.700 Retweet. Tweetnya pun dibanjiri oleh komentar dari warganet. Ada yang menyemangati Dipa dan mendukung keputusannya untuk bertani.

“Semangat mas! Jangan pernah malu & takut untuk bilang “saya petani” dan/atau “saya suka bertani”, bukan “saya cuma/hanya petani,” kata pengguna Twitter @pengenbrewokan.

“Di tempatku mayoritas masyarakat adalah petani kopi dan sayur yang pola tanam dan penjualanya masih konvensional.

Pulang dari mengampu pendidikan, aku coba ajak dan ubah pola konvensional tersebut. Ternyata bukan hal mudah mengubah stigma yang telah mendarah daging,” kata akun Tape Soju @gerutlazuardi.

“Tepat sekali, background keluarga juga penting. Aku juga jadi suka bertani karena memang rata2 keluarga aku suka tani. Mudah2an kedepannya punya kebun sendiri. Aamiin,” harap akun Twitter @Ernayp_.

Sumber: detik.com


Sabtu, 20 Juni 2020

Melihat Gang Sempit di Yogyakarta yang Disulap Jadi Kampung Sayur

Melihat Gang Sempit di Yogyakarta yang Disulap Jadi Kampung Sayur


Suasana kampung sayur di Kampung Bausasran Kota Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

10Berita, Berkebun selama ini menjadi salah satu hal yang sulit dilakukan di kota-kota besar. Ketersediaan lahan yang minim membuat orang-orang di kota besar mengurungkan niatnya untuk bercocok tanam. Namun hal itu tidak terjadi di Kampung Bausasran, Kelurahan Bausasran, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta.

Para warga di Kampung Bausasran mampu memanfaatkan lahan sempit menjadi lebih bermaanfaat. Bahkan hasil berkebun tersebut bisa disumbangkan ke dapur umum untuk membantu warga terdampak corona.

Ketua Kelompok Tani Gemah Rimpah Bausasran, Winaryati (43), mengatakan sejumlah kelompok tani di Bausasran sejak 2009 telah membentuk kampung sayur. Warga memanfaatkan tanah seluas 400 meter dan 20 lorong gang ditanami sayur.


Suasana kampung sayur di Kampung Bausasran Kota Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Sayur yang ditanam bermacam-macam seperti kangkung, sawi, terong, cabai. Dalam sehari panen sayur mayur itu mencapai 10 kilogram. Media tanamnya pun beragam baik di tanah dan hidroponik.


“Kalau panen memang belum banyak. Kalau sehari rata-rata 10 kilogram sayuran. Itu ada kangkung, sawi, terong, cabai. Ke dapur umum (bantuan sayur) itu melihat kebutuhan mereka. Misal butuh sawi 10 kilogram ya kita kasih. Kalau panen terong ya kita kasih terong,” kata Winaryati saat ditemui di kampungnya, Kamis (18/6).

Meski tidak setiap hari memasok sayur ke dapur umum, tapi setidaknya ini menjadi upaya warga untuk saling bahu membahu di masa sulit. Terdapat 2 dapur umum yang biasa dipasok sayur yaitu di Semaki dan Wirogunan. Di dua dapur umum tersebut, makanan diolah dan disalurkan ke warga yang membutuhkan.

“Jumat ada dapur balita. Selama ini kan tidak diperhatikan akhirnya swadaya. Kelompok tani punya sayur ibu kader punya bakso. Kita bikin dapur,” katanya.

Winaryati bercerita, awal mula kampung sayur bermula dari sebuah lomba Program Kampung Iklim (Proklim). Warga mendapat tantangan dari lurah untuk mendirikan kampung yang hijau penuh sayur mayur. Kelurahan setempat saat itu memberi modal awal Rp 3 juta. Dari situ warga kemudian menambah modal dengan cara iuran bibit hingga media tanam.

“Tadinya gini. Kita ditantang sama lurah sebenarnya berani enggak lomba proklim yang memang di situ harus hijau tertata. Akhirnya ada dua lomba diikuti lomba proklim sama kampung sayur. Namanya kampung sayur harus seluruhnya hijau. Akhirnya koordinasi RT-RW menghijaukan gang-gang ini. Karena punya keinginan jadi kampung sayur akhirnya secara mandiri 90 persen dana swadaya. Dari dana kelurahan 3 juta untuk beli bibit dibagikan 20 RT,” jelasnya.


Suasana kampung sayur di Kampung Bausasran Kota Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Dari modal awal tersebut, kini jumlah pot sayur di kampung tersebut mencapai 2.000. Sayur itu cukup untuk kebutuhan warga setempat. Warga bisa membeli di mana uangnya digunakan untuk perputaran Kampung Sayur. Selain itu, mereka juga menjual bibit-bibit tanaman sebagai tambahan.

“Setelah ada kampung sayur manfaat sangat banyak pertama bisa menikmati panenan sendiri ketahanan pangan seperti UMKM bisa bikin jus. Kalau ada tamu ke sini kita bikin bazar kue jamu,” ujarnya.

Kampung sayur ini pun kerap menjadi tempat studi banding, KKN, dan tempat belajar bagi pelajar. Ia pun memberi tantangan kepada pengunjung yang datang untuk ikut mengembangkan kampung sayur di tempatnya masing-masing. Selain itu Winaryati juga menyampaikan berbagai kendala yang harus dihadapi.

“Tantangan di lahan sempit satu sinar matahari menjadi kendala, kadang kurang sinar matahari. Bismillah namanya usaha kalaupun kurang ya masih hidup. Kalau hama juga banyak tapi kita bisa menyiasati. Kita tidak nyemprot pakai pestisida. Kita alami dari tembakau, brotowali yang bau-bau itu kita bikin pestisida,” ucapnya.

Sementara itu salah seorang warga, Nina, mengatakan kampung sayur bisa menjadi penyalur hobinya. Di sela-sela berdagang kue, dia selalu menyempatkan diri untuk bertanam. Lahan di rumahnya pun ditanam sayur mayur seperti terong.

“Saya senang beli tanaman, media, pupuk. Rasanya puas karena dari dulu hobi,” kata Nina.


Sumber: Kumparan.com

Selasa, 16 Juni 2020

3 Teknik Cocok Tanam Pakai Sisa Kemasan Makanan dan Minuman, MURAH Hasil Melimpah!

3 Teknik Cocok Tanam Pakai Sisa Kemasan Makanan dan Minuman, MURAH Hasil Melimpah!

Mau coba hidroponik tanpa banyak modal? Gini caranya!

Banyak yang enggan bercocok tanam karena merasa ribet duluan dengan persiapan yang harus dilakukan. Belum lagi uang yang harus dikeluarkan untuk beli media tanam, polybag, media semai, pupuk dan yang lainnya.

Tapi di masa pandemi yang kebanyakan di rumah tapi biaya hidup terus bertambah, kita dipaksa kreatif buat bisa bertahan hidup. Salah satunya bagaimana bisa irit uang belanja lewat bertanam sayur dan buah sendiri di rumah.

Nah, ternyata sebenarnya bercocok tanam itu tidak harus banyak modal. Tinggal bagaimana kita mau kreatif untuk memanfaatkan hal-hal yang kita punya, salah satunya adalah kemasan makanan dan minuman plastik. Daripada numpuk jadi sampah rumah tangga dan biang nyamuk, yuk jadikan mereka lebih menghasilkan.
Hidroponik styrofoam, sulap kotak lalapan bekas jadi penghasil bahan makanan

Styrofoam dan gelas minuman bekas paling sering numpuk di rumah atau kos-kosan dan berakhir jadi sampah. Padahal kita bisa manfaatkan lagi jadi tempat menanam bibit atau sisa bahan dapur. Caranya mudah, buat 4 lubang pada kotak styrofoam. Besarnya sesuai diameter gelas minuman bekas bagian bawah. Setelah itu, lubangi pula sisi-sisi gelas tadi secukupnya untuk jalan keluar air dan akar.


Memanfaatkan sisa kotak makanan untuk hidroponik.
Masukkan media tanam ke dalam gelas plastik, beserta bibit yang ingin ditumbuhkan. Misalnya kangkung atau lettuce. Tutup kotak styrofoam berlubang tadi dan isi air secukupnya. Letakkan gelas-gelas berisi tanaman dan rawat dengan sabar. Siap-siap punya kebun dadakan setelah ini ya, Sobat Boombastis.


Hidroponik dari sisa botol soda

Botol plastik minuman literan juga bisa membantu kita bertahan hidup dengan jadi pengganti pot dan lahan untuk cocok tanam. Teknik ini juga cocok untuk menumbuh ulang sisa bahan dapur. Potong botol menjadi dua bagian. Kepala botol digunakan sebagai tempat media tanam dan berseminya tanaman kita.


Kita tempatkan dengan posisi terbalik, di dalam bagian bawah botol yang sudah diisi air. Jangan lupa berikan lubang sirkulasi di leher botol, agar air bisa meresap ke dalam. Tak hanya berguna untuk menghemat lahan, cara bertanam ini juga cantik banget sebagai pajangan rumah.


Pot gantung dari botol bekas

Masih seputar botol, teknik ini juga banyak digunakan di sisi-sisi dekat gapura perkampungan atau untuk rumah yang lahannya sempit. Caranya mirip dengan hidroponik dari sisa botol soda. Bedanya, tambahkan media gantung seperti bilah tripleks kayu atau gantungan di dinding. Dengan demikian, tidak ada alasan buat tidak berkebun meski tanpa lahan luas.

Ketiga teknik di atas bisa digunakan untuk menanam sayur maupun tanaman hias jika Sobat Boombastis tidak punya banyak modal ataupun lahan. Jika biasanya hidroponik menggunakan banyak sekali pipa dan perangkat pendukung yang memakan biaya dan tempat, maka dengan metode ini bisa hemat ratusan ribu, tapi tetap memberi hasil yang produktif.

Sumber: Boombastis

Senin, 15 Juni 2020

Cara Mudah Menanam Hidroponik dengan Botol Bekas

Cara Mudah Menanam Hidroponik dengan Botol Bekas





( iStockphoto/PongMoji)

10Berita, Sistem hidroponik merupakan alternatif cara menanam yang praktis. Hidroponik tidak memerlukan tanah dan lahan yang luas sehingga bisa diterapkan untuk berkebun di rumah. Cara mudah menanam hidroponik dapat dilakukan dengan memanfaatkan barang-barang yang ada seperti botol bekas dan kain yang tidak terpakai.
Pengertian hidroponik adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah. Biasanya hidroponik dibuat di rumah kaca dengan menggunakan medium air berisi zat hara. Hidroponik juga dapat dimodifikasi dengan menggunakan botol bekas.
Hidroponik dengan menggunakan botol bekas dapat dilakukan untuk menanam aneka tumbuhan dan sayur-sayuran seperti kangkung, selada, dan sawi.
Berikut cara mudah menanam hidroponik dengan botol bekas.
1. Siapkan botol bekas
Siapkan botol bekas. Lalu, potong botol menjadi dua. Tempatkan bagian tutup botol ke dalam bagian bawah botol. Posisi tutup botol akan tampak terbalik.
Botol bagian atas akan menjadi tempat media tanam sedangkan botol di bagian bawah menjadi tempat air yang bernutrisi atau berisi zat hara.

2. Hubungkan kedua bagian botol
Hubungkan kedua bagian botol tersebut dengan menggunakan kain. Kain yang digunakan dapat berupa sumbu kompor. Jika tidak memiliki sumbu kompor dapat menggunakan kaus kaki yang tidak terpakai atau kain flanel yang dipotong seukuran sumbu kompor.
Bolongi bagian tutup botol yang cukup untuk dilewati kain sehingga kain dapat menjuntai kebagian bawah botol. Dikutip dari Home Guides, kain berfungsi untuk menghubungkan nutrisi air dengan media tanam.
3. Mengisi air berzat hara
Setelah semua sistem dapat beroperasi, tuangkan air berzat hara pada bagian bawah botol sebelum batas menyentuh tutup botol yang terbalik. Air berzat hara adalah air bernutrisi tinggi yang mengandung mineral yang dibutuhkan tanaman untuk berfotosintesis.
4. Siapkan media tanam
Siapkan media tanam pada botol yang terbalik. Isi dengan bibit tanaman atau sayuran. Media tanam hidroponik dapat berupa sekam bakar, rockwool, atau cocopeat.
5. Ganti air berzat hara secara rutin
Air berzat hara akan menyusut perlahan karena digunakan oleh tumbuhan. Setelah air menipis ganti dengan air yang baru.
Tempatkan pula media tanam dengan lokasi yang sesuai tergantung kebutuhan akan matahari. Beberapa tanaman membutuhkan lebih banyak sinar matahari, sedangkan yang lainnya hanya perlu sedikit sinar matahari.
Beri perhatian kepada tanaman dan tambahkan pupuk kompos agar semakin cepat panen.

Sumber:cnnindonesia.com

Rabu, 27 Mei 2020

Pemilik Toko Handphone Bohongi Pelanggan & Mengatakan Hpnya Rusak. Ternyata Tujuannya

Pemilik Toko Handphone Bohongi Pelanggan & Mengatakan Hpnya Rusak. Ternyata Tujuannya

Referensi pihak ketiga

Diceritakan di bawah teriknya matahari datanglah seorang perempuan tua berjalan kaki menuju konter ponsel dengan tergopoh-gopoh. Ia mengatakan ingin memperbaiki handphonenya karena sudah sekian lama tidak ada suaranya sama sekali. "Mas, tolong periksa hp sama apakah rusak atau tidak? Kalau rusak mohon diperbaiki".

Lalu pemilik toko mencoba mengotak Atik ponsel tersebut dan berkata "ibu, Hpnya tidak rusak kok. Ini masih bisa dipencet dan waktu saya telepon juga menyambungkan dengan baik".

Referensi pihak ketiga

"Oh begitu. Terimakasih sudah membatu mas" ujar Wanita itu lalu melangkah pergi. Setelah ibu itu pergi karyawan pemilik toko itu bicara. "Bos, kenapa tadi gak bilang rusak aja. Kan si ibu itu bisa beli yang baru atau setidaknya direparasi".

"Kamu tidak boleh begitu. Lagipula hp ibu itu tidak rusak. Jangan mencari keuntungan dibalik kesulitan orang lain". Ungkap si bos konter. 3 hari kemudian ibu tersebut kembali mendatangi konter dan kembali meminta bantuan. "Kenapa lagi ibu hpnya. Ada masalah?". Kata bos konter.

"Iya, mas. Ini hp saya benar-benar rusak. Saya tidak mengerti tentang hp tapi sudah 6 bulan ini tidak ada telepon masuk dari anak saya. Ini tidak mungkin terjadi. Pasti handphone saya rusak". Ucap ibunya.


Referensi pihak ketiga

Mendengar alasannya akhirnya pemilik konter kembali meminta ponsel si ibu dan pamit kebelakang untuk mengecek sebentar. Sesampainya dibelakang ia mencoba mencari nomer ponsel anak si ibu. Di sana hanya ada beberapa nomer telepon. Dan nomer terakhir memang 6 bulan yang lalu menghubungi dengan nama Lina.

Akhirnya pemilik konter mencoba membantu si ibu dengan menelepon anaknya.

"Halo, Selamat siang. Apakah benar ini Lina?"

"Iya benar, kamu siapa?" Kok hp mama saya ada di kamu?".

"Saya pemilik konter handphone. Ibumu ke konter saya katanya hpnya rusak karena 6 bulan tidak ada telepon dari anaknya. Padahal saya periksa tidak ada kerusakan apapun. Jadi, saya sekarang memberikan saran padamu untuk sering-seringlah menelepon ibumu. Ibumu sudah tua dan terlalu khawatir padamu".

Mendengar hal tersebut dibalik telepon terdengar sang anak menangis. Setelah beberapa menit pemilik konter kembali menemui si ibu dan mengembalikan ponselnya. "Ternyata benar Bu, ada kerusakan sedikit di bagian pemasangan SIM card. Sekarang hpnya sudah bisa digunakan. Ucap pemilik konter.

Benar saja tak berselang lama Lina menelepon ibunya. Sungguh mulia tindakan pemilik konter tersebut. Ia mencerminkan kebijakan dan kejujuran pada siapapun bukan sekedar mencari keuntungan semata. Semoga di bulan ramadhan ini banyak orang berbuat baik seperti diatas.

Sumber:pastiseru. com/post08025101033075?utm_source=Pastiseru&utm_medium=recommend

Kamis, 21 Mei 2020

Shaf Sholat Diberi Plastik, Jamaah Tak Perlu Berjauh-jauhan untuk mencegah penularan Covid-19.

Shaf Sholat Diberi Plastik, Jamaah Tak Perlu Berjauh-jauhan untuk mencegah penularan Covid-19.



(Foto: Taufik Budi/Okezone)

10Berita, SEMARANG - Protokol kesehatan yang ketat diterapkan ketika pelaksanaan salat berjamaah di masjid maupun musala, untuk mencegah penularan Covid-19. Shof antar-jamaah pun harus diberi jarak sekira satu meter, agar tak terjadi sentuhan sekaligus menghindari lontaran droplet.

Pondok Paseban Arrosuli di Desa Keji Ungaran Kabupaten Semarang Jawa Tengah, membuat inovasi dengan memberikan batas plastik antar-jamaah sholat. Dengan cara tersebut, jamaah tak perlu berjauhan tanpa khawatir terkena lontaran droplet meski bersenggolan.

“Ini memang kita sengaja membuat batas plastik transparan di antara jamaah salat. Agar kita bisa salat jamaah tanpa saling berjauhan, namun protokol kesehatan tetap kita jalankan,” kata pengurus Pondok Arrosuli, Abdul Qodir, Sabtu (16/5/2020).

Pantauan di lokasi, batas plastik dipasang mulai dari lantai hingga setinggi 190 sentimeter. Beberapa lembar plastik dipsang memanjang dari belakang imam hingga batas luar musala. Sementara jarak antarplastik sekira 70 sentimeter.

“Untuk pemasangan plastik ini sudah kita perhitungkan, mulai tingginya itu berada di atas kepala kita. Sehingga bila ada jamaah yang batuk atau bersin, tak ada droplet yang muncrat ke jamaah di sebelahnya. Kalaupun kita senggolan dengan sebelah kan juga sudah terlindung plastik,” bebernya.

“Untuk lorong-lorong ruang plastik yang dipakai jamaah ini juga cukup nyaman untuk semua gerakan salat termasuk kita duduk bersila. Ukurannya sama persis dengan sajadah yang biasa kita gunakan,” terangnya lagi.

Qodir juga menyampaikan, terdapat hadis Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan shof sholat mesti rapat dan lurus. Sebab, jika terdapat jeda atau renggang akan ditempati oleh setan. Untuk itu, dengan penggunaan batas plastik relatif tak jeda yang lebar antar-jamaah.

“Yang terpenting adalah kita tetap bisa melaksanakan salat berjamaah sesuai aturan agama, namun kita tetap melaksanakan anjuran pemerintah. Aturan kesehatan tetap kita taati. Kita sholat juga pakai masker, dan untuk wudhu sudah dilakukan jamaah dari rumah masing-masing,” ungkapnya.

Menurutnya, batas plastik tak hanya digunakan sekali sholat berjamaah. Pihaknya juga rutin menyemprotkan cairan disinfektan ke lembar-lembar plastik maupun lantai jika selesai menggelar salat berjamaah.

“Kita rutin penyemprotan disinfektan untuk antisipasi jika mungkin ada droplet yang tertinggal di plastik maupun lantai. Kita tetap jaga kebersihannya. Monggo jika ada yang mau menerapkan di tempat lain, caranya mudah dan enggak terlau mahal, dan bisa dipakai dalam jangka waktu lama,” cetus dia.

“Kita enggak tahu sampai kapan masa pandemi ini akan berakhir. Pemerintah kan juga bilang kalau kita mesti berdamai dengan Covid-19. Termasuk batas plastik ini juga sebagai upaya kita untuk berdamai dalam sholat,” lugasnya.

Seorang warga, Abdul Lathif, mengaku nyaman ketika mengikuti salat berjamaah yang menerapkan protokol kesehatan tersebut. Dia tak khawatir bakal terkena droplet, karena telah tertutup plastik di kanan maupun kirinya.

“Saya mendukung sekali dengan inovasi ini, karena bisa sholat dengan nyaman kembali. Kalau berjauh-jauhan kok rasanya enggak enak. Kan tujuannya berjauhan itu agar tak bersentuhan maupun terkena droplet, tapi dengan plastik ini kita akan terlindungi,” ungkapnya.

Pengusaha muda itu juga berharap, inovasi tersebut diterapkan di musala atau masjid-masjid yang lain. Penerapannya pun bukan hanya pada sholat wajib berjamaah, namun bisa pula pada Sholat Jumat atau Sholat Iedul Fitri 1441 H.

“Semoga nanti bisa untuk Salat Jumat. Asal ada batas plastik dan semua tertib, tidak akan masalah. Apalagi sebentar lagi kita akan melaksanakan Salat Ied, semoga bisa diterapkan agar kita tidak Salat Ied di rumah. Ini (batas plastik) mungkin sebagai solusinya,” harapnya.

“Jika perlu diterapkan di masjid-masjid seluruh dunia yang saat ini banyak tutup untuk salat berjamaah. Bahkan, untuk thowaf di Kakbah juga bisa jika ditata sedemikian rupa. Memang terbatas tapi ini solusi yang bagus,” pungkasnya.

Sumber: Okezone

Selasa, 19 Mei 2020

Koh Steven Bangkrut Hampir Rp 20 Miliar, Ganti dengan Sedekah, Dan Hasilnya Masya Allah...

Koh Steven Bangkrut Hampir Rp 20 Miliar, Ganti dengan Sedekah, Dan Hasilnya Masya Allah...

Konten Islam / 40 menit yang lalu



 Steven Indra Wibowo menjual harta bendanya. Tidak tanggung-tanggung, lebih dari Rp13 miliar terkumpul. Lantas, buat apa?

"Untuk membantu menangani persoalan di masa pandemi Corona Covid-19," ujar lelaki yang akrab disapa dengan Koh Steven ini, Kamis (14/5/2020), seperti dikutip dari Liputan6.

Tak banyak yang tahu soal kiprah Koh Steven, karena aksi yang dilakukannya lebih banyak dan tidak menonjolkan namanya. Aksi-aksi kemanusiaan seperti ini sudah sering dilakukannya semenjak erupsi Merapi, gempa Lombok, tsunami Banten, dan gempa Palu.

Bangkrut Hampir Rp 20 Miliar, Ganti dengan Sedekah

CEO dan pendiri Mualaf Center Indonesia ini menceritakan tentang pengalaman hidupnya. Hal yang membuat dia akhirnya gemar bersedekah tanpa hitung-hitungan.

Dia pernah bangkrut bisnisnya hampir Rp 20 Miliar!

"Waktu itu hampir Rp 20 Miliar itu habis, semua aset, semua kandang, semua sama isi-isinya. Hampir Rp 20 miliar Allah ambil secara paksa! Saya kaget, hampir gila. Saya langsung umroh. Habis aku bangkrut aku langsung ke Saudi umroh dan dipanjangin waktunya... hampir 3 bulan disana. Dan waktu itu ada seorang Syaikh yang menjelaskan...," tutur Koh Steven di chanel Youtube Vertizone TV, Jumat (15/5/2020).

Jumat, 10 April 2020

ALLAH MAHA KUASA !!! Kisah Nyata Mengharukan... Pelajar Muslimah Indonesia Yang Terkena Covid-19 di New York

ALLAH MAHA KUASA !!! Kisah Nyata Mengharukan... Pelajar Muslimah Indonesia Yang Terkena Covid-19 di New York


INSPIRING !!!!

 Kisah Nyata yg mengharukan...
😭😭😭😭😭😭😭

Kisah putri saya Maryam Qonita di New York yang terkena covid-19...

10Berita - Di awal2 datangnya virus ini ke negeri itu (AS), di sekitar 1 bulan yang lalu dimana semua mahasiswa sudah tidak boleh lagi mengikuti perkuliahan di kampus, bahkan mahasiswa yg dari luar negeri diperintahkan utk kembali ke negerinya masing2...  Maryam pun demikian, diminta oleh pihak LPDP utk segera kembali ke Indonesia... tiket pesawat pun dipesan.... tapi bersamaan dengan itu, dia merasakan sesuatu terjadi dlm dirinya... dia merasa terkena gejala covid 19... sepulangnya dari kampus tenggorokannya terasa sangat kering dan mulai tidak nyaman.... keesokan harinya dia mulai batuk2 dan mulai pusing serta lemes.... tadinya dia berpikir ini hanya perasaannya saja krn dimana-mana sdh mulai ramai orang terkena virus ini... dia mencoba menenangkan diri.... namun malamnya dia sama sekali tidak bisa tidur... batuk kering namun berdahak.... dan dahaknyapun berwarna keruh... barulah malam itu dia cerita kepada kami lewat WA... dan mengkabarkan bahwa dia tidak bisa pulang ke Indonesia, tiket pesawatnya dibatalkan karena dia sekarang sakit....  kami semua sempat shock... tapi kita semua berusaha utk tetap tenang dan tidak panik, karena pastinya dia butuh kami utk mendengar apa yg dia rasakan....

 Kami semua menyarankan agar segera di test atau periksa ke rumah sakit terdekat...

 Ke esok harinya persis apa yg dialami juga oleh Bpk Aji Jumena Presiden Masjid Al Hikmah New York... Maryam diminta oleh pihak medis utk karantina mandiri di tempatnya dia tinggal tanpa menerima pelayanan medis sedikitpun... Maryam menerima kenyataan ini.. dan dia harus menjalaninya sendirian.... kami yg di Indonesia tidak pernah berhenti utk terus memantau dan memberinya dorongan semangat bahwa semua itu pasti bisa dia lewati...

 Sungguh tidaklah bohong... hari ke-5 sepertinya dia menangis, dia tidak lagi mampu bicara, dia sampaikan kepada kami bahwa dia tidak bisa bangun dari tempat tidur... dia sesak dan tidak bisa bernafas... dadanya seperti terbakar... dia katakan lewat tulisannya di WA pada kami, betapa banyaknya seperti batu2 besar yg membebani dadanya sampai dia betul2 tidak bisa bangun, dia hanya bisa berbaring menahan sesak nafas... dia ingin minum...dia ingin berjalan ke kamar mandi... tapi dia gak bisa lakukan itu... dia bilang dia cuma bisa menangis menahan sakit bernafas dan rasa terbakar di dadanya... pada kondisi seperti itu dia mengucapkan kata maaf kepada kami...itulah saat yg paling sakit dalam hidup saya sebagai seorang ibu, jauh dan tidak ada di sisinya... tapi sungguh Wallahi.. saya tidak menunjukkan rasa perih saya padanya, saya katakan "kamu bisa lewati masa-masa ini... kamu kuat, kamu dipilih Allah utk Allah angkat derajatmu karena pahala sabar yg kamu jalani sekarang...."

 Kemudian saya minta dia utk tayamum, sholat dua rokaat sambil berbaring, lakukan itu dengan bersabar... setelah sholat saya minta dia membaca surat Alfatihah keatas dua belah tangannya, dan kirimkan surat Alfatihah tsb utk dirinya sendiri.... sebutkan namamu dan bintimu... lalu mintalah sama Allah utk sembuhkan penyakitmu...

 Setelah dia selasai lakukan itu, katanya dia sdh lebih tenang... alhamdulillah...walapun masih terasa sesak dan panas di dada... dan belum bisa tidur... saat itu saya ingatkan dia utk lakukan terapi tapping...agar dia ikhlas menjalani dan menerima sakitnya ini...

 Maryam anak yg taat terhadap saya ibunya, dia ikuti, dia tapping diri sendiri... dia harus yakini dirinya sendiri, bahwa dia ikhlas menerima semua ini karena Allah...semua datang dari Allah dan akan kembali kepadaNya... percakapan tidak lanjut, saya biarkan dia menjalini tappingnya sendiri, dan sayapun ambil wudhu dan sholat 2 rokaat, mengirimnya Alfatihah, membayangkan wajahnya... menangis pada Allah, menyerahkan padaNya semuanya dan meminta 1 permintaan, yaitu sehatkan dia kembali...

 Sungguh... itulah hari ke-5 hari di mana masa2 kritis dia terinfeksi covid 19...

 Esok harinya, dia mengabari bahwa dia sdh bisa bangun, sdh bisa duduk dan sdh bisa bangun utk berwudhu, sholat subuh... sungguh ini sebuah mujizat katanya... alhamdulillah ya Allah...Engkau mengabulkan do'a2 kami.... selanjutnya hari2 kesininya dia semakin membaik.... dan Maha Suci Allah... di hari yg ke-15 dia sdh berjalan ke supermarket utk membeli keperluan sehari hari... karena selama karantina, dia tidak sempat menyediakan kebutuhan dia, keburu sakit... hanya delivery saja saat dia butuh utk makan...

 Alhamdulillah ya Allah... semua sdh terlewati... Maryam sdh benar2 sehat sekarang... hari ini Professornya heran mengetahui Maryam masih berada di New York  dan bertanya "Apakah anda selamat?" Maryam jawab "yes  I am".

 Ummahat mohon maaf, panjang sekali saya menceritakan kisah nyata, penyakit yg mendunia ini ternyata telah mampir ke tubuh putriku di New York... semoga kisah ini bisa memberikan manfaat buat semua... dan Maryam mhn doa ibu2 di sini agar dia senantiasa Allah jaga... aamiin...

 Haturnuhun..🙏

(WAG)

Sumber: konten isla

Jumat, 01 November 2019

Kisah Mbah Sadiman, Dulu Dianggap Gila Kini Jadi Pahlawan. Bisa Lakukan Perubahan Meski Sendirian

Kisah Mbah Sadiman, Dulu Dianggap Gila Kini Jadi Pahlawan. Bisa Lakukan Perubahan Meski Sendirian



10Berita,Kemarau yang panjang membuat banyak daerah di Indonesia mengalami kekeringan. Persediaan air pun semakin terbatas, dan hujan yang nggak kunjung datang mulai membuat harap-harap cemas. Namun warga desa Geneng kabupaten Wonogiri yang berada di lereng Gunung Lawu boleh bernapas lega. Pasalnya air tetap mengalir meski kemarau berlangsung terlalu panjang.

Terkait hal ini, tidak lepas dari sosok pria sepuh yang menjadi pahlawan. Mbah Sadiman, namanya, pahlawan lingkungan yang sudah menyelamatkan warga dari kekeringan. Sosok pria 68 tahun yang dulu sempat disangka gila. Aksinya memang sudah viral sejak tahun 2016 lalu. Namun layak kita ingat kembali agar bisa diteladani.

Hampir 24 tahun menjaga lingkungan. Mbah Sadiman berhasil menyulap bukit yang tadinya gersang menjadi hijau dan rindang


sosok yang inspiratif via ublik.id
Di dekat tempat tinggal Mbah Sadiman, terdapat dua bukit yaitu Nggendol dan Ampyang yang dulunya sangat gersang. Di musim penghujan, area tersebut mengalami banjir besar dan longsoran batu dan kayu. Sebaliknya di musim kemarau, paceklik air bisa berkepanjangan, dan banyak warga yang sakit hingga meninggal.


Mbah Sadiman pun geregetan. Ia pun memikirkan bagaimana caranya agar masalah tersebut bisa diatasi dan kekeringan warga nggak terjadi lagi. Tahun 1996, “investasi hijau” pun dimulai. Satu demi satu, Mbah Sadiman menanami bukit tersebut dengan pohon beringin. Semua usaha ia lakukan sendiri, termasuk biayanya pun dari kantong sendiri. Hingga saat ini sudah lebih dari 11.000 pohon sudah ditanam. Bukit yang tadinya gersang sudah hijau kembali.

Kini Mbah Sadiman menjadi pahlawan yang selamatkan warga desa dari kekeringan. Tak heran aksinya mendapat penghargaan


air desa tetap mengalir meski kemarau panjang via www.brilio.net
Belasan tahun berlalu, usaha Mbah Sadiman menunjukkan hasilnya belasan ribu pohon yang ditanam kembali menghijaukan bukit dan menciptakan mata air yang bisa mencukup kebutuhan warga. Saat ini, lebih dari 340 keluarga bisa menikmati air pegunungan yang sejuk secara gratis melalui pipa-pipa swadaya. Meski kemarau berkepanjangan, air di desa Geneng tetaplah melimpah.


Atas aksinya ini, Mbah Sadiman mendapatkan penghargaan Apresiasi Dukungan Instan Inspiratif dari BNPB pada 25 Agustus 2019 lalu. Penghargaan ini bernama Reksa Utama Anindha atau Penjaga Bumi Penuh kebijakan. Tak hanya itu, atas sumbangsihnya terhadap lingkungan, Mbah Sadiman juga mendapatkan dukungan serta sumbangan dana dari BRI sebesar 100 juta rupiah.

Tuduhan gila dan alasan mengapa memilih beringin sebagai pohon yang ditanam. Ternyata Mbah Sadiman memang unik orangnya


menerima penghargaan via kumparan.com
Namanya juga usaha baik, ada saja halangannya. Dalam tayangan video CNN  yang mewawancarai Mbah Sadiman di tahun 2016, diceritakan bahwa Mbah Sadiman menyemai bibit jati dan cengkih di halaman rumahnya. Tapi dua ‘tanaman mahal’ ini nggak dipakai sendiri, melainkan untuk ditukar dengan bibit beringin. Dua bibit cengkih ditukar dengan satu bibit beringin untuk kemudian ditanam di bukit.

Karena inilah di awal-awal perjuangannya dulu Mbah Sadiman pernah dianggap kurang waras. Karena, di saat orang menanam tanaman pangan, kenapa malah menanam beringin yang jelas-jelas nggak bisa dijual apalagi dimakan? Selain itu, kenapa juga repot-repot menanami bukit yang dianggap sebagai “tempat setan”?

Tapi kenapa memilih Beringin ya? Alasan Mbah Sadiman unik banget, guys. Selain pohonnya kuat dan bisa menyuplai air serta udara, pohon beringin juga identik dengan “penunggu”. Karenanya, Mbah Sadiman berharap nggak ada orang yang iseng menebang atau merusak pohon beringin yang sudah ia tanam. Wah, keren juga ya idenya si Mbah?


Meski hanya orang desa yang hanya sempat mengenyam pendidikan sampai kelas 1 SMA, cita-cita dan tekad Mba Sadiman sangat tinggi


tekadnya sangat kuat via www.mongabay.co.id
Dituduh gila, harus membagi kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan pupuk untuk pohon-pohonnya, kisah Mbah Sadiman patut dijadikan teladan. Tanpa mengharap balasan selain kemakmuran warga sekitar, Mbah Sadiman hanya berharap kelak investasi hijau yang dia mulai ini ada yang melanjutkan.

Omong-omong, selain membuat dua bukit kembali hijau, Mbah Sadiman juga membuat jalan untuk sampai ke puncak Bukit Gendol lho. Ribuan anak tangga ia buat dalam waktu kurang lebih sebulan. Tujuannya, selain supaya lebih mudah untuk mengontrol pohon-pohonnya, juga supaya anak-anak yang suka main di sana punya jalur yang gampang dilewati. Well, kalau suatu saat nanti bukit ini jadi tempat wisata, semoga jangan ada tangan-tangan jahil yang merusak apa yang sudah diperjuangkan Mbah Sadiman selama puluhan tahun ya.

Di antara masyarakat kerumunan yang pesimistis, Mbah Sadiman adalah manusia langka. Tekatnya tetap bulat meski sendirian


berdiri sendiri via soundofheart.org
Di antara kehidupan modern yang penuh dengan persoalan ini, mungkin kita memang harus menjadi Mbah Sadiman. Kegelisahan dan keinginannya berbuat sesuatu nggak pupus meski nggak ada temannya. Biasanya kita mudah pesimis ketika berdiri sendirian. Dengan alasan “Ah, percuma juga gue peduli kalau yang lainnya bodo amat. Emang gue sendirian, bisa apa?”. Terbukti, Mbah Sadiman bisa melakukan apa yang ia inginkan meski sendirian dengan halang rintang dari mana-mana.

Tidak perlu menunggu ada teman untuk sebuah perubahan baik. Karena kalau tidak dimulai, tidak akan pernah ada yang terjadi


mulai dari diri sendiri via www.pexels.com
Apa yang bisa kita pelajari dari sosok inspiratif ini adalah kemauannya untuk melakukan sesuatu meski hanya sendirian. Hal ini nggak hanya bisa diterapkan untuk bidang lingkungan saja lo, melainkan untuk berbagai masalah lainnya. Perubahan harus dimulai dari hal-hal kecil, termasuk dari diri sendiri. Kita sebagai manusia biasa yang berdiri sendiri memang nggak bisa mengontrol orang lain untuk berpikir dan melakukan hal yang sama dengan kita. Tapi kita punya daya untuk melakukan sesuatu kok, meski sebisanya.

Contoh paling sederhananya adalah soal cyber bully yang mencuat setelah artis Korea, Sulli, yang akhirnya memilih mengakhiri hidupnya sendiri. Tindakan “sendirian” Mbah Sadiman bisa kita terapkan di sini. Kita memang nggak akan bisa meminta semua warganet supaya nggak jahat jempolnya, tapi kita bisa melakukan banyak hal lain seperti menahan diri sendiri agar nggak mudah menghujat, belajar mendengarkan orang lain tanpa nge-judge macam-macam, dan memberikan pelukan pada mereka-mereka yang sedang mengalami momen terberat dalam hidupnya.

Dengan segala upaya yang mampu dilakukannya, Mbah Sadiman membuktikan bahwa ia bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Kepedulian adalah modal utamanya. Semoga kita bisa menjadi Mbah Sadiman – Mbah Sadiman lainnya, ya.

Sumber: hipwee

Senin, 21 Oktober 2019

Kisah Inspiratif: Wisudawan Terbaik ITB 2019, Anak Seorang Sopir

Kisah Inspiratif: Wisudawan Terbaik ITB 2019, Anak Seorang Sopir



Wisudawan Terbaik ITB 2019, Anak Seorang Sopir

“Cing pang bikinkeun pidato, bisi orang tua disuruh sambutan di acara wisuda, alhamdulillah si reza di wisuda tgl 19, comlaude 3,98, si rezana terpilih untuk pidato mewakili wisudawan. orang tuana bisi di titah naik untuk ngomong tapi teu bisa sieun grogi. pangnuliskeun sedikit tong panjang panjang, bikin ucapan terimakasih ka kampus jeung ka pengajar”. 

(Tolong buatkan konsep pidato, kalau-kalau saya diminta memberikan sambutan dalam acara wisuda. Alhamdulillah si Reza diwisuda tanggal 19, Cum Laude 3,98, si Reza terpilih untuk berpidato mewakili wisudawan, orangtua takutnya diminta naik panggung tapi takutnya gak bisa ngomong. Tolong buatkan beberapa kalimat saja, ucapan terima kasih ke kampus dan para pengajar.)

Pesan melalui WA saya terima, sore hari. Membuat mata saya berkaca-kaca.

Bangga campur haru. Betapa tidak? Orang yang mengirim WA tersebut adalah anak bibi. Saya, tahu banget kondisi ekonomi dan keluarganya. Sejak SMP dia sudah menjadi yatim piatu. SMA berjuang sendiri. Sewaktu SMA dia dengan temannya, tengah malam sering mencuri-curi belajar menyetir mobil truk punya temannya. Karena, untuk belajar mengemudi dengan les tidak mempunyai biaya. Dia minta temannya, untuk mengajari mengemudi.

Setelah berkeluarga dan mempunyai 3 orang anak. Berkah keterampilan belajar mengemudi otodidak, dia bekerja sebagai sopir ekspedisi. Beberapa kali pindah perusahaan, bahkan pernah menjadi sopir sebuah travel Bandung – Jakarta. Namun, karena bangkrut travel tersebut. Dia harus menganggur lama dan mencoba melamar menjadi sopir pribadi seorang pengusaha keturunan. Ekonomi keluarganya sangat jauh dari layak. Tapi, berkah kejujuran dan kesabaran akhirnya dia menjadi sopir pribadi pengusaha konveksi di Cimahi sampai sekarang.

Rumahnya sangat sempit beralaskan tanah, bahkan saat disurvey pada waktu anaknya akan mendapatkan bea siswa dari ITB oleh pihak kampus. Mereka sampai menggeleng-gelengkan kepala dan berdecak kagum. Orangtua calon mahasiswa yang akan diberi bea siswa, benar-benar dari keluarga tidak mampu. Walaupun begitu, bisa mendidik seorang anak dan lolos ke ITB melalui bidik misi.

Rasanya belum lama sewaktu SMP, saya melihat dia dibonceng motor GL butut Bapaknya. Berkah hasil didikan Bapak-Ibunya yang mengutamakan adab dan karakter dan pengetahuan agama. Anak ini sangat rendah hati, setiap berbicara selalu membungkukkan badannya dan mencium tangan orang yang lebih tua. Bersekolah di pesantren Darul Falah, Cihampelas, Kab. Bandung Barat. Sebelumnya dia bersekolah di sebuah pesantren modern, karena cerdas dia mendapatkan bea siswa di sekolah tersebut. Namun dia pindah sekolah, karena tidak suka orangtuanya dikecewakan dan dibuat menangis oleh sekolah pertamanya.

Keadaan ekonomi yang serba kekurangan, karena pekerjaan hanya seorang sopir. Serba susah dalam segala hal, tidak menjadikan dia dan istrinya gagal dalam mendidik anak-anaknya. Kakaknya Reza, Firman bahkan menjadi guru honorer di salah satu sakola swasta. Tidak jarang, honor Firman yang tidak seberapa. Harus diberikan ke Reza. “Buat biaya kuliah Reza aja, dia lebih membutuhkan daripada saya!” kata Firman kepada Ibunya, Bi Ika. Reza dan Firman harus berpuasa Senin-Kamis untuk mengurangi biaya makan. Mereka juga, membuka les belajar matematika dan fisika di rumahnya yang kecil. Untuk nambah-nambah biaya kuliah. Anak-anak yang mengikuti les di Reza sangat kerasan, karena dia mengajar dengan sabar dan gampang dimengerti.

Kemana-mana sering saya lihat, dia selalu membawa buku bacaan. Daripada mengobrol dengan teman sebayanya, dia lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca buku. Pernah satu kali dia mencoba memecahkan satu soal matematika yang rumit. Dia tidak mau berhenti, terus mencari pemecahan soal yang sulit itu. Dia cari rumusnya dan dia pecahkan dengan caranya sendiri sampai ketemu. Reza pintar mengaji, setiap ada acara keluarga pasti dia membacakan Al Quran sebelum acara dimulai.

Disuruh Pulang Sendiri dan Diancam Tidak Naik Kelas

“Urang mah pernah nyeri hate euy, basa Reza keur SMA. Abong ka jelema teu boga Reza pernah diancam ku sakolana teu naek kelas.” (Saya pernah sakti hati banget waktu si Reza di SMA. Mungkin karena kami orang gak punya).

“Kenapa sampai diancam gak naik kelas Mang?” Tanya saya.

“Sebabnya si Reza kan lolos seleksi olimpiade tingkat Asia di Surya Institut BSD. Si Reza, keukeuh pingin ikutan olimpiade membawa nama sekolah. Tapi sekolahnya gak mau menjamin si Reza naik kelas. Waktu itu kelas 2. Diancam tidak nak kelas karena di BSD harus ikut karantina selama satu bulan,” Mang Wawan menjelaskan

“Terus?” Tanya saya, penasaran.

“Si Reza merasa kecewa banget dan sakit hati. Sekolah yang ingin diwakili nama baiknya, malah balik mengancam dia. Dia berangkat, ikut karantina di BSD. Namun, karena sikap sekolahnya yang tidak mendukung. Si Reza tidak bisa konsentrasi. Dalam Olimpiade Tingkat Asia dia hanya mendapat peringkat ke-9 dari seratus peserta dari seluruh Indonesia. Pulang dari tempat lomba, sekolahnya tidak mau menjemput. Terpaksa dia pulang sendiri dengan uang seadanya. Sampai di rumah dia menangis dalam pelukan ibunya. Sakit hati oleh perlakuan sekolahnya!” Mang Wawan, terhenti kalimatnya. Matanya berkaca-kaca, air mata keluar dari sudut matanya. Mata saya ikut basah.

"Keesokan harinya, diantar oleh ibunya dia minta pindah dari sekolah tersebut. Untunglah pesantren Darul Falah, yang juga memiliki SMA di Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat bersedia menerimanya. Bahkan, si Reza diberi bea siswa, seragam, peralatan sekolah. Pokoknya gratis semua. Gak bayar sepeser pun. Alhamdulillah, masih tahun yang sama mewakili SMA Darul Falah, ikut Olimpiade Sains tingkat Nasional (OSN). Si Reja berhasil meraih juara ke-1 tingkat Kabupaten, juara ke-1 tingkat Propinsi dan juara ke-2 tingkat Nasional di NTB. Pokokny saya merasa sangat bersyukur dan bangga dengan si Reza!” Mang Wawan berbicara panjang lebar.

Masuk di ITB

Lulus dari SMA, Reza mendaftar ke ITB melalui program Bidik Misi. Lulus, tanpa syarat. Bahkan, saat disurvey ke rumahnya. Tim surveyor hanya bisa menggelengkan kepala. Rumah kecil dengan kondisi lantai setengah tanah. Di depan rumah, motor GL butut berwarna hitam kusam teronggok, untuk menemani Mang Wawan berangkat kerja.

Selama di ITB, Reza setiap semester dipastikan menjadi juara dan membuktikan dia mahasiwa unggulan. Bahkan tahun 2018, dia terpilih mengikuti program KAIST di Korea. Piagam dan sertifikat memenuhi dinding kuning kusam rumah Mang Wawan gelap dan lembab.

Mungkin karena kecerdasan dan prestasinya, oleh dosen seringkali Reza dibawa ke proyek penelitian di seluruh Indonesia. Malah beberapa kali mewakili ITB mengikuti seminar, pelatihan dan penelitian.

Terbukti bukan kaya miskinnya seseorang, bukant tingginya jabatan yang menjadikan baik buruknya seseorang. Mang Wawan dan istrinya Bi Ika yang keduanya hanya lulusan SMA dengan ekonomi serba kekurangan. Berhasil mendidik anak-anaknya. Bahkan, Reza, berhasil menjadi wisudawan ITB terbaik 2019. Cum laude dengan IPK 3,98.

Keberhasilan mereka selalu saya jadikan contoh untuk anak-anak. Kalau kita berusaha keras, tanpa lelah, fokus dan tidak melupakan yang Maha Kuasa, Allah SWT. Pasti berhasil.

Selamat untuk Mohamad Reza Nurrahmansemoga tetap istiqomah dan barokah ilmunya. Proud of you son!