OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 15 Februari 2017

10

Inilah Bentuk Kecurangan Pilkada DKI Jakarta Menurut Forum Komunikasi Rakyat

10Berita-Ketua Forum Komunikasi Rakyat Jakarta, Abdul Malik mengatakan, dalam Pilkada serentak ini sudah tercium aroma kecurangan dari terdakwa penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

“Dalam talkshow kami beberapa waktu lalu berjudul “Selamatkan Jakarta Dari Kecurangan Pilkada”, memang tanda-tanda kecurangan itu sudah jelas sekali, dan sangat sistematis,” ujarnya dalam konferensi pers bersama Forum Umat Islam, di Sofyan Hotel, Jakarta, Selasa (14/02).

Ia menyebut, bahwa contoh nyata adalah masuknya KTP Palsu yang menurutnya lebih dari 500 ribu. Ia menyebut, data itu ia peroleh dari bea cukai. Mendagri pun disebutnya sudah mengakui hal itu.

“Mendagri mengaku KTP itu untuk kepentingan bisnis, ini kan aneh sekali, padahal kalau di Indonesia, jika seseorang sudah memiliki KTP itu bisa melakukan apapun, karena sudah tercatat sebagai warga negara Indonesia” terangnya.

Malik menjelaskan, seharusnya untuk menjadi warga negara Indonesia, minimal harus berdiam diri di Indonesia selama 5 tahun.

“Kecurangan tersebut terbilang sistematis karena Gubernur Ahok bilang, untuk membuat KTP tidak harus ada pengantar dari pengurus RT-RW, cukup langsung ke Kelurahan, tapi ini tidak ditindak lanjuti oleh penegak hukum, kami nilai kecurangan sudah dimulai,” tegasnya.

Bahkan, menurutnya, ketika Ahok menjadi gubernur lagi, sedangkan UU mengharuskannya diberhentikan sementara, adalah langkah kecurangan sistematis lainnya.

“Dengan Ahok menjadi gubernur lagi, di sini ada dugaan keras terjadinya kecurangan, karena dia bisa mengkonsolidasi pemerintahan mulai dari provinsi sampai kelurahan. TPS yang tersebar, dan kotak suara yang masuk kan dibawa ke kecamatan, dan seluruh petugasnya dari kecamatan, siapa yang menjamin tidak adanya kecurangan, dan akan aman, saya mencurigai disitu terjadi kecurangan,” tegasnya.

Selanjutnya, ia menilai bahwa himbauan Kapolda Metro Jaya agar masyarakat tidak melakukan monitoring terhadap TPS kurang tepat.

“Ada yang kurang etis disampaikan oleh kapolda, bahwa masyarakat nggak boleh mengawasi hal itu, ini aneh, bahkan mestinya masyarakat mengawasi, jika nantinya ada yang ganjal dalam pemilihan kepala daerah ini,” tutupnya.

Sumber: kiblat

Related Posts:

  • Akrobat KPK: Kasus Sumber Waras "Tidak Ada Niat Jahat", Kasus e-KTP "Tidak Berperan Aktif" 10Berita- KPK kembali membuat maklumat yang mungkin’aneh’ didalam kamus pemberantasan korupsi, setelah dulu dengan t… Read More
  • LBH Jakarta: Buruknya Budaya Kepolisian, Kejar Pengakuan Melalui Penyiksaan 10Berita-JAKARTA – Nyaris 20 tahun Indonesia sudah meratifikasi Konvensi anti penyiksaan. namun praktik penyiksaan masih saja terjadi. Masih segar da… Read More
  • Terindikasi Ada Kecurangan pada Pemilu AS, FBI Selidiki Intervensi Rusia10Berita-WASHINGTON – FBI sedang menyelidiki intervensi Rusia dalam pemilihan presiden AS tahun lalu, serta menyelidiki setiap hubungan antara Moskow dan… Read More
  • KETIKA NAJWA TAK BERDAYA 10Berita-Selain menjadi acara diskusi, program Mata Najwa juga dikenal sebagian kalangan sebagai ajang pembantaian terhadap narasumber. Pembicara yang hadir kerap tak berkutik dan dipermalukan saat d… Read More
  • Awas Curang Lagi, 28.853 NIK dan KK Palsu Tersebar di Jakbar 10Berita –  Tim Pemenangan Anies-Sandi menyoroti banyaknya daftar pemilih bermasalah pada putaran pertama Pilgub DKI 15 Februari lalu. Wakil Ketua Tim P… Read More