Andai Gibran Kalah Lawan Kotak Kosong di Pilkada Solo, Bisa Bikin Malu Tapi Juga Untungkan Jokowi
Gibran Rakabuming Raka menyambangi kediaman Ketua Umum PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar No.27, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2019) siang. - Tribunnews.com/Danang Triatmojo
TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
10Berita, SOLO - Melenggangnya Gibran Rakabuming Raka dalam kontestasi Pilkada Solo 2020 membuat potensi melawan kotak kosong mencuat.
Pasalnya, poros koalisi partai oposisi sudah tidak ada lagi taringnya dalam pesta lima tahunan itu.
Partai-partai yang biasanya mengisi gerbong poros koalisi itu sudah rontok satu per satu.
Mereka telah memilih merapat kepada Gibran putra Presiden Jokowi, sebut saja PAN, Gerindra, Gokar, PSI hingga Demokrat.
Kini, hanya menyisakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam gerbong tersebut yang memiliki kursi parlemen sebanyak 5 kursi.
Jumlah itupun belum cukup untuk mengusung sendiri calon dalam Pilkada Solo 2020.
PKS masih membutuhkan 4 kursi lagi supaya bisa menaruh lakonnya untuk berlaga.
Kondisi itu bisa saja menjadi buah simalakama bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tak lain merupakan bapak Gibran.
Pasalnya, Gibran berpeluang melawan kotak kosong dalam Pilkada Solo 2020.
Menang ataupun kalah itu akan mempengaruhi citra Jokowi kedepannya.
Seperti yang dikemukakan Analis Politik Voxpol, Pangi Syarwi Chaniago dalam acara Overview Obrolan Virtual Gibran vs Kotak Kosong?
"Ini fenomena yang menarik, presiden sedang berkuasa dan anaknya beliau Gibran bertarung," kata Pangi saat jadi narasumber Kamis (23/7/2020).
"Misalnya kemungkinan menang, sentimen-sentimen bisa muncul, kalau Gibran kalah bagaimana, mau ditaruh mana wibawa atau citra presiden," tambahnya.
Pangi menilai Jokowi masih bisa menyelamatkan wibawanya.
Adanya lawan tanding untuk Gibran menjadi satu caranya.
"Menyelamatkan citra presiden, dan mestinya tidak terlihat cacat demokrasi, harus ada lawan tanding," ujar Pangi.
"Meski tidak sebanding yang jelas tidak melawan kotak kosong," tambahnya.
Pangi menyadari peluang kotak kosong bukan sepenuhnya salah Jokowi ataupun Gibran.
"Presiden tidak juga mendesain lawan kotak kosong atau PDI Solo juga tidak mendesain itu," ucap Pangi
"Itu secara alamiah, mental orang sudah down dulu, mereka tidak siap bertanding melawan Gibran," jelasnya.
Di samping itu, Pangi menyebut lawan kotak kosong masih bisa menguntungkan bagi Jokowi.
Itupun dengan catatan tidak ada intervensi dalam tahapan Pilkada Solo 2020.
Instansi-instansi yang terlibatpun, sebut saja KPU dan Bawaslu, harus menjaga netralitasnya dan tidak berusaha mencari muka.
"Bisa saja Gibran kalah dengan kotak kosong, itu tidak merusak citra presiden, itu menunjukkan presiden tidak ikut campur, tidak ada intervensi," tandasnya. (*)
Sumber:TribunSolo.com