Terlihat Awan Bertuliskan Lafaz Allah Saat Aksi 212 Pagi Ini
10Berita - Berikut Fotonya:
Sumber : Konten Islam
Terlihat Awan Bertuliskan Lafaz Allah Saat Aksi 212 Pagi Ini
10Berita - Berikut Fotonya:
Sumber : Konten Islam
MasyaAllah, Muncul Luapan Air Menyerupai Danau di Gunungkidul
10Berita - Puluhan hektare lahan di Dusun Wediwutah, Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, Gunungkidul tergenang air. Warga menduga luapan air ini yang bentuknya menyerupai danau ini berasal dari sungai bawah tanah yang naik ke permukaan.
"Saya yakin luapan air ini berasal dari sungai bawah tanah yang airnya meluap ke permukaan," kata Dukuh Wediwutah, Diarto kepada wartawan, Jumat (1/12/2017).
Diarto menerangkan, luapan air ini mulai terbentuk, Kamis (30/11). Luapan air tersebut menggenangi sekitar 30 hektare lahan warga yang ditanami padi dan tanaman palawija ini.
"Sebagian besar yang tergenang adalah lahan pertanian, ketinggiannya (genangan) sekitar 20 meter. Alhamdulillah sampai saat ini (luapan air) belum sampai ke permukiman warga," jelasnya.
Kepala BBWSO, Tri Bayu Aji menjelaskan, pihaknya belum menganalisis lebih jauh fenomena luapan air ini. Pihaknya juga belum berani menyimpulkan apakah luapan ini berasal dari sungai bawah tanah.
"Kami belum tahu apalah (luapan air) berasal dari Bribin (bendungan sungai bawah tanah) karena kalau kami lihat di peta lokasi luapan itu bukan merupakan jalurnya Bribin," ungkapnya.
Sumber : opinibangsa.id
Wiranto: Ahok Sudah Ditahan, Untuk Apa Gelar Reuni 212?! INI Jawaban MENOHOK Suryo Prabowo
10Berita - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menilai rencana aksi reuni 212 yang akan digelar di Silang Monas tidak perlu dilakukan.
"Jangan lagi diganggu dengan usaha-usaha seperti ini yang tujuannya saya belum tahu," ujar Wiranto usai menjadi pembicara di Sesko TNI, Jalan Martanegara, Kota Bandung, Rabu, 29 November 2017.
Menurut Wiranto, aksi 212 dan beberapa aksi lanjutannya merupakan gerakan spontanitas yang bertujuan menuntut mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait kasus dugaan penistaan agama. Ahok saat ini telah menerima vonis hukuman terkait kasus tersebut.
"Kalau aksi 212, 411 itukan gerakan situasional menghadapi kondisi saat itu dan sekarang selesai. Dan sekarang (Ahok) sudah di tahanan, masuk ke penjara. Lalu apalagi?" ucap mantan Ketua Umum Partai Hanura itu.
Sumber: Liputan6
-------
Menjawab pertanyaan itu, Letjen (Purn) Suryo Prabowo yang kebetulan beragama Katolik, segera bertanya balik dengan sebuah pertanyaan menohok melalui akun twitternya @marierteman.
"yang bener itu .....
ahok itu ditahan atau dipenjara sih ? @PolhukamRI
@Kemenkumham_RI," kicaunya.
— J.S. Prabowo (@marierteman) November 30, 2017
Wajar bila Letjen Suryo Prabowo bertanya demikian. Pasalnya sampai detik ini, Ahok diketahui secara luas berada di Rumah Tahanan milik Brimob di kawasan Kelapa Dua, Depok, bukan di Lembag Pemasyarakatan (Lapas) sebagaimana mestinya seorang terpidana.
Meski kerap dikabarkan dikunjungi oleh beberapa tokoh dan politisi, namun tak sekalipun foto keberadaan Ahok di Rutan Mako Brimob pernah ditunjukkan ke publik.
Sumber : PORTAL-ISLAM.ID
Sudah Terkenal, Ustaz Abdul Somad Tolak Dikontrak TV dengan Bayaran Fantastis, Ini Alasannya
10Berita - Tak bisa dipungkiri, sejumlah dai atau penceramah di Indonesia jadi kondang karena televisi.
Melalui televisi, mereka mengisi program Islami hingga populer, atau bahkan tersandung masalah hingga sisi kehidupan pribadinya diulas habis layaknya seorang selebriti.
Melalui televisi pula, lahirlah sejumlah ustadz seleb.
Jika sejumlah ustadz senang tampil melalui televisi karena mengisi program, lain halnya dengan Ustadz Abdul Somad, dai yang kini sedang populer di kalangan warganet Indonesia.
Di tengah naiknya popularitas dia, belum ada satu pun stasiun televisi di Indonesia mengontrak Ustadz Somad untuk mengisi program siarannya.
Sepertinya, Ustadz Somad belum tampil di televisi, bukan karena belum ada yang mau mengontrak dia.
Namun, berdasarkan pengakuannya, dosen perguruan tinggi Islam negeri tersebut memang menolak tampil di televisi.
"Insya Allah, saya tak masuk tivi. Ustadz Abdul Somad akan kami kontrak sekian episode. Aku tak mau kontrak, nanti saya jadi lelaki kontrakan," kata Ustadz Somad pada sebuah kesempatan ceramah.
Ustadz Somad menyampaikan hal tersebut ketika dia ditanya melalui selembar kertas.
Lanjut, "Kalau kebetulan saya ke Jakarta, kalian mau ajak saya (ceramah) subuh karena subuh kosong, kalian jemput saya ke hotel, oke."
Ustadz Somad mengaku enggan dikontrak stasiun televisi karena dirinya tak suka diatur-atur dalam ceramah. Terlebih lagi harus di-makeup pihak tertentu.
"Tapi, kalau saya dikontrak, pakai pakaian begini, harus di-makeup oleh bencong, nanti tangannya harus begini, begini, aku tak bisa dibuat-buat gayanya. Kalau kalian mau ikut gayaku, ikut aku. Tak mau? Ya, usah. cari yang lain," kata Ustadz Somad yang direkam dan videonya diunggah melalui YouTube.
Ustadz Somad kini populer karena ceramahnya disebar melalui media sosial.
Ketika sebagian dai memilih televisi, dia justu memanfaatkan kekuatan media sosial.
Sumber : tribunnews.com
Diundang Reunian 212, Lieus: Ternyata Aktivis Islam Tidak Melupakan Saya
Umat Islam akan menggelar acara reuni mengenang aksi Bela Islam 212 di lapangan Monas, Jakarta, Sabtu (2/12).
10Berita - Salah seorang tokoh non muslim yang diundang untuk ikut berpartisipasi adalah Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak), Lieus Sungkharisma.
Lieus yang memang terlibat aktif dalam setiap aksi bela Islam setahun lalu, kepada wartawan mengaku senang atas undangan tersebut.
"Ternyata para aktivis Islam tidak melupakan saya," katanya. Dan sebagai balasannya, diapun berjanji akan hadir dalam acara reuni 212 tersebut.
Ditambahkannya, secara pribadi dia sangat apresiatif dengan apa yang dilakukan para tokoh Islam dengan mengadakan reuni 212 ini.
Sebab, katanya, reuni ini pastilah bukan sekedar untuk mengenang aksi bela Islam yang mereka lakukan setahun lalu, tapi lebih sebagai wujud untuk semakin memperkokoh persatuan antar umat Islam di Indonesia dan antar umat Islam dengan umat beragama lainnya.
Karena itulah Lieus sangat menyayangkan bila ada tokoh umat Islam yang justru mengkritik dan tidak setuju dengan kegiatan tersebut.
"Saya kira reuni ini adalah kegiatan yang baik. Apalagi jika dengan reuni ini nantinya bisa dihasilkan suatu program yang lebih bermanfaat bagi bangsa dan negara," katanya.
Seperti diketahui, Lieus memang dikenal sebagai tokoh non muslim yang aktif terlibat dalam setiap Aksi Bela Islam terkait penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta kala itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Namun, katanya, keterlibatannya kala itu lebih sebagai wujud dari partisipasinya sebagai warga negara demi menjaga keberagaman dan kebhinnekaan Indonesia.
"Waktu itu saya hanya ingin menegaskan sikap saya bahwa tidak boleh ada seorang pun di negeri ini, siapa pun dia, yang dapat seenaknya melecehkan dan menistakan agama orang lain. Karena itulah saya mendukung aksi tersebut," katanya.
Itu juga sebabnya, kata Lieus, dia sangat tidak sependapat bila ada tokoh masyarakat yang melontarkan pernyataan seakan-akan mengecilkan makna dari reuni para aktivis Bela Islam 212.
"Sebab siapapun tahu, berkat aksi 212 itulah kita bisa melihat bagaimana kuatnya persatuan umat Islam di Indonesia. Dari aksi itu pula kita bisa memahami betapa umat Islam Indonesia sesungguhnya sangat besar kecintaannya pada bangsa dan negara ini," katanya.
Lihat saja, katanya lagi, meski diikuti jutaan umat, aksi itu berjalan damai dan tidak ada satu pohon pun di Jakarta yang rusak.
Selain itu, tambah Lieus, dengan kehadirannya pada acara reuni 212 besok, ia ingin menunjukkan betapa sesungguhnya tidak ada problem antar umat beragama di Indonesia.
"Penerimaan umat Islam pada kehadiran saya membuktikan bahwa umat Islam bukanlah umat yang menolak penganut agama lain. Setahun lalu, mereka bahkan menyambut hangat kehadiran saya dan kawan-kawan yang berbeda agama," ujarnya.
Hal itu, tambah Lieus, menunjukkan tidak ada persoalan antar umat beragama di Indonesia[www.tribunislam.com]
Sumber : opinibangsa.id
Merinding... Alumni 212 Laksanakan Qiyamul Lail, Suasana Monas seperti Wukuf di Arafah
Situasi lapangan Silang Monas, Jumat (1/12/17) membuat bulu kuduk merinding. Ribuan umat Islam memadati setiap sudut tempat, berbaju putih. Pada diniharinya, mereka melaksanakan qiyamul lail. Pemandangannya mirip seperti jamaah haji sedang wukuf di Padang Arafah.
Berikut foto-foto suasana di lokasi.
Sumber : Wajada
INDEF Ungkap FAKTA MIRIS di Balik Gembar Gembor Proyek Infrastruktur Pemerintah RI
10Berita - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai upaya pemerintah untuk menggenjot pembangunan infrastruktur dalam tiga tahun terakhir belum menunjukkan perkembangan dan memberikan dampak yang signifikan.
Direktur Eksekutif Indef, Enny Sri Hartati dalam seminar nasional "Stabilitas Tanpa Akselerasi" di Jakarta, Rabu, 29 November 2017 mencatat beberapa anomali terkait pembangunan infrastruktur yang selama ini begitu digembar-gemborkan pemerintah.
Enny mengatakan, pembangunan fisik infrastruktur sendiri nyatanya masih belum menunjukkan progres yang berarti. Dari total 247 proyek strategis nasional, sampai 2017 hanya sembilan persen atau 22 proyek yang dinyatakan selesai. Sedangkan yang masih dalam tahap perencanaan atau persiapan mencapai angka 36 persen atau 88 proyek.
"Artinya selama ini proyek infrastruktur dapat dikatakan mengalami stagnansi," ujar Enny.
Selain itu, indikasi anomali dari pembangunan proyek infrastruktur yaitu penyerapan tenaga kerja dan upah buruh bangunan yang justru menurun. Dengan semakin meningkatnya infrastruktur, idealnya penyerapan tenaga kerja harusnya juga ikut naik.
Ia menuturkan, memang dampak infrastruktur baru bisa sepenuhnya dirasakan pada jangka panjang, namun seharusnya dalam jangka pendek manfaat tersebut sudah mulai terlihat seperti meningkatnya penyerapan tenaga kerja terutama tenaga kerja sektor konstruksi.
"Memang ada time-lag, pembangunan infrastruktur tidak serta merta hasilnya dapat dinikmati dalam jangka waktu dekat, tapi minimal ada akselerasinya," kata Enny.
Penyerapan tenaga kerja di sektor industri pada 2015 mencapai 7,72 juta jiwa atau sekitar 6,39 persen. Pada 2016, sektor konstruksi mencatatkan angka penyerapan tenaga kerja 7,71 juta orang atau turun 0,01 juta jiwa.
Pada 2017 menyerap 7,16 juta orang. Artinya, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir tenaga kerja di sektor ini justru menyusut sekitar 0,56 juta orang.
Begitu pula dengan upah riil buruh bangunan yang nyatanya menurun. Upah riil adalah upah nominal dikurangi dengan tingkat inflasi. Pada September 2015, upah riil harian buruh bangunan mencapai Rp 66.158, lalu pada dua tahun berikutnya turun menjadi Rp 65.768 pada 2016 dan Rp 64.867 pada 2017.
--------
Apa artinya? Secara singkat bisa dikatakan bahwa pembangunan infrastruktur masih lebih berupa wacana yang realisasinya justru tidak membawa manfaat bagi pembangunan sumber daya manusia.
Lowongan pekerjaan yang semestinya tersedia, justru terisi oleh TKA, salah satunya dari China.
Sumber : Portal-islam.id
Rasulullah SAW, Teladan Akhlak yang Pencinta Ilmu
10Berita , Islam sejak mula merupakan agama yang melihat pentingnya kedudukan akhlak bersamaan dengan ilmu. Fungsi keduanya tidak dapat dipisahkan dalam membentuk masyarakat Muslim yang ideal.
Akhlak yang baik (akhlaq al-karimah) merupakan prasyarat mutlak yang menentukan derajat seseorang. Akhlak berkaitan dengan soal bagaimana seseorang menuntut ilmu-ilmu dan menerapkannya dalam kehidupan. Seorang Muslim yang baik mencintai ilmu tanpa harus bersikap sombong lantaran telah merasa lebih mengetahui. Dalam konteks inilah, sosok Rasulullah SAW dapat dipandang sebagai figur yang paripurna.
Dalam artikelnya pada Jurnal Ijtimaiyya (Februari, 2014), Deden Makbuloh menulis bahwa Rasulullah SAW telah mencapai puncak keilmuan. Sebagai utusan Allah, Beliau mengetahui hukum Alquran sampai sedetail-detailnya kemudian menyampaikan serta menjelaskannya kepada manusia. Oleh karena itu, Rasulullah SAW merupakan teladan sekaligus sumber rujukan utama dan pertama bagi segenap kaum Muslimin, baik yang hidup sezaman dengannya maupun generasi-generasi kemudian.
Dalam sebuah hadis riwayat at-Thabrani, Nabi Muhammad SAW mengimbau segenap kaum Muslim, "Jadilah engkau orang yang berilmu atau orang yang belajar, atau orang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang yang mencintai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima, maka kamu akan binasa".
Sebagai sumber ilmu-ilmu agama Islam, Rasulullah SAW menumbuhkan dan mengembangkan sunnah sebagai referensi bagi kehidupan umat manusia hingga akhir zaman. Rasulullah SAW mendidik umatnya melalui sunnah agar mereka selamat di dunia dan akhirat.
Sebagai pendidik, papar Makbuloh, Nabi Muhammad SAW menerapkan sejumlah prinsip yang dapat ditiru oleh orang-orang saat ini. Pertama, kemudahan akses. Rasulullah SAW hidup berbaur dengan umatnya, baik di Makkah, Madinah, atau di daerah manapun yang sempat disinggahi Beliau. Dalam memberikan pengajaran, Rasulullah SAW tidak menempatkan hijab antara diri beliau dan para sahabat.
Nabi SAW juga tidak pernah menghalangi seseorang dari menjumpai Beliau hanya lantaran status sosialnya. Malahan, Rasulullah SAW memilih tempat-tempat yang strategis sebagai lokasi majelis ilmu. Makbuloh mencontohkan, Rasulullah SAW sempat memakai rumah seorang sahabatnya, al-Arqam, sebagai tempatnya mengajarkan Alquran ketika di Makkah.
Saat itu, Islam masih disebarluaskan dengan cara sembunyi-sembunyi demi menghindari konflik terbuka dengan kaum musyrik. Tidak jarang pula rumah Nabi Muhammad SAW sendiri yang menjadi lokasi majelis. Ketika Islam mulai kukuh, utamanya selama di Madinah, masjid menjadi lokasi yang lebih kerap dipilih Nabi SAW sebagai tempatnya mengajarkan Alquran serta menyampaikan pesan-pesan. Biasanya, kegiatan ini dimulai setelah pelaksanaan shalat berjamaah.
Kedua, keanekaan peran. Kadangkala, Rasulullah SAW tidak cukup hanya berperan an sich sebagai pendidik. Seringpula, beliau menjalankan fungsi selaku hakim, pemberi saran, atau pemimpin yang memberikan instruksi. Ini semua bergantung pada konteks keadaan dan persoalan yang sampai kepadanya.
Seturut dengan itu adalah prinsip ketiga, yakni efektivitas. Rasulullah SAW selalu peka terhadap kapasitas lawan bicaranya. Beliau berbicara dengan memerhatikan kadar kemampuan akal mereka. Sebab, tiap orang memiliki tingkat pengetahuan dan konteks yang berbeda-beda. Dengan memerhatikan hal itu, penyampaian ilmu atau pesan-pesan tidak akan menimbulkan kesalahpahaman.
Makbuloh menjelaskan, Rasulullah SAW selalu mempertimbangkan perbedaan kadar tiap lawan bicaranya.Kepada orang yang dinilai cerdas, beliau cukup menggunakan isyarat. Adapun dengan orang yang daya tangkapnya terbatas, maka Beliau menjelaskan dengan contoh-contoh yang lebih konkret.
Sebagai contoh, tulis Makbuloh, adalah sebuah hadits riwayat dari Abu Hurairah: Seorang laki-laki dari Bani Fazarah datang kepada Nabi SAW, kemudian berkata: Istriku melahirkan seorang anak yang berkulit hitam dan aku tidak mengakui anak itu. Rasulullah SAW bertanya: Engkau mempunyai unta? Ia menjawab: Ya. Beliau bertanya lagi: apa warna kulit untamu itu? Ia menjawab: Merah. Beliau bertanya: Apakah pada kulitnya terdapat warna kelabu hitam-hitam? Ia menjawab: Ya. Beliau bertanya lagi: Dari mana warna itu? Ia menjawab: Mungkin warna itu berasal dari keturunannya. Maka beliau berkata: Inipun (anak lelaki Bani Fazarah itu --Red) mungkin saja berasal dari keturunannya.
Rasulullah SAW juga selalu hati-hati dalam menentukan sikap. Bila suatu kejadian belum mendapatkan hukumnya berdasarkan firman Allah, maka Beliau lebih memilih diam hingga mendapatkan petunjuk dari-Nya. Bila sudah ada hukumnya, maka penerapan yang paling mudah dan sesuai itulah yang dipilih Beliau. Dalam sebuah hadis yang terhimpun Musnad Imam Ahmad, Rasulullah SAW bersabda, "Ajarkanlah, permudahlah dan jangan mempersulit".
Keempat, kesabaran. Hal ini terutama berkaitan dengan cara Alquran diturunkan Allah kepada Nabi SAW melalui Malaikat Jibril. Kitab Suci ini sampai secara berangsur-angsur, tidak seketika utuh. Oleh karena itu, Rasulullah SAW mengajarkan Alquran dan menerapkannya seiring dengan tahapan-tahapan turunnya Alquran itu. Proses pengajaran ini memerlukan waktu yang panjang dan daya juang yang tinggi.
Kelima, hubungan yang erat. Meskipun berkedudukan amat mulia, baik di tengah umat manusia maupun di hadapan Allah, Rasulullah SAW menyukai kerendahan hati. Sebab, itulah kunci untuk menjalin komunikasi dan relasi yang baik dengan siapapun. Dengan demikian, pengajaran ilmu pengetahuan akan lebih diterima dengan simpati dan mendapatkan khalayak yang semakin luas.
Keenam, menghindari kecenderungan monoton. Adalah wajar bagi seseorang untuk bosan dalam menghadapi rutinitas. Oleh karena itu, Rasulullah SAW membuat pengajarannya secara variatif. Selain untuk mengelak dari kebosanan, cara ini juga berfungsi membuat para pendengarnya lebih terkesan. Makbuloh mengutip hadis riwayat Ibnu Masud: Nabi SAW memilih hari-hari tertentu untuk menyampaikan mauidzah kepada kami karena beliau khawatir kami merasa bosan.
Segenap prinsip pengajaran itu dapat bermuara pada fungsi akhlak di tengah manusia. Betapa pentingnya persoalan akhlak ini di atas ilmu. Sekalipun, umpamanya, yang disampaikan seseorang itu hanyalah ilmu sains murni tetapi cara pengajarannya dengan akhlak, maka itu lebih bernilai islami karena sesuai dengan keteladanan Rasulullah SAW. Apatah dengan pengajaran ilmu-ilmu agama.
Oleh karena itu, cakrawala keilmuan seorang ulama hendaknya berbanding lurus dengan keluhuran budi pekerti yang bersangkutan di tengah masyarakat. Bila tidak demikian, ulama tersebut dapat dikatakan belum utuh mengikuti akhlak Rasulullah SAW.
Sumber : Republika.co.id
Qiyamul Lail Berjamaah Awali Rangkaian Acara Reuni 212
10Berita - JAKARTA – Acara Reuni Akbar Alumni 212 dibuka dengan Shalat Qiyamullail Berjamaah di Monumen Nasional, Sabtu (2/12/2017) pukul 03.30 WIB.
Pantauan Jurnalislam.com, shalat diimami oleh pimpinan Ponpes Arrafah Bogor, KH Muhammad Nassir Zein, M.A. Sejumlah tokoh seperti Prof. Dr. Amien Rais, KH Muhammad Al Khaththath, Ustadz Abu Jibril, dll terlihat bermakmum di atas panggung.
Ratusan ribu jamaah terlihat khusyu mengikuti shalat malam berjamaah pertama yang dilakukan di ruang terbuka ini. Setelah itu, seorang muadzin mengumandangkan azan subuh.
Sejak pukul 02.00 dini hari, iring-iringan peserta terus berdatangan mamadati kawasan Monas dan sekitarnya.
Sumber : Jurnalislam.com