09
Maha Benar KPK dengan Segala Aksinya

Keberadaan KPK memang sangat dibutuhkan di sebuah negara dimana Korupsi menjadi sebuah penyakit bangsa yang tiada pernah habisnya
Namun seiring berjalannya waktu, KPK berada dalam posisi dilematis politis akibat proses keterpilihan pimpinannya yang tak lebih produk politik kepentingan, hingga akhirnya membuat KPK tak lebih menjadi ‘senjata’ bagi sebuah kekuatan politik atau sejumlah kepentingan
KPK Masih dijadikan Tempat POLITIK SALING SANDERA
Memberikan tekanan secara politik kepada satu kekuataan dengan ‘menggunakan’ KPK hingga akhirnya politik saling sandera pun terjadi, publik selalu ingat bagaimana KPK memperlakukan kasus kasus besar seperti BLBI, Century dan Hambalang sesuai dengan kebutuhannya
Kebutuhannya dalam rangka ‘tekanan’ politik saling sandera dari satu kekuatan politik kepada kekuatan politik lainnya atau lebih dikenal dengan aksi pesanan
Hingga akhirnya publik melihat ada aksi tebang pilih dalam pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK selama ini
Politik Tebang Pilih Masih Dilakukan Oleh KPK
Menjadikan lembaga anti korupsi yang bebas dari kepentingan dan intervensi politik adalah sebuah cita cita mulai pembentukan lembaga bernama KPK
Namun, dilematis kekuasaan dan tekanan kekuasaan masih membuat KPK melakukan politik tebang pilihnya, ingatan tentang kasus kasus yang melibatkan lingkaran satu kekuasaan
Seperti Kasus Bus TransJakarta, kasus lahan rumah sakit sumber waras, kasus proyek reklamasi, semua seolah berakhir pada titik pelaku yang jauh dari pelaku yang melakukan kebijakan dan pengambil keputusan yang membuat kasus tersebut bisa terjadi
KPK seolah tidak mau menyentuh aktor aktor intelektual yang secara fakta pengadilan dikatakan dan sering disebut terlibat secara langsung, KPK seolah memiliki alasan sang aktor adalah orang dalam lingkaran kekuasaan maka sulit untuk disentuh oleh hukum
Sementara Negara ini adalah negara hukum, semua warga negara baik dia seorang presiden sekalipun atau seorang pemulung sekalipun adalah sama dimata hukum
KPK bukan Lembaga Malaikat, yang tidak memiliki kesalahan
Sebagai lembaga yang bukan lembaga politik, harusnya KPK mampu mempsisikan diri sebagai lembaga diatas semua kepentingan politik dan kekuasaan
Tidak ada aksi tebang pilih dan berbau pesanan, KPK bukan lembaga malaikat yang tidak memiliki kesalahan
Apalagi kita bicara mengenai orang per orang yang menjadi pimpinan KPK, semuanya manusia yang juga memiliki kepentingan ditambah latar belakang mereka yang amsih menjadi perwakilan dari lembaga hukum lainnya seperti kepolisian dan kejaksaan agung
Dengan latar belakang mereka sebelumnya yang juga berasal dari lembaga hukum lainnya, tentu juga membawa agenda tersendiri terhadap ‘pola pikir dan aksi’ yang dimiliki KPK
KPK bukan lembaga malaikat artinya bisa salah bertindak apabila selama ini masih melakukan aksi tebang pilih dan beraksi sesuai pesanan semata
Namun, akibat keterbutuhan masyarakat akan lembaga ‘super body’ untuk memberantas korupsi, akhirnya membuat keterbutuhan dan keinginan rakyat tersebut seolah tameng sempurna bagi KPK sendiri
Tameng KPK tidak pernah salah
Sementara semua lupa, KPK adalah lembaga yang juga menjadi incaran dari lembaga lembaga yang dari dahulu dikenal lembaga penuh kebobrokan dalam hal korupsi
Seolah mempercayakan lembaga malaikat dengan isi dari lembaga yang dari dulu dikenal dengan lembaga penuh korupsi, aneh
Dan lebih anehnya, kini pimpinan KPK tidak ada pimpinan yang berasal dari aktivis anti korupsi, semuanya berasal dari lembaga penuh kepentingan dari mantan pejabat pemerintah, BIN, Kepolisian hingga jaksa agung
Sekarang, apakah pantas KPK dijuluki; Maha Benar KPK dengan Segala Aksinya
Adityawarman
Sumber: Lingkarannews
Sumber: Lingkarannews