OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 15 November 2016

07 

Cina Sudah Jajah Indonesia, INDEF Ingatkan Bahaya Kuning



10Berita – Masifnya ekspansi China ke Indonesia baik dari sisi utangan, investasi, dan tenaga kerja dirasa kian mengkhawatirkan dan sudah merupakan bentuk penjajahan. Pasalnya, jika tak diawasi dengan baik, akan berpotensi gagal bayar nantinya, sehingga Indonesia masuk dalam perangkap China.
Menurut pengamat ekonomi INDEF, Bhima Yudhistira Adhinegara, model investasi yang ditawarkan oleh China memang cukup membahayakan. Pasalnya, tak hanya dengan mengirim modal, baik berupa investasi atau utangan, tapi juga sekaligus dengan para pekerjanya.
“Justru mendatangkan para pekerja ini yang cukup sulit. Dan bagaimana pengawasannya? Tentu sangat sulit. Karena tenaga kerja asal China itu bisa menggunakan visa wisata, tapi bisa jadi pekerja,” tandas Bhima saat dihubungi, Senin (14/11).
Makanya, dengan pengawasan yang lemah sangat berpotensi terjadinya penyimpangan. “Siapa yang bisa menjamin, mereka (wisatawan China) tidak bekerja di Indonesia? Makanya konsep kerja sama dengan China itu memang layak dikritisi,” cetus dia.
Dengan model-model China itu, dirinya menyebut sebagai bahaya Serangan Kuning yang berasal dari China itu. “Ini saya sebut Bahaya Serangan Kuning. Makanya, saya sebut ekspansi China ke Indonesia sudah membahayakan,” tandasnya.
Sebelumnya, peneliti Jepang asal Universitas Tsurumi dan Universitas Seigakuin Jepang, Masako Kuranishi, mengingatkan Indonesia agar sangat hati-hati terhadap gerakan China di Asia, terutama di Indonesia.
Dia menyebut, jangan sampai Indonesia salah langkah, kalau tak mau Tanah Air ini berantakan gara-gara ulah China tersebut.
“China itu, punya rencana atau konsep besar sejak Oktober 2013 terhadap Asia, yaitu Maritime Silk Road atau sering dijuluki One Belt One Road. Ide inj dilemparkan oleh Xi Jinping. Secara kasar bisa dikatakan munculnya hegemoni China terhadap negara-negara di Asia,” ujar Masako.
Dalam amatan dia, kalau China sudah menguasai jalur Shinkansen dan sekitarnya, maka akan mudah bagi mereka untuk semakin merealisasikan konsep One Belt One Road tersebut yang akan berlanjut ke negera Asia lain.
Untuk Indonesia, kata dia, realisasi konsep tersebut terlihat dari adanya proyek kereta cepat yang dibiayai oleh China. Proyek ini akan berdampak pengusiran masyarakat sekitar yang dipaksa mengungsi dengan dalih keamanan jalur kereta cepat itu.
Menurutnya, di Indonesia itu dimulai dari penguasaan Shinkansen. Dan tak hanya soal Shinkansen, tetapi daerah yang dilewati dan sekitarnya akan harus dikuasai pihak China walaupun perusahaan patungan 60% Indonesia dan 40% China.
“Sementara China sendiri yakin Indonesia akan kesusahan bayar (utang). Sehingga penguasaan mayoritas perusahaan nanti akan dilakukan China. Demikian pula tenaga kerja yang dikerahkan semua akan diturunkan dari China. Tenaga kerja Indonesia hanya sedikit, dan itu tak penting yang terlibat dalam proyek kereta api cepat tersebut,” tandas dia.(jk/akt)
Sumber: eramuslim

Related Posts:

  • 07 Habib Rizieq dan Ustadz Bachtiar Nasir Kembali Dibidik Dalam Kasus Makar 10Berita-Penyidik Polda Metro Jaya akan memeriksa dua petinggi organisasi masyarakat FPI, Munarman dan Habib Rizieq Syihab, serta Ketua GNPF… Read More
  • 05 Cak Nun Sindir Pidato Megawati Tidak Percaya Akhirat: "Resminya Itu Kafir" 10Berita- Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik saat ulang tahun PDIP ke-44, pada 10 Januari 2017. Dala… Read More
  • 06 Resmi Tersangka, Ade Armando: Saya Tidak Merasa Bersalah Ade Armando (ilustrasi-tempo) 10Berita-Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Ade Armando resmi ditetapkan sebagai tersangka… Read More
  • 04 Cerita Imam Shamsi Ali Soal Rabi Yahudi Pembenci Islam yang Berubah Pikiran 10Berita-JAKARTA -- Imam Masjid Al Hikmah New York Shamsi Ali menceritakan bagaimana pertemuannya dengan seorang rabi Yahudi di sebuah … Read More
  • 03 Koalisi Masyarakat Sipil Desak Pembahasan RUU Anti-Terorisme Secara Terbuka 10Berita-JAKARTA -Panitia Khusus (Pansus) Gabungan Komisi I dan III DPR RI melakukan pembahasan perubahan Undang-Undang nomor 15 tahun 2003 t… Read More