03
Said Aqil sebut Hati Hary Tanoe Tulus Memberikan Bantuan ke Pesantren
By Wira TarunaPosted on
10Berita-Said Aqil Siradj memberikan apresiasi atas langkah Group Chairman & CEO MNC Group, Hary Tanoesoedibjo membuat Yayasan Peduli Pesantren (YPP).
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menilai keputusan Hary Tanoe membuat YPP ini berangkat dari hati yang tulus dan jiwa besar untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi pesantren.
“Ini berangkat dari hati yang tulus dan jiwa yang besar. Tidak pandang apa-apa, ingin memberikan sesuatu pada pesantren,” kata Said Aqil saat ditemui usai peresmian Yayasan Peduli Pesantren di Gedung MNC Financial Center, Jakarta Pusat, Minggu 4 Desember 2016, dilansir Okezone.
Langkah Ketua Umum Partai Perindo itu tentu sebuah terobosan besar dalam membantu mengembangkan pesantren di seluruh Indonesia. Pasalnya, tambah Said Aqil, pemerintah tak serius memperhatikan pesantren.


“Selama ini sampai sekarang, pemerintah tidak memperhatikan pesantren. Tidak pernah santri dapat BOS. Santri tidak pernah dapat alokasi APBN, tidak ada itu,” ujar dia.
Menurut Said Aqil, pesantren baru diperhatikan pemerintah ketika ada kepentingan Pilkada. “Kita semua tahu banyak kiai pesantren menjadi syuhada, jadi pahlawan mati demi kemerdekaan,” tandasnya.
Penting untuk diketahui, Hary Tanoe saat ini adalah pendiri dan Ketua Umum Partai Perindo. Artinya, selain pebisnis Tanoe juga seorang politikus. Apakah pemberian dari seorang politikus bisa dengan mudahnya dianggap tulus?
Sumber: Pekanews
Baca juga:
Dahulu Demi Menarik Simpati Warga Pribumi Singapura, Etnis China Gunakan Kopyah Saat Kampanye
- Kamis, 28 April 2016
Islamedia – Demi menarik simpati dan dukungan bangsa Melayu, para politisi etnis China tidak segan-segan mengenakan atribut melayu, seperti Kopyah Melayu ketika melakukan kampanye saat awal merintis karis politiknya.
Seperti yang dilakukan Lee Kuan Yew PM Singapura saat berusaha menggambil hati pribumi Singapura untuk bisa memimpin, dengan mendekati mereka dan berpakaian seperti mereka dengan pakaian songkok Islami khas pribumi.
Seperti yang terlihat dalam foto dokumentasi ketika Lee Kuan Yew menggunakan kopyah warna hitam saat kampanye ketika mengunjungi penduduk Melayu di Kampung Tani, Singapura pada 1965.
Namun ketika sudah berkuasa, para Pribumi melayu di Singapura seperti dijajah, hak-haknya di Negeri sendiri, bahkan Pemerintah membuat peraturan bahwa warga Melayu dilarang menduduki jabatan tertentu di pemerintahan Singapura, karena dianggap tidak loyal terhadap negara.
Dahulu Singapura merupakan wilayah dengan penduduk melayu dan memiliki karakter keIslaman yang kuat, namun saat ini telah berubah menjadi negara sekuler yang telah menghilangkan simbol-simbol Islam.
Di sisa umurnya, Lee menegaskan tidak seorang pun bisa menyakitinya lebih besar sebagaimana Lee bisa menyakiti mereka. Lebih dari itu, Lee Kuan Yee nyatakan tidak mungkin non-cina memerintah Cina, yang ada Cina lah yang memerintah non-cina:
Sumber: slamedia, Berita Islam 24H