OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 14 Februari 2017

02
Politisi Golkar Ini BONGKAR Dua Cara Licik Menangkan Ahok di Pilgub DKI, Catat Nih


10Berita-Tokoh muda dari Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, melihat hanya ada dua hal yang bisa memenangkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017.
Pertama, dengan pendekatan money bombing yaitu 'mengebom' atau menghamburkan uang secara besar-besaran.
Doli mengatakan, dengan dukungan dari para pengusaha kelas kakap yang mempunyai kepentingan 'komitmen bisnis' dengan Ahok selama ini dan yang akan datang, maka faktor modal finansial menjadi tidak masalah bagi Ahok dan tim suksesnya.

"Bila dihitung per kepala Rp 2 juta hingga Rp 3 juta rupiah seperti yang berkembang isunya di masyarakat, untuk Rp 1 juta pemilih saja jumlahnya Rp 3 triliun. Bagi para pengusaha yang terlibat, angka Rp 3 triliun itu masuk kategori kecil bila dibandingkan prospek hanya dari satu proyek reklamasi pantai utara saja. Jadi no problem bagi mereka sebagai tuannya Ahok untuk menggelontorkan angka sebesar itu guna upaya memenangkan," ujarnya, Senin, 13 Februari 2017.
Kedua, Doli melanjutkan, Ahok bisa menang dengan pendekatan playing power. Ini menggunakan semua perangkat kekuasaan, baik pada level pusat maupun daerah. 
Doli menyebut ada dua hal utama yang bisa dimainkan dengan pendekatan ini.
Pertama, impor pemilih ilegal seperti yang sudah santer belakangan ini.

"Secara tiba-tiba banyak bermunculan orang-orang bermata sipit berdatangan tanpa asal usul yang jelas. Berbarengan dengan itu, merebak pula kasus KTP-el palsu, kelebihan cetak kertas suara, hingga pemutakhiran DPT," ujarnya.

Kedua, kata dia, sudah sangat terang benderang bagaimana pemerintah Jokowi berada di belakang Ahok dengan mengaktifkannya kembali sebagai gubernur sekalipun sudah menjadi terdakwa. Doli melihat selain ingin memberikan efek pengaruh kepada penyelenggara dan pemilih, pengaktifan kembali tersebut memberikan Ahok kembali kewenangan dan fasilitas yang bisa digunakan untuk memenangkan dirinya.

"Namun, persoalannya kemudian, apakah rakyat pemilih DKI sudah senaif, sebodoh, serendah, tidak bermoral dan tak ada harga diri lagi sehingga bisa dibeli tanpa lagi bisa menggunakan akal sehat, hati nurani, dan berfikir masa depan," ujarnya.
Selain itu, kata dia, apakah semua penyelenggara dan pengawas pilkada sudah tidak punya integritas dan moral sama sekali lagi sehingga bisa dikendalikan untuk memenangkan calon tertentu, baik secara manual maupun dengan sistem informasi dan teknologi. Juga, apakah kontestan lain dan tim suksesnya terlalu lemah sehingga tidak mampu mendeteksi, mengantisipasi, dan melawan bentuk kecurangan seperti money bombing dan playing power tersebut?

"Jawabannya adalah bahwa kita semua harus bersatu melawan segala bentuk, upaya, dan praktik curang seperti itu. Karena itu akan dapat menghancurkan tatanan politik, demokrasi, bahkan moral bangsa ini ke depan," kata Doli.

Sumber: Portal Islam

Related Posts:

  • 07  KH Cholil Ridwan: Fatwa MUI Selalu Jadi Acuan Polri Menangkap Penista Agama, Kenapa Ahok Belum Ditangkap? 10Berita- JAKARTA - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Komisi Seni dan Budaya, KH Ahmad C… Read More
  • 03  Yang Dilaporkan Ahok, Kenapa Jokowi yang Sibuk, Takut dan Panik? 10Berita-Semenjak Ahok dilaporkan ke pihak kepolisian karena kasus penistaan Agama Islam yang dilakukannya menimbulkan ragam aksi yang dilakuka… Read More
  • 04  "STATEMENT JOKOWI SOAL PENGERAHAN KOPASSUS, SEMAKIN BIKIN RAKYAT DAN UMAT ISLAM MARAH!" 10Berita - Pernyataan Presiden Joko Widodo soal kemungkinan pengerahan pasukan elit Kopassus terus dikecam… Read More
  • 08  Lewat Al-Maidah, Allah Ungkap Kejahatan Cina yang Ingin Jajah Indonesia Ilustrasi 10Berita- Aktivis senior, Sri Bintang Pamungkas menyatakan sejak Joko Widodo naik menjadi Presiden kelompok-kelompok Cina dibe… Read More
  • 05  TAFSIRKAN KATA "PAKAI" DARI PERNYATAAN AHOK, NETRALISASI POLRI DI PERTANYAKAN, JOKOWI TEGUR KAPOLRI 10Berita - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menegur Kapolri Jenderal Tito Karnavian, lantar… Read More