OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 10 April 2017

Bulir Ibrah dan Hikmah

Bulir Ibrah dan Hikmah

Dinukil dan diselia dari
_*Jangan Kikir Bekerja Keras*_
dr. Gamal Albinsaid, 2017


_“Jangan katakan pada orang lain tentang mimpimu, tunjukkanlah pada mereka. Bekerjalah dalam diam dan biarkan kesuksesan menjadi suaramu”_

Pada tahun 1960 ada sebuah penelitian _marshmallow_, tatkala sekelompok anak diberikan satu permen dan mereka dijanjikan akan mendapatkan permen lebih banyak jika sedikit bersabar menunda makan permen pertama. Apa yang terjadi? Sebagian besar dari meraka tak mampu bersabar sejenak untuk merasakan lebih banyak permen.

Kemudian lahirlah sebuah teori _delaying gratification_, kemampuan kita untuk secara sukarela mengatur siklus kenyamanan dan ketidaknyamanan sedemikian rupa sehingga kita dapat bersabar dalam ketidaknyamanan _“sebentar”_ untuk  dapat menikmati kenyamanan yang _“lebih lama”._

Teori ini sudah diajarkan 1.400 tahun yang lalu, saat kita diperintahkan berpuasa. Sadarkah kita buka puasa begitu lezat dibanding makan malam pada umumnya karena diawali tak makan sepanjang hari. Teori ini bisa digunakan pada bidang apapun, menjadi pengusaha adalah orang yang mau melakukan sesuatu yang orang lain tak mau lakukan untuk merasakan sesuatu yang orang lain tak mampu rasakan.

Beragama juga demikian, ketika ingin masuk surga kita diminta bangun jam empat pagi, salat tahajud, laki-laki salat Subuh ke masjid, berzikir, berbakti pada orang tua, mempetahankan kejujuran, mengorbankan waktu, tenaga, pikiran untuk kebaikan. Kita diminta merasakan _ketidaknyamanan_ sehingga bisa merasakan _kenyamanan lebih nan sempurna_ di kemudian hari.

Jika kita melakukan yang orang lain tidak mau lakukan, maka kita akan mendapatkan yang orang lain tidak mampu dapatkan. Kemenangan itu manja, dia harus dijemput dengan kebenaran dalam cara dan kesabaran dalam perjuangan. Dengan ini, kita bisa menjadikan keinginan membahagiakan keluarga menjadi motivasi yang kuat dan mendorong kita kerja keras.

_If you don't have what you want, Work Harder!_

_Wama ladzatu illa ba'da ta'ab_

"Tidak ada kenikmatan kecuali sesudah kepayahan".

Tidak ada _keberhasilan_ di _masa tua_ yang didapatkan dengan _kesenangan_ di _masa muda._ Bukankah keberhasilan akan lebih manis dan menyenangkan tatkala diawali dengan perjuangan yang lebih keras?

Mana yang akan kau pilih? Lahir dari keluarga kaya, hidup bermanja-manja, bersenang-senang, bermalam-malasan atau lahir dari keluarga sederhana, bekerja keras dengan tangan dan kaki sendiri, lalu mencapai keberhasilan yang mengagumkan nan memesona.
Jika kita sudah bekerja dengan penuh keikhlasan dan kerja keras, lalu apa ada lagi yang lebih berarti?

***

Masa depan kita ditentukan oleh bagaimana kita menghabiskan waktu setiap hari. Ingatlah, bahwa tanda baiknya seseorang, dia meninggalkan apa yang tak berguna baginya.

Oleh karena itu, tumbuhkan rasa bersalah jika kita menggunakan waktu untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Bayangkanlah setiap hari adalah hari terakhir, maka kita akan penuh hormat dengan waktu.

Teruslah bergerak... teruslah bergerak... teruslah bergerak dan kita akan menjadi pusaran yang menarik kebaikan-kebaikan datang kepada kita.

***

Banyak pekerjaan tidak akan berhasil di tangan orang-orang pintar, tapi ia akan _berhawAsil_ di tangan _pekerja keras._

Kita sering menemukan orang hebat yang gagal, kita temukan banyak di antara mereka kikir untuk bekerja keras dan tidak menyukai tantangan.

Kapal yang berlabuh di pelabuhan itu memang aman, tapi bukan itu tujuan dibuatnya kapal. Nikmati tantangan, karena di sanalah orang hebat, orang tangguh, dan orang kuat dibesarkan.

_So, don't limit your challange, challange your limit_. "Lakukan pekerjaan pada puncak kemampuanmu” (HR. Bukhori dan Muslim).

Sumber: Anonim, Beredar di grup WA