Muslimah Inggris Putuskan Memaafkan Pelaku Penyerangan
10Berita – Seorang muslimah (39 tahun) Inggris di Sunderland memutuskan untuk memaafkan pelaku penyerangan dirinya pada 22 Maret lalu, dan meminta pihak pengadilan untuk tidak memenjarakan pelaku Peter Scotter (55 tahun).
Kejadian bermula saat Muslimah yang tidak ingin diungkapkan identitasnya sedang menunggu suaminya bersama putrinya yang berusia 9 tahun. Peter Scotter yang tiba-tiba datang kemudian berusaha untuk melepaskan cadar korban.
Sontak saja ibu dari satu anak tersebut terhempas ke tanah sehingga menyebabkan lehernya cedera. “Ini, ambil! Kamu berada di negara kami sekarang, kamu bodoh Muslim,” teriak Scotter dengan puas kepada ibu Muslimah.
Insiden tersebut membuat muslimah itu mengalami trauma. Dan sekarang dirinya merasa takut untuk keluar rumah. “Saya tidak merasa aman lagi ketika saya pergi keluar. Kadang-kadang saya meminta suami saya untuk berjalan di depan saya karena saya sangat khawatir bahwa itu akan terjadi lagi. Dan saya merasa perlu agar dia melindungi saya,” ujarnya.
Meskipun demikian, muslimah itu telah meminta kepada pengadilan untuk tidak memenjarakan penyerangnya, setelah mengetahui bahwa Scotter memiliki tumor di mulutnya. “Saya tidak menyadari bahwa orang itu menderita kanker, saya tidak ingin dia pergi ke penjara. Saya ingin hakim untuk mengingat hal itu ketika akan memutuskan hukuman kepadanya,” katanya seperti dikutip Ilmfeed,
“Dia melakukan hal yang buruk karena amarah, saya tidak tahu mengapa dia memilih untuk melakukan hal itu kepada saya. Saya sakit dan takut, tapi saya tidak ingin membalas balas dendam untuk itu,” lanjutnya. “Saya tidak ingin dia menderita, saya ingin dia menjadi bebas untuk menjalani sisa hidupnya dalam damai dan toleransi, tidak dalam kemarahan dan kepahitan,” imbuh muslimah itu.
Lebih lanjut, ibu satu anak tersebut berharap semua orang bisa menghentikan kebencian dan kekerasan semacam itu. “Mungkin itu adalah sesuatu yang setiap orang ingin menunjukkan kemarahan dan kebenciannya terhadap Muslim di Inggris bisa belajar untuk berhenti membenci,” katanya.
Terkait cadar yang dikenakannya, ia mengatakan bahwa keputusan tersebut murni pilihannya sendiri tanpa paksaan. “Ini adalah pilihan saya sendiri, itu bukan sesuatu yang dipaksakan ke saya, dan itu bukan sesuatu yang akan saya paksakan ke anak-anakku,” jelasnya.
“Saya menghargai pilihan orang lain, dan saya berharap orang lain akan menghargai pilihan saya,” tuturnya. (Kiblat/Ram)
Sumber: Kiblat, eramuslim