OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 27 April 2017

Rasa Pahit Dibalik Ratusan Karangan Bunga Di Kantor Balikota

Rasa Pahit Dibalik Ratusan Karangan Bunga Di Kantor Balikota


Sumber foto : LINE.id
10Berita Jakarta – Akhir-akhir ini banyak media mainstream yang memberitakan tentang banjir-nya karangan bunda di kantor balaikota, baik itu yang berisi ucapan terima kasih, maupun berisi ucapan penyemangat bagi petahana. Ini menarik untuk diperhatikan, sebab ketika Ahok menjabat Gubernur dari lengseran Gubernur sebelum-nya, karangan bunga yang datang tidak sebanyak saat ini.
Momentum pemberitaan ini terlihat seperti sebuah hiperbola. Jika memang pendukung dan pencinta Ahok sebanyak yang tergambar pada karangan bunga yang diterima, serta banyaknya kunjungan warga yang datang ke balikota belakangan ini, mengapa Ahok bisa sampai kalah dengan kekalahan yang cukup telak di PILKADA kemarin? Bukankan kiriman karangan bunga tersebut representasi kecintaan warga kepada Ahok? Lalu apa kehadiran karangan bunga dan kunjungan warga ini hanya basa-basi simpati warga untuk sekedar membesarkan hati Ahok karena kekalahan PILKADA kemarin?
Rasa simpati boleh saja disampaikan kepada pihak yang mengalami kegagalan, karena pada dasarnya bangsa Indonesia adalah bangsa yang santun dan penuh unggah-ungguh. Rasa simpati juga dibutuhkan oleh seseorang yang sedang mengalami kekalahan, untuk mereduksi rasa kecewa. Namun pertunjukkan rasa simpati yang berlebihan juga tidak baik, terutama bagi yang merasakannya langsung, dalam hal ini Ahok dan tim sukses-nya.
Contoh penyampaian rasa simpati yang berlebihan – namun seseungguhnya pahit – pernah dirasakan oleh skuad kesebelasan Itally tahun 2000. Kesebelasan Itally yang sepanjang turnamen Piala Eropa 2000, selalu menerima kritikan dari penggemar dan pengamat sepakbola karena penampilannya yang selalu menerapkan strategicatenaccio, tiba-tiba mendapat sanjungan, pujian dan simpati sesaat mereka menerima kekalahan dari Prancis di final. Pahitnya adalah mereka kalah ketika mereka menerapkan strategi sepak bola menyerang, strategi yang belum pernah mereka terapkan dibabak sebelumnya, demi menjawab kritikan. “You may gave all your symphaty to Us, but still We are the loser“, ucapan tersebut sempat dilontarkan oleh salah satu pemain yang merasa begitu terpukul dengan sikap pendukung dan kritikus sepak bola itally yang penuh basa-basi. Mungkin makna yang tersirat pada ucapan itu adalah ; Jika kalian memang mendukung kami, dukunglah kami sejak awal, jangan ketika kami mengalami kekalahan, kalian baru memberikan simpati.
Sampaikan rasa simpati yang wajar, sebab apapun bentuk rasa simpati, tidak akan mengubah yang pahit menjadi manis.
ADITYAWARMAN
Sumber: Lingkarannews

Related Posts: