OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 15 Mei 2017

Aksi Lilin di Palembang TELAH LANGGAR ATURAN dan LECEHKAN ADZAN, Akhirnya Panita MINTA MAAF

Aksi Lilin di Palembang TELAH LANGGAR ATURAN dan LECEHKAN ADZAN, Akhirnya Panita MINTA MAAF



10Berita-Aksi 1000 Lilin yang dgelar di Palembang sempat menjadi pembicaraan karena ketika adzan terdengar, peserta aksi langsung bersorak "huuuu".

Pihak Pemkot meminta klarifikasi penanggung jawab acara, ternyata yang muncul hanya Korlap, Jubir dan satu anggota, menunjukkan bahwa Koordinator Aksi dan para Panitia tidak gentle dan tidak bertanggung jawab.

Kapolresta menyatakan bahwa acara tersebut menyalahi aturan sehingga semestinya tidak boleh diadakan.

Kemudian para Alim Ulama dan tokoh masyarakat Palembang menyampaikan beberapa hal di antaranya

1. Mempertegas bahwa acara itu ilegal dan sudah semestinya dibubarkan tapi aneh masih tetap berjalan.

2. Jika dicek hati mereka, sebenarnya acara tersebut bukan untuk NKRI ataupun Pancasila tapi karena Ahok

3. Menuntut penjelasan siapa yang dimaksud wong kito galo, wong Palembang banyak dan tidak terwakili peserta aksi, tidak pernah diajak kumpul dan bicara dan terbukti yang hadir hanya etnis tertentu dan agama tertentu.

4. Proses hukum Ahok jangan dimanfaatkan untuk memainkan playing victim dan digeser ke arah seolah minoritas etnis ataupun agama terzholimi, itu manuver orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

5. Waktu kegiatan jelas menyalahi aturan, menabrak acara cawisan Masjid Agung dan adzan Isya, padahal di Palembang acara Musik sekalipun di BKB tidak pernah diadakan di waktu tersebut. Kalaupun Panitia mengatakan bahwa teriakan "huuu" bukan untuk adzan namun itu belum bisa dibuktikan karena video yang ada masih perlu dicek dan dibuktikan.

6. Jangan memancing keributan dan konflik di Palembang dan Sumsel yang sudah dinyatakan zero conflict, umat Islam sdh cukup sabar namun ada pihak-pihak yang terus berusaha melakukan manuver merusak kondusivitas kota Palembang.

7. Pelaksana kegiatan harus mengklarifikasi dan mohon maaf tertulis kepada warga kota Palembang dan umat Islam pada umumnya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.

Akhirnya Pelaksana dan Penanggung Jawab acara mohon maaf tertulis dan disaksikan Walikota, Kapolresta, Dandim, Para Ulama dan Wartawan.

Semoga ke depan tidak ada lagi kegiatan-kegiatan yang berusaha membenturkan warga kota Palembang dan kegiatan2 lain yang bisa merusak kondusivitas Sumatera Selatan.





Sumber: Portal Islam

Related Posts: