OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 06 Mei 2017

‘Kenapa Saya Tidak Bahagia?’ Ini Penyebabnya

‘Kenapa Saya Tidak Bahagia?’ Ini Penyebabnya

10Berita-BAHAGIA seolah telah menjadi “hewan buruan” semua manusia di Bumi. Demi mendapatkan harta dan tahta manusia rela melakukan apapun dengan dalih untuk mencapai ‘kebahagiaan.’ Meski kenyataannya uang sebanyak apapun  tak akan bisa membeli kebahagiaan. Karena bahagia sejatinya berada dalam hati yang taat kepada Allah SWT.

Harta melimpah dan tingginya jabatan bukan jaminan seseorang hidup bahagia. Bisa jadi karena dua hal tersebut, seseorang malah menjadi tidak bahagia .

Mengutip situs MINA paling tidak ada enam hal yang menjadi penyebab mengapa seseorang tidak bahagia. Apa sajakah iu?

Pertama, seseorang tidak akan pernah bahagia karene terlalu banyak keinginan..Dengan kata lain, ia tidak punya tujuan dalam hidupnya. Kebanyakan orang, lebih mementingkan untuk mendahulukan gaya hidup daripada kebutuhan hidup.

Betapa banyak perintah al Quran yang melarang seseorang mengikuti hawa nafsunya. Allah SWT berfirman yang artinya, “Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Qur’an) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu. (Qs. Al-Mu’minun (23): 71).

Kedua, manusia tidak bahagia karena sering merasa tak puas dengan keadaan dan tak sanggup menerima kenyataan hidup. Semua ini membuat orang larut dalam kekecewaan, menyalahkan bahkan mengkambinghitamkan orang lain, dan lebih sadis lagi menyalahkan takdir.

Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya anak keturunan Adam diberi satu lembah penuh dengan emas niscaya dia masih akan menginginkan yang kedua. Jika diberi lembah emas yang kedua maka dia menginginkan lembah emas ketiga. Tidak akan pernah menyumbat rongga anak Adam selain tanah, dan Allah menerima taubat bagi siapa pun yang mau bertaubat.” (HR. Al-Bukhari No. 6438).

Ketiga, manusia tidak bahagia karena terlalu sering membandingkan dirinya dengan orang yang lebih tinggi, sehingga selalu merasa kurang dan merasa Allah SWT tidak adil terhadapnya.

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasūlullāh SAW bersabda, “Lihatlah kepada yang di bawah kalian, dan janganlah kalian melihat yang di atas kalian; sesungguhnya hal ini akan menjadikan kalian tidak merendahkan nikmat yang Allāh berikan kepada kalian.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Keempat, manusia tidak bahagia karena ia mencintai kesempurnaan bukan keutuhan, sehingga sulit menerima kekurangan diri dan orang lain dan tidak siap menerima perubahan akan sesuatu yang dianggap sempurna..

Dari Umar Bin Khattab ra beliau berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW perah berkata kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan memberikan rezki kepada kalian seperti seekor burung, pagi-pagi ia keluar dari (sarangnya) dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Imam Ahmad dan At-Tirmidzi).

Kelima, manusia tidak bahagia karena terlalu mencintai kesenangan hidup dan tidak siap menghadapi kesusahan, sehingga ia tidak memiliki keterampilan dan keahlian untuk menghadapi aneka masalah.kehidupan.

Tentang sifat dasar manusia yang mencintai kesenangan hidup ini, Allah SWT berfirman dalam Quran yang artinya, “Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.” (Qs. Thaha : 131).

Keenam, kebanyakan manusia tidak bahagia karena ia sering berburuk sangka kepada Yang Maha Menentukan, selalu menerka-nerka yang akan terjadi, cemas, gelisah dan takut, sehingga kepercayaan dan keyakinannya kepada Allah Sang Pencipta goyah bahkan hilang samasekali. Naudzubilah.

Berburuksangka adalah sifat buruk manusia yang  bisa menjadi racun dalam kehidupannya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda bersabda, “Jauhilah oleh kalian berprasangka (kecurigaan), karena sesungguhnya prasangka itu adalah sedusta-dustanya pembicaraan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Penawar dari enam racun dunia tersebut adalah bersyukur yang merupakan rahasia terbaik untuk hidup bahagia. Bersyukur berarti berterima kasih kepada siapa saja yang memberi sesuatu yang baik. Bersyukur kepada Allah SWT berarti berterima kasih atas segala kesempatan hidup dan menikmati segala limpahan nikmat yang telah diberikan. Namun, sedikit sekali manusia yang mau bersyukur. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirma yang artinya, “Hanya sedikit dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (Qs. Saba’:13). Wallahualam. []

Sumber: http://mirajnews.com/2017/05/ini-sebab-kita-tak-pernah-bahagia.html


Related Posts:

  • Mengenal Siapa Imam Mahdi Mengenal Siapa Imam Mahdi Mengenal Siapa Imam Mahdi 10Berita, Sumber eperti yang kita ketahui bahwa salah satu tanda datangnya hari kiamat ialah munculnya Imam Mahdi. Meski mengetahui hal tersebut, seringkali kita bertanya-t… Read More
  • Ini Kata Deddy Paska Diskusi Hangatnya dengan Hidayat Nur WahidIni Kata Deddy Paska Diskusi Hangatnya dengan Hidayat Nur Wahid 10Berita, JAKARTA - Paska diskusi hangat antara dirinya (Deddy Mizwar) dengan Hidayat Nur Wahid di lama media sosial, Twitter, Wakil Gubernur Jawa Barat te… Read More
  • Inilah Kunci Surga bagi Para Perindunya Inilah Kunci Surga bagi Para Perindunya Oleh: Shafayasmin Salsabila Surga adalah kampung halaman anak Adam. Allah memberikannya sebagai penghargaan bagi hamba yang telah bersusah payah dalam perjuangan menuju RabbNya. Surga … Read More
  • Hukum Berghibah dan Mendengarkan GhibahHukum Berghibah dan Mendengarkan Ghibah 10Berita , Membicarakan keadaan seseorang, termasuk aib seseorang, adalah perbuatan yang bisa mendatangkan dosa pada pengghibah itu sendiri. Apalagi jika yang dibicarakan ditambahkan a… Read More
  • Kontroversi Status Hagia SophiaKontroversi Status Hagia Sophia 10Berita , Sebagai sebuah monumen buatan manusia, Hagia Sophia adalah salah satu yang paling terkenal di dunia. Bangunan berusia 1.480 tahun yang berdiri di jantung distrik Sultanahmet, Istanb… Read More