Belajar Sistem Keamanan Aplikasi Whatsapp yang Diduga Digunakan Untuk Memfitnah Ulama
PENJELASAN RESMI DARI WHATSAPP.inc:
Membobol Satu Enkripsi end to end memerlukan waktu PULUHAN TAHUN.
Sehingga Whatsapp mustahil dibobol ataupun disadap.
Kalau anda buka WA dan chat ke nomer personal (bukan GROUP) pasti akan ada NOTIFIKASI bahwa:
“Pesan-pesan yang dikirimkan ke chat ini… bla.. bla.. enkripsi end-to-end..(bukan eng-in-eng)”.
SERIOUSLY..
Enkripsi ujung ke ujung (end-to-end encryption). Ini maksudnya, isi pesan hanya dapat tampil pada layar alat penerima dan alat pengirim. Aplikasi whatsapp menerapkan kebijakan ini. Untuk memahaminya lebih lanjut, kita masuk dulu ke tingkatan yang dalam teknik telekomunikasi masuk dalam kategori “primitif”.
Pernah dengar siaran radio? Atau menonton tayangan tivi? Dari studio siar suara/gambar ditangkap dulu oleh mikropon/kamera, dijadikan pesan berupa sinyal listrik, ditumpangkan ke gelombang radio, lalu dipancar ke perangkat penerima radio/tv anda melalui gelombang radio. Di perangkat penerima anda, gelombang radio itu diolah, dipisah mana sinyal pesannya, lalu dari sinyal pesan itu perangkat anda merekonstruksi suara/gambar, lalu alat indera kita (telinga, mata) bekerja menangkap suara/gambar tersebut.
Gelombang radio di atas bukan hanya perangkat anda yang bisa terima. Semua yang punya radio/tv bisa menerima dan memproses hingga suara/gambar bisa dinikmati pula oleh orang selain anda. Pendek kata: siapa pun bisa mendengar/melihat isi pesan.
Sekarang, untuk maksud agar siaran hanya bisa dinikmati oleh yang bayar saja, contoh: siaran tv satelit berlangganan, sinyal pesannya diberi kode-kode khusus sebelum dipancarkan. Itu namanya di-enkripsi. Hanya perangkat-perangkat penerima tertentu yang terdaftar saja yang dibekali kemampuan dan diizinkan membuka kode. Dengan demikian perangkat-perangkat tersebut dapat menampilkan isi siaran. Perangkat yang tidak terdaftar tidak dapat menampilkan, karena satu atau dua hal sekaligus: tidak dibekali kemampuan dan/atau tidak diizinkan.
Nah, aplikasi whatsapp itu menerapkan kebijakan end-to-end. Artinya, kalau siaran tv satelit enkripsinya dapat dibuka oleh sekaligus jutaan pelanggan, maka pesan end-to-end hanya dapat dibuka oleh satu penerima tunggal. Jika perangkat IT saya mengirim pesan kepada perangkat anda, maka hanya perangkat anda yang dapat membaca pesan itu. Perangkat lain bisa saja menerima, tetapi tak bisa memproses lebih lanjut untuk membuat pesan itu sampai pada tahap bisa terbaca dengan mata telanjang.
Bagaimana dengan pesan dalam grup? Pesan dari anda akan diterima tidak hanya satu perangkat, kan? Itu lain perkara, namanya. Dalam hal ini, pesan dari anda oleh sistem whatsapp akan dibuat dapat dibaca oleh hanya perangkat-perangkat yang menjadi anggota grup. Perangkat di luar anggota grup tak akan bisa membaca pesan anda.
Mungkinkah pesan WA dari anda ditangkap pihak yang bukan tujuan pesan di tengah jalan? Bahasa teknikalnya di-intercept alias dicegat? Kalaulah di-intercept, kembali ke prinsip dasar end-to-end, hanya perangkat yang dituju yang dapat membuka pesan. Itu pun, jangankan mencoba sekian trilyun-trilyun-trilyun kode untuk mencoba membuka isi pesan, lha, sinyal yang menjadi alat pembawa (carrier) pesan WA itu saja oleh operator di-enkripsi juga? Istilahnya “di-enkripsi kuadrat” ! Sudah begitu, perjalanan pesan digital dari perangkat pengirim hingga tiba ke perangkat penerima bisa jadi terpecah-pecah melewati sejumlah jalur komunikasi. Ketika sebuah pesan digital dikirim dari Jayapura ke Aceh, pesan itu dipecah-pecah terlebih dahulu. Bisa jadi satu bagian transit lewat Makassar. Satu lagi transit lewat Jakarta. Ada yang transit lewat Moskow. Sebagian lewat London. Ada juga yang melintasi Rio De Janeiro. Lalu, setibanya di Aceh, pecahan-pecahan (paket) pesan itu dirangkai ulang (rekonstruksi) menjadi sebuah pesan utuh. Mau mencegat di mana?
Belum lagi, teknik enkripsi sekarang ini sudah ada yang mencapai tingkat “point of no break”. Dalam arti, ketika sebuah pesan telah di-enkripsi, benar-benar hanya perangkat tujuan yang bisa membukanya (de-kripsi), bahkan pembuat teknik enkripsinya sendiri pun tak bisa lagi membukanya.
Kalau ada pihak yang mengklaim bisa mengakali teknik enkripsi end-to-end nya whatsapp, saya yakin dia baru saja mengakhiri bisnis IT bernilai milyaran dollar di dunia ini yang sangat mengandalkan keamanan data. Untuk itu, saya rasa, dia akan kaya raya, karena sekian perusahaan IT dunia akan membayarnya untuk tidak mengumbar “ilmu”nya.
Sumber:NETIZENPLUS.com