Ini Tanggapan Menlu Qatar dalam Wawancara dengan Aljazeera
10Berita-DOHA – Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani berbicara dengan Al Jazeera, Selasa (6/6/2017), setelah beberapa Negara anggotaDewan Kerjasama Teluk dan negara-negara lain memutuskan hubungan diplomatik mereka dengan Qatar pada hari Senin. Inilah tanggapan Sheikh Mohammed:
Al Jazeera: Apa alasan terjadinya krisis ini?
Sheikh Mohammed: Kami mengungkapkan penyesalan danketerkejutan kami atas eskalasi melawan Qatar. Kita tidak tahu apakah alasan sebenarnya atau ada alasan yang tersembunyi dibalik krisis ini yang tidak kita ketahui.
Jika ada alasan nyata untuk krisis ini, hal itu bisa dibahas pada pertemuan GCC yang terjadi beberapa pekan yang lalu, namun tidak ada yang dikatakan atau dibahas sama sekali disana. Juga tidak ada yang dikatakan saat KTT Amerika-Islam-Arab di Riyadh. Jadi tidak ada yang dikatakan mengenai kejadian ini dan kami tidak memiliki indikasi bahwa krisis ini akan segera meletus.
Al Jazeera: Emir Sheikh Tamim akan memberikan pidato malam ini tapi menundanya. Mengapa?
Sheikh Mohammed: Sheikh Emirim Tamim bin Hamad Al-Thani hendak memberikan pidato untuk berbicara kepada rakyatQatar malam ini, namun dia menerima telepon dari emir Kuwait yang meminta dia menundanya untuk memberi waktu menyelesaikan krisis tersebut. Emir Kuwait berperan penting dalam menyelesaikan krisis yang terjadi pada tahun 2014.
Langkah-langkah yang dilakukan terhadap Qatar belum pernah terjadi sebelumnya dan hanya sepihak. Kami di Qatar tidak mengambil langkah apapun atau sejenisnya, kami yakin ada masalah yang bisa diselesaikan melalui diskusi dan saling menghormati.
Saya menerima dan melakukan panggilan telepon banyak menteri luar negeri yang bersaudara dan ramah yang mendukung upaya untuk mengatasi krisis ini. Ada beberapa perang di dunia Arab. Ada krisis di Suriah, Libya, dan Yaman, dan kami merasa agak aneh bahwa GCC memutuskan untuk menyerang Qatar pada waktu sekarang ini.
Hal ini membawa pertanyaan nyata tentang masa depan negara-negara GCC, yang pada dasarnya adalah satu kesatuanyang memiliki bahasa sama dan memiliki ikatan keluarga yang luas di antara masyarakatnya. Bagaimanapun, kami menolakketika beberapa Negara di GCC mencoba untuk memaksakan kehendak mereka kepada Qatar atau campur tangan dalam urusan dalam negeri Qatar. Ini ditolak. Tapi secara keseluruhan, kami rasa ada tanda tanya besar di GCC ini.
Al Jazeera: Bagaimana krisis ini akan mempengaruhi kehidupan sehari-hari di Qatar?
Sheikh Mohammed: Ada beberapa krisis yang terjadi di Qatar. Ada kudeta tahun 1996 dan krisis 2014 antara negara-negara GCC dan Qatar. Namun kita berhasil mengatasinya. Qatar akan bergantung pada dirinya sendiri untuk memberi kehidupan normal bagi warga dan penduduknya. Kami memiliki program yang akan menjamin kelangsungan hidup dan proyek bangunan utama seperti biasa.
Qatar telah menjadi sasaran kampanye penghinaan media. Pembicaraan tentang kesulitan ekonomi di Qatar akibat krisis saat ini tidak akurat. Kami hanya terpengaruh dalam hal perbatasan darat kita dengan Arab Saudi. Selain itu, kita tidak terpengaruh karena kita masih memiliki akses ke dunia melalui jalur laut internasional dan wilayah udara internasional.
Al Jazeera: Bagaimana hubungan dengan Amerika Serikat akan terpengaruh oleh ini?
Sheikh Mohammed: Qatar telah melakukan kampanye besar-besaran menentangnya di Barat, terutama dari seorang dutabesar sebuah negara di GCC, yang merupakan pelanggaran piagam GCC. Kampanye melawan Qatar yang menuduh Qatar melakukan terorisme berasal dari institusi marjinal.
Hubungan kita dengan AS dilakukan melalui institusi resmi dan kuat. Hubungan Qatar-AS tidak dilakukan oleh kelompok marjinal, melainkan oleh lembaga pemerintah resmi AS. Kami memiliki kemitraan strategis dengan AS, kami adalah mitra kuat dalam perang melawan terorisme, dan menuju perdamaian di Timur Tengah.
Sumber: Jurnalislam