OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 16 Juni 2017

Mendikbud: Program 8 Jam Per Hari, Siswa juga Belajar di Luar Sekolah seperti Masjid

Mendikbud: Program 8 Jam Per Hari, Siswa juga Belajar di Luar Sekolah seperti Masjid

“Jadi dalam penguatan karakter itu, sekolah-sekolah itu diberi kebebasan untuk mengembangkan karakter siswa sesuai dengan potensi lingkungan di luar sekolah yang bisa dijadikan sumber belajar,” jelas Mendikbud Muhadjir.

berkobar

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

10Berita– Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy mengatakan, jangan membayangkan program belajar 8 jam per hari itu siswa selalu belajar di dalam kelas dan mendengarkan guru ceramah.

“Itu tidak mungkin terjadi. Jangankan siswa, delapan jam disuruh belajar seperti itu, setan pun tidak mampu,” ujarnya kepada hidayatullah.com melalui sambungan telepon, Kamis (15/06/2017).

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini menerangkan, dalam delapan jam itu, siswa juga dapat belajar di luar sekolah dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

Madrasah, masjid, gereja, pura, kata Mendikbud memberi contoh, adalah pusat-pusat sumber belajar yang ada di masyarakat, yang bisa dioptimalkan sekolah untuk membentuk karakter keagamaan siswa.

Selain karakter keagamaan, programnya juga memperkuat karakter nasionalisme, kemandirian –di dalamnya ada kewirausahaan–, gotong royong, dan kejujuran (integritas).

“Jadi dalam penguatan karakter itu, sekolah-sekolah itu diberi kebebasan untuk mengembangkan karakter siswa sesuai dengan potensi lingkungan di luar sekolah yang bisa dijadikan sumber belajar,” jelas Mendikbud.

Lewat program penguatan karakter ini, Mendikbud menginginkan metode ceramah sebanyak mungkin dikurangi oleh guru. Nanti, pendekatan pembelajarannya, kata dia, mengembangkan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau student active learning.

Mendikbud menyampaikan, programnya ini demi menyiapakan generasi Indonesia yang memiliki karakter yang kuat dan memiliki empat kecakapan yang dibutuhkan pada abad 21. Yakni, berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah, kreatif dan inovatif, terampil berkomunikasi, serta mampu bekerja sama.* Andi

Rep: Admin Hidcom

Editor: Muhammad Abdus Syakur

Sumber: Hidayatullah