OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 22 Juni 2017

Ribuan Muslim AS Hadiri Penghormatan pada Remaja Muslimah yang Dibunuh Secara Brutal

Ribuan Muslim AS Hadiri Penghormatan pada Remaja Muslimah yang Dibunuh Secara Brutal

10Berita-VIRGINIA – Ribuan orang yang berkabung berduyun-duyun ke pinggiran utara Washington DC pada Rabu malam (21/6/2017) untuk memberi penghormatan mereka tiga hari setelah pembunuhan brutal terhadap seorang remaja Muslimah.

Kematian Nabra Hassanen merupakan pukulan bagi masyarakat, kata Hassan Zekeria, seorang penduduk daerah berusia 46 tahun yang pergi ke masjid Pusat Komunitas Muslim Dulles untuk menghadiri shalat jenazahnya.

“Ini menyakitkan bagi keluarganya dan bagi semua orang di daerah ini,” katanya dengan muram kepada Anadolu Agency. “Ini adalah momen tragis bagi kita semua.”

Hassanen sedang bersama dengan lebih dari belasan remaja lainnya pada Ahad dini hari saat mereka kembali ke ADAMS Center setelah makan sahur Ramadhan di restoran makanan cepat saji terdekat.

Pertengkaran terjadi antara salah satu remaja dan seorang pengendara motor yang telah diidentifikasi polisi sebagai Darwin Martinez. Seiring sengketa meningkat, Martinez Torres, 22, melaju ke tepi jalan, memaksa kelompok remaja tersebut untuk berpencar.

Dia lalu keluar dari mobilnya dengan membawa sebuah tongkat pemukul.

Nabra, 17, diduga diserang dengan tongkat, dilemparkan ke dalam kendaraan dan dibawa ke lokasi kedua dimana dia diserang lagi sebelum dilempar ke kolam.

Dia dimakamkan di Makam Sterling terdekat.

Penguburannya akan dilanjutkan dengan sebuah acara pada Rabu malam di mana lebih dari 1.000 orang diharapkan akan memberikan penghormatan.

Tidak jelas apa yang mendorong Martinez Torres untuk diduga melakukan pembunuhan mengerikan dan tidak masuk akal tersebut, namun polisi mengatakan mereka tidak menemukan bukti untuk mendukung tuduhan kejahatan yang membabi buta di luar tuduhan pembunuhan yang dia hadapi.

Hunessa Fariad, seorang pejabat ADAMS Centre, mengatakan jika ada kemungkinan terkecil ada motivasi kebencian di balik kejahatan tersebut, masyarakat menginginkan agar tuduhan tersebut dipertimbangkan.

“Kami tidak ingin ada motif yang dikeluarkan (tidak dipertimbangkan) dari penyelidikan jika ada kemungkinan penyebabnya,” katanya.

Di tengah pertanyaan seputar pembunuhan tersebut, Fariad mengatakan sekarang adalah saatnya persatuan.

“Pada akhir hari ketika kita memecahkan semua label, kita perlu saling merayakan, kita perlu saling melindungi, kita perlu berada di sana satu sama lain,” katanya.

Sumber: jurnalislam