Memaksimalkan Amanah, Memanfaatkan Peluang
Musa ibn Nusayr mempercayakan 7.000 pasukan yang direkrut dari kalangan Berber kepada Thariq ibn Ziyad. Thariq yang juga berasal dari suku Berber telah juga dipercaya sebagai gubernur Tanjah (Tangiers). Tugasnya adalah melakukan survei atas wilayah Visigothic Hispania di seberang Selat Herkules.
Pada tanggal 5 Rajab 92 Hijriyah (sekitar 28-29 April 711 Masehi) Thariq memimpin ekspedisi pengintaian laut menggunakan 4 kapal transpor pinjaman dari Julian. Adapun Julian adalah penguasa Visigoth di Sibtah (Ceuta) yang bersaing dengan Raja Roderick di Hispania.
Pendaratan dilakukan secara senyap di sebelah timur Tanjung Calpe guna terhalangi pantauan pengawas pantai Visigoth. Peyeberangan dilakukan dalam beberapa kali, kelak tanjung ini lebih dikenal sebagai Jabal Thariq atau Jibraltar (Gibraltar). Pada bulan tersebut, Roderick sedang sibuk memadamkan pemberontakan Vascos di Navarra, sebelah utara Hispania.
Melihat peluang yang begitu besar, Thariq mengubah tujuan pendaratan dari pengintaian menjadi pendudukan berkecepatan tinggi. Roderick baru menyadari besarnya ancaman pasukan kecil Thariq ketika pendaratan sudah sempurna dan kekuatan Kaum Muslimin sudah terpusat. Pertempuran di Wadi-Lakah (Guadalete) pada hari Ahad 28 Ramadhan 92 Hijriyah (sekitar 19 Juli 711 Masehi) sudah terlambat hampir 3 bulan.
Agung Waspodo, harusnya saya tuliskan 28-29 April 2017
Depok, 2 Juli 2017
Sumber: Majelis Iman Islam