Ada yang Sebut Alasan Presiden Banyak Urusan, LBH Jakarta: Dulu SBY Tidak Begitu
10Berita~JAKARTA Joko Widodo dikritisi keras karena hanya mampu mengundang pegiat atau aktivis media sosial ke istana tetapi tidak mampu mengundang Novel Baswedan, penyidik KPK yang merupakan aset penting di negera ini. Bahkan hanya sekedar membuat janji.
Dan ini bertolok belakang dengan komitmen Jokowi terhadap pemberantsan korupsi di Tanah Air. “Banyak yang menyatakan ‘Ngapain, Presiden banyak urusan’. Dulu zaman SBY tidak begitu.
Malah Jokowi bisa mengundang beberapa kali secara langsung pihak-pihak atau pegiat/aktivis Medsos yang terakhir ini. Kenapa Jokowi tidak undang keluarga Novel ke istana atau hadir ke rumah sakit, karena kita melihat konsen Jokowi dengan sama-sama tahu untuk memberantas korupsi sangat tinggi,” ujar Direktur Eksekutif LBH Jakarta, Alghifari Aqsa, Senin (28/08/2017), di kediaman Novel Baswedan, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Dan menurutnya sudah sepatutnya juga Novel sebagai salah satu penyidik KPK yang menjadi simbol baik seharusnya didukung untuk menuntaskan. “Soal dibentuknya TGPF karena kita tahu kasus ini tidak dapat selesai di kepolisian dan berkali-kali kita sampaikan,” ia menjelaskan.
Ia menghimbau agar pemerintah melalui Jokowi dapat bersikap layaknya pemimpin terdahulu yang terlihat nyata konsen memberantas korupsi dan melindungi pegiatnya.
“Waktu 2010, karena kasus yang dilaporkan oleh Tama adalah rekening gendut ketika itu dan kami dari kuasa hukum LBH Jakarta mendukung ada upaya keluarga Novel untuk menyampaikannya langsung ke Jokowi. Bahkan sudah seharusnya Presiden mendatanginya langsung Novel,” tutupnya harap. (Robi/)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
Sumber: voa-islam.com