OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 15 Agustus 2017

Cagub Jabar Dedi Mulyadi: Kita Seharusnya Terima Kasih ke Belanda; Netizen Meradang!

Cagub Jabar Dedi Mulyadi: Kita Seharusnya Terima Kasih ke Belanda; Netizen Meradang!


10Berita~ Bupati Purwakarta yang digadang-gadang calon gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menilai, penjajahan Belanda terhadap Indonesia selama 350 tahun, ada sisi positifnya. Sisi positifnya itu, Indonesia memiliki tatanan pengelolaan irigasi yang baik. Sehingga, areal persawahan bisa teraliri air saat musim kemarau. Serta, saat musim penghujan bisa meminimalisasi kebanjiran. Tak hanya itu, karena penjajahan Belanda ini, pemerintahan Indonesia punya aset dengan hamparan tanah yang luas (perkebunan).

"Kita seharusnya berterima kasih kepada Belanda. Karena kita memiliki tatanan irigasi yang baik dan aset pemerintah yang luas," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, kemarin.

Jadi, penjajahan selama 3,5 abad tersebut ada sisi positifnya. Tidak melulu negatif. Jika tak di jajah Belanda, lanjut Dedi, Indonesia belum tentu mengerti akan tatanan pengelolaan air. Termasuk, membuat pintu-pintu untuk mengatur keluar-masuknya air ke areal persawahan.

"Pintu air buatan Belanda itu, awet. Karena, mampu berusia lebih dari 50 tahun. Bahkan, sampai sekarang pun sisa peninggalan Belanda itu masih ada di setiap saluran irigasi," ucap dia. Akan tetapi, sekarang ini, pintu dengan kondisi yang masih baik, bisa dihitung jari. Selebihnya, dalam kondisi rusak. Akibat tidak dipelihara.

Tak hanya tatanan air, Belanda juga mewariskan bagaimana negara memiliki aset kekayaan. Maka, dibentuklah perkebunan-perkebunan yang sekarang menjadi perusahaan BUMN. Jika tak ada perusahaan milik negara ini, bisa jadi tanah-tanah perkebunan yang luas itu dikuasai perorangan ataupun kelompok. Lalu, seiring dengan berjalannya waktu, tanah itu dijual ke swasta.

"Jadi, kalau tak ada Belanda, negara bisa jadi tak memiliki aset apapun. Karena itu, pada HUT RI ke 72, kami mendoakan supaya perusahaan BUMN jangan sampai merugi. Karena, perusahaan itu milik negara," ujar Ketua DPD Partai Golkar Jabar ini. (ROL)

***

Menanggapi statemen Dedi Mulyadi ini netizen berkomentar.

"Ada rampok masuk rumah kita, ambil barang2 lalu si rampok masak mie instant buat kita terus kita disuruh terimakasih sudah masakin mie," ujar @albarzanji menganalogikan jalan pikiran si Dedi.

"Saya yakin dgn tak dijajah Indonesia akan jauh lebih maju, soal konstruksi nenek moyang kita sdh berhasil membuat mahakarya spt candi dll," komen @MIB_13.

"Beginilah otak korslet klo ngomong | mgkn maksudnya doi mau say thx to china | dijajah china juga enak bs membangun dmn2,"komen @deans_coy.

"Coba tanyakan kepada orang tua. Mengenai pedihnya keadaan penjajahan itu. Tanyakan kepada mereka. Jasmerah pak @DediMulyadi71," ujar @ly_akhmca.

"Dedi lupa byk para pekerja paksa di perkebunan yg mati disiksa. Dedi lupa bahwa hasil perkebunan dinikmati penjajah," komen@masTenky.

# Terima Kasih ?? Ngak pernah diceritain kakeknya???. Jaman penjajahan Belanda, rakyat kerja rodi, kelaparan. Hasil bumi diusung ke Belanda.

— Siti Noer Cholies (@cholies_siti) 15 Agustus 2017

[video - kerja paksa di jaman penjajahan Belanda]

Sumber: Portal Islam