Dr. Muhammad Arifin Badri : Kiat Memikat Hati Istri Yang Terluka
Kiat Memikat Hati Istri Yang Terluka
Kehidupan rumah tangga kadang kala dibumbuhi dengan berbagai rasa, ria, bahagia, kecewa, marah, dan bahkan sakit hati.
Bagaikan satu masakan, jangan sampai kesalahan dalam memasukkan bumbu, memaksa anda untuk membuangnya.
Segera benahi masakan anda yang kurang enak, dengan menetralisir bumbu yang salah anda campurkan, agar masakan anda kembali bisa anda nikmati. Demikian pula halnya dalam hubungan anda dengan pasangan hidup anda.
Kisah berikut dapat menjadi teladan bagi anda bagaimana caranya anda menetralisir bumbu rumah tangga yang salah kombinasi.
Shafiyah bintu Huyai mengisahkan pengalamannya berkomunikasi dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau berkata
وكان رسول الله صلى الله عليه و سلم من أبغض الناس إلي قتل زوجي وأبي وأخي فما زال يعتذر إلي ويقول : ( إن أباك ألب علي العرب وفعل وفعل ) حتى ذهب ذلك من نفسي
“Dahulu, tidak ada orang yang lebih aku benci dibanding Rasulullah. Ia telah membunuh suamiku, ayahku dan saudara kandungku. Namun beliau terus menjelaskan alasan tindakannya dan meminta maaf kepadaku. Diantara yang beliau katakan kepadaku: “Sejatinya ayahmu menghasut orang-orang Arab agar memerangiku. Sebagaimana ayahmu juga telah berbuat ini dan itu.” Hingga akhirnya kebencian itu benar-benar sirna dari diriku.” (Ibnu Hibban dan At Thabrany)
Pada riwayat lain, Shafiyah radhiallahu ‘anha berkata:
قالت : فما قمت من مقعدي وما من الناس أحد أحب إلي منه
“Tidaklah aku bangkit dari tempat dudukku kecuali penilaianku kepadanya telah berubah dan beliau menjadi orang yang paling aku cintai.” (Abu Ya’la)
Demikianlah sobat, caranya anda mengobati hati pasangan anda yang terluka, membelai jiwanya yang tersakiti.
Percayalah, sesakit apapun dan sebesar apapun luka di hati pasangan anda, bila anda benar benar tulus meminta maaf dan mengobati kesalahan anda dengan kebaikan kebaikan yang anda buktikan kepadanya, niscaya ia akan luluh.
Dan diantara bentuk obat yang sepatutnya segera anda bubuhkan pada hati pasangan anda yang terluka, ialah pengabdian. Jadilah suami atau istri yang pandai memberi dan melayani bukan suami atau istri yang rakus minta dilayani.
Imam Bukhari mengisahkan bahwa tatkala Shafiyah hendak menunggangi onta, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mempersilahkannya untuk naik ke atas punggung onta dengan berpijakkan lutut beliau.
Sobat! Demikianlah salah satu teladan Nabi shallallau ‘alaihi wa sallam dalam melayani istri beliau. Pernahkah anda melakukan hal serupa, semisal membukakan lalu menutupkan pintu kendaraan untuk istri anda?
Selamat mencoba, semoga bermanfaat.
Oleh : Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, MA
Sumber: Moslem Today