Etnis Myanmar Kerap Dibantai oleh Myanmar karena Dunia Mendiamkannya
10Berita~JAKARTA - Sebagaimana Pembukaan UUD 45 yang dimiliki oleh Indonesia, dan sebagaimana amanat yang ada di dalamnya, Pemerintah dapat semestinya dapat bersikap tegas. Tekan negara biadab itu dengan tekanan politik.
"Negara-negara di dunia termasuk Indonesia perlu bersikap tegas sesuai amanat UUD 45 dan Pancasila agar menekan Myanmar secara politik. Bantuan politik itu berupa tekanan dan hukuman tegas dari dunia terhadap rezim pemerintah Myanma yang kehilangan nalar kemanusiaan," usul Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, melalui akun Twitter pribadi miliknya, Selasa (29/8/2017).
Menurut Dahnil, apa yang sedang terjadi di Myanmar adalah tragedi kemanusiaan, di mana negara-negara dunia seolah buta dan tuli menyaksikan kenyataan yang dialami oleh Rohingya. "Bagi saya, apa yang terjadi terhadap etnis Rohingya bukan konflik, tapi pembantaian. Tragedi kemanusiaan yang dibiarkan oleh dunia. Tekanan politik terhadap Aung San Suu Kyi sama sekali tak pantas menyandang gelar perdamaian hadiah nobel perdamaian perlu dilakukan."
Dalam pengalamannya, Dahnil pernah coba ke Myanmar. Tetapi Dahnil mendapati kecurigaan yang cukup tinggi terhadap orang Asing dari pemerintah. "Membantu etnis Rohingya yang tak diakui sebagai warga Negara Myanmar bukan sekedar bantuan logistik, pengobatan, dan lain-lain, tetapi juga bantuan politik.
Etnis Rohingya yang dibantai di Myanmar butuh bantuan politik dari negara-negara di dunia yang terusik nuraninya melihat pembantaian tersebut." (Robi/)
Sumber: voa-islam.com