Gegara Dukung Palestina, Sriwijaya FC Didenda Rp.30 Juta, PSSI Pro Zionis?
10Berita – Denda Rp.30 Juta yang dijatuhkan PSSI kepada Sriwijaya FC menuai kecaman dari berbagai pihak, salah satunya dari pengamat politik Ahmad Zulkarnain.
Menurut Zulkarnain tudingan PSSI bahwa persoalan Palestina merupakan masalah politik yang tidak layak masuk arena sepak bola adalah sesuatu yang mengada-ada.
Palestina itu, papar Zuklarnain. Bukan sema-mata soal politik, namun masalah kemanusiaan sebuah bangsa yang dijajah oleh Israel. Bahkan secara jelas bahwa pesan UUD 1945 menolak segala bentuk penjajahan diatas muka bumi.
“Jadi menurut Zulkarnain, jika PSSI menganggap membela Palestina adalah bentuk pelanggaran adalah salah kaprah. Justru Sriwijaya FC ingin mengamalkan pesan UUD 1945” papar Zulkarnain (7/8).
Zulkarnain menilai bahwa alasan yang disampaikan PSSI mengada-ada dan sebaliknya justru PSSI seharusnya menggalang kekuatan untuk membantu Palestina. Olahraga yang universal itu juga menolak segala bentuk penjajahan.
Lebih lanjut Zulkarnain menegaskan bahwa jangan salahkan publik Indonesia jika membuat kesimpulan bahwa denda Rp.30 juta merupakan bentuk dukungan PSSI kepada Israel.
Senada dengan Zulkarnain, ketua umum Singa Mania, Ariyadi Eko Neori juga mengaku bingung dengan kebijakan PSSI ini. Eko menilai bahwa sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus segera dihapuskan.
“Karena ada di beberapa kota lain dan tidak mendapat denda. Kemarin pun aksi kami tak ada kaitannya dengan politik dan sesuai dengan prinsip bangsa Indonesia. Bahwa sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus segera dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan,” ujar Ariyadi Eko Neori sembari mengutip kalimat dari Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia.
Selain itu, dirinya juga menolak anggapan bahwa aksi suporter Sriwijaya FC ada kaitannya dengan dukungan terhadap satu kelompok tertentu. “Masalah Palestina bukan soal agama. Namun, kalaupun harus dikaitkan, bukankah penindasan kepada sesama manusia tetap tidak dibenarkan oleh semua agama mana pun? Tapi, yang kami bingung, gara-gara aksi solidaritas kami yang dengan tertib kami lakukan, justru berbuah sanksi,” pungkasnya. (kl/pm)
Sumber: Eramuslim