OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 29 Agustus 2017

Lambat Diblokir, Indikasi Saracen Sengaja Dibiarkan Hidup?

Lambat Diblokir, Indikasi Saracen Sengaja Dibiarkan Hidup?

10Berita – Sudah 1 pekan lamanya Polisi RI menangkap pelaku dan mendalami sindikat penyebar ujaran kebencian di media sosial yang dikenal sebagai Grup Saracen. Bahkan untuk melacak siapa saja yang terlibat, penyidik Bareskrim menggandeng PPATK untuk mengungkap siapa penyandang dana dan pemesan konten ujaran kebencian ini.

Akan tetapi ada hal yang aneh dan perlakuan berbeda yang diberikan pihak berwenang terhadap grup Saracen dengan belasan media Islam yang diblokir Kemenkominfo saat demonstrasi memenjarakan penista agama, Ahok pada tahun 2016 lalu.

Meski Polisi telah menetapkan tiga tersangka, hingga kini lembaga Kementerian yang dipimpin oleh Rudiantara baru memblokir situs dan grup Facebook sindikat ini pada hari Selasa (29/08).

Tercatat hingga Senin (28/08) malam, Rakyat Merdeka telah melakukan kunjungan ke sejumlah situs terkait dengan grup tersebut, dan mendapati masih hidup. Sebut saja misalnya portal berita online yang beralamat di sacannews.com (akhirnya diblokir).

Ada pun grup Facebook Saracen Cyber Team hingga dikunjungi pada hari Selasa ini belum juga diblokir.

Sebelumnya pada hari Minggu (27/08) kemarin Pihak Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul menjelaskan bahwa hal ini sengaja dilakukan agar polisi dapat menggali informasi siapa saja yang beraktivitas di sana. “Akun itu memang kita biarkan supaya kita bisa mengetahui aktivitasnya seperti apa. Tentu itu jadi pemantauan kami,” ujarnya.

Untuk perkembangan kasus sendiri, Kombes Martinus Sitompul menerangkan bahwa penyidik telah menemukan data transaksi keuangan yang dilakukan Saracen dalam bentuk temuan sejumlah nomor rekening.

Data itu ditemukan setelah penyidik melakukan pemeriksaan digital forensik terhadap 120 gigabyte (GB) data milik pengelola grup Saracen yang tersimpan di dalam komponen penyimpan data, berupa hard disk drive (HDD) dan flashdisk.

Kombes Martinus Sitompul menuturkan bahwa pihaknya akan melakukan penyidikan lebih lanjut terkait temuan ini untuk mengungkap aliran dana dan sosok yang berada di balik pemesanan konten ujaran kebencian dan bernuansa SARA. (Rmol/Ram)

Sumber: rmol, eramuslim