OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 12 Agustus 2017

Lynne Penasaran dengan Keistimewaan Shalat

Lynne Penasaran dengan Keistimewaan Shalat

10Berita, JAKARTA -- Sebelum menerima hidayah Islam, Lynne M Mcglynn-Aisha menghabiskan sebagian besar hidupnya sebagai seorang ateis dan agnostik. Pengalaman masa lalu yang kelam sekaligus pahitlah yang membuat perempuan itu menolak keberadaan Tuhan.

Dia berkisah, ketika masih kecil, aku kerap pergi ke gereja. Tetapi aku justru dilecehkan dengan sangat buruk oleh pimpinan gereja setempat selama bertahun-tahun, hingga akhirnya aku lari dari rumah ketika berusia 13 tahun. “Sejak saat itu, aku menjalani hidup sendirian,” tutur Lynne membuka kisah hidupnya.

Awalnya, dia menjalani masa kanak-kanaknya dengan baik. Seperti teman-teman sebayanya kala itu, hari-hari Lynne kecil diisi dengan bermain dan suasana penuh tawa. Namun, semuanya berubah ketika dia menginjak umur enam tahun.

Berbagai peristiwa buruk mulai menimpa hidupnya. Mulai dari pelecahan seksual, hingga berbagai penyiksaan fisik dan verbal yang tidak dapat dia ungkapkan dengan kata-kata. Semua kenangan mengerikan itu terus membekas dalam ingatan Lynne sampai hari ini. Malang betul nasibnya, belakangan dia mengetahui jika dirinya ternyata anak hasil korban perkosaan. “Kenyataan ini lebih menyakitkan lagi,” katanya memaparkan. 

Sejak lari dari rumah, mulailah Lynne menjalani kerasnya kehidupan jalanan secara berpindah-pindah dari Kanada, Amerika Serikat, sampai ke Meksiko. Semua pekerjaan buruk pun dilakukannya, mulai dari mencuri, menipu, melacur, mengedarkan narkoba, hingga menjadi pecandu alkohol dan obat-obatan terlarang. Kehidupan semacam itu dilaluinya selama kurang lebih 10 tahun.

Dalam kurun waktu tersebut, batin Lynne selalu diliputi kegundahan. Nasib buruk seolah-olah tidak mau lepas dari hidupnya. Ketika berada di Meksiko, Lynne sempat masuk bui. Di dalam penjara, dia diperkosa beramai-ramai (gang rape) oleh sejumlah oknum polisi federal setempat.

Dalam keterpurukan, ia mengutuk Tuhan dan tak lagi memercayai keberadaannya. “Selama hidup di jalanan, aku mencapai titik nadir paling rendah dalam hidupku,” ungkapnya. 

Sumber: Republika

Related Posts:

  • Perang Pertama antara Islam dan Romawi, Di mana? Perang Pertama antara Islam dan Romawi, Di mana? 10Berita, JAKARTA -- cSyam yang kini meliputi Suriah, ungkap al- Waqidi dalam bukunya yang berjudul The Islamic Conquest of Syria, adalah rumah bagi kebanyakan rasul dibanding… Read More
  • Imam Tabari, Bapak Sejarah Islam Imam Tabari, Bapak Sejarah Islam 10Berita, Abu Ja'far Muhammad bin Jarir at-Tabari (225-310 H/839-923 M), yang lebih dikenal dengan Imam Tabari dikenal sebagai Bapak Sejarah Islam. Ia telah membukakan jalan bagi berkembangny… Read More
  • JIL Ahoker: Membully Poligami Arifin Ilham, Mendiamkan Pesta Gay JIL Ahoker: Membully Poligami Arifin Ilham, Mendiamkan Pesta Gay Berita tentang poligami Ustadz Arifin Ilham dan penggerebekan pesta gay di Jakarta datang hampir bersamaan. Kedua kabar itu disikapi berbeda oleh pentolan JIL … Read More
  • Indahnya Zikrullah Indahnya Zikrullah 10Berita, Oleh: Imam Nawawi Pernahkah terbayang, kehidupan rumah tangga yang semuanya gemar berzikir kepada-Nya? Mulai dari ayah, ibu, hingga anakanaknya. Bagaimana penilaian kita terhadap rumah tangg… Read More
  • Tokoh Kedokteran Muslim dalam Peradaban Islam Tokoh Kedokteran Muslim dalam Peradaban Islam 10Berita, Peradaban Islam telah mengenal ilmu kedokteran. Sejak zaman Rasulullah SAW, ilmu kedokteran merupakan ilmu yang dipelajari dengan seksama. Haris bin Kaladah adalah seor… Read More