Pakar IPB: Impor Garam Jadi Ironi di Negeri Maritim
Solusi dari permasalahan ini, kata Arif, perlunya intensifikasi dan ekstensifikasi. Selain itu, mekanisme penyanggaan harga seperti peran Bulog harus diciptakan.
10Berita– Pakar Maritim dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria, menilai impor garam yang dilakukan pemerintah menjadi ironi di Indonesia yang dikenal sebagai negeri maritim.
Sudah dari dulu, kata Arif, impor barang asin itu terjadi. Dan perhatian pemerintah untuk mengurangi impor garam baru mulai tahun 2011.
“Sejak itu, produktivitas dan produksi meningkat. Memang belum maksimal. Dalam waktu 7 tahun ini ada kemajuan luar biasa,” ungkapnya kepada hidayatullah.com Jakarta, Jumat (04/08/2017).
Mahalnya harga garam di pasaran, menurutnya karena kurangnya stok garam dari petani dan juga musim hujan.
“Memang garam tergantung musim. Dan dalam setahun kita hanya bisa panen selama 6 bulan,” terangnya.
Namun, ujar dia, harus dicek betul berapa sebenarnya stok garam.
Solusi dari permasalahan ini, kata Arif, perlunya intensifikasi dan ekstensifikasi. Selain itu, mekanisme penyanggaan harga seperti peran Bulog harus diciptakan.* Andi
Rep: Admin Hidcom
Editor: Muhammad Abdus Syakur
Sumber: Hidayatullah