OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 13 Agustus 2017

Satu dari 9 Naga Indonesia, Iwan Tjahyadikarta Meninggal Dunia, Begini Sepak Terjangnya


Satu dari 9 Naga Indonesia, Iwan Tjahyadikarta Meninggal Dunia, Begini Sepak Terjangnya


Kabar duka datang dari dunia bisnis. Pengusaha Iwan Tjahyadikarta (Eng Thiong) meninggal dunia pada usia 65 tahun.

Pria yang dikenal sebagai satu dari 9 ‘naga’ Indonesia ini menghembuskan nafas terakhir di Krankenhaus Nordwest, Frakfurt, Jerman, Rabu (9/8/2017), pukul 11:27 waktu setempat atau 16:27 WIB.

Jenazah disemayamkan di rumah duka, Jalan Prapanca Dalam 6 nomor 11, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Iwan Tjahyadikarta ternyata memiliki 5 istri, 13 anak, 4 menantu, dan 12 cucu.
Siapa saja istri almarhum?

Mereka, yakni: Ong Ie Yun, Desiree Lim, Santaly Sri Murty, Mirani Agustina, dan Natasha Ferina.

Sementara ke-13 anaknya, yakni: Anton Tjahyadikarta, Budiman Tjahyadikarta, Christina Tjahyadikarta, Donny Tjahyadikarta, Edward Tjahyadikarta, Feddy Tjahyadikarta, Gabby Tjahyadikarta, Howard Tjahyadikarta, Ignessya Agatha Tjahyadikarta, Justin Micheal Tjahyadikarta, Kelvin Tjahyadikarta, Lyndon Kristofer Tjahyadikarta, dan  Margareth Tjahyadikarta.

Ke-4 menantunya, yakni: Riskawati atau istri dari Anton Tjahyadikarta; Eliz Lo atau istri dari Budiman Tjahyadikarta; Cristian Soeseno Boenarso atau suami dari Christina Tjahyadikarta; dan Emylia Xandria Tjahyadikarta atau istri dari Donny Tjahyadikarta.

Ke-12 cucunya, yakni: Princessa Tjahyadikarta (anak dari Riskawati dan Anton Tjahyadikarta); Precious Pedro Tjahyadikarta (anak dari Riskawati dan Anton Tjahyadikarta); Philbert Formerio Tjahyadikarta (anak dari Riskawati dan Anton Tjahyadikarta); Joseph Truman Tjahyadikarta (anak dari Eliz Lo dan Budiman Tjahyadikarta), ; Michael Krightley Tjahyadikarta (anak dari Eliz Lo dan Budiman Tjahyadikarta); Clinton Maximilian Soeseno (anak dari Cristian Soeseno Boenarso dan Christina Tjahyadikarta);  Ciara Ashley Soeseno (anak dari Cristian Soeseno Boenarso dan Christina Tjahyadikarta); Cailyn Faith Soeseno (anak dari Cristian Soeseno Boenarso dan Christina Tjahyadikarta); Carissa Grace Soeseno (anak dari Cristian Soeseno Boenarso dan Christina Tjahyadikarta); Nathaniel Hayden Tjahyadikarta (anak dari Emylia Xandria Tjahyadikarta dan Donny Tjahyadikarta); Abbygail Summer Tjahyadikarta (anak dari Emylia Xandria Tjahyadikarta dan Donny Tjahyadikarta) dan Isabelle Roselyn Tjahyadikarta (anak dari Emylia Xandria Tjahyadikarta dan Donny Tjahyadikarta).


Sepak terjangnya

Iwan Tjahyadikarta semasa hidupnya adalah satu dari sembilan naga Indonesia.

Usahanya dalah Hotel Alila Pecenongan dimana dia sebagai pemilik, Mal Artha Gading, KIA Indonesia, dan Mazda wilayah Jawa Barat.

Dalam pelbagai informasi yang beredar di dunia maya, ke sembilan naga atau pengusaha tersebut adalah Tommy Winata, Sugianto (Aguan), Arief Prihatna (Cocong), Edi Winata, Kwee Haryadi kumala (A Sie), James Tjahya Riyadi Kumala (Sui Teng), Hari Tanoe Soedibyo, Iwan Cahyadi Karsa (Eng Tiong) dan Johnny Kesuma.

Seperti dilansir dari Majalah Swa, Iwan Tjahyadikarta dikenal sebagai pengusaha Jakarta yang keluar dari bisnis keluarganya untuk membangun bisnis dealer mobil, Sumber Auto Graha pada 1980-an.

Memasuki 1990-an, Iwan Tjahyadikarta merambah bisnis properti. Kemitraannya dengan Yan Mogi dalam SMR Group menghasilkan sejumlah properti, seperti apartemen Mitra Oasis (Allison Residence), Mitra Sunter, Mal Artha Gading, dan Senayan Residence.

Keluarga Tjahyadikarta mempunyai banyak lahan dan sering diajak kerja sama. Salah satunya oleh Agung Podomoro Group untuk membangun Aston Hotel di Braga, Bandung.

Pasangan Iwan-Elfina memiliki tiga putra dan satu putri, hanya anak putra yang dilibatkan dalam bisnis keluarga.

Iwan mempercayakan bisnis properti yang sudah dirintisnya kepada anak keduanya, yaitu Budiman Tjahyadikarta.

Pada 2000, Budiman diminta pulang dari Australia oleh Iwan untuk membantu dalam pengelolaan Hotel Alila di Pecenongan, Jakarta.

Ayah Budiman memiliki gedungnya, sementara paman Budiman menjadi operator hotelnya.

Di tahun 2004, adik bungsu Budiman, Donny Tjahyadikarta bergabung dalam pengelolaan Alila Hotel Pecenongan. Alila Hotel merupakan international chain hotel. Budiman dan Donny mendapatkan peluang untuk belajar mengembangkan bisnis keluarga ketika bergabung di Alila Hotel.

Saat ini Budiman dan Donny sedang mengembangkan bisnis operator hotel bernama Hotel International Management (HIM), yang sudah dimulai sejak 2012. Satu hotel yang mereka miliki dalam bendera HIM adalah Sparks Hotel di Mangga Besar dengan kamar sebanyak 114 buah.

Iwan memang memiliki beberapa lokasi properti yang ingin dikembangkan Budiman dan Donny untuk perhotelan, yang sudah berjalan Sparks Hotel di Mangga Besar.

Siapa Sembilan Naga?

Dalam pelbagai informasi yang beredar di dunia maya, ke sembilan naga atau pengusaha tersebut adalah Tommy Winata, Sugianto (Aguan), Arief Prihatna (Cocong), Edi Winata, Kwee Haryadi kumala (A Sie), James Tjahya Riyadi Kumala (Sui Teng), Hari Tanoe Soedibyo, Iwan Cahyadi Karsa (Eng Tiong) dan Johnny Kesuma.

Saat riuh Pilkada DKI Jakarta, Cawagub Sandiaga Uno mengaku disarankan untuk tidak maju oleh pengusaha sembilan naga.

"Semua pengusaha saya datangi, termasuk sembilan naga. Semua bilang jangan maju. Kenapa, karena mereka tahu saya tidak bisa dikontrol,"ujar Sandiaga dalam diskusi di sekretariat Komite Jakarta Tentram, Jakarta Selatan, Minggu (12/9/2016).

Walaupun disarankan untuk tidak maju, Sandiaga atau yang akrab dipanggil Sandi itu memutuskan untuk tetap maju. Setelahnya, ia akui banyak yang menudingnya sebagai pengusaha boneka, yang maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta, mewakili kelompok tertentu.

"Padahal saya tidak meminta sepeser pun dari pengusaha. Jadi dia hembuskan ini pengusaha boneka, ada kepentingan," ujar Sandi.

Sandi menduga karena ia dikenal tidak bisa diatur, maka segala macam upaya dilakukan untuk mengganjal langkahnya, termasuk dengan menghembuskan isu pengusaha boneka yang hendak maju menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Di bilang pengusaha boneka lah, apa lah. Padahal korupsi itu ada yang ngurus, pengadilan. Pernah nggak saya dipanggil pengadilan saya belum pernah, (jadi) saksi saja saya nggak pernah," ujarnya.

Sebelumnya saat Pilpres 2014, antara Jokowi dan Prabowo isu 9 Naga juga mencuat. Disebut-sebut Jokowi didukung 9 Naga.

Dalam acara ILC (Indonesia Lawyers Club) tanggal 21 Oktober 2014, Kwik Kian Gie mengungkapkan kepihatinannya akan isyu tentang 9 taipan yang mengendalikan Presiden Jokowi.

Daftar sembilan orang kaya yang lalu dijuluki 9 taipan itu pun beredar di internet. Banyak pihak yang lalu menyebar isu bahwa 9 taipan yang dimaksudkan oleh Kwik Kian Gie adalah 9 naga.

Mereka adalah orang-orang Tionghoa paling kaya di Indonesia. Mereka adalah para pemimpin mafia Tionghoa Indonesia. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekayaannya.

Penulis Kompasiana, Haihai Bengcu, menulis 9 Naga adalah judul film drama kriminal yang beredar tahun 2006. Ceritanya tentang tiga orang sahabat sejak kecil yang mencari nafkah sebagai pembunuh bayaran.

Namun 2009-an muncullah iyu mafia 9 naga.

Konon, ada 9 naga mafia yang petantang-ptenteng tanpa lawan di Indonesia. Katanya, selain perusahaan-perusahaan resmi mereka juga menguasai penyelundupan, perjudian, pemerasan, korupsi bahkan narkoba.

Soal isu sembilan naga, Tommy Winata pada tahun 2011 lalu mengungkap fakta sebebarnya tentang kabar geng sembilan naga yang dibuat oleh dua koran Australia The Age dan Sydney Morning Herald.

"Nah dengan yang namanya sembilan naga dan segala macam, saya pun kalau memang nanti yang menulis atau menyatakan itu ada, saya tanya ke dia, dasar apa dia menyebutkan itu? Kalau under water saya mengerti karena kerjaan saya hampir setiap bulan di laut," ungkap Tomy dalam jumpa pers di Hotel Borobudur, Jakarta, Mingu (13/3/2011) petang.

"Bukannya saya guyon tapi memang saya juga bingung. Tuduhan sembilan naga juga saya kira mereka terkesima dengan cerita-cerita soal yang orang bilang lucu-lucu," tegasnya.

Selain itu, Tomy mengaku tidak pernah memenuhi undangan resmi. Apalagi kegiatan santai seperti ngerumpi di tempat-tempat yang tidak jelas.

"Jadi saya benar-benar bingung dengan istilah sembilan naga itu. Saya kira itu mungkin hanya imajinasi mereka sendiri. Berpikir terlalu tinggi tentang diri saya. Udah gitu imajinasi tersebut dicantumkan sebagai keyakinan yang seolah-olah itu benar. Dan itulah muncul tuduhan-tuduhan yang cenderung merugikan image kami. Itulah kira-kira gambaran yang bisa saya sampaikan," imbuh Tomy. []

Sumber : tribunnews.com