OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 14 Agustus 2017

Wanita yang Hijrah Dua Kali

Wanita yang Hijrah Dua Kali

10Berita, JAKARTA -- Nama lengkapnya Asma binti Umais bin Ma'd bin Tamim bin al Haris bin Ka'ab Malik bin Quhafah. Namun, ia biasa dipanggil dengan Ummu Abdillah. Umais seperti yang dikisahkan dalam 100 Muslim Terhebat memiliki sikap teguh laksana gunung. Beliau dalam sejarah dikenal sebagai sahabiyah yang tidak memiliki keraguan dan kebimbangan.

Asma adalah istri Jafar bin Abu Thalib RA. Asma termasuk wanita pertama yang ikut berhijrah. Asma turut berhijrah bersama suaminya menuju Habasyah. Ia rela merasakan pahit getir hidup di pengasingan. Suaminya Jafar adalah juru bicara kaum Muslimin saat mengadap Raja Habasyah, An Najasyi.

Di Habasyah, Asma melahirkan tiga putra, yakni Abdullah, Muhammad, dan Aunan. Abdullah sangat mirip dengan ayahnya. Jafar sendiri yang masih sepupu dengan Nabi disebut mirip dengan Beliau SAW. Hal ini yang menggembirakan hati Asma.

Ketika Rasulullah SAW memerintahkan kaum Muslimin hijrah ke Madinah, kabar ini sampai ke kaum Muslimin di Habasyah. Mereka menyambut berita ini dengan gembira. Karena mereka akan bergabung dengan kaum Muslimin yang diterima di tanah Yatsrib.

Namun, baru pada tahun ketujuh Hijriyah, Asma bersama Jafar dan kaum Muslimin di Habasyah menyusul kaum Muhajirin ke Madinah. Saat rombongan kaum Muslimin dari Habasyah datang, kebetulan Rasulullah SAW baru saja pulang dari Khaibar. Beliau sangat gembira bertemu dengan Jafar sehingga karena kegembiraannya Beliau berkata, “Aku tidak tahu mana yang menyebabkan aku gembira, apakah karena kemenangan di Khaibar atau karena kedatangan Jafar?”

Asma lalu masuk ke rumah Hafsah binti Umar. Tatkala itu Umar masuk ke rumah Hafsah, sedangkan Asma berada di sisinya. Lalu Umar bertanya kepada Hafsah, siapakah wanita ini? Hafsah menjawab dia adalah Asma binti Umais. Lalu Umar bertanya lagi, “Inikah wanita yang datang dari negeri Habsyi di seberang lautan?” Asma menjawab sendiri, “Benar”.

Umar kembali berkata, “Kami telah mendahului kalian berhijrah bersama Rasulullah SAW, maka kami berhak terhadap diri Rasulullah daripada kalian.”

Mendengar perkataan itu Asma tidak kuasa menahan gejolak jiwanya sehingga ia berkata, “Demi Allah tidak. Kalian tidak bersama Rasulullah SAW, sedangkan Beliau memberi makan kepada yang kelaparan di antara kalian dan mengajarkan bagi yang masih bodoh di antara kalian. Adapun kami di suatu negeri atau bumi yang jauh dan tidak disukai, yakni Habsyi, dan semua itu ada demi ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya”.

Asma diam sejenak kemudian berkata, “Demi Allah aku tidak makan dan minum sehingga aku laporkan hal ini kepada Rasulullah SAW”. 

Tatkala Rasulullah datang maka Asma berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Umar berkata begini begitu”. Lalu Rasulullah SAW bertanya kepada Umar apa yang telah dikatakan kepada Asma. Umar menjawab, “Aku mengatakan begini begitu.”

Rasulullah berkata kepada Asma, “Tidak ada seorang pun memiliki diriku melebihi kalian. Adapun ia (Umar) dan para sahabat berhijrah satu kali, tetapi kalian telah berhijrah dua kali.”

Mendengarkan pernyataan berbunga-bunga, hati Asma sangat gembira. Lalu ia sebarkan berita tersebut kepada khalayak hingga orang-orang mengerumuninya untuk meminta penjelasan lebih lengkap tentang kabar tersebut.

Sumber: Republika