OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 04 September 2017

Begini Kronologis Tragedi Rohingya di Rakhine

Begini Kronologis Tragedi Rohingya di Rakhine


Pemerintah Indonesia selama ini cukup banyak memberikan perhatian terhadap kondisi Myanmar. Bahkan sebelum kejadian pembantaian muslim Rohingya atau konflik Rakhine.

Pemerintah sendiri sudah membangun beberapa sekolah di negara tersebut. Hanya saja sejak kejadian pembunuhan massal membuat sekolah-sekolah itu terpaksa tidak beroperasi.

Duta Besar Indonesia untuk Myanmar Ito Sumardi mengungkapkan, saat ini kondisi di Rakhine memang sedang tidak aman.

“Sekolah-sekolah yang dibangun Indonesia sementara tidak beroperasi,” ucapnya saat dihubungi kemarin.

“Bahkan, salah satu hotel di Rakhine State dijadikan basis operasi aparat setempat,” jelasnya.

Ito mengungkapkan, konflik di negara bagian Rakhine itu berawal dari serangan milisi yang tergabung dalam ARSA terhadap pos-pos polisi di Rakhine State.

Pengungsi Rohingya yang kini tinggal di apartemen sederhana di Purpo Agro, Sidoarjo, Jawa Timur. Foto via Jawa PosSelain itu, pos militer pun ikut diserang dan mobil-mobil polisi dibakar juga oleh milisi.

Yang lebih mengerikan, penduduk juga diserang. Terutama mereka yang dianggap bagian dari pemerintah Myanmar.

“Komunitas Islam, Buddha, Hindu, semua diserang. Padahal, serangan Oktober 2016 tidak sampai menyasar permukiman penduduk,” lanjutnya.

Mantan Kabareskrim Polri itu menjelaskan, saat ini aparat yang dibantu pasukan kiriman dari Naypyidaw sedang berupaya menguasai kembali rumah-rumah penduduk.

“Dugaannya, konflik itu bermotif politik. Sebab, milisi ingin menjadikan wilayah yang dihuni etnis Rohingya sebagai negara sendiri,” ucap Ito.

Alhasil, etnis Rohingya yang tidak berafiliasi dengan milisi maupun penduduk lainnya terkena imbas.

Mereka harus mengungsi karena rumah-rumahnya dibakar. Situasinya mencekam setiap hari.

“Sekarang yang dari ARSA ini sudah menggunakan ranjau dan sudah punya gua-gua perlindungan. Bantuan makanan PBB untuk penduduk Rohingya sudah menjadi logistik mereka saat ini,” jelasnya.

Ito menjelaskan, ARSA merupakan milisi dari etnis Rohingya yang berafiliasi dengan Al Qaeda.

Tidak sedikit anggota kelompok tersebut yang merupakan lulusan kamp-kamp Al Qaeda dan semakin kuat karena sudah menyatu dengan masyarakat setempat.

Sumber: pojoksatu.id